“Kenapa kau selalu saja membuat masalah, Levana. Bisa-bisanya kau tampak tenang setelah berhasil membuat Rave terluka parah!”“Lilian!”Rave yang semula duduk di ranjang yang sama dengan Levana pun berteriak kencang, sedangkan Levana tidak bergerak sama sekali karena terlalu terkejut melihat kedatangan Lilian yang tiba-tiba.“Kenapa kau membentakku! Tidakkah kau tahu aku begitu khawatir padamu?” ujar Lilian yang kini hendak melangkah mendekat ke arah Rave, tetapi tangannya tiba-tiba ditahan oleh Francis Maverick.“Sebaiknya kau keluar, Lilian. Aku tidak ingin kau membuat keributan di sini,” tegur Francis yang membuat Lilian memberontak, melepaskan paksa pegangan tangan ayah mertuanya.“Kenapa? Kalian malu jika aku membuat keributan?” tantang Lilian.“Ya, kami malu! Kau selalu saja mempermalukan keluarga kami, itu sebabnya dari awal aku tidak pernah merestui hubungan kalian berdua!”Semua mata kini tertuju pada Yara Maverick yang mana bicara dengan nada tinggi, ditambah sembari menunju
Saat Levana menunjukkan isi surat perjanjiannya yang baru pada Yara Maverick, ibu mertuanya itu langsung bangkit berdiri. Terlihat jelas jika sang mertua sangat tidak setuju dengan keputusan yang telah Levana buat sebelumnya.“Kau yakin akan melakukannya, Levana?” tanya sang mertua seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dijelaskan oleh Levana.“Ya, Nyonya.” Levana tampak ragu untuk bercerita, tetapi akhirnya ia mendongak dan menatap ke arah ibu mertuanya. “Aku tidak akan berbohong padamu, Nyonya. Memang benar aku memiliki perasaan untuk Rave. Di suatu waktu, sikapnya sangat baik padaku, dia peduli dan aku tidak pernah mendapatkan rasa itu dari pria lain, tetapi di sisi lain, aku tidak sanggup bertahan pada pernikahan ini. Anda pasti tahu aku sudah menghancurkan pernikahannya dengan Lilian, dan itu sebabnya aku ingin mengakhirinya. Satu-satunya cara Rave bisa melepasakanku dengan berakhirnya kontrak tersebut.”Penjelasan Levana barusan membuat sang ibu mertua langsung memeluknya
“Rave! Apa yang kau lakukan?” Levana begitu terkejut ketika mendapati sang suami tiba-tiba masuk dan duduk di kursi samping sopir.“Ada banyak wartawan yang datang, entah apa yang mereka inginkan dan siapa yang mengirim mereka aku tidak tahu,” sahut Rave dengan suara yang begitu cepat.“Apa lagi yang kau perbuat kali ini,” tegur sang ibu yang membuat Rave melirik ke arah kaca spion.“Aku tidak melakukan apa pun, Mom!” seru Rave yang tidak suka sang ibu menegurnya.“Tidak mungkin para wartawan datang jika kau tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Lagi pula kenapa kau tiba-tiba sudah ada di rumah? Kau seharusnya masih berada di rumah sakit sekarang!”Levana segera meraih dan menggenggam tangan sang ibu mertua agar sedikit lebih tenang. Rave sendiri pun walau duduk di depan merasakan desahan berat sang ibu yang mana kini memutuskan memilih diam.“Jadi sampai kapan kami akan tinggal di sini?” tanya sang ibu mertua ketika sampai di kediaman milik Rave di Richmond.“Dad akan menjemputmu nanti
“Terakhir kali aku melakukannya dengan begitu kasar, izinkan aku melakukannya dengan baik kali ini,” ucap Rave yang tidak bisa dijawab oleh Levana.Tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Levana saat ini. Dirinya ingin berontak, tetapi di sisi lain ada hasrat dalam dirinya yang mengatakan untuk diam dan menikmati semuanya. Namun, jika dirinya mengingat semua masalah yang pernah dideritanya semenjak menikah dengan Rave, ia ingin menghentikan sentuhan suaminya saat itu juga.“Levana,” panggil Rave yang kini sudah berada di atas tubuh Levana. “Aku tak akan memaksamu jika kau tak mau melakukannya.”Mata Levana refleks terpejam dan memikirkan kata-kata Rave barusan yang terdengar begitu lembut di telinganya. Cukup lama dirinya memejamkan mata hingga ia kembali mendengar suara Rave.“Kau mengizinkanku melanjutkannya?” tanya Rave dengan begitu hati-hati.Levana benar-benar merasa bimbang saat ini, tetapi kepalanya perlahan mengangguk mengizinkan sang suami melanjutkan apa yang diingin
Levana dan Rave saat ini tengah duduk bersantai di ruang keluarga. Levana sendiri merasa belum terbiasa berada di ruangan yang sama dengan Rave, walaupun sebelumnya mereka sering berada di ruangan yang sama atau bahkan tidur di ranjang yang sama. Dirinya tetap merasa tidak nyaman dengan sikap Rave yang tiba-tiba berubah jadi manis.Walaupun semula Rave mengatakan akan menghabiskan waktu bersama dengan Levana dengan menonton tv, faktanya sang suami tengah sibuk sendiri dengan tablet dan ponselnya. Biar bagaimanapun juga, sang suami harus tetap bekerja walau hanya memantau dari rumah, dan Levana tidak ada hak untuk menghentikannya.“Mau ke mana?” tanya Rave cepat saat Levana baru saja hendak bangkit berdiri setelah mematikan tv di hadapannya.“Oh, aku akan kembali ke kamar,” sahut Levana yang entah kenapa merasa gugup sendiri.“Apa yang akan kau lakukan di kamar?” Rave seolah tengah menunggu jawaban yang keluar dari mulut Levana dengan sabar.“Membaca buku?” ucap Levana tak yakin dengan
“A..apa yang kau lakukan?” Levana mendadak gugup ketika kedua tangan Rave mencengkeram erat kedua lengan kursi yang tengah Levana duduki.“Katakan Levana,” ucap Rave pelan dengan matanya yang masih menatap dalam pada Levana. “Bagian apa yang membuat jantungmu berdebar di novel itu?”Wajah Levana seketika memerah ketika tak sengaja menatap ke arah bibir sang suami. Dirinya bahkan terasa sulit untuk bernapas dan meneguk ludahnya sendiri. Tangannya mencengkeram erat buku yang tengah dipegangnya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang kini terasa tak karuan.Saat Levana tak kunjung bereaksi, seringai Rave tiba-tiba terlihat jelas di wajahnya. “Jangan bilang jika aku yang membuatmu lebih gugup dibandingkan novel yang kau baca,” tambah Rave dengan nada nakal dan sedikit meregangkan tubuhnya. Tatapannya masih menatap intens ke arah Levana.“Aku.. aku lapar,” ucap Levana tiba-tiba yang mana menyentuh tangan Rave, mendorong tubuh sang suami agar memberinya jalan. “Kau mau makan camilan?”Le
“Aku tidak tahu jika kau benar-benar datang!” sambut Levana ketika membukakan pintu rumah sedikit lebih lebar.“Jika aku berkata akan datang, sudah pasti aku akan datang!” seru sang tamu yang mana kini mendorong kantong belanjaannya kepada Levana.“Freeya, apa ini? Kau seharusnya tak perlu membawa apa pun,” sahut Levana yang kini memandang Freeya dan kantong belanja di tangannya berulang kali.“Namanya saja bertamu ke rumah orang, sudah pasti harus membawa barang bawaan,” ucap Freeya yang kini merangkul Levana. “Rumahmu bagus juga. Ajak aku keliling ruangan, aku ingin melihat sisi lain rumah ini.”Levana pun melangkah lebih dulu ke arah dapur yang mana posisinya lebih dekat dengan ruang tamu. Diletakkannya barang belanjaan yang dibawa oleh Freeya dan punggungnya ia sandarkan ke dinding basin.“Aku pikir kau sudah pernah ke sini sebelumnya,” gumam Levana yang langsung dibalas gelengan kepala dari Freeya.“Oh, tidak. Kenapa kau bisa berpikiran begitu?” Freeya terlihat keheranan dan memi
Sejak Freeya pulang dua jam yang lalu, Levana hanya diam di kamarnya sembari memikirkan ucapan Freeya sebelumnya. Dirinya begitu terkejut ketika tahu jika Lilian dan Toby Duggan ternyata sudah ada hubungan sejak lama.“Kenapa Tuan Francis berbohong padaku?” tanya Levana pada Freeya ketika temannya itu masih bersama dengannya.“Oh, Levana, untuk masalah itu aku tidak tahu. Maafkan aku karena baru menceritakan semuanya padamu.” Freeya terlihat menunduk, menghindari tatapan Levana. “Aku tidak tahu bagaimana menceritakannya padamu dan aku berpikir hubungan kau dan Rave tidak sampai sejauh ini.”Levana tidak bisa menyalahkan Freeya karena sesungguhnya wanita di hadapannya itu tidaklah salah.“Jika kau pikir aku marah padamu, maka jawabannya adalah tidak, Freeya,” ucap Levana yang mana membuat Freeya mengangkat kepalanya. “Aku hanya tidak menyangka jika Tuan Francis rela menghancurkan hidup keluargaku demi memisahkan Rave dan Lilian.”Yang dikatakan Levana memang benar, dirinya hanya tidak
Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker
Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.
Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan
“Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi
Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak
“Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan
Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.
Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu
Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua