Share

Bab 262 Ujung Kebenaran

Penulis: Nyx Rai
"Tunggu, Adrian!" Val hendak berlari mengejar Adrian, tetapi Marcel menghentikannya.

"Nggak apa-apa, dia nggak akan tahu." Marcel duduk dengan susah payah, satu tangannya menekan tulang rusuknya yang patah untuk membatasi gerakan. "Menangkap tiga orang sudah awal yang baik. Aku yakin polisi sedang bekerja menangani sisanya."

Val menatapnya dengan tidak percaya.

"Mereka hampir membunuh kita! Mereka hampir membunuh kamu! Gimana bisa kamu tetap tenang soal ini? Kamu dengar Aurel tadi. Dia bilang 'tiga orang itu', bukan 'hanya tiga orang'. Dia berpikir jumlah mereka hanya tiga! Dua lainnya kabur dan mereka mungkin akan kembali untuk kita!"

"Kesimpulan yang cerdas." Marcel mengejeknya sambil mengatur posisi tubuhnya agar lebih nyaman, perlahan menyesuaikan diri. "Dan kamu yakin mereka hanya berlima karena ...?"

Val terdiam. Dia tidak bisa tahu pasti. Bisa jadi ada satu geng penuh yang bekerja untuk Joshua dan sikap polisi sebenarnya sudah jelas yaitu mereka tidak terlalu peduli. Mereka data
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 263 Kesempatan untuk Memohon

    Setelah Val meninggalkan ruangan, kedua pria itu saling menatap lama. Pada akhirnya, Nico tertawa kecil untuk memecah keheningan."Kamu benar-benar punya nyali, anak muda." katanya sambil menarik kursi, meletakkan tongkatnya di tepi tempat tidur, ujung sepatunya yang berkilau menahannya agar tetap di tempat."Kamu nggak terlalu menakutkan." Marcel membalas.Nico tertawa, tetapi matanya sedingin es. "Karena aku nggak membiarkan mereka memukulimu sampai mati? Aku akui, pikiran itu sempat terlintas di benakku. Tapi, sepertinya usia tua memang melunakkan seseorang, nggak peduli sekeras apa pun jiwanya."Kali ini Marcel bahkan mengangkat alis karena terkejut. Apa pria ini baru saja mengakui kejahatannya? Di kamar rumah sakit ini? Kepadanya, korbannya langsung? Bukannya marah, dia justru merasa tertantang. Apakah pria ini benar-benar berpikir dia tidak mampu menjatuhkannya? Apa yang memberinya kepercayaan diri sebesar itu?Tatapan Marcel jatuh pada tongkat yang hampir mengarah ke arahnya. Ke

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 264 Dilema

    Marcel tidak ingin melakukannya."Aku tahu tentang kondisi Val," katanya, mengeluarkan kata-kata itu dari sela giginya yang terkatup rapat. Dia telah menghubungi tim medis Val ketika dia masih di fasilitas perawatan, tetapi yang dia ketahui hanyalah bahwa Val untuk saat ini tidak bisa menghadapi gelombang emosi yang terlalu kuat."Aku tahu kamu tahu." Nico tertawa tanpa peduli. "Akulah yang menyuruh mereka membiarkanmu masuk. Gimana lagi kamu bisa mendapatkan akses ke orang-orangku?"Marcel mengerutkan kening, berusaha untuk tidak terlihat terlalu terkejut. Namun kenyataannya, dia terkejut. Berapa pun yang dia tawarkan, dia tidak bisa mendapatkan lebih banyak informasi dan sebelum hari ini, dia mengira tim medis itu hanya setia pada sumpah mereka sebagai dokter.Baru sekarang dia menyadari ... pria ini telah mengendalikan segalanya sejak awal. Dengan enggan, Marcel harus mengakui kekalahannya. "Tolong, katakan padaku apa yang Val butuhkan."Nico mendengus dingin, jelas menunjukkan keti

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 265 Perintah Nico

    "Dan menjebloskannya ke penjara selama dua atau tiga tahun dengan setengah masa hukumannya dibayar dari uangmu?" Nico mendengus dingin. "Apa kamu bisa sampai di posisimu sekarang hanya berkat kekayaan nenekmu dan kepalamu yang kosong itu?"Telinga Marcel memerah."Satu-satunya alasan aku nggak menuntut adalah kalau mereka bisa memberikan informasi tentang Joshua dan Joshua tahu itu." Nico menjelaskan dengan nada tidak sabar, seolah sedang menghadapi murid yang bodoh. "Bahkan kalau mereka menyangkalnya, dia nggak akan percaya. Dia tipe orang seperti itu.""Kamu mengenalnya secara pribadi?" Marcel menangkap petunjuk itu dengan cepat.Nico menyeringai dingin, tetapi kali ini dengan sorot kepuasan di matanya."Joshua punya hubungan dengan mafia," lanjut Nico, mengabaikan pertanyaan Marcel. "Dan kali ini, aku ingin mencabut sampai ke akarnya. Ngerti, bocah pintar?""Aku akan ikut bermain kalau kamu mengizinkanku ikut dalam rencana perawatan Val." Marcel menawar."Sekarang kamu peduli padany

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 266 Aturan Permainan

    Itulah satu-satunya kemungkinan yang masuk akal.Marcel tidak tahu siapa sebenarnya Nico dan dia hanya menebak secara sembarangan karena satu alasan, yaitu dia tidak merasakan permusuhan dari Nico terhadap Val. Nico memang melakukan sesuatu yang kotor, tetapi bukan untuk menyakitinya. Satu-satunya target dalam pertunjukan ini adalah Marcel.Nico memang mengirim orang untuk menculik Val, tetapi kecelakaan itu hanya menabrak sudut kiri depan mobil Val, sementara dia duduk di kursi belakang kanan, di posisi yang paling aman.Preman itu memang mengurungnya, tetapi tidak pernah menghunus pisau padanya, setidaknya tidak sampai Marcel datang. Preman itu mengejar mereka dengan tongkat dan senjata lainnya, tetapi Val keluar tanpa luka sedikit pun.Mereka bisa saja dengan mudah menghancurkan kepalanya saat dia mencoba melindungi pintu dengan tubuhnya.Meskipun ini semua hanya sebuah sandiwara, semuanya dilakukan dengan sangat hati-hati. Motif Nico bukanlah kebencian terhadap Joshua, melainkan ke

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 267 Terobosan

    "Kenapa Mama Val terus menatap langit?"Suara Jelita menarik kembali pikiran Val yang sedang melayang. Dia berkedip, baru menyadari bahwa pikirannya kembali mengembara saat duduk di jendela di kamarnya. Val sudah seperti ini selama seminggu sejak insiden dengan Marcel.Rasanya seperti ada bagian dari diri Val yang tertinggal di pabrik tua yang gelap itu, tetapi dia tidak bisa memahami apa tepatnya.Dari sudut matanya, Val melihat Jelita menyelipkan kepalanya ke dalam kamar, tetapi hanya sedikit, seolah mencoba bersembunyi. Namun, tangan kecilnya yang gemuk mencengkeram bingkai pintu sudah lebih dulu mengkhianati keberadaannya.Betapa lucunya, pikir Val.Berpura-pura tidak menyadari keberadaan Jelita, Val menghela napas, menyeret nada suaranya seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. "Membosankan sekali pemandangan ini. Andai saja Jelita kecilku yang manis ada di sini sekarang juga ....""Aku di sini!" Jelita tidak bisa menahan diri dan langsung melompat keluar dari tempat persembu

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 268 Pertanyaan yang Tak Pernah Ditanyakan

    Marcel tidak pernah menerima telepon itu.Terutama karena Val tidak jadi melakukannya. Bisa dibilang dia merasa takut, tetapi dia bahkan tidak yakin bagaimana cara membicarakan ini dengannya, tentang rencana balas dendamnya.Belum pernah sebelumnya Val merasa begitu kesepian, bahkan dalam lima tahun itu.Dalam lima tahun itu, Val tahu bahwa dirinya menutup diri. Dia tidak bisa membiarkan dirinya keluar dari kesedihan akibat kehilangan bayinya, tetapi dia tahu dia masih punya teman, bahkan mungkin keluarga jika dia menginginkannya.Tidak seperti sekarang.Val begitu bertekad untuk mati bersama Alisa. Menghancurkan hidup Alisa seperti bagaimana Alisa menghancurkan hidupnya, sebelum mengakhirinya dengan kematian mereka. Itu rencana yang begitu sederhana, efisien dan dia tidak masalah dengan itu.Namun kini, dia tidak bisa menemukan keberanian untuk merangkul kematian lagi, tidak setelah insiden dengan Marcel.Val tidak tahu apakah Marcel menyelamatkannya karena cinta atau rasa bersalah, t

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 269 Kehidupan Baru

    "Sejak kapan kamu berdiri di sana?"Marcel tidak sadar bahwa dia sudah lama berdiri terpaku hingga Val tiba-tiba menatapnya dan terkejut."Maaf! Aku sudah mengetuk, tapi kamu nggak mendengarnya," ujar Marcel cepat, mengangkat kedua tangannya. "Aku nggak ingin mengganggu."Nada sopan dan lembutnya membuat Val merasa bersalah. Dialah yang datang tanpa pemberitahuan dan tetap saja Marcel bersedia berbicara dengannya. Ini adalah ruang rapat milik Marcel dan sekarang dia malah membentaknya, padahal dialah yang bersikap tidak sopan."Maaf ...," gumam Val, mengerutkan kening. Baru sekarang dia menyadari bahwa dia masih berutang sebuah ucapan "terima kasih" kepada pria itu dan bukannya mengucapkannya, dia malah kembali memperlakukannya dengan buruk.Selama masa remajanya, Val telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencoba menarik perhatiannya dan gagal. Namun sekarang, ketika dia justru ingin menjauh dari Marcel, hidup mereka malah semakin terikat."Kamu ingin menemuiku?" tanya Marcel dengan

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 270 Kenangan Lama

    "Apa yang kamu lakukan di sini?"Teriakan marah terdengar tepat saat Val menyelesaikan tanda tangannya di atas kontrak.Alisa menerobos masuk ke dalam kantor.Marcel tidak membuang waktu untuk menepati janjinya, seolah khawatir Val akan menarik kembali kesepakatan yang dia buat sendiri. Khawatir tentang Alisa? Bahkan setelah semua hal busuk yang telah dilakukan Alisa, dia masih menjaganya. Melindungi Alisa adalah kebiasaan yang sudah tertanam dalam dirinya.Sekretarisnya menyusun kontrak film dengan kecepatan yang mengejutkan. Val seharusnya meminta pengacaranya untuk meninjau kontrak itu, tetapi dia tidak melakukannya. Bahkan jika ada celah dalam perjanjian, dia tidak peduli.Targetnya bukan keuntungan. Targetnya adalah Alisa.Melihat Alisa menyerbu masuk, Val hanya duduk di sana dengan senyum mengejek. Pemandangan ini begitu familier hingga hampir membuatnya tertawa. Dulu, dialah istri yang marah-marah, menerobos masuk ke kantor Marcel saat pria itu sedang bersama Alisa."Senang bert

Bab terbaru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 286 Hormati Kesepakatan

    "Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 285 Pangeran yang Hilang

    Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 284 Tabrak Lari

    Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 283 Syarat dari sang Wanita Baja

    Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 282 Gloria yang Marah

    Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 281 Nama yang Tak Boleh Disebut

    Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 280 Rahasia Natal

    Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 279 Saudari yang Baik

    Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 278 Kebiasaan Lama Sulit Dihilangkan

    "Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status