Melihat Hazel, senyum di wajah Darra langsung berubah kaku, tetapi ekspresinya bisa berubah normal dengan cepat."Kak, kamu akhirnya datang juga. Hari ini Ayah sudah boleh pulang. Selama dirawat pun terus nanyain Kakak."Saat Justin melihat Hazel dan Sergio, ekspresinya berubah kaku. Dia ingin berbalik dan pergi.Apa yang terjadi di kediaman lama hari itu meninggalkan bayangan psikologis yang mendalam dalam dirinya. Setiap malam dalam mimpinya, Sergio memperingatkannya untuk tidak menyakiti Hazel.Hari ini Justin datang ke rumah sakit karena ingin memberi tahu Darra yang sebenarnya.Terakhir kali, dia berniat memberi tahu Darra bahwa Hazel telah menikahi Sergio. Namun, Darra tidak memberinya kesempatan untuk berbicara sama sekali.Dia ragu-ragu cukup lama dan akhirnya memutuskan untuk memberi tahu Darra secara langsung agar Darra bisa bersiap secara mental.Tanpa diduga, dia malah kembali dipertemukan dengan Hazel dan Sergio.Dia berinisiatif untuk menyapa Sergio, lalu memberi isyarat
Kini, Hazel sudah menikah dengan Sergio. Jika Justin menikah dengan Darra, Keluarga Hardwin akan menjadi bahan perbincangan di kalangan para keluarga kaya.Pada saat itu, reputasi Keluarga Hardwin akan hancur.Dia sangat menyukai Darra. Namun, apa dia benar-benar ingin mempertaruhkan seluruh Keluarga Hardwin?Penyebab dari semua ini adalah Hazel.Hazel memang terlahir untuk menjadi musuh bebuyutannya, yang memiliki tujuan untuk mengalahkannya.Kalau tidak, kenapa Justin harus menghadapi dilema berkali-kali?Darra tercengang saat mendengar itu."Kak Justin, apa maksudmu?"Bibir tipis Justin sedikit terbuka, ingin mengatakan yang sebenarnya.Namun ketika melihat ekspresi Hazel yang seolah sedang menonton pertunjukan bagus, dia kehilangan kata-kata dan menelan kembali apa yang ingin dia ucapkan.Melihat Justin terdiam, hati Darra benar-benar terpuruk.Selain Sergio, Liana memiliki keputusan akhir dalam Keluarga Hardwin.Jika Liana tidak menyetujui pernikahan mereka, apa yang harus dia lak
Sejak meninggalkan kediaman Keluarga Vandana saat itu, ini adalah pertama kalinya Hazel bertemu lagi dengan Krisna.Krisna terlihat jauh lebih kurus dibandingkan terakhir kali saat mereka bertemu dan wajahnya sedikit pucat. Namun, apa yang dia katakan tetap menyebalkan seperti biasanya.Hazel mengerutkan kening, lalu menjawab dengan lugas, "Seperti apa yang kamu dengar."Mata Krisna tertuju pada tangan Hazel dan Sergio yang saling terjalin. Seketika, urat di keningnya melonjak.Sergio yang sejak tadi terdiam pun berkata dengan tenang, "Kenapa? Sepertinya Tuan Krisna nggak senang dengan pernikahan kita?"Jantung Krisna tiba-tiba berdebar kencang. Dia langsung melambaikan tangannya untuk membela diri. "Mana mungkin? Tuan Sergio, Hazel memang belum dewasa, jadi jangan ikut main-main dengannya.""Oh? Sepertinya Tuan Krisna masih belum percaya kalau aku dan Hazel sudah menikah. Apa perlu aku membawakan buku nikah kami?"Sergio sedikit menyipitkan matanya, tatapannya yang dingin dan tajam te
Dulu, Hazel sangat mendambakan kasih sayang seorang ayah. Namun, sekarang pemikirannya sudah terbuka, jadi dia tidak peduli dengan hal semacam itu lagi.Krisna awalnya sudah sangat percaya diri kalau Hazel akan membela dan berpihak kepadanya.Bagaimanapun, dia adalah ayah kandung Hazel. Di dunia ini, yang namanya hubungan darah tidak mudah diputuskan dengan mudah.Namun, dia tidak menyangka kalau Hazel akan menguak tabiatnya di depan banyak orang.Wajah Krisna langsung berubah kaku, bahkan sorot matanya terkesan menyalahkan Hazel. "Apa katamu?""Aku nggak akan kasih maaf." Hazel mengulangi perkataannya di depan Krisna tanpa segan dan ragu.Dia sangat memahami Krisna. Dia adalah orang yang penuh intrik dan mengedepankan keuntungan. Demi keuntungan, dia bersedia mengorbankan segalanya.Namun, Hazel tidak akan memberinya kesempatan.Karena Krisna tidak pantas mendapatkannya.Dania yang berada di samping Krisna pun tersadar dari keterkejutannya dan menggandeng lengan Krisna.Dia mengerutka
Setelah Hazel pergi, Dania segera menjelaskan kepada Krisna, "Krisna, bukan aku yang mencari orang itu. Mana mungkin aku mencelakai Hazel? Kamu percaya padaku.""Siapa sebenarnya yang kamu pilih?" tanya Krisna dingin.Dania tertegun, otaknya bekerja cepat, mencari jawaban yang cocok untuk pertanyaan Krisna.Sejak awal, dia tidak berniat mencari laki-laki hebat dan luar biasa untuk Hazel.Jadi saat memilih, dia menyingkirkan semua laki-laki yang berpenampilan menarik dengan latar belakang dan pendidikan yang baik.Hanya beberapa orang yang terlihat cukup bisa diandalkan, tetapi sebenarnya mereka memiliki kekurangan dalam sifat dan karakter.Ada laki-laki kasar, manja dan pemain wanita. Pada akhirnya, Dania memilih laki-laki yang suka berjudi, yaitu Candra.Awalnya, dia ingin meminta Candra berpura-pura menjadi orang sukses, memulai percakapan dengan Hazel dan menerobos pertahanan Hazel selangkah demi selangkah.Siapa sangka kebodohan Candra akan terungkap secepat itu.Dania terpaksa har
Namun yang terjadi di Keluarga Vandana, Hazel malah terus menindas Darra, adik perempuannya.Krisna berkata kepada Darra dengan wajah muram, "Kamu nggak perlu khawatir. Besok malam aku akan telepon Nyonya Liana dan menjelaskan semuanya."Mata Darra langsung berbinar. "Terima kasih, Ayah. Ayah memang yang terbaik."Kenapa memangnya kalau Hazel menikah dengan Sergio? Entah itu Kak Justin, ayah, ibu, semuanya berpihak kepadanya.Sejak dulu, Darra selalu bisa mendapatkan sesuatu yang paling penting bagi Hazel. Hal ini masih berlaku sampai sekarang.Apalagi Darra juga mendengar kalau Sergio adalah orang yang dingin dan acuh. Dia juga tidak pernah dekat dengan yang namanya wanita.Wanita seperti apa yang belum pernah ditemui oleh laki-laki berkuasa dan hebat sepertinya?Bagaimana dia bisa jatuh cinta pada wanita seperti Hazel yang hanya mengandalkan kecantikannya, wanita yang tidak bisa membantu keluarga dan kariernya?Mungkin Sergio hanya menginginkan sesuatu yang baru. Kalau sudah bosan, l
Di sisi lain, setelah meninggalkan rumah sakit, Hazel dan Sergio tidak saling berbicara sepanjang jalan.Hazel menoleh dan melihat pemandangan yang berlalu di luar jendela, merasakan rasa kehilangan dan kesedihan yang tidak bisa disembunyikan di dalam hatinya.Meskipun dia terus mengatakan dirinya sendiri untuk tidak memedulikan Krisna lagi, dia masih merasakan kesedihan yang tak terkendali di dalam hatinya.Mungkin dia tidak diharapkan sejak dia lahir.Di mata Krisna, apa pun yang dilakukannya itu salah.Sementara Darra, tidak peduli kesalahan apa yang Darra lakukan, Krisna selalu mencari cara untuk membela dan berpihak kepadanya.Sikap peduli dan tidak peduli Krisna ini terlihat sangat jelas.Sergio sepertinya merasakan sesuatu, jadi menoleh ke arah Hazel dan bertanya pelan, "Lagi mikirin apa?"Hazel tiba-tiba kembali dari lamunannya. Dia tersenyum, lalu menjawab setelah menggeleng, "Nggak apa-apa, Om. Krisna itu orang yang sangat rakus. Dia tahu kita sudah menikah, jadi dia mungkin
Seorang wanita yang menganggap hidup sebagai lelucon mungkin tidak bisa dibilang licik, tetapi hatinya pasti paranoid.Bahkan bisa dikatakan sudah mencapai tingkat kegilaan.Tentu saja, makin baik kalau bisa menjauh dari orang seperti itu.Hazel tidak ingin membalas pesan itu, jadi mematikan ponsel dan melemparkannya ke tempat tidur di samping.Namun, Erlina tidak berniat berhenti sampai di situ saja.Sekitar dua menit kemudian, dia mengirim pesan lain, yang menyalurkan kata-kata sarkasme yang kuat."Hazel, kamu nggak pantas buat Sergio. Kamu nggak akan bisa lama menyandang status sebagai istri Sergio."Melihat pesan itu, Hazel tiba-tiba merasa marah.Ujung jarinya yang putih dengan cepat mengklik layar dan menjawab, "Aku nggak layak, jadi kamu pikir kamu yang layak? Semua tergantung padaku berapa lama aku bisa menjaga status ini. Kalau kamu bisa merebutnya, itu berarti kamu memang mampu. Kalau kamu nggak mampu, lebih baik jangan banyak tingkah di depanku."Dokter awalnya memperingatka
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya