Beranda / Romansa / Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya / Bab 41 Tamu Tak Diundang yang Lain

Share

Bab 41 Tamu Tak Diundang yang Lain

Penulis: Nyx Rai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 14:36:04
Sudut pandang Valerie:

Aku rasa Nenek mendengar ucapanku tadi. Sebenarnya, aku rasa separuh tamu di pesta ini mendengarnya juga.

Namun, Nenek bukan tipe orang yang akan mempermalukanmu di depan umum. Aku sendiri tidak berani membahasnya lebih jauh. Aku baru saja berteriak pada cucu kesayangannya dan sekarang telingaku terasa panas.

Aku bahkan tidak tahu apa yang harus kukatakan jika Nenek benar-benar bertanya. Kami belum pernah bertengkar di depan Nenek sebelumnya.

"Bagaimana kabarmu belakangan ini?" Nenek mulai mengobrol santai denganku. Dia membawa kami melintasi kerumunan, sambil sesekali mengangguk dan tersenyum kepada para tamu.

Nenek melanjutkan, "Marcel sempat menyebutkan sesuatu tentang pekerjaan baru. Apa itu benar?"

Aku melirik ke arah Marcel, sementara dia langsung memutar matanya hingga ke langit-langit. Jadi, dia "mengeluhkan" sesuatu tentang pekerjaan baruku. Tidak diragukan lagi ini ada hubungannya dengan Adrian.

Aku coba merangkai kata-kata untuk melewati kekacauan yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 42 Gaun KW Nolanza

    Sudut pandang Valerie:"Nek, aku akan lihat apa yang terjadi!" Aku sedikit mengangkat gaunku, lalu bergegas pergi."Aku ikut," ucap Nenek. Dia mengernyit ketika menatap ke arah keributan itu. Nenek tidak suka keributan di pestanya, apalagi kalau sampai dia tahu siapa sebenarnya Liana.Aku buru-buru berucap, "Nggak perlu, Nek. Aku bisa menyelesaikannya sendiri ...."Namun sebelum aku selesai, sebuah suara lembut dan manis menyelaku, "Nek, nggak perlu repot-repot. Aku yakin Val bisa menangani situasinya ... soalnya orang itu adalah temannya."Alisa yang licik tentu saja akan muncul di saat seperti ini. Aku yakin apa pun yang terjadi dengan Liana, pasti ada hubungan dengannya. Dia adalah satu-satunya orang yang punya motif untuk menarik perhatian buruk kepada Liana.Yang mengejutkanku, Nenek tidak menangkap kata-kata kunci dari Alisa. Sebaliknya, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang kamu panggil Nenek?"Senyum di wajah Alisa membeku. Dia segera beringsut ke sisi Marcel dan berbisik, "M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 43 Orang Asing yang Aneh

    Sudut pandang Valerie:Dulu aku sering berdebat dengan Alisa, ketika aku masih peduli. Sekarang, aku tidak peduli lagi dengan Marcel.Aku tidak punya keinginan sedikit pun untuk "mengalahkan" Alisa, terutama dalam perdebatan yang tidak berarti. Dia sudah memiliki hati Marcel. Yang ingin aku lakukan sekarang hanyalah melindungi temanku.Alisa selalu memenangkan pertengkaran kami dengan membuatku terlihat seperti pelaku intimidasi. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi diriku yang menyerah. Lantaran kehabisan kata-kata, dia menggigit bibirnya dalam diam. Teman-temannya pun mundur dengan ragu.Aku meraih pergelangan tangan Liana, lalu berbalik ke arah Nenek dan berucap, "Nek, mohon maaf sekali ....""Mau ke mana?" Aku hampir menabrak seorang pria. Langkahku terhenti karena tiba-tiba mendengar ucapannya. Dia menggantikan posisi kelompok wanita kejam tadi untuk berdiri menghalangi jalanku. Dulu, aku sempat berpikir warna mata kami yang sama itu menarik. Sekarang, aku hanya ingin memukul kepa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 44 Gaun Ratusan Juta

    Sudut pandang Valerie:"Jadi, maksudmu aku beli barang KW gitu?" tanya pria tampan itu. Dia tidak melepaskan Liana, melainkan mengarahkan pandangannya ke kelompok wanita-wanita jahat sambil mengangguk. Tiba-tiba semua gerakannya terlihat begitu anggun di mataku, entah kenapa itu sangat menyenangkan untuk dilihat.Aku rasa, Liana merasakan hal yang sama. Sebab, dia menatap pria itu dengan ekspresi terpesona sekaligus terkejut dari balik dadanya."Aku ...." Para gadis jahat itu serempak melirik Olivia Wiguna, sahabat Alisa yang berdiri di tengah. Olivia berucap dengan tergagap, "Maksudku ...."Matanya melirik ke arah Alisa dan terlihat sangat gugup. Jelas, dia membutuhkan arahan dari pemimpinnya."Maaf, siapa namamu?" Alisa berdeham dan melangkah maju. Nadanya sopan, sementara suaranya terdengar menyenangkan. Ini adalah nada suara yang selalu dia gunakan saat ingin membuat seseorang terkesan.Sepertinya semua orang setuju bahwa pria asing ini memang tampan. Namun, mungkin Alisa hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 45 Mengatakan yang Sebenarnya

    Sudut pandang Valerie:Lingkaran itu terdiam dalam keheningan yang mengejutkan. Aurel terlihat mengernyit. Nenek sebenarnya sedang menyelesaikan situasi untuknya, tetapi pria itu sepertinya tidak sadar.Alisa tersenyum sopan dengan sedikit pengekangan. Dia berhasil menyampaikan kekecewaannya terhadap "pembohong yang tidak masuk akal" dengan sempurna. Bahkan, Nenek juga terkejut.Liana pun melirik pria itu dengan cemas, tetapi dia membalasnya dengan senyum yang menenangkan.Di sisi lain, para wanita jahat mulai melemparkan ejekan yang disertai serangan, tetapi tidak satu pun yang tampaknya berhasil menyentuh pria asing itu. Dia hanya berdiri di sana dengan senyum sopan, lalu menatap langsung ke arah Alisa."Aku nggak mau jawab," ucap Alisa sambil memasang ekspresi sedikit cemberut. Dia melanjutkan, "Soalnya kamu juga nggak menjawab pertanyaanku."Tentang namanya? Maksudku memang benar dia tidak menjawab, tetapi aku tidak akan menganggap itu sebuah penghinaan ...."Kenapa kamu ...." Pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 46 Satu Pemilik Sejati

    Sudut pandang Valerie:Semua orang bisa melihat bahwa Alisa berbohong pada titik ini, termasuk Olivia. Olivia memilih untuk mengorbankan Alisa daripada dirinya sendiri.Olivia yang melontarkan hinaan kepada Liana. Apabila meminta maaf, dia akan terlihat sebagai perundung. Namun dia bersikeras bahwa semua itu dilakukannya demi keadilan untuk sahabatnya. Sekarang, sahabat yang berbohong itu harus menanggung semua akibatnya."A ... aku nggak pernah menunjukkan gaun apa pun padamu! Olivia ...." Alisa mendongak, lalu menatap Olivia dan berbicara dengan suara bergetar penuh rasa sakit, "Maaf kalau kamu salah paham, tapi aku nggak pernah bilang bahwa gaun Liana itu KW ....""Tapi, kamu bilang ...," balas Olivia dengan nada tajam. Dia membeku dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.Aku menggelengkan kepala perlahan. Olivia terlalu naif. Dia tidak tahu bahwa Alisa sangat pandai berbohong dan tidak pernah meninggalkan celah saat melakukannya.Yang paling mungkin adalah Alisa hanya "mengisyaratka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 47 Diego Kumala

    Sudut pandang Diego:Aku sedang mencari adikku. Dia menghilang 20 tahun yang lalu. Sejak saat itu, aku terus mencarinya. Yang kutahu hanyalah dia menghilang di Dasira. Itulah tempat di mana kami menemukan jasad Ibu. Namun, adikku tidak ada bersamanya.Polisi mengumumkan kematiannya bertahun-tahun yang lalu dan mengatakan bahwa mungkin dia sudah dimakan binatang. Sungguh alasan yang konyol untuk diberikan kepada keluarga yang sedang berduka.Aku memohon pada polisi untuk tidak menyerah, tetapi mereka tetap menutup kasusnya. Aku bahkan ingin menggugat mereka, tetapi Ayah melarangku. Ini memang bukan salah mereka. Aku yang salah. Akulah tidak bisa hidup dengan fakta itu. Itu sebabnya, aku menjadi pengacara.Aku telah melihat sisi gelap manusia. Aku ingin bisa melakukan sesuatu saat ketidakadilan seperti ini terjadi, baik kepadaku maupun orang lain.Selain itu, memiliki firma hukum adalah penyamaran terbaik untuk melakukan penyelidikan. Aku lulus lebih cepat dan melewati masa sekolah secep

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 48 Harta Kecilku yang Pemberani

    Sudut pandang Marcel:Aku tidak tahu harus bagaimana dengan apa yang terjadi hari ini. Olivia sudah menjadi salah satu gadis jahat sejak masa sekolah, jadi aku tidak pernah percaya pada ucapannya.Namun, Alisa tidak pernah dekat dengannya. Jadi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kesalahpahaman itu bisa terjadi ... jika itu memang hanya kesalahpahaman.Tidak peduli apa pun yang Alisa katakan, aku tidak pernah meragukannya sebelumnya. Hanya saja sekarang aku tidak bisa yakin seperti dulu, terutama setelah dia berbohong soal memberi tahu Joshua tentang pesan Val.Apalagi setelah Gerry dengan panik menyuruhku mengabari Alisa kalau Val mencoba kabur ke rumah. Alisa bisa berbohong. Itu adalah konsep yang sebelumnya tidak pernah bisa kuterima."Marcel, ada apa?" tanya Alisa yang memiringkan kepalanya dengan polos ketika aku membawanya ke sudut ruangan ini. Senyum hangat terpancar dari matanya. Itu adalah mata yang sudah kupercayai seumur hidupku.Aku ingin percaya padanya, tetapi kini aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 49 Pria Paling Bahagia di Dunia

    Sudut pandang Valerie:Aku tidak bisa menjawab Nenek. Aku hanya berdiri di sana, melihat Marcel dan Alisa berbicara, tertawa ... berpelukan. Nenek juga terdiam tanpa ekspresi terkejut.Kalau Nenek bisa menerima Alisa datang ke pesta ulang tahunnya dan menunjukkan kedekatannya dengan Marcel di depan umum seperti ini, lalu kenapa dia bahkan melontarkan pertanyaan itu padaku? Jelas, Alisa adalah masalahnya."Apa ini karena Alisa?" tanya Nenek yang tiba-tiba menoleh padaku.Aku mengalihkan pandanganku dari pelukan panjang dan penuh kehangatan yang sedang Marcel bagikan dengan Alisa. Dia bilang, dia sudah menyiapkan surat cerai. Jadi aku rasa, aku tidak lagi punya hak untuk menghakimi. Namun, bukan berarti pemandangan ini tidak menyakitkan.Aku seharusnya marah ketika pria itu menarik Alisa ke dalam pelukannya seperti dia adalah harta paling berharga di dunia. Apalagi, di sebuah pesta di mana dia memintaku untuk datang dan berpura-pura menjadi pasangan mesra dengannya untuk terakhir kalinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 50 Restu Nenek

    Sudut pandang Valerie:Nenek menghela napas panjang sebelum berucap, "Mata kamu sudah nggak lagi mengikuti dia ke mana pun. Saat kamu memandangnya, yang ada cuma kesedihan mendalam di sana. Akhir yang terburuk akhirnya terjadi ....""Aku nggak mau kamu melanjutkan pernikahan ini karena aku nggak mau hal seperti ini terjadi padamu. Cucuku yang malang, aku nggak mau kamu terluka begitu parah sampai cahaya berharga di matamu meredup .... Tapi pada akhirnya, aku tetap gagal melindungimu," tambah Nenek."Nenek ...!" bisikku dengan terkejut. Aku tidak pernah tahu hal ini. Nenek ternyata bisa melihat semuanya dengan jelas. Aku mengira, kami berhasil menipunya selama ini."Kali ini, dia melukaimu dengan sangat parah, 'kan?" tanya Nenek dengan nada dingin. Kali ini, dinginnya diarahkan pada Marcel. Entah kenapa, itu justru menghangatkanku lebih dari apa pun.Nenek adalah keluarga Marcel. Dia bahkan tidak akan menjadi bagian dari keluargaku kalau aku tidak mengancam cucunya dengan cara licik.Ha

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 49 Pria Paling Bahagia di Dunia

    Sudut pandang Valerie:Aku tidak bisa menjawab Nenek. Aku hanya berdiri di sana, melihat Marcel dan Alisa berbicara, tertawa ... berpelukan. Nenek juga terdiam tanpa ekspresi terkejut.Kalau Nenek bisa menerima Alisa datang ke pesta ulang tahunnya dan menunjukkan kedekatannya dengan Marcel di depan umum seperti ini, lalu kenapa dia bahkan melontarkan pertanyaan itu padaku? Jelas, Alisa adalah masalahnya."Apa ini karena Alisa?" tanya Nenek yang tiba-tiba menoleh padaku.Aku mengalihkan pandanganku dari pelukan panjang dan penuh kehangatan yang sedang Marcel bagikan dengan Alisa. Dia bilang, dia sudah menyiapkan surat cerai. Jadi aku rasa, aku tidak lagi punya hak untuk menghakimi. Namun, bukan berarti pemandangan ini tidak menyakitkan.Aku seharusnya marah ketika pria itu menarik Alisa ke dalam pelukannya seperti dia adalah harta paling berharga di dunia. Apalagi, di sebuah pesta di mana dia memintaku untuk datang dan berpura-pura menjadi pasangan mesra dengannya untuk terakhir kalinya

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 48 Harta Kecilku yang Pemberani

    Sudut pandang Marcel:Aku tidak tahu harus bagaimana dengan apa yang terjadi hari ini. Olivia sudah menjadi salah satu gadis jahat sejak masa sekolah, jadi aku tidak pernah percaya pada ucapannya.Namun, Alisa tidak pernah dekat dengannya. Jadi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kesalahpahaman itu bisa terjadi ... jika itu memang hanya kesalahpahaman.Tidak peduli apa pun yang Alisa katakan, aku tidak pernah meragukannya sebelumnya. Hanya saja sekarang aku tidak bisa yakin seperti dulu, terutama setelah dia berbohong soal memberi tahu Joshua tentang pesan Val.Apalagi setelah Gerry dengan panik menyuruhku mengabari Alisa kalau Val mencoba kabur ke rumah. Alisa bisa berbohong. Itu adalah konsep yang sebelumnya tidak pernah bisa kuterima."Marcel, ada apa?" tanya Alisa yang memiringkan kepalanya dengan polos ketika aku membawanya ke sudut ruangan ini. Senyum hangat terpancar dari matanya. Itu adalah mata yang sudah kupercayai seumur hidupku.Aku ingin percaya padanya, tetapi kini aku

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 47 Diego Kumala

    Sudut pandang Diego:Aku sedang mencari adikku. Dia menghilang 20 tahun yang lalu. Sejak saat itu, aku terus mencarinya. Yang kutahu hanyalah dia menghilang di Dasira. Itulah tempat di mana kami menemukan jasad Ibu. Namun, adikku tidak ada bersamanya.Polisi mengumumkan kematiannya bertahun-tahun yang lalu dan mengatakan bahwa mungkin dia sudah dimakan binatang. Sungguh alasan yang konyol untuk diberikan kepada keluarga yang sedang berduka.Aku memohon pada polisi untuk tidak menyerah, tetapi mereka tetap menutup kasusnya. Aku bahkan ingin menggugat mereka, tetapi Ayah melarangku. Ini memang bukan salah mereka. Aku yang salah. Akulah tidak bisa hidup dengan fakta itu. Itu sebabnya, aku menjadi pengacara.Aku telah melihat sisi gelap manusia. Aku ingin bisa melakukan sesuatu saat ketidakadilan seperti ini terjadi, baik kepadaku maupun orang lain.Selain itu, memiliki firma hukum adalah penyamaran terbaik untuk melakukan penyelidikan. Aku lulus lebih cepat dan melewati masa sekolah secep

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 46 Satu Pemilik Sejati

    Sudut pandang Valerie:Semua orang bisa melihat bahwa Alisa berbohong pada titik ini, termasuk Olivia. Olivia memilih untuk mengorbankan Alisa daripada dirinya sendiri.Olivia yang melontarkan hinaan kepada Liana. Apabila meminta maaf, dia akan terlihat sebagai perundung. Namun dia bersikeras bahwa semua itu dilakukannya demi keadilan untuk sahabatnya. Sekarang, sahabat yang berbohong itu harus menanggung semua akibatnya."A ... aku nggak pernah menunjukkan gaun apa pun padamu! Olivia ...." Alisa mendongak, lalu menatap Olivia dan berbicara dengan suara bergetar penuh rasa sakit, "Maaf kalau kamu salah paham, tapi aku nggak pernah bilang bahwa gaun Liana itu KW ....""Tapi, kamu bilang ...," balas Olivia dengan nada tajam. Dia membeku dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.Aku menggelengkan kepala perlahan. Olivia terlalu naif. Dia tidak tahu bahwa Alisa sangat pandai berbohong dan tidak pernah meninggalkan celah saat melakukannya.Yang paling mungkin adalah Alisa hanya "mengisyaratka

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 45 Mengatakan yang Sebenarnya

    Sudut pandang Valerie:Lingkaran itu terdiam dalam keheningan yang mengejutkan. Aurel terlihat mengernyit. Nenek sebenarnya sedang menyelesaikan situasi untuknya, tetapi pria itu sepertinya tidak sadar.Alisa tersenyum sopan dengan sedikit pengekangan. Dia berhasil menyampaikan kekecewaannya terhadap "pembohong yang tidak masuk akal" dengan sempurna. Bahkan, Nenek juga terkejut.Liana pun melirik pria itu dengan cemas, tetapi dia membalasnya dengan senyum yang menenangkan.Di sisi lain, para wanita jahat mulai melemparkan ejekan yang disertai serangan, tetapi tidak satu pun yang tampaknya berhasil menyentuh pria asing itu. Dia hanya berdiri di sana dengan senyum sopan, lalu menatap langsung ke arah Alisa."Aku nggak mau jawab," ucap Alisa sambil memasang ekspresi sedikit cemberut. Dia melanjutkan, "Soalnya kamu juga nggak menjawab pertanyaanku."Tentang namanya? Maksudku memang benar dia tidak menjawab, tetapi aku tidak akan menganggap itu sebuah penghinaan ...."Kenapa kamu ...." Pria

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 44 Gaun Ratusan Juta

    Sudut pandang Valerie:"Jadi, maksudmu aku beli barang KW gitu?" tanya pria tampan itu. Dia tidak melepaskan Liana, melainkan mengarahkan pandangannya ke kelompok wanita-wanita jahat sambil mengangguk. Tiba-tiba semua gerakannya terlihat begitu anggun di mataku, entah kenapa itu sangat menyenangkan untuk dilihat.Aku rasa, Liana merasakan hal yang sama. Sebab, dia menatap pria itu dengan ekspresi terpesona sekaligus terkejut dari balik dadanya."Aku ...." Para gadis jahat itu serempak melirik Olivia Wiguna, sahabat Alisa yang berdiri di tengah. Olivia berucap dengan tergagap, "Maksudku ...."Matanya melirik ke arah Alisa dan terlihat sangat gugup. Jelas, dia membutuhkan arahan dari pemimpinnya."Maaf, siapa namamu?" Alisa berdeham dan melangkah maju. Nadanya sopan, sementara suaranya terdengar menyenangkan. Ini adalah nada suara yang selalu dia gunakan saat ingin membuat seseorang terkesan.Sepertinya semua orang setuju bahwa pria asing ini memang tampan. Namun, mungkin Alisa hanya me

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 43 Orang Asing yang Aneh

    Sudut pandang Valerie:Dulu aku sering berdebat dengan Alisa, ketika aku masih peduli. Sekarang, aku tidak peduli lagi dengan Marcel.Aku tidak punya keinginan sedikit pun untuk "mengalahkan" Alisa, terutama dalam perdebatan yang tidak berarti. Dia sudah memiliki hati Marcel. Yang ingin aku lakukan sekarang hanyalah melindungi temanku.Alisa selalu memenangkan pertengkaran kami dengan membuatku terlihat seperti pelaku intimidasi. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi diriku yang menyerah. Lantaran kehabisan kata-kata, dia menggigit bibirnya dalam diam. Teman-temannya pun mundur dengan ragu.Aku meraih pergelangan tangan Liana, lalu berbalik ke arah Nenek dan berucap, "Nek, mohon maaf sekali ....""Mau ke mana?" Aku hampir menabrak seorang pria. Langkahku terhenti karena tiba-tiba mendengar ucapannya. Dia menggantikan posisi kelompok wanita kejam tadi untuk berdiri menghalangi jalanku. Dulu, aku sempat berpikir warna mata kami yang sama itu menarik. Sekarang, aku hanya ingin memukul kepa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 42 Gaun KW Nolanza

    Sudut pandang Valerie:"Nek, aku akan lihat apa yang terjadi!" Aku sedikit mengangkat gaunku, lalu bergegas pergi."Aku ikut," ucap Nenek. Dia mengernyit ketika menatap ke arah keributan itu. Nenek tidak suka keributan di pestanya, apalagi kalau sampai dia tahu siapa sebenarnya Liana.Aku buru-buru berucap, "Nggak perlu, Nek. Aku bisa menyelesaikannya sendiri ...."Namun sebelum aku selesai, sebuah suara lembut dan manis menyelaku, "Nek, nggak perlu repot-repot. Aku yakin Val bisa menangani situasinya ... soalnya orang itu adalah temannya."Alisa yang licik tentu saja akan muncul di saat seperti ini. Aku yakin apa pun yang terjadi dengan Liana, pasti ada hubungan dengannya. Dia adalah satu-satunya orang yang punya motif untuk menarik perhatian buruk kepada Liana.Yang mengejutkanku, Nenek tidak menangkap kata-kata kunci dari Alisa. Sebaliknya, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang kamu panggil Nenek?"Senyum di wajah Alisa membeku. Dia segera beringsut ke sisi Marcel dan berbisik, "M

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status