Share

Bab 42

Renata menggeleng. “Kamu memperlakukan aku dengan baik, Fi.”

Kini Rafi yang menggeleng. “Tidak, Re. Tidak. Aku tak menjalankan tugasku sebagai seorang suami. Aku tak pernah menafkahimu secara batin,” lirih Rafi berkata.

“Fi …,” Renata menggenggam tangan Rafi. Memintanya untuk tidak melanjutkan ucapannya.

“Tapi itu kenyataannya, Re. Tolong, dengarkan dulu saja.” Rafi memandang Renata dengan tegas tetapi penuh kelembutan.

Renata mengerjapkan matanya. Tanda memenuhi permintaan Rafi.

Lagi, Rafi menghembuskan napasnya. Ini adalah suatu hal yang mau tak mau harus diakui dan diterimanya. Sesuatu yang benar-benar membuat dirinya seperti berada di sebuah persimpangan. Entah rasa apa yang harus diyakini oleh hatinya. Perasaan kecewa, senang, sedih atau justru menyesal? Ia sendiri masih belum bisa memastkan. Tapi yang ia tahu saat ini, Renata harus mengetahui kebenarannya.

“Kamu ingat, saat kita pulang dari Kafé? Kita berdua sudah basah kuyup. Kita langsung mandi dan berganti pakaian sebelu
saraswatinda

Hai Readers... Jumpa kembali. Haturnuhun untuk segalanya ya. Mugi kalian selalu sehat dan berlimpah rizki ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status