Sagara sedang sibuk membenahi dasi yang sudah mengalung di leher dimana nadi berwarna biru itu menonjol jelas. Sesekali ia melirik ke arah Aliika yang tengah nyaman dengan dunia riasan. Bermacam make up di meja rias itu yang Sagara tak pahami bagian apa saja, telah dioleskan dengan natural di wajah mulus Aliika.Sejak kejadian di ruang kerja Sagara kemarin, mereka sama sekali belum saling bicara. Bahkan hanya untuk melihat ke arah Sagara saja, Aliika enggan melakukannya.Jujur Sagara kesal jika terus diabaikan seperti ini oleh Aliika. Namun ini adalah keinginan laki-laki itu sejak awal. Jadi Sagara juga memilih diam dan tak memperdulikan Aliika juga. Entah hal ini akan bertahan sampai kapan.Sagara sudah rapi dengan pakaiannya. Sedangkan Aliika masih berkutat dengan rambut panjang terurai itu, wanita itu berniat untuk menguncir kuda andalannya saja.Tanpa mengatakan apapun Sagara mengambil ponsel miliknya dan berjalan keluar dari kamar.Aliika melihat kepergian Sagara melalui pantulan
Berjam-jam Sagara hanya diam di ruang kerjanya. Memikirkan apa yang sedang terjadi pada alur kehidupannya. Semua terasa berantakan dan hancur. Hatinya kacau.Tak terasa kantuk mulai menyerang. Sagara memilih untuk tidur. Ia akan tidur dikamar lain karena ini bukan saat yang tepat untuk berada didekat Aliika. Mereka butuh waktu sendiri. Namun Sagara ingin ke kamar utama sebentar memakai pakaian karena sedari tadi tubuh Sagara hanya berlapiskan kaos dalam.Perlahan Sagara membuka pintu kamar. Namun ia tak menemukan keberadaan Aliika disana. Pintu kamar mandi tertutup artinya Aliika berada disana.Sagara memilih masuk ke walk in closet dan memakai pakaian yang tebal. Bahkan setelah ia keluar Aliika masih berada didalam kamar mandi. Tak terdengar suara aktifitas apapun disana. Dan entah sejak kapan Aliika berada disana.Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas dini hari. Dan itu bukan waktu untuk mandi.Tanpa mengetuk pintu, Sagara langsung masuk kedalam kamar mandi. Tak peduli jika
Aliika merasakan jika kepalanya seperti dihantam oleh batu besar saat ia bangun dari tidur. Terasa sangat sakit hingga membuat bibirnya meringis kesakitan. Sejenak Aliika bersandar di kepala ranjang untuk menghilangkan pusingnya. Wanita itu tidak tahu kenapa ia tiba-tiba pusing hari ini. Badannya terasa lemas. Beruntung hanya beberapa menit saja setelah ia bersandar, rasa sakit dikepalanya berangsur mereda. Gemericik air dari dalam kamar mandi membuat Aliika melihat ke arah pintu yang tertutup itu. Ia tak menemukan keberadaan Sagara, sudah dipastikan jika yang berada didalam kamar mandi adalah Sagara. Aliika turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar mandi. Dengan gelisah ia berdiri di depan sana. Ingin rasanya ia masuk, namun keraguan terus muncul di benak Aliika. Aliika takut jika Sagara akan marah, lagi pula juga untuk apa ia masuk kesana. Cukup lama Aliika berdiam diri disana. Ia berusaha untuk menghilangkan keinginan masuk kesana. Karena tentu saja itu hal bodoh. Tanpa
Rama langsung melangkah cepat ke arah Aliika. Meraih kedua tangan Aliika yang dengan cepat di tahan oleh Sagara.“Kamu pulang ke rumah Ayah sekarang.” Rama menarik Aliika. Namun kembali dicegah oleh Sagara.“Ayah maafin Sagara, Sagara akan berubah. Tolong beri, kesempatan untuk Sagara.” Pinta Sagara memohon.Rama menatap Sagara dengan tajam, “Orang yang punya keterbelakangan mental seperti kamu tidak pantas bersama putri saya. Kamu hanya akan menyakiti dia. Dan saya tidak rela jika hal itu sampai terjadi. Saya pikir kamu orang baik-baik. Tapi ternyata saya salah besar. Saya tidak akan membiarkan kesalahan saya semakin berlarut dengan membiarkan kamu bersama Aliika.”“Ayah lepasin Aliika. Ini rumah Aliika, kak Sagara suami Aliika. Aliika harus tinggal disini.” Mohon Aliika saat Rama terus menariknya.“Dia bukan lagi suami kamu. Ayah akan urus perceraian kalian Segera!”Tubuh Sagara mematung mendengar pernyataan Rama. Seakan waktu berhenti. Aliika menangis sambil menoleh ke arah Sagara,
Sudah seminggu Aliika tinggal di rumah orangtuanya. Sagara berusaha menghubungi Aliika namun ponsel wanita itu tidak pernah aktif. Sagara juga mencoba datang ke rumah Aliika namun gerbang rumah Aliika selalu tertutup untuk Sagara. Dan hal itu berhasil membuat Sagara merasa frustasi.Seperti saat ini. Sagara sedang menatap layar laptop namun pikirannya becabang. Ia tak lagi bisa fokus bekerja. Padahal banyak sekali yang harus ia selesaikan.Tok tok tokSuara pintu ruang kerja Sagara yang diketuk dari luar. Tak ada sahutan dari Sagara karena pria itu sedang melamun.Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka. Muncullah Soraya dari balik pintu. Soraya masuk begitu saja dan memperhatikan Sagara yang memandang layar laptop dengan tatapan kosong.Hal itu membuat Soraya sedih tentu saja. Karena ia tahu alasan Sagara seperti itu adalah Aliika. Dan ini adalah salah satu bukti bahwa Sagara mencintai Aliika.“Sagara..” panggil Soraya sambil memegang lengan Sagara.Sagara langsung menoleh dan terke
Aliika membulatkan mata sambil tangannya membungkam mulut yang sudah terbuka lebar. Jemari Aliika gemetar memegang benda yang ada di tangannya saat ini.Tok tok tok“Sayang… masih lama!” teriak Syifana dari luar kamar mandi yang ada di kamar Aliika.Aliika mengerjapkan mata beberapa kali. Ia kembali merapikan pakaian. Sebelum keluar kamar mandi, Aliika menarik nafas dalam dan menghembuskannya beberapa kali.Setelah dirasa siap, ia keluar dari kamar mandi. Saat membuka pintunya, Syifana langsung bergegas mendekati Aliika dengan wajah penuh antusias.“Gimana?”Aliika tersenyum, “Positif Bun.”Syifana membungkam mulutnya yang terbuka lebar, “Oh astaga.. bunda seneng banget. Bunda akan segera jadi nenek.” Ucap Syifana dengan riang. Sedangkan Aliika hanya tersenyum.Ia memberikan ketiga testpack itu kepada Syifana. Kemudian Syifana langsung membawa benda itu keluar. Entah kemana dan Aliika bergegas mengikuti.Syifana masuk kedalam ruang kerja Rama. Dimana disana ada Andrian juga yang sedan
“Udah diminum vitaminnya?” tanya Sagara.Aliika menggeleng, “Belum, ini baru mau minum.”Aliika duduk di pinggiran ranjang. Sagara membantu Aliika membuka kemasan vitamin itu, kemudian memberikannya pada Aliika. Tak lupa Sagara juga menuangkan air ke gelas untuk Aliika. Aliika menerimanya dan segera meneguk vitamin.Aliika menghela nafas, “Akhir-akhir ini sering ngerasa capek. Padahal nggak ngapa-ngapain.” Keluh Aliika.Sagara mengangkat tubuh Aliika dan membaringkannya di ranjang. “Itu tandanya dia ga mau kamu melakukan aktivitas yang berat.” Sagara ikut naik keatas ranjang.Mereka mendekatkan tubuh satu sama lain. Aliika tidur menggunakan lengan Sagara sebagai bantalan namun dengan posisi Sagara memeluk dari belakang.Sebelah tangan Sagara yang tak digunakan bantalan, menyingkap sedikit kaos yang digunakan Aliika. Kemudian dengan lembut ia mengusap perut Aliika yang masih rata itu. Seketika kenyamanan dirasakan oleh Aliika.“Dia sudah berusia tiga minggu dan kamu baru tahu? Emang ka
Matahari cukup terik menyinari bumi. Membuat beberapa orang terlihat berjalan terburu-buru dibawah cahaya itu karena panas yang menyengat. Ada juga yang memakai payung, topi dan juga kacamata sebagai pelindung diri.Sebuah mobil BMW berwarna hitam pekat telah terparkir di depan lobby kantor milik Sagara. Tak lama seorang pria lengkap dengan setelan jas rapi dan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancung nya keluar dari mobil itu.Pria itu sedikit merapikan jas berlengan panjang itu kemudian berjalan memasuki gedung kantor Sagara. Semua mata tertuju padanya. Tanpa diberitahu pun, semua tahu jika pria itu bukan lah orang sembarangan. Pasti orang yang memiliki jabatan tinggi dan bergelimang harta.Pria itu berjalan ke arah resepsionis untuk menanyakan apakah Sagara sudah berada di kantor atau belum.“Maaf sebelumnya, apa anda sudah membuat janji terlebih dahulu dengan Pak Sagara?” tanya resepsionis itu.“Katakan saja padanya, saya Rama Pamungkas ingin bertemu dengannya.”Resepsion