Share

Bab 171

Penulis: Hijau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Untuk sekali lagi, ruangan yang tadinya ramai kembali dilanda keheningan yang mematikan.

Segera setelah itu, suara para mahasiswa yang dipenuhi keheranan dan keterkejutan mulai terdengar dan memicu gelombang keriuhan.

Melihat situasi ini, Hendra langsung meminta mereka untuk tenang. "Semuanya harap tenang. Alasan kenapa kampus kita bisa mendatangkan seorang Tuan Sergio adalah karena istri Tuan Sergio. Jadi, kalian jangan punya pikiran macam-macam."

Hazel tiba-tiba mendongak saat mendengar ini.

Sergio masih melihat ke arahnya dan lekukan mulutnya menunjukkan ekspresi gembira.

Kedua mata mereka pun saling bertemu di udara.

Hazel bisa dengan jelas merasakan ada sesuatu yang berbeda.

Seorang mahasiswa bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apa istri Anda juga kuliah di Universitas Palapa?"

Sergio membuka bibir tipisnya dan menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut, "Ya. Istri saya juga kuliah di Universitas Palapa."

Siswa yang menanyakan pertanyaan tersebut menjadi makin penasaran dan kembali bert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 172

    Suasana di antara Sergio dan Hendra sedikit muram saat mereka keluar ruangan.Hendra pun mencoba membuka topik sambil memuji Sergio."Sergio, presentasimu kali ini sangat sukses. Hebat! Aku nggak sangka kamu akan menyetujui ideku yang tiba-tiba ini. Terima kasih banyak. Terima kasih banyak ...."Sergio menjawab dengan acuh dan sikapnya sangat dingin.Namun, Hendra tak peduli dan masih menyunggingkan senyum cerah.Dia menepuk bahu Sergio kuat-kuat, lalu bertanya, "Apa ada masalah antara kamu dan Hazel?"Sergio akhirnya bereaksi. Dia mengangkat kelopak matanya dan melirik ke arahnya. "Nggak juga, cuma salah paham kecil saja."Hendra berkata dengan sungguh-sungguh, "Wajar kalau suami istri punya masalah. Bicarakan baik-baik. Wanita memang suka merajuk, mereka perlu dimanja dan dibujuk."Sorot mata Sergio penuh dengan ketidak berdayaan. "Aku harap dia bisa lebih berani dan percaya diri."Hazel terlalu pengertian dan patuh.Orang yang belum mengenalnya mungkin mengira dia dingin dan pendiam

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 173

    Karena tidak sadar akan tindakan yang barusan dilakukan, Hazel makin tidak tahu harus berkata apa kepada Sergio.Dia secara tidak sadar ingin mundur dan melarikan diri.Namun begitu ide itu muncul di benaknya, Sergio sepertinya sudah bisa menebaknya. Dia langsung merangkul pinggang ramping Hazel, mengambil alih kendali.Sergio menekan bagian belakang kepala Hazel dan memperdalam ciuman mereka, tidak membiarkan Hazel lolos.Pada saat ini, banyak siswa yang keluar kelas dan melihat pemandangan ini.Semua orang membeku di tempat, mata mereka penuh keterkejutan dan keheranan.Ini, ini, ini ... bukankah ini idola kampus dan Tuan Sergio?Melihat adegan keduanya berciuman, semua orang tiba-tiba teringat akan perkataan Sergio yang mengatakan kalau dia sudah menikah.Kecurigaan yang mengerikan tiba-tiba muncul di benak mereka.Setelah ciuman berakhir, Hazel menyadari banyak orang yang melihat mereka dengan sorot mata haus akan gosip.Pipi Hazel memerah dan dia membenamkan wajahnya dalam-dalam k

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 174

    Hazel tidak langsung mengiakan, hanya mendongak dan menatap Sergio.Dia bertanya, "Om, apa Om benar-benar ingin menjalin hubungan yang ... lebih jauh denganku?"Sergio tertegun sejenak, lalu dia mengangkat jarinya dan menyentil kening Hazel."Kenapa? Bukankah aku sudah menunjukkannya dengan cukup jelas?"Dia benar-benar ingin membuka kepala kecil Hazel dan melihat apa yang ada di dalamnya.Dia hampir menggali isi hatinya dan menunjukkannya padanya, tetapi gadis ini malah menanyakan pertanyaan seperti itu kepadanya.Hazel menggosok keningnya yang terasa sakit dengan alis berkerut.Masalah yang membebani hatinya dalam beberapa hari ini akhirnya sedikit berkurang.Dia kembali bertanya, "Om, ada hal lain yang ingin aku tanyakan.""Umur Om sudah tiga puluh tahun lebih, apa Om belum pernah pacaran? Atau apakah Om pernah punya wanita lain?"Hazel sudah dibuat penasaran sejak lama oleh pertanyaan ini.Meski selama ini sering pergi ke kediaman Keluarga Hardwin, dia jarang sekali berinteraksi de

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 175

    Sergio menghembuskan napas perlahan, melingkarkan lengannya di pinggang ramping Hazel dan menariknya ke dalam pelukannya. Dahi keduanya saling menempel dan Sergio menatap mata indah Hazel dengan serius.Sorot matanya begitu fokus dan serius.Hazel dikejutkan oleh gerakan Sergio yang tiba-tiba ini.Sebelum sempat meronta, Hazel mendengar Sergio perlahan berbicara, "Ya, itu kamu, Hazel. Hazel ku."Sepuluh tahun. Dalam sepuluh tahun ini, seluruh jantungnya berdetak hanya untuk Hazel.Tidak peduli itu masa lalu, sekarang atau masa depan, hanya Hazel satu-satunya.Bibir merah Hazel sedikit terbuka dan ekspresi terkejut muncul di matanya.Pipinya memerah. Saat ingin menanyakan sesuatu yang lain, bibirnya kembali tertahan.Semua kata-kata itu terhalang oleh bibir tipis Sergio. Pada akhirnya, hanya erangan yang sesekali keluar dari bibir dan giginya.Hazel akhirnya bisa kembali menenangkan diri, tetapi dia langsung dicium dan dipeluk oleh Sergio, membuatnya hampir kehabisan napas.Dia mengerut

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 176

    Setelah benar-benar menekan hasratnya, Sergio akhirnya menegakkan tubuhnya.Dia memandang Hazel dengan cahaya redup berkedip di matanya yang gelap. "Hazel, kamu setuju dengan apa yang aku katakan waktu itu?"Melihat tangannya terjalin dengan tangan Sergio, Hazel tersenyum tipis. Dia berpura-pura bingung dan berkata, "Perkataanmu waktu itu? Yang mana?"Sergio panik sesaat, tetapi langsung tersadar.Istrinya ini sudah lebih pintar rupanya, sampai berani mempermainkannya.Dia membungkuk, memeluk Hazel dan berkata dengan penuh penegasan, "Tentu saja memenuhi tugas suami istri. Apa mau mulai malam ini saja?"Hazel tertegun, pupil matanya tiba-tiba terbuka lebar dan matanya menatap Sergio penuh rasa tidak percaya."Om, bukan itu yang kamu katakan sebelumnya. Bukannya Om bilang mau coba pacaran dulu?"Setelah mengatakan ini, Hazel menyadari ada sesuatu yang salah.Begitu mengangkat matanya, Hazel melihat senyuman membanjiri mata Sergio.Sergio bertanya menggoda, "Bukannya kamu nggak ingat?"H

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 177

    "Jangan main-main. Aku nggak akan terbujuk sama muslihatmu!"Sergio memandangi lengannya yang kosong dan berkata tanpa daya, "Ya, aku nggak akan menggodamu lagi. Malam ini mau makan apa, aku traktir untuk merayakannya."Hazel berkedip dan bertanya dengan hampa, "Merayakan apa?"Sergio memegang tangan Hazel, menundukkan kepala dan mencium kening Hazel. Dia tersenyum dan menjawab, "Merayakan ... pernikahan kita yang sudah membuat terobosan besar."Setelah memahami arti kata-katanya, alis Hazel mengendur dan matanya dipenuhi oleh senyuman....Setelah Sergio dan Hazel pergi, raut wajah Darra dan Justin terlihat muram.Justin tidak menyangka bahwa pria berkuasa seperti Sergio akan datang ke kampus untuk mengungkapkan perasaannya seperti ini hanya demi seorang Hazel.Sebagai presdir Perusahaan Hardwin, Sergio memiliki jadwal yang padat dan itu hampir terjadi setiap hari.Kuliah ini dijadwalkan secara mendadak. Jadi, alasan terbesar adalah karena Hazel ingin menunjukkan kasih sayangnya denga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 178

    Kediaman lama Keluarga Hardwin.Saat ini, Liana tengah bersantai sambil menikmati suguhan teh sorenya. Tiba-tiba, Firdan mengetuk pintu dan melangkah masuk."Nyonya, Tuan Justin kembali."Liana mengiakan acuh. Melihat Firdan masih belum pergi, dia dengan malas mengangkat kelopak matanya dan berkata, "Ada yang lain?"Firdan sempat ragu, tetapi tetap mengatakan, "Tuan Justin datang bersama Nona Darra."Liana tampak terkejut dan tersenyum sinis. "Aku pikir dia bakal ingat peringatanku. Nggak disangka dia benar-benar membawa orang itu ke mari."Firdan tidak bisa menebak pikiran Liana, jadi dia kembali bertanya, "Apa Nyonya akan menemuinya?""Nggak, biarkan saja. Jangan lupa katakan sama Justin, jangan lupa dengan apa yang aku katakan."Firdan mengangguk dengan hormat, lalu melangkah pergi.Di lantai bawah, Justin membawa Darra duduk di sofa ruang tamu, menunggu Liana dengan cemas.Meski terlihat percaya diri saat berbicara dengan Darra, nyatanya dia tidak percaya diri.Beberapa waktu lalu,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 179

    "Kamu ...."Justin mengerutkan kening. Saat hendak mengatakan sesuatu, dia tiba-tiba mendengar suara dari lantai atas."Kenapa? Belum jadi bagian Keluarga Hardwin saja sudah ingin terlibat dalam urusan Keluarga Hardwin?"Tiba-tiba hati Justin dan Darra bergetar. Mereka tanpa sadar melihat ke atas dan melihat Liana berjalan mendekat.Wajah Darra tiba-tiba menjadi pucat dan dia langsung membela diri, "Nenek Liana, aku cuma asal bicara saja. Aku nggak punya maksud lain."Liana mendengus pelan, matanya yang lihai seolah menembus segalanya.Melihat tatapan Liana, Darra merasa sedikit ketakutan.Dia takut Liana akan memiliki kesan buruk padanya karena kejadian barusan. Jadi, dia segera mengeluarkan hadiah yang dibelinya saat dalam perjalanan ke mari."Nenek, ini suplemen nutrisi yang aku beli khusus buat Nenek. Nenek harus menjaga kesehatan. Kalau nggak, aku dan Kak Justin bakal khawatir."Liana mengangkat matanya. Pandangannya terhenti pada kotak hadiah yang Darra bawa, lalu menjauh tanpa m

Bab terbaru

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 438

    Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 437

    Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 436

    Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya

DMCA.com Protection Status