Share

Bab 147 Lembur

Penulis: Nyx Rai
Sudut pandang Valerie:

Diego pergi bersama Okto. Yang aku tahu hanya nama Liana, bahkan tidak tahu plat mobil mereka. Jadi, kalau aku mau melakukan sesuatu, mengikuti mereka adalah satu-satunya kesempatan.

"Ganti rencana!" Aku menarik Lukas keluar dari sana. "Kemampuan menyetirmu sebanding dengan Adrian nggak?"

"Kurang lebih sama." Lukas mengernyit bingung. "Cukup untuk memenuhi kebutuhanmu. Aku tahu soal mabuk perjalananmu ...."

"Bisa kejar-kejaran mobil?" Aku memotongnya, menunjuk mobil yang keluar dari gerbang Keluarga Salim. "Ikuti mobil itu!"

Kami hampir kehilangan jejak mereka. Sebenarnya, kami memang kehilangannya. Entah siapa yang menyetir mobil itu, tetapi gaya menyetirnya berubah di tengah jalan.

Sepertinya mereka menyadari kami mengikuti dari belakang dan kami kehilangan jejak setelah mereka masuk terowongan. Aku tidak tahu mereka datang dari mana, atau mau ke mana. Aku bahkan tidak yakin itu benar-benar Liana yang kukenal. Namun, dia pengacara dan Liana baru saja masuk firm
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 148 Dunia Baru

    Sudut pandang Valerie:Apa maksud dari pertanyaan itu?"Ya, dia memang anak yang suka berpesta." Aku mengangkat bahu, ragu karena merasa jawabanku tidak membantu. "Dylan tahu soal itu. Dia nggak perlu sembunyi dari Dylan kalau cuma ...."Ada beberapa bar di jalan ini dan di sekitarnya. Itu tidak membantu kita mempersempit pencarian."Ya, itu jadi masuk akal." Lukas mengangguk, lalu menghentikan mobil, padahal kita masih jauh dari perpustakaan."Aku tadi menebak mereka seharusnya berada di bar sebelum kita mengikuti teman baru kita ini. Tapi, Diego menganggap dia seperti "peliharaan"-nya, berarti mereka punya hubungan dekat. Kalau dia ada di bar, itu nggak akan menarik buat Diego. Untungnya, kamu di sini bersamaku, bukan Adrian ...."Dia keluar mobil dan aku buru-buru mengikutinya. Tidak ada yang boleh berhenti di tengah cerita! Pasti ini balas dendam karena aku mengeluh soal kemampuan menyetirnya. Dia mengunci mobil sambil berjalan menuju pintu kayu yang terlihat biasa saja hingga nyar

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 149 Pertarungan Kecil yang Kotor

    Sudut pandang Valerie:Liana butuh uang.Dia tidak pernah menunjukkan sisi hidupnya yang satu ini ke kami. Dia tipe orang yang lebih pilih ambil pinjaman mahasiswa dan kerja tiga pekerjaan paruh waktu tanpa pernah memberi tahu kami. Namun, dia sudah melunasi pinjaman itu dan baru saja dapat pekerjaan yang lumayan. Apa yang membuat dia sampai harus cari uang dengan cara begini?"Apa rencana kita?" tanya Lukas, matanya tertuju ke pertarungan. "Aku ngerti kamu khawatir, tapi temanmu jelas lebih unggul.""Tapi dia baru saja kena pukul!" seruku kesal padanya."Ya, ini sebuah pertarungan." Lukas mendengus, nada suaranya terdengar kagum. "Tapi, dia sangat tangguh. Dia lebih pilih kena pukulan keras di badan daripada di wajah. Untuk menyembunyikan rahasianya?"Aku menundukkan kepala, tidak sanggup lagi melihat pertarungan itu.Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku selalu menghargai keputusan Liana soal ini, tetapi kalau dia sampai ambil risiko sebesar ini demi uang, apa aku masih bisa diam saja?

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 150 Roller Coaster Mimpi Buruk

    Sudut pandang Diego:Aku berusaha menjaga pencarian adikku tetap rahasia.Nama Kumala sudah cukup menarik perhatian para penipu. Hanya karena berita tentang ditemukannya mobil ibuku di bawah jurang tanpa jejak bayi, kami sudah harus berurusan dengan segala macam orang yang datang kepada kami selama bertahun-tahun, mengklaim bahwa mereka yang membesarkan adikku yang mereka temukan di dekat lokasi kecelakaan.Beberapa dari mereka bahkan datang untuk meminta imbalan dengan gambar bayi yang sudah meninggal. Pada dasarnya, mereka menjual anak-anak mereka, bahkan yang sudah mati juga.Bisa dibilang aku sudah melihat sisi tergelap dari manusia.Sebagian besar dari mereka mudah dikenali. Kami tidak pernah mengungkapkan bahwa golongan darah Ibu adalah rhesus negatif, begitu juga golongan darah bayi tersebut. Bahkan tanpa bisa melakukan tes DNA, laporan pemeriksaan medis sederhana dari kehidupan mereka bisa dengan mudah memberitahu mana dari mereka yang palsu.Namun tetap saja, mereka menyebabka

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 151 Kekhawatiran yang Lebih Besar

    Sudut pandang Valerie:Pada akhirnya, aku tidak bicara dengan Liana malam itu.Dia tidak mau kami tahu. Itu mungkin akan lebih melukai harga dirinya daripada membantu masalah keuangannya. Aku harus bicara dengan Aurel dulu soal ini.Lagi pula, Liana tidak pernah membahas tentang Diego pada kami, jadi aku juga tidak yakin bagaimana memulai pembicaraan dengannya soal itu. Aku rasa Liana tidak akan bersama dia kalau tahu Diego punya wanita lain, tetapi aku juga tidak punya bukti.Namun, semua ini cuma alasan.Aku kabur dari situasi itu karena aku mungkin adalah seorang Kumala dan parahnya, yang tidak diinginkan.Lukas memesankan hotel untuk kami dan aku mengurung diri di kamar selama tiga hari penuh. Kegiatanku cuma sebatas mencari informasi tentang Keluarga Kumala di internet dan bersembunyi di balik selimut setiap lima menit sekali.Aku percaya selimut punya kekuatan buat menghalau semua hantu, jadi seharusnya bisa melindungiku dari hal-hal buruk lainnya juga.Namun, tidak banyak yang b

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 152 Surat Cerai

    Sudut pandang Valerie:Setelah kalimat yang mengejutkan itu, Adrian tidak melanjutkan pembicaraan dan malah mulai berjalan menuju mobilnya.Sepanjang perjalanan, bahkan setelah mulai menyetir, dia terus mencuri-curi pandang ke arahku. Aku diam-diam menarik napas panjang, bersiap menunggu dia menyelesaikan "evaluasi kondisi mentalku". Aku tidak mau dia khawatir padaku dan aku bisa mengatasi ini. Aku butuh dia tahu itu."Lukas sudah cerita semuanya." Akhirnya Adrian membuka suara, melirikku melalui kaca spion. "Gimana keadaanmu? Aku sebenarnya kagum kamu bisa bangkit hanya dalam tiga hari."Aku mengerutkan dahi, menatapnya setengah jengkel. "Tolong jangan bilang kalau bos besar kerajaan bisnis Malik sudah nongkrong di depan hotelku selama tiga hari terakhir."Adrian tertawa, kekhawatiran di matanya sedikit memudar."Aku cuma memantau sopir pribadimu, itu saja." Adrian menyunggingkan senyuman tidak bersalah. "Omong-omong, ternyata bukan cuma aku yang melakukan itu.""Siapa lagi?" tanyaku

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 153 Wajah yang Familier

    Sudut pandang Valerie:Aku tidak berani membahas masa lalu orang tuaku. Semua itu kusimpan di belakang kepalaku saat keluar dari mobil Adrian dan bergabung di lokasi syuting. Tidak bijak memikirkan kasus perceraian yang sudah berusia puluhan tahun saat sedang syuting romansa remaja.Sebagian besar cerita filmku adalah kenangan tokoh utama, jadi kami akan syuting di sebuah sekolah selama dua bulan pertama. Almamater Adrian cukup baik hati mengizinkan kami menggunakan kampus, beberapa ruang kelas, dan fasilitas lainnya.Aku memilih tempat ini karena Marcel, tokoh asli dari pemeran utama pria di film, juga bersekolah di sini, bersama Alisa dan aku. Di sinilah kisah kami terjadi. Adrian sempat menggoda pilihanku, mengira aku ingin mewujudkan impian akhir bahagia bersama Marcel melalui film ini. Gadis yang diselamatkan seorang pemuda, kemudian menjalin cinta manis sebelum menikah bahagia.Dia salah.Aku bukan inspirasi tokoh utama perempuan di film. Alisa-lah orangnya.Marcel memang pernah

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 154 Dia Tahu

    Sudut pandang Valerie:"Dia pemeran utama perempuanmu, Aria." James tiba-tiba menoleh, tampaknya mendengar komentar Amelita soal dirinya dan jelas tidak berniat menanggapi. "Amelita, lima menit lagi giliranmu.""Siap, Pak!" Amelita membuat wajah jenaka padanya lalu pergi, tetapi tidak sebelum mengedipkan mata padaku.Aku masih ternganga kaget.Sesaat tadi, aku benar-benar mengira bertemu Alisa muda, gadis cantik, ceria, dan sempurna di sekolah, yang selalu bersikap ramah bahkan pada orang baru. Namun, mungkin karena dia memerankan Alisa, kini aku tak bisa menghilangkan perasaan bahwa di balik senyumannya, ada rencana yang gelap.Namun, itu bukan masalah utamanya ...."Kamu ... kamu yang memilih dia?" gumamku pada James, lebih seperti bicara pada diri sendiri. "Kenapa?"James menatapku dengan ekspresi angkuh. "Apa kamu bertanya karena dia sesuai dengan gambaran tokoh utama perempuanmu?"Aku terdiam. Ya, dia pasti sudah membaca isi hatiku dan naskahku. Kupikir ini akan jadi plot twist ya

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 155 Siapa Pemeran Utama Priamu?

    Sudut pandang Valerie:Dia tidak tahu apa-apa!"Aku nggak pernah mengikutimu ke mana pun." Aku menyilangkan tangan, merasa lebih aman. Kecurigaannya hanya tentang malam itu. Tidak mungkin dia mencurigai bahwa aku juga mendengar rencana gelapnya."Kamu gagal mengikutiku." Diego mengoreksi dengan nada arogan. Harga diri Lukas pasti sudah menyangkal kalau dia ada di sini. Namun, dia tidak ada."Kamu selalu separanoid ini, atau kamu nggak tahu konsekuensi sebuah fitnah, Tuan Pengacara?" Aku menyeringai dan dia membalas dengan senyuman sinis tanpa berkata-kata."Pak Okto." James memberi jalan, diikuti Okto dan Diego. Aku mengikuti mereka, tidak bisa menahan diri untuk melirik ke arahnya.Pria ini kakakku? Kakak kandungku? Seperti Gerry dengan Alisa? Dia lebih tinggi dari Gerry, tetapi tidak setegap itu. Dia memakai kacamata tipis, tetapi entah kenapa terasa seperti dia tidak kalah tangguh dari Gerry. Bagaimana rasanya jika dia seprotektif Gerry terhadap Alisa?"Suka dengan apa yang kamu lih

Bab terbaru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 230 Makhluk Berdarah Dingin

    Tentu ada cincin yang jauh lebih mahal, tetapi bukan cincin ini.Tentu, ini adalah hati dari Marcel Tanzil yang terhebat, tetapi dia bahkan masih remaja ketika merancang cincin itu. Dia memiliki sumber daya terbatas … baiklah, terbatas sebagai seorang Keluarga Tanzil. Tetap saja, desainer cincin itu adalah teman keluarganya, dan batu permata itu, meskipun langka, hanya sebanding dengan uang jajan Marcel pada waktu itu.Yang paling berharga dari cincin itu hanyalah emosi yang disimpannya.Val kesal dengan strategi licik Marcel, mengikuti tawarannya hanya dengan menaikkan 150 juta setiap kali, lalu tiba-tiba menggandakannya. Siapa pun, bahkan Nico sekalipun, andai dia ada di sini hari ini, pasti akan ragu setidaknya untuk sesaat.Sambil menatap Marcel dengan tajam, Val tidak mengangkat papannya. Baiklah! Marcel sangat menginginkan cincin sialan itu? Dia boleh mendapatkannya! Toh Val bukan kemari untuk cincin bodoh itu juga.Marcel melihat ke arahnya. Merasa menang? Val bertekad untuk tid

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 229 Hati Marcel

    Marcel mengajukan penawaran lagi.Val bahkan tidak mengalihkan pandangannya ke arah kedua pria yang menaikkan harga untuk cincin kecil itu. Dia bersandar ke kanan dengan sikunya di lengan kursi seperti kucing malas, mata ungunya yang dingin tampak acuh tak acuh, memancarkan aura ratu yang mematikan. Namun, hanya sedikit yang bisa melihat lengkungan halus di bibirnya.Dia tahu Marcel menginginkan cincin itu, sangat menginginkannya.Val datang untuk kalung ibunya, tetapi sesampainya di sana, dia tahu Marcel akan datang … karena cincin itu ada di daftar.Dia sudah tahu tentang cincin itu sejak lama. Sebenarnya, dia sudah tahu keberadaan cincin itu sepanjang hidupnya. Seperti remaja pada umumnya, dia ingin tahu segala sesuatu tentang pria yang disukainya, dan dia menemukan tentang cincin itu ketika itu masih sebuah gambar di buku catatan Marcel.Dia tahu bahwa Marcel sedang mendesain sebuah cincin, dia menyaksikan cincin itu menjadi nyata, disimpan oleh pria itu dalam kotak beludru kecil,

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 228 Z, X, V

    "Pria di lantai dua."Papan Marcel bahkan tidak memiliki nomor, hanya satu huruf, Z.Tidak mungkin Marcel bisa melihat dan memperhatikan Alisa dari jendela besar di lantai dua itu, tetapi Alisa merasa seolah-olah Marcel meliriknya dengan dingin ketika dia baru saja mengangkat papannya.Air mata akibat merasa teraniaya memenuhi mata Alisa.Alisa seharusnya ada di sana. Dia seharusnya menjadi ratu dari Keluarga Tanzil, dan dia mendapatkan gelarnya dengan sah. Namun, pria itu sekarang menyingkirkan semua kata dan janji manisnya, dan hanya menatapnya dengan dingin.[ Marcel, No. 86 adalah aku. ]Alisa mengetik di ponselnya, tetapi ragu ketika jarinya melayang di atas tombol "kirim".Kata demi kata, Alisa menghapus pesan itu, dan mengirimkan pesan lain sebagai gantinya. [ Marcel, aku di lelang hari ini. ]Tidak ada balasan.Sambil memegang ponselnya, Alisa menatap Marcel. Pria itu duduk di sana dengan wajah datar, matanya bahkan tidak beralih ke meja tempat ponselnya berkedip.Alisa menggi

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 227 Malam Beku

    "Mereka nggak datang!" desis Alisa kepada Joshua Salim, matanya melirik ke sekeliling dengan tergesa-gesa, tidak bisa tetap tenang lebih dari tiga detik.Alisa tidak sabar untuk menyingkirkan Valerie secara permanen dari hidupnya. Dia tidak tahu Valerie sedang hamil saat dia menjegalnya di tangga, tetapi itu tidak berarti dia tidak senang dengan hasilnya. Dia membuat Valerie masuk penjara. Dia mendapatkan Rumah Z, mesin pencetak uang. Dia juga mendapatkan gelar Nyonya Marcel.Dia dan Marcel memang tidak seperti dahulu lagi, tetapi hal itu sekarang tampaknya merupakan masalah yang jauh lebih sepele dibandingkan Valerie si psikopat yang datang mengejar dirinya.Sejak Valerie muncul di pesta reuni, Alisa tidak bisa tidur nyenyak sehari pun.Alisa tahu Valerie tidak akan melepaskannya begitu saja kali ini, dan dia tahu pasukan lamanya, yaitu ibunya, ayahnya, dan Marcel, tidak memiliki kekuatan atas Valerie sekarang. Bahkan kakak laki-lakinya yang hanya seorang penindas itu sedang bersembun

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 226 Harapan Terakhir

    "Aku akan menceraikannya dengan syarat," tambah Alisa sambil cemberut. "Dia berutang pernikahan itu kepadaku. Dia juga nggak pernah memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami.""Darah yang kita berikan kepadanya adalah darah Valerie sejak awal. Apa yang kamu harapkan saat kamu memaksanya menikahimu?" Joshua Salim menghela napas, menggelengkan kepala perlahan dengan kekecewaan di matanya.Joshua Salim telah melakukan hal-hal buruk demi istri dan putrinya. Dia pikir dirinya telah melakukan segala yang dia bisa untuk melindungi keluarganya, tetapi dia tidak pernah menduga putrinya hanya akan belajar trik kotor darinya."Ayah memaksa Ibu, tapi semuanya baik-baik saja," kata Alisa sambil mengangkat bahu dengan nada acuh tak acuh."Apa kamu bilang?" Joshua Salim mengangkat tangannya, dan Alisa membeku dengan air mata ketakutan. Pada akhirnya, tangan itu tidak mendarat.Joshua Salim menghela napas dalam-dalam dan panjang. Dia menggenggam tinjunya untuk menyembunyikan gemetar di tangannya.Aveli

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 225 Perceraian

    "Ini akan membuat Valerie marah!"Alisa menghela napas sambil menatap ayahnya dan memutar matanya saat mereka melewati lorong temaram bersama para peserta lelang.Bukan berarti Alisa bersedia menyerah kepada Val soal kalung itu, tetapi menjual kalung itu secara terbuka kepada Val hanya akan menjadi deklarasi perang, sesuatu yang tidak akan dilakukan oleh ayahnya yang berhati-hati. Namun, Joshua Salim tampaknya sudah bertekad untuk melanjutkannya.Lelang ini memperbolehkan topeng, toh sebuah topeng sederhana tidak bisa menyembunyikan identitas seseorang, terutama di kalangan orang-orang yang mampu berada di sini. Namun, tetap saja, Alisa mengenakan topeng. Bukan hanya itu, dia juga mengenakan gaun yang lebih menantang dengan punggung yang terbuka hingga ke pinggangnya, untuk mengelabui orang, seperti yang dia katakan.Namun, Joshua Salim tahu ini hanyalah cara Alisa untuk melampiaskan perasaannya setelah perselisihan dengan Marcel. Dia mengenal putrinya lebih baik daripada siapa pun. Se

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 224 Lelang Pusaka

    "Apa ... apa kamu tahu tentang Keluarga Kumala?" Apa kamu tahu bahwa kamu baru saja memarahi pewaris dari salah satu keluarga paling berkuasa di negara ini? Inilah pertanyaan sebenarnya, yang tidak berani ditanyakan oleh Val.Val melirik ke arah Nico, dengan sedikit kecemasan terdengar dalam suaranya yang bahkan tidak dia sadari sendiri.Mereka menjemput Liana sebelum mengakhiri hari itu. Nico bermain dengan Jelita sepanjang perjalanan ke rumah Liana. Val tidak ingin membicarakan Diego di depan Liana atau Jelita, jadi dia hanya diam karena rasa bersalah yang terus menggerogotinya.Kesepakatan Val dengan Nico adalah tentang Keluarga Salim. Nico membutuhkan Val karena pria itu tidak ingin ada noda di namanya, jadi Val berpikir pria itu tidak akan senang jika harus bermusuhan dengan Keluarga Kumala.Nico menoleh, matanya yang dalam tertuju pada Val sebelum dia mengangguk. "Ya, aku tahu."Val menelan ludah tanpa disadari.Haruskah dia memberitahu pria itu siapa Diego sebenarnya? Nico membe

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 223 Ratu Kecilnya

    "Diego Kumala!" seru Val dengan marah. "Ini benar-benar nggak bisa dipercaya! Ini sudah sangat rendah, bahkan untukmu!"Di balik sudut jalan, berdiri pria yang dia marahi. Di wajah pria itu, ada rasa malu, terkejut, dan ... sedikit rasa marah, marah kepada adik iparnya yang baru saja mencampakkannya agar adik perempuannya tidak kehilangan kendali melihat si mantan suami menculik putri temannya.Betapa kacaunya keluarga asalmu."Liana menolakmu, 'kan?" Val menyilangkan tangan di depan dada, menatap Diego seperti induk kucing yang marah. "Itu sebabnya kamu bersembunyi di sini?""Ehh ... nggak juga ...." Pria itu menggaruk rambutnya dengan senyum meminta maaf. Liana tidak bilang "tidak". Wanita itu sama sekali tidak mengangkat teleponnya yang jutaan kali, begitu juga Val. "Ini murni kebetulan, tapi aku sangat senang bisa melihatmu, Jelita …."Val menyipitkan matanya. Diego cepat-cepat meminta maaf dan mengoreksi, "Maksudku, Valerie.""Namaku Val, dan aku lebih bahagia tanpa kamu, terima k

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 222 Papa Mala

    "Siapa yang mengajarimu memanggilnya Mama Val?" tanya Marcel, mengamati Val dengan hati-hati agar tidak terlihat oleh Val, tetapi juga tidak kehilangan jejak Val.Marcel tidak tahu Val ada di sini dan tidak mengira Jelita akan melompat dari komidi putar saat melihatnya. Dia tahu bahwa Liana membawa Jelita ke sini, jadi dia datang."Dia memang Mama Val .…" jawab Jelita dengan nada terluka dan merasa bingung."Apa dia tahu aku papamu?" tanya Marcel, sudah mengetahui jawabannya.Val tidak tahu. Kalau tahu, Val pasti sudah menghubungkan semuanya.Marcel perlu memberi tahu Val, tetapi dia tidak bisa, karena Nico.Sekeras apa pun Marcel berusaha menyelidiki pria itu, dia tidak menemukan hal yang aneh. Pria itu terlihat bersih. Adam Samid. Itu nama yang ditemukan Marcel. Nama yang sangat biasa, hampir membosankan.Marcel bahkan menemukan mengapa Nico membenci Keluarga Salim. Perusahaan kecil milik Joshua Salim yang sangat dia jaga selama bertahun-tahun itu dibeli dari seorang "Samid" dengan h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status