Keesokan hari, matahari menyelinap masuk melalui celah-celah jendela kamar Rochman yang masih terlelap dalam tidurnya. Tiba-tiba alarm ponsel Rochman berbunyi keras, memekakkan telinga Rochman yang langsung bangkit dari posisi tidurnya."Ya ampun, jam berapa ini?" ujar Rochman kemudian segera menyambar ponselnya, dan melihat waktu yang tertera.Rochman terperanjat melihat waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Itu artinya, dia hanya memiliki waktu setengah jam lagi untuk sampai di kantor, karena pukul delapan Rochman ada meeting dengan seorang CEO dari perusahaan seberang.Rochman pun bergegas mandi dan berpakaian, dia tidak sempat sarapan. Setelah rapi Rochman bersiap untuk pergi ke kantor. Pria itu keluar dari rumah dan menuju ke mobilnya. Mendadak Rochman terkejut, melihat wanita tak asing berdiri di hadapannya.'Jhulie?' batin Rochman."Mas, kita harus bicara," kata Jhulie."Sudah terlambat." Rochman melewati tubuh langsing Jhulie, mendekati mobilnya.Hubungan yang pernah
"Tidak apa-apa," kata Lexa tenang."Bareng mobil saya saja sekalian, nanti pulangnya saya antar kesini lagi," ujar Rochman setengah memaksa."Baiklah," pasrah Lexa.Kemudian mereka berdua masuk ke mobil dan Rochman pun mengendarai mobilnya perlahan. Tak lama mereka tiba di sebuah restoran. Tanpa mereka sadari, ternyata Jhulie diam-diam masih mengikuti mengikuti mereka berdua. Ternyata sebelumnya wanita itu telah merencanakan sesuatu.Pagi hari setelah diusir oleh Rochman dari kantornya, Jhulie pergi ke rumah temannya. Dia meminjam baju temannya itu, dan mengikat rambutnya setinggi mungkin. Jhulie pun mengenakan kacamata hitam milik temannya dan juga cadar. Dia hendak melakukan penyamaran.Dan saat itu Jhulie melihat Rochman sedang duduk berdua dengan sekretaris pribadinya itu, 'dasar brengsek!' umpatnya dalam hati. Seketika dada Jhulie terasa panas seperti dibakar api cemburu.Jhulie pun melangkah masuk ke restoran itu, namun kali ini penampilannya berbeda, bahkan orang terdekatnya pu
Namun mobil yang dikendarai oleh Rochman telah menjauh meninggalkan Jhulie."Dasar brengsek!" Jhulie mengumpat sejadinya.Sementara Rochman terus menggerakkan stanf bundarnya. Dia melirik ke arah Lexa. "Saya minta maaf, karna acara jadi kacau gara-gara mantan istriku datang."Lexa pun menoleh ke arah Rochman, "tidak masalah. Em maaf kalau saya lancang, sepertinya istri Bos masih cinta dengan Bos. Kenapa tidak rujuk saja?""Ekhem! Saya tidak suka mengulang masa lalu yang menyakitkan," ujar Rochman sambil berdehem.Lexa pun meringis, "hehe. Semoga saja Bos dapat pengganti istri yang baik.""Ya, semoga saja," kata Rochman singkat.Mobil terus melaju ...."Apa kita cari kuliner lain?" tanya Rochman kepada Lexa."Maaf, Bos, mungkin lain waktu saja. Ini sudah mau malam. Takut suami saya berpikiran yang tidak-tidak kalau saya pulang telat," tolak Lexa."Tapi kamu belum makan," kata Rochman."Saya bisa makan di rumah dengan suami saya," lirih Lexa."Ya sudah lain kali saya akan ajak kamu kuli
Selesai makan, Rochman membayar makanan tersebut, kemudian kembali mengendarai mobilnya perlahan. Kini dia tiba di diskotik tempat biasa dirinya singgah.Rochman turun dari mobil dan melangkah masuk ke diskotik, terlihat beberapa pengunjung mulai berdatangan.Seperti biasa, Rochman duduk di tempat yang telah disediakan. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Netranya tertuju pada bangku nomor lima. Rochman pun berjalan ke arah yang dimaksud. Dia melihat seorang wanita duduk membelakangi."Ekhem ... sendirian saja, Nona?" Rochman memberanikan diri untuk menyapa.Wanita yang disapa itupun menoleh, dan betapa terkejutnya dia melihat mantan suaminya berdiri di belakangnya. Begitu pun dengan Rochman, dia sama terkejutnya karena yang dia temui adalah Jhulie."Mas? Ngapain kamu di sini?" tanya Jhulie."Suka-suka, dong. Kamu sendiri, ngapain di sini?" Rochman balik bertanya."Aku sedang menunggu seseorang, terus kenapa kamu yang datang?" sahut Jhulie heran.Rochman menatap intens ke arah
Keesokan hari, di kediaman rumah Antonio ....Kini keadaan tubuh Antonio sudah kembali pulih seperti sediakala. Dia pun mengendarai mobilnya, menuju rumah Jhulie.Sesampainya, Antonio langsung membuka pintu rumah Jhulie tanpa mengetuk atau menekan bel terlebih dahulu. Pintu pun terbuka lebar, ternyata tidak dikunci.Perlahan Antonio melangkahkan kaki ke dalam rumah Jhulie. Dia masuk ke kamar Jhulie, namun tidak mendapati Jhulie di sana. Kemudian Antonio mencium aroma mie instan.'Sepertinya aku tahu dia di mana,'batinnya kemudian keluar dari kamar Jhulie dan melangkah menuju dapur.Dan benar saja, dia mendapati Jhulie tengah duduk menikmati semangkuk mie instan yang kuahnya masih mengepul. Pada saat menyesap sendok berisi kuah mie, Jhulie terkesiap karena Antonio sudah berdiri di hadapannya. Jhulie pun menjatuhkan sendok yang dia pegang."Mas Nio? Kamu ...." Ucapan Jhulie terputus, wanita itu benar-benar sangat terkejut.Antonio tersenyum smirk, "silahkan habiskan dulu sarapan pagimu,
Antonio tersenyum penuh makna. "Sudah, Ma," jawabnya."Siapa perempuan itu?" tanya Ayah Antonio penuh selidik."Mama sama Papa sudah kenal, kok," ucap Antonio santai.Kedua orang tua Antonio saling berpandangan, kemudian mereka saling mengangkat bahu masing-masing."Apakah perempuan yang pertama kamu bawa ke sini?" Ayah Antonio menimpali."Sepertinya benar," sahut Antonio yang merasa bahwa ayahnya telah paham dengan wanita yang dimaksud."Jhulie kah?" tanya Ibunda Antonio."Iya, Ma, memang siapa lagi?" sahut Antonio."Terus, bagaimana dengan Nayla?" sambung Ayah Antonio.Antonio menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Maaf, aku lupa mengabari kalian, kalau Nayla meninggal dua minggu yang lalu. Dia sakit parah di tempat kerjanya. Aku tahu waktu aku datang ke rumahnya dan orang tuanya yang bilang."Kedua orang tua Antonio terkejut mendengar ucapan anaknya itu. Dan Antonio terpaksa berbohong karena pria itu pun bingung harus berkata apa tentang Nayla kepada orang tuanya."Kamu yang sabar, N
Selang beberapa menit, Roki kembali menuangkan minuman ke dalam sloki dan memberikannya lagi kepada Puput, hingga Puput merasa heran dengan kakak iparnya itu."Mas sendiri kok tidak minum?" heran Puput melihat Roki hanya menuangkan minuman untuk dirinya."Tidak, aku sudah sering sekali minum minuman seperti ini, jadi minuman ini khusus buat kamu dan Rochman. Jadi nanti kalau Rochman datang, kamu tuangkan buat dia juga," ujar Roki.Puput pun mengangguk pasrah, dan dia kembali meneguk minuman tersebut."Ya sudah aku pulang dulu, nanti kalau Rochman datang kamu sambut dia. Dan ingat, jangan bawa-bawa aku dalam obrolan kalian." Beberapa menit kemudian Roki berpamitan pulang. Dia pun memperingatkan Puput supaya tidak menyebut namanya ketika bertemu Rochman.Lagi-lagi Puput hanya mengangguk pasrah, sepertinya wanita itu mulai terpengaruh oleh minuman alkohol itu.Sementara di luar Diskotik, Rochman baru saja tiba di tempat tersebut. Dia melangkah masuk dan langsung mengedarkan pandangannya k
"Apa saya kurang ajar?" Rochman kembali bertanya kepada Puput. Pria itu nampak salah tingkah.Puput pun diam, perlahan obat perangsang yang menguasai dirinya mulai menghilang, dan alam bawah sadar Puput kembali pada dirinya. Puput mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi bersama Rochman.'Duh kenapa jadi begini sih. Mas Roki sih ada-ada saja,' batin Puput. Wajahnya menghangat."Mbak, Mbak dengar saya bicara, kan?" Rochman pun membuyarkan lamunan Puput."Eh, tidak, Mas tidak ada yang kurang aja, kok," ucap Puput spontan."Beneran?" Rochman berusaha memastikan kebenaran ucapan Puput."Benar kok, Mas," angguk Puput.Akhirnya kedua insan itu pun tidak lagi saling bicara, hingga mereka tiba di rumah Puput."Saya duluan," kata Puput sambil menoleh ke arah Rochman."Ya," ucap Rochman singkat.Puput pun turun dan berjalan masuk ke dalam rumah, sementara Rochman memperhatikan gerak gerik Puput. Setelah itu Rochman kembali mengendarai mobilnya. Pria itu masih terbayang kejadian di dala
Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo
Satu minggu kemudian, Rochman mengajak sang ibu ke rumah Puput untuk melamar wanita tersebut."Put, apa kamu mau menerima Rochman di hati kamu?"Puput tersipu, dia menatap lekat ke arah Ibunda Rochman. "I-iya, Bu, saya mau."Ibunda Rochman tersenyum ramah, "terimakasih, ibu titip anak ibu ya, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, setelah menikah nanti.""Amin," lirih Puput.Kemudian Ibunda Rochman memakaikan cincin di jari manis Puput. Seketika Puput terharu, netranya tampak berkabut. Kemudian Puput memeluk Ibunda Rochman penuh haru."Jadi, satu minggu lagi kalian akan menikah?" tanya Ibunda Rochman kepada Rochman, wanita itu kembali memastikan rencana anaknya."Iya, Ma, dan aku sudah mantap," sahut Rochman antusias."Ibu pesan, jaga Puput baik-baik," kata Ibunda Rochman."Pasti, Bu," angguk Puput.Lama mereka berbincang, Rochman dan ibunya pun pamit undur diri. Mereka akan kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kini Ibunda Rochman berada di rum
Rochman menghirup aroma wangi dari tubuh Puput, membuat bagian bawah Rochman menegang. Perlahan Puput menjauhkan kembali wajahnya. Niat hati ingin menggoda Puput, namun justru dia sendiri yang terpancing.Rochman pun berjalan ke arah kulkas, dia membuka lemari pendingin itu, kemudian kembali mengambil air mineral dan berjalan lagi melewati Puput. "Pokoknya kamu jangan pulang dulu."Kemudian Rochman berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia ingin menetralkan hati dan sesuatu yang menggelora itu.Sementara Puput bernapas lega, dia pun memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya semakin kencang. 'Duh, kenapa aku seperti ini?' batinnya. Wanita itu benar-benar tak habis pikir mengenai tubuhnya.Tak lama Rochman keluar lagi menghampiri Puput. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Puput membuat wanita berstatus janda itu terbelalak.Namun Puput tak kuasa melawan Rochman, dan terjadilah pagut memagut dari kedua bibir itu. Lama mereka berdua berpagutan, akhirnya P
Kedua insan itu, kini saling meluapkan rasa cinta pada diri mereka masing-masing. Kini, tak ada lagi rasa ragu dan malu pada diri Puput, dia justru merasa nyaman dalam dekapan Rochman.Perlahan, Rochman melepaskan pelukannya kemudian kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Puput. Manik mata Rochman menelisik wajah Puput. Perlahan bibir Rochman mendekat.Namun seketika itu juga, Puput segera menjauhkan wajahnya. "Mas, ini di luar rumah, tidak enak kalau ada yang lihat."Rochman pun segera melepaskan tangan yang melekat pada wajah Puput."Ya sudah aku pulang dulu. Sudah malam," pamit Puput."Tunggu sebentar, jadi kamu mau menerima lamaranku?" harap Rochman.Puput pun membalikkan badan, dan berjalan menjauhi Rochman sambil bergumam ...."Tidak dalam waktu dekat ini, tadi itu aku hanya bilang, kalau aku cinta sama kamu."Rochman menepuk keningnya, kemudian menggelengkan kepala, merasa konyol dengan tingkah Puput. "Dia habis mimpi apa, sih?"****Keesokan hari, Puput bangun lebih awal.
"Hehe, ya sudah ayo." Rochman dan Puput pun segera kembali ke kantor.****Malam hari tiba, Rochman saat itu masih menonton televisi di ruang tengah. Saat itu dia tengah berada di rumah ibunya."Kamu belum tidur?" tanya Ibunda Rochman menghampiri anaknya dan duduk di sebelahnya."Belum ngantuk, Ma," ujar Rochman."Jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan," pesan Ibunda Rochman."Iya, Ma." Rochman mengangguk."Oh ya, Ma, Loli sekarang dipenjara," kata Rochman.Ibunda Rochman terkesiap mendengar penuturan anaknya. "Jadi dia sudah ketangkap?""Sudah," jawab Rochman singkat."Ya sudah tidak perlu diungkit lagi, biarkan dia menerima balasan yang setimpal," kata Ibunda Rochman."Iya, Ma." Lagi-lagi Rochman hanya mengangguk."Terus, gimana hubungan kamu dengan Puput?" tanya Ibunda Rochman lagi"Aku belum bisa cerita sekarang, Ma. Mama doakan saja semoga bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius," tutur Rochman. Dia tidan ingin berbicara lebih detail mengenai Puput yang belum sah
Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm
Keesokan hari, Puput kembali bekerja seperti biasa. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rochman masuk ke ruangan Puput."Mau makan siang di mana, Sayang?" tanya Rochman."Di mana saja deh, memang Mas mau makan di mana?" Puput balik bertanya."Saya mau makan di foodcourt bawah saja hari ini," jawab Rochman."Owh ...." Puput hanya mengangguk."Kamu mau ikut?" tanya Rochman lagi."Skip dulu deh, saya sedang malas kemana-mana. Mau delivery order saja sepertinya," ujar Puput.Rochman menatap Puput dengan sepasang alis terangkat. "Tumben, biasanya selalu mau kalau saya ajak makan," katanya."Hehe, lagi ingin pesan sesuatu saja dari sini." Puput menunjukkan ponselnya yang menampilkan salah satu aplikasi pesan makanan online di sana."Oh ya sudah, saya pesankan sekalian ya. Saya juga malas cari makan, kalau tidak sama kamu," tutur Rochman dijawab dengan anggukan kepala Puput.Setengah jam kemudiaan, Puput turun ke lobi untuk mengambil makan siang yang telah dia pesan dari
Keesokan harinya, Rochman mendatangi rumah Puput.Puput yang sudah rapi dan wangi menyambut Rochman."Saya sudah siap, Mas," kata Puput yang mengira Rochman akan menjemputnya untuk ke kantor bersama."Hari ini saya libur, jadi mau jalan-jalan ke Bali," ucap Rochman antusias.Puput mengerutkan keningnya, "bukannya ini bukan hari libur, ya? Tidak tanggal merah juga," gumamnya sambil menatap Rochman dengan tatapan meminta penjelasan."Em, begini, Put, saya kan ada meeting mendadak sama klien tapi di Bali. Jadi, saya mau ajak kamu ikut sekalian sama saya, dan urusan kantor sudah saya pasrahkan sama si Lexa."Rochman terpaksa berbohong, supaya Puput mau ikut bersamanya, karena tak dipungkiri pria itu memang ingin mendekatkan dirinya kepada Puput lebih intens lagi."Gitu ya? Terus, apa saya harus bawa baju ganti?" ujar Puput."Tidak perlu, nanti beli saja di sana, lagian cuma dua hari kok," tutur Rochman.Puput mengangguk dan mereka berdua pun pergi ke Bali sesuai jadwal yang telah direncan
Tak lama Rochman tiba di rumah. Dia langsung mengajak Puput masuk. Saat itu Ibunda Rochman duduk di ruang depan."Lho, ada tamu rupanya," kata Ibunda Rochman.Rochman tersenyum dan duduk bergabung bersama ibunya."Cie, ada yang lagi happy nih," ledek Ibunda Rochman saat melihat sosok Puput. Wanita itu dapat menyimpulkan kalau Puput adalah pacar baru anak laki-lakinya."Ma, kenalkan ini Puput calon istriku," kata Rochman kepada sang ibunda."Wah, cantik. Kapan kalian nikah?" ujar Ibunda Rochman."Mama ini, langsung bahas nikah terus," kelakar Rochman."Maksud mama kamu kan sudah berumur, jadi langsung saja nikah, daripada pacaran terus nanti ujungnya bubar seperti yang sudah-sudah," tutur Ibunda Rochman."Iya, Ma. Tapi Puput ini janda." Rochman pun menceritakan perihal mengenai Puput, latar belakang juga musibah yang menimpa wanita itu, membuat Ibunda Rochman merasa iba."Nak, kamu boleh menganggap ibu seperti ibu kamu sendiri. Ibu juga merestui hubungan kalian," kata Ibunda Rochman me