Mereka langsung menggeleng dan tidak berani menjawab.Hazel tersenyum dingin, lalu mengulurkan tangannya ke salah satu dari mereka. "Kemarikan."Dia adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan kacamata berbingkai hitam, orang yang paling keterlaluan saat memaki Hazel.Pria itu mundur dua langkah dan berpura-pura terlihat tidak bersalah. "Bu Hazel, mau apa?""Kamu ingin aku minta seseorang buat menggeledahmu?" Hazel mengangkat tangannya, sorot matanya menunjukkan sedikit kemarahan.Pria itu ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya mengulurkan ponselnya.Hazel mengambilnya, lalu membuka salah satu video di dalamnya.Dalam video tersebut, punggung Hazel menempel di bagian depan mejanya dan tubuh Yudhis yang tinggi besar menyelimuti dirinya, membungkuk seolah-olah akan menciumnya.Mungkin karena sudut pengambilan gambar, posisi keduanya terlihat ambigu.Hazel menggertakkan gigi dan bertanya, "Dari mana kamu mendapatkan video ini?"Pria itu menundukkan kepalanya dan tidak menjawab."Katakan!"
Hampir semua orang terdiam dan menanyakan apa yang telah terjadi.Dalam sekejap, forum menjadi kacau dan ribut.Tepat pada saat itu, sebuah pesan tiba-tiba muncul di kolom komentar. "Menurut sumber yang bisa dipercaya, semua pesan yang kita unggah di forum sudah dilihat oleh Bu Hazel. Kalian harus berhati-hati!"Kalimat ini secara langsung memicu kegemparan di hati semua orang.Mereka panik dan mengklik beranda mereka, ingin segera menghapus apa yang sudah mereka tuliskan mereka.Meskipun saat mengirim pesan itu mereka merasa sangat puas, bagaimanapun juga, Hazel adalah presdir JY Group, orang yang membayar gaji mereka.Kalaupun mereka berani, mereka hanya akan berani bergosip di belakang Hazel.Namun, semua orang terkejut saat mengetahui kalau pesan yang telah mereka kirimkan tidak bisa dihapus.Bahkan mereka tidak bisa menghapus akun mereka.Pada saat itu, hampir semua orang tercengang. Saat ini, hanya ada satu pikiran yang tersisa di benak mereka! Semuanya sudah berakhir!Jika Bu Ha
Risma menutupi pipinya yang memerah, berkata dengan agak malu, "Nggak perlu berterima kasih. Syukurlah kalau Bu Hazel nggak terpengaruh. Oh ya, kenapa Bu Hazel ingin bertemu dengan saya?"Hazel berkata, "Beberapa hari lagi ada kompetisi desain. Aku dengar, Charles, seorang desainer terkenal dari Negara F, akan datang untuk menjadi juri. Kamu cari informasi tentangnya."Memahami musuh adalah satu-satunya cara untuk memenangkan seratus pertempuran.Risma bertanya dengan heran dan sedikit tidak percaya, "Bu Hazel yakin mau memberi saya pekerjaan sepenting ini?"Dulu, hal semacam ini ditangani oleh Intan.Dia belum diangkat menjadi pegawai tetap. Dia hanya seorang asisten magang yang biasanya bertanggung jawab untuk menyajikan teh dan menangani hal-hal sepele.Dia tidak pernah menyangka akan mendapat tugas sepenting ini!Sedikit senyum melintas di bagian bawah mata Hazel. Lalu, dia bertanya dengan nada menggoda, "Kamu nggak mau? Kalau begitu lupakan saja.""Nggak, bukan begitu. Saya bersed
Pada saat itulah mereka akhirnya menyadari betapa gawatnya situasi yang terjadi.Mereka masih mencoba memohon dengan putus asa, "Bu Resti, kami tahu kami salah. Kami nggak akan berani melakukannya lagi. Tolong bantu kami menjelaskan kepada Bu Hazel!""Ya, kami nggak mau kehilangan pekerjaan ini!""Kami akan segera menghapus pesan itu. Bu Hazel bisa menghukum kami dengan apa pun, yang penting jangan pecat kami ...."Resti melirik mereka dengan sorot dingin, nadanya sedingin es, "Sekarang kalian ketakutan? Kenapa nggak dari awal saja?"Beberapa orang menundukkan kepala dan terdiam.Pada saat itu, mereka hanya asal bicara dan tidak berpikir panjang.Siapa yang akan menyangka kalau Hazel akan membaca apa yang ada di dalam forum?Dia bahkan membatalkan pengaturan anonim forum.Sebelumnya, beberapa dari mereka mengandalkan pengaturan anonim ini untuk mendiskusikan karyawan wanita perusahaan di forum.Mereka selalu menikmati sensasi menghakimi para wanita dan melihat wanita itu panik, tetapi
Sergio menyentuh pipinya dengan lembut, lalu bertanya, "Kenapa nangis sampai begini? Lihat, matamu sampai bengkak."Hazel menarik lengan baju Sergio dan menyeka air matanya. Dia menjawab sedih, "Nggak apa-apa, kok, cuma sedikit stres saja."Sergio terdiam sejenak, menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Hazel dan berjalan keluar. "Ayo pulang.""Ya!" Hazel digandeng Sergio dengan patuh, bahkan terlihat ada senyum tipis di bibirnya.Begitu sampai di rumah, Hazel mencium aroma yang terasa jelas di hidungnya.Matanya langsung berbinar. Dia melepaskan tangan Sergio dan dengan cepat berjalan ke arah dapur."Pak Adam, hari ini masak apa? Kenapa baunya enak sekali!""Nyonya sudah kembali? Kemarilah, semuanya adalah makanan favorit Nyonya. Saya secara khusus meminta mereka menyiapkannya sebelum Nyonya kembali."Mendengar kata-kata Adam, Hazel terdiam dan menoleh ke arah Sergio. "Om, kapan kamu minta mereka melakukannya? Kenapa aku nggak tahu?"Sergio menjawab sambil tersenyum, "Coba tebak."Haz
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar