Beranda / Fantasi / Healer Kesayangan Sang Duke / Episode 18 : Cincin Bintang Senja

Share

Episode 18 : Cincin Bintang Senja

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa ... apa yang sudah kau lakukan!" kedua mata Aricia membelalak dengan wajahnya yang merah seperti kepiting rebus. Aricia masih tak menyangka jika Duke melayangkan ciuman padanya, apalagi wajah Pria berambut pirang itu masih sama datarnya. Aricia jadi kesal karena itu ciuman pertamanya.

Aricia memalingkan wajahnya karena kesal. "Kau mencuri ciuman pertamaku!"

"Kalau begitu, aku merasa terhormat," sahut Duke.

"Kau benar-benar gila," cibir Aricia.

Duke melirik Aricia yang salah tingkah dan marah padanya, menurutnya Aricia menggemaskan. "Kau bisa mengatakan semua yang kau mau padaku," ucap Duke.

"Kau melakukannya dengan sengaja karena bercanda,"

"Aku menghargai setiap usaha kerasmu, setiap keinginanmu dan sikapmu yang bergerak mendahulukan orang lain daripadamu, sehingga aku anggap ... aku menyukaimu,"

Bunyi kembang api memecahkan keheningan lagi, sorak rakyat dan warna-warni kembang api di gelapnya malam. Festival indah ini dan malam ini, Aricia malah disuguhkan dengan ucapan Du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 19 : Serangan Para Serangga

    "Sebenarnya aku kesal karena serangga-serangga itu menganggu kencan kita," ucap Duke."Aku masih tidak habis pikir denganmu, Victor," celetuk Aricia dengan mendengkus kesalnya. Duke langsung meraih pinggang Aricia agar mendekatinya, ia menghirup cerukan leher mulus Aricia sembari berbisik. "Ini tugasku untuk melindungi rakyatku sementara tugasmu mendukungku." Duke berbisik.Aricia meremang, ia buru-buru menghindari Duke. "A-apa maksudmu?" elak Aricia. "Tugasku juga untuk membasmi serangga-serangga itu," sahut Aricia tak terima, karena ini Quest yang harus ia selesaikan demi menghindari pinalti yang buruk."Aricia ... berdirilah dibelakang, sembuhkan yang terluka dan berlindung," ucap Duke sembari menghadang gerombolan Serangga yang menyerbu. Duke Victor, keturunan dari naga api suci. Tidak ada yang tahu asal-usul kekuatan suci itu berakhir padanya namun kabarnya Duke terdahulu memiliki asmara dengan salah seorang keturunan Naga Api Suci kemudian berakhir memiliki anak haram, dia ada

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 20 : Duke Punya Alergi

    "Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" tanya Aricia sendu sendiri. Ia mengambil kain di dahi Duke kemudian kembali merendamnya pada air dingin namun sebelum itu Duke mendekati pria yang pulas itu.Aricia mendekatkan dahinya pada dahinya Duke. "Panasnya sudah reda," ucap Aricia. "Kenapa kau menempeli wajahmu padaku?""Wuah!" Aricia terperanjat kaget sampai ia melompat mundur. Aricia heran menatap Duke yang menduduki dirinya diranjang sembari memengangi kepalanya. Pria itu mengeram sexy dengan suara serak khas bangun tidur. Aricia menegak salivanya sendiri sembari meletakkan kain kompresnya. "A-aku akan siapkan sarapan," ucap Aricia buru-buru keluar dari kamar Duke. Aricia memang meracau, Duke yang mendengar ucapan Aricia yang hendak membuatkan sarapan untuknya hanya bisa terkekeh seorang diri. "Dasar Healer yang payah," gumamnya. Pria itu pun kembali merebahkan dirinya sembari menatap langit-langit kamarnya itu.Ia teringat lagi kejadian yang lalu. Ia melihat sendiri Aricia menguarka

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 21 : Persoalan Cinta itu Rumit

    “Baik, Alphonse ... Aku ingin memberikan berkas laporan dari Duke Victor karena ia berhalangan hadir, Duke sedang sakit.”“Terima kasih sudah bekerja keras atas misimu Aricia.”“Bukan masalah Alphonse, juga demi kesetiaanku terhadap Duke.”Alphonse mendadak membuka kedua matanya dan menatap Aricia yang berdiri tak jauh darinya. “Boleh kuminta sesuatu?”“Apa itu?”“Kemarilah ...,"“Kemarilah," ucap sang Pangeran sembari beranjak duduk. Dia menepuk-nepuk bangku yang kosong disampingnya. Memerintah Aricia untuk duduk disana.Aricia pun mengikuti permintaan sang Pangeran. Dia duduk disana, kemudian sepasang iris violet Aricia terkejut ketika Alphonse Caleum membaringkan kepalanya diatas sepasang paha Aricia yang terduduk. “A-ah ... uhm ... Y-yang mulia?” Gugup Aricia.Pangeran Alphonse malah merebahkan dirinya dengan santai, dia kembali memejamkan kedua kelopak matanya. “Cuaca hari ini bagus bukan?” tanya Pangeran Muda itu kepada Aricia.Aricia membungkam, tindakan seperti ini tidaklah p

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 22: Siasat Licik Ratu Clara

    "Dengan membiarkannya kembali ke Helian, kau pikir ini bukan penghinaan bagiku?" "Aku sungguh tak menyangka, bangsawan rendahan itu berani menghinaku!" Ratu Clara yang cantik jelita itu menampaki raut wajah aslinya yang begis. Ia murka seorang diri di dalam ruangannya yang mewah dan bergemilang harta itu. Ia berbicara dengan cermin yang memantulkan bayangan dirinya. "Rever bahkan juga jatuh cinta padanya, sekarang Duke dingin dari Utara Helian itu pun sama, padahal apa bagusnya Tikus Got itu!" bentak Ratu Clara murka. "Yang Mulia, hamba melaporkan ... hari ini Healer Gracewill baru saja mendatangi Istana Helian," ucap Suara Seseorang dari luar pintu ruangannya. Pranggg! Ratu Clara melempar gelas kaca yang semula terletak di atas nakas meja. Napasnya menderu dan dadanya naik turun usai mendengar laporan itu. Ia bahkan diam-diam menyuruh orang suruhannya mengawasi Aricia dan kini Ratu Clara semakin dengki karena Istana Helian mengundang Aricia, ia tahu jika Aricia begitu dihargai

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 23 : Bertemu Para Dewa

    "Aricia!"Aricia terkejut kala Pria bermata biru itu mendatanginya. "Bukannya kau sedang berpatroli?" celetuk Aricia."Benar, aku memang sedang bekerja," jawab Duke Victor.Aricia memutarkan kedua bola matanya dengan malas sembari memalingkan wajah kesalnya. Bucin kelewatan, batinnya. "Hari ini, kau tampak cantik," ucap Duke Victor sembari melangkah mendekati Aricia."Aku salut padamu masih bisa mengenaliku dengan penampilan seperti ini," sahut Aricia. Mengingat penyamaran warna mata dan rambutnya jadi berbeda. Ia meraih dagu Aricia agar Aricia menatapnya karena semula Aricia hanya memalingkan wajahnya. Aricia mendadak menatap Pria itu yang sudah duduk di depannya dengan ekspresi menyebalkan. Aricia semula ingin melakukan penelitian kecilnya mengenai dunia ini dan mencari tahu informasi mengenai dirinya namun tanpa disangka malah bertemu dengan Duke di kota."Aricia ... aku masih akan berpatroli, jadi kau mau ikut atau menunggu di Istana?" Duke Victor bertanya sembari menatap kedua

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 24: Takdir Besar

    "Aku tahu kedudukanku wahai Dewa, tapi aku merasa dipermainkan atas ketidaktahuanku yang harus terbiasa dengan hidup dari Gadis Healer yang tidak bersalah ini," sahut Aricia berani."Lantas ... apa yang akan membuatmu sudi mengemban tugas ini, Wahai Anakku, Healer?" tanya seorang Wanita berambut hijau cerah.[Dewi Penyembuhan, Panacea][Entitas kuat berusaha membuat kontak jiwa dengan Player?][ya/tidak]Aricia menghela napas cukup panjang, ia tak menduga sosok Dewi hendak menjalin kontak jiwa dengannya. Semua ini pasti ada alasannya tersendiri. "Sejak awal kedatanganku pada dunia ini, Dewi Verdandy mendengar keluhanku atas ketidaktahuan ini sehingga untuk membalas budinya, aku akan mengikuti Dewi Verdandy," putus Aricia."Tapi kau menyangkalnya?" sahut Dewi Panacea.Aricia mengangguk memang semula dia menyangkal perkataan Dewi Verdandy. "Aku hanya merasa tidak adil oleh kematian Aricia Sang Healer legendaris ini harus digantikan olehku," ucap Aricia.Wanita berambut hijau itu mengula

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 25 : Lengah Memberi Celah

    "APA!" jerit Aricia sembari beranjak berdiri dengan cepat, alhasil ia terjatuh dari tempat tidur sehingga bokongnya langsung menemui kerasnya lantai. Aricia meringis nyeri usai kecerobohannya sendiri tapi Pria bertelanjang dada itu jauh lebih mengejutkannya.Duke Victor terbangun sembari mengucek kedua mata birunya. Ia menatap Aricia dengan mata kantuknya. "Kenapa kau di lantai?" tanya Duke."Dasar bodoh!" bentak Aricia dengan wajah merah padam sembari melempar bantal gulingnya pada Duke Victor.Duke kembali merebahkan tubuh kekarnya itu. "Tidak perlu cemas, kemarin kau tidur duluan jadi aku juga ketiduran di sampingmu, bukan hal yang besar." Duke berucap sembari memiringkan tubuhnya kemudian menatap Aricia yang masih duduk ria di lantai. "Atau jangan-jangan, kau memang mengharapkan sesuatu terjadi diantara kita?" goda Duke dengan tampang datarnya."Cih, dasar gila!" bentak Aricia sembari beranjak berdiri. Aricia segera keluar dari ruang kamar itu, ketika menyadarinya ternyata Aricia

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 26 : Perasaan Kecewa

    "Tak heran jika jasa para Healer sangat fantastis karena para Healer harus membayar pajak besar dengan upah yang sedikit, mengingat para penyembuh hebat hanya ada di Plumeria." Davis melirik Aricia dengan tatapan yang sulit diartikan itu. "Kenapa?" ketus Aricia heran. "Belakangan ini aku juga sering melihat surat dari lambang kerajaan Plumeria, apa kau tahu soal itu?" tanya Davis. Aricia menggeleng meski Duke tidak pernah menceritakan prihal Ratu Clara padanya namun semua ini cukup aneh. Tak lama seorang Pria menawan mendekatinya dengan senyum lebarnya itu. "Aricia! Ya Tuhan apa kabarmu?" tanya Pria itu tak lain Ksatria Rever. Aricia tahu jika Ksatria ini selalu bersikap seolah-olah dia mengenal baik Aricia, masalahnya ingatan Healer Legendaris Aricia tidak membekas di Aricia alias Aricia Ahinsa dari dunia masa berbeda ini. “Kau mengenalnya?” tanya Davis berbisik. Aricia tersenyum canggung. “Tidak, tapi dia mengaku sahabat kecilku,” jawab Aricia tak kalah berbisik. Davis mengang

Bab terbaru

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 73 : True Ending

    "Sungguh? bagaimana diriku saat itu?" tanya Victor dengan santai."Anda ... salah satu cara keabadian dari Iblis yang gagal didapatkan," jawab Aricia. "Aricia kau tahu, aku benci dongeng ...," ucap Pria itu segera Aricia sela."Dan aku mencintaimu, di versi apa pun itu!" jerit Aricia sembari memundurkan langkahnya. Kedua matanya membelalak karena menatap hal yang tak dapat ia percayai, ia baru saja mengungkapkan perasaannya karena rasa rindu menghantui dirinya. Aricia terisak sendiri. "Aku menderita karena harus berpisah darimu meskipun semua ini karena kebodohanku," ucap Aricia. Aricia berlutut sembari terus terisak. "Meski kau menipuku, memakai wujud dan rupanya, berbicara dengan suaranya, tapi ... aku ....," ucap Aricia tertahan. Ia menyeka air matanya sendiri. "Kau tetap licik, menggunakan penderitaanku untuk menjebakku Iblis!" bentak Aricia. Wajah Aricia menanggah, ia menatap sosok Victor Katsh Braun yang sedang menyeringai tipis padanya. Bagaimana Aricia baru bisa menyadariny

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 72 : Gagal Abadi

    "Memangnya kenapa?" "Jika benar maka kau tak dapat luput dari hadapanku,""Ya, kenapa?""Demi membuktikan jika dongeng turun temurun itu benar maka jika Healer Gracewill bereinkarnasi maka keluarga Katsh Braun bertanggung jawab atas keselamatannya," "Tidak perlu,""Kalau begitu bagaimana jika kita menikah saja?""Apa katamu?!" kedua mata Aricia melotot sempurna. Sudahlah kembali pada hidup yang tak diinginkan tapi ia dijebak lagi untuk menikah dengan Victor lagi. Sejenak saat itu Aricia terdiam, dia pernah menolak Victor meski bertolak belakang dengan perasaannya. "Beri aku waktu untuk memikirkannya," ucap Aricia. Victor Katsh Braun mengangguk. Ia beranjak berdiri untuk pergi dari ruang perawatan ini. Pria itu sempat menatap Aricia sejenak. Samar-samar benaknya menampilkan kilas sosok wanita yang mirip dengan Aricia meski ia sendiri yakin belum pernah bertemu dengan Aricia. "Tuan Braun?" tanya Aricia menatap Pria yang melamun di hadapannya itu.Victor menggeleng. "Maaf, aku akan p

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 71: Kehidupan Tak Diinginkan

    "Aku mengenalmu, jauh sebelum kau bertemu denganku," ucap Aricia. Perasaannya bergemuruh tentu saja, sosok lelaki yang membuatnya cinta setengah mati dan juga membuat Aricia rela mengorbankan dirinya. Aricia sendiri meragukan arti perasaannya pada Victor tapi saat kehidupan itu ditinggalkan kemudian kembali, justru Victor kembali hadir pada sosok Pria ini.Victor Katsh Braun hanya memandangi Aricia dengan heran. Dia tak kenal Aricia sebelum Erika yang mengenalkan Gadis yang hendak bekerja sebagai perawat neneknya itu. "Jangan menatapku begitu, kau seperti orang patah hati padahal aku baru pertama kali bertemu denganmu," ucap Victor dengan nada dingin meskipun suaranya berat. "Lantas kenapa?!" sahut Aricia menginggikan suaranya. "Kenapa? apakah kau mau uang untuk membalas budi jasamu?" sahut Victor tak mau mengalah. Aricia malah menatap geram Victor. Di dunia yang ia kenal, Victor Frederick Ashkings memanglah pria yang arogan. Seharusnya ia terbiasa tapi ini dunia asalnya. Bagaimana

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 70 : Reset

    [Sistem akan melakukan reset pada protagonis]"Eh? apa maksudnya? apakah aku selesai?" tanya Aricia yang bergumam dalam kehampaan itu. Aricia terdiam mendapati dirinya di ruang hampa. Aricia menatap keheningan semua ini. Ia seorang diri kemudian beranjak berdiri. "Aku di mana?" Aricia bergumam seorang diri. Aricia menatap cahaya-cahaya yang berkilau ke sekitarnya kemudian berkumpul membentuk sosok seorang wanita yang bercahaya. Aricia bahkan tak bisa melihat jelas rupa wajahnya. "Siapa kau?" tanya Aricia."Aku selama ini membimbingmu," jawab Wanita itu.Kedua mata Aricia membulat sempurna. "Kaukah Sistem?" Aricia menunjuk Wanita itu. Sang Wanita hanya mengangguk pelan. Sekujur tubuhnya hanyalah cahaya, sampai ia mendekati Aricia kemudian menyentuh pipi kanannya. "Kau memilih Ending yang menyakitkan dirimu sendiri, Aricia." Sang Wanita berucap sembari membelai wajah Aricia. "Kalau begitu, apakah semua orang yang mengenalku sudah melupakanku?" tanya Aricia bernada sendu. Ia memikirkan

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 69 : Protagonis Utama Yang Mati

    "Kalian datang berdua?" Ratu Clara bertanya dengan nada angkuhnya. Ia duduk di singasana hitam, istana yang sudah suram dan banyak monster besar yang menjadi bawahannya. Sekejab mata, Plumeria yang putih sudah jadi gelap. Aricia berdiri di sebelah Victor, Duke yang seharusnya tak perlu bersikap sejauh ini. "Aku berniat mati sendiri, asal kau tahu." Aricia berceletuk sembari tersenyum kecil. "Katakan, bagaimana cara memulihkan semua kekacauan yang kau buat, bedebah!" bentak Aricia yang langsung merubah raut wajahnya.Ratu Clara tertawa terbahak-bahak. Ia menertawakan Aricia yang berani menantang mautnya sendiri. "Clara sudah tiada, aku baru saja melahap habis jiwanya seperti yang ia inginkan ... dia hanya mau kematianmu!" bentak Ratu Clara sembari menuruni singasananya. Aricia langsung waspada. "Victor, aku tak mau kau yang berkorban," tegas Aricia.Duke Victor tertegun mendengar ketangguhan Aricia. Seorang Wanita yang berdiri lebih dulu di depannya bagaikan ksatria yang tangguh. Sek

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 68 : Takdir Masa Depan

    "Tabib Agung ... Helian memberi sinyal meminta bantuan!" "Victor!" teriak Aricia panik. Ia mengabaikan deretan para bangsawan yang menatap Aricia. Saat itu Aricia merasakan jika tangannya digenggam oleh Tabib Agung Gilovich. Aricia langsung menoleh mendapati wajah cemas dari Pria Tua itu. "Guru, anggaplah aku manusia dari antah berantah ... yang telah siap mati," ucap Aricia tersenyum lembut. Tabib Agung Gilovich menggeleng. "Belati itu masih bisa menyegelnya tapi kekasihmu jadi kunci keabadiannya," sahut Pria itu."Aku tahu, aku tahu." Aricia menurunkan tangan Sang Tabib. "Aku tak akan mengambil takhta, aku tidak tahu apakah aku masih hidup usai berhadapan dengan Ratu kalian ... sebaliknya, carilah garis keturunan yang aku yakin masih ada," perintah Aricia dengan suara mengalun lembutnya. Aricia keluar dari Markas Penyembuh. Ia menghela napas, terasa penat karena semuanya tak kunjung usai. Aricia berhenti di depan gerbang Plumeria. Ia merasakan angin senja berhembus pelan membelai

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 67 : Pengorbanan

    "Apa yang sedang kau coba katakan?" tanya Aricia. "Berhenti membuatku penasaran.""Aku ... jantung seorang Naga Suci dapat membuat Iblis hidup abadi sekaligus mendapatkan tubuh manusianya," "Apa!" kedua mata Aricia membelalak. Ia mendadak melangkah mundur. Ternyata usaha kerasnya menghunus belati peninggalan Ellis Francielli sebuah kesia-siaan. "Rever tewas untuk harga yang sia-sia," ucap Aricia dengan suara yang bergetar. Penyesalan dan merasakan diri sendiri yang salah menjadi-jadi karena semua itu Aricia berlari keluar dari kediaman Ashkings. "Aricia!" teriak Duke Victor hendak menghentikannya tapi mengurungkan niatnya.Davis yang sejak tadi telah kembali hanya bisa menatap prihatin tuannya itu. "Sire ... alangkah lebih baiknya kita membiarkan Healer menenangkan dirinya, Ksatria Rever orang yang cukup dekat dengan Healer jadi wajar jika dia berduka," ucap Davis. Duke kembali duduk di kursi kayu kemudian menompang dahi dengan kedua tangannya sembari menunduk. "Seharusnya aku kata

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 66 : Tidak Seutuhnya Sirna

    Tiga hari seorang Aricia terbaring tak sadarkan diri. Pagi ketika matahari menaiki permukaan angkasa semesta sosok Aricia membuka kedua kelopak matanya. Ia terbangun dengan keadaan tubuh seutuhnya terasa nyeri. Gadis itu mengerang pelan sembari menduduki dirinya. Ia menyibak rambut hitam panjangnya."Seingatku rambutku itu masih pendek?" tanya Aricia seorang diri dengan suara serak paraunya. Tenggorokannya terasa sakit. "Aku haus, butuh air." Aricia berucap sembari beranjak berdiri. Tubuh rampingnya memakai gaun tidur dengan jubah yang menutupi kedua lengan polosnya. Aricia berjalan keluar dari kamarnya. Ia berada di kediaman Ashkings dengan tatapan heran. "Bukannya kediaman ini hancur oleh ulah Ratu Clara," ucap Aricia sendiri. Tak lama ia mendapati Duke tengah menyeduh teh. Aricia tersipu karena Pria itu yang biasanya berpakaian resmi dan formal kini menggunakan kemeja putih yang sebagian lengannya digulung hingga ke sikunya. "Duke ... aku," ucap Aricia tertahan."Oh, iya, selamat

  • Healer Kesayangan Sang Duke    Episode 65: Cinta yang Buta

    Ratu Clara tiba di istana dengan wajah masamnya. Seisi istana masih belum menyadari jika Sang Ratu sudah terpengaruh oleh iblis termasuk Ksatria Rever. Ratu tiba menatap Ksatrianya yang sibuk karena penyeranga diseluruh penjuru kota yang ada di Plumeria. Pria itu langsung mendatangi Ratu kemudian menggengam tangannya."Ya Tuhan, kemana saja Anda sedari tadi yang mulia?" tanya Ksatria Rever dengan cemas.Ratu Clara sudah buta mengenali segalanya. Selain perasaan benci yang teramat sangat dengan Aricia. "Apakah kau mencemaskanku?" tanya Ratu Clara.Pria itu mengangguk kemudian mendekap Sang Ratu. "Clar bagaimana bisa aku tidak mencemaskanmu sementara Sang Iblis di luar sana sudah mulai memporak-porandakan Plumeria?" Ksatria Rever berbalik melontarkan pertanyaan dengan senyuman hangatnya. "Apa yang sudah kau lakukan?" celetuk Ratu Clara sembari menepis tangan Ksatria Rever. Ia mengamuk tanpa sebab sembari mengayunkan kedua tangannya yang telah berupa cakaran tajam. Ratu Clara yang kehil

DMCA.com Protection Status