Tak terasa, satu jam sudah kedua insan itu berdansa. Rochman pun mulai merasa jenuh."Maaf, Mbak, apa kita bisa jeda sebentar? Saya capek," ujar Rochman."Em baiklah, kita langsung makan saja yuk, anda pasti lapar, kan?" sahut Mitha."Baiklah, saya akan ajak Mbak Puput," kata Rochman.Mitha mengangguk, kemudian mereka berdua berjalan masuk ke rumah. Kini mereka bertiga makan bersama.Mitha tak henti-hentinya mencuri pandang terhadap Rochman. Sementara Puput yang menyadari hal itu, pun tersenyum ditahan.Selesai makan ...."Mbak, kita pulang dulu ya. Karna saya sudah antar barang-barang pesanan Mbak," pamit Puput."Oh silahkan, uangnya sudah saya transfer," ucap Mitha tersenyum ramah."Okey, sudah masuk, Mbak," angguk Puput.Kemudian Mitha beralih menatap Rochman. "Mas, bisa saya minta nomer telpon anda?"Rochman pun memberikan nomor ponselnya kepada Mitha. Kemudian dia berpamitan kepada Mitha, dan berjalan menuju mobil diikuti Puput mengekor di belakang.Kini kedua insan sudah berada
Ternyata Roki, kakak dari suami Puput ...."Mas Roki? Ada apa, ya?" heran Puput."Sudah kuduga, kalian sedang berduaan. Cari kesempatan dalam kesempitan ya?" ujar Roki dengan nada menyindir."Mas, kita baru saja sampai, dan Mas Rochman kan lagi istiahat sebentar, sambil minum-minum dia juga haus. Apa salahnya sih," ujar Puput."Kamu ini apa-apaan, hei kamu itu sudah punya suami, jadi harus jaga jarak dengan laki-laki lain," ketus Roki.Kemudian Roki beralih menatap Rochman. "Dan kamu, apa kamu tahu perempuan yang sedang bersamamu ini adalah istri orang lain? Apa pantas, kamu yang bukan siapa-siapanya, menurut saja saat dia menyuruhmu datang ke rumah?"Suara Roki terdengar dingin, namun tegas mengucapkan kalimat tersebut kepada Rochman.Rochman hanya diam, dia enggan berdebat dengan pria arogan itu. Rochman pun masih kesal dengan kejadian beberapa jam lalu."Mas, dia itu supir pribadi, jadi wajar kalau dia datang kesini. Mas ini gimana sih pikirannya?" Puput merasa geram.Wanita itu be
"Apa kamu tidak takut, nama baik kamu tercemar jika orang-orang tahu, bahwa kakak dari suami Mbak Puput, membuat kegaduhan di sini?" lirih Rochman sambil membetulkan kerah bajunya.Brakkk!!!Roki menggebrak pintu belakang rumah Puput, rupanya kemarahan Roki mulai memuncak."Ada apa ini?" Kini puput telah berdiri di hadapan kedua pria tersebut.Puput yang semula berada di dalam kamar setelah jenuh duduk sendiri di ruang tamu, pun bergegas ke belakang lantaran mendengar suara gaduh."Maaf, Mbak kakak ipar Mbak menyerang saya terus," kata Rochman tenang."Itu karna ka ...."Cukup, Mas, silahkan pergi dari rumah saya, atau saya panggilkan ketua desa, biar dia yang mengusir paksa Mas Roki," geram Puput menyela ucapan Roki.Roki mengepalkan tangannya menatap Rochman dengan tatapan penuh kebencian, dia pun segera berlalu meninggalkan rumah Puput.Kemudian Puput menyuruh Rochman untuk masuk ke dalam rumahnya. Mereka berdua pun duduk bersebelahan."Maafkan sikap kakak ipar saya," lirih Puput m
Baru saja Rochman hendak melajukan mobilnya kembali, dia berasa ingin buang air."Duh, pakai kebelet segala lagi, hem ...." Rochman pun menggerakkan stang bundarnya mencari toilet. Tak lama dia menemukan toilet umum.Sementara di dalam toilet ....Beberapa saat kemudian, Rochman telah selesai menuntaskan hajatnya. Dia menatap sebuah cermin di depan toilet.'Kok perasaanku tidak enak, kenapa ya?' gumamnya bertanya dalam hati.Rochman terus menatap pantulan wajahnya pada cermin. Kemudian dia membalikkan tubuhnya.'Ah sudahlah, mungkin karna aku terlalu pikiran,' batinnya lagi sambil melangkahkan kaki panjangnya.Rochman mengendarai mobilnya perlahan. Dia berencana ingin menemui Sidney.Baru berapa kilometer saja mobil Rochman menempuh jarak ....Kriiing ... drrrttt ....Ponselnya berbunyi sekali lagi."Duh, siapa lagi sih?" lirihnya.Rochman pun mengambil ponselnya kemudian melihat pada layar, siapa yang menghubunginya."Mama? Tumben telpon, ada apa ya?" gumam Rochman.Akhirnya Rochman p
"Papa?" Rochman merasa heran, dia seolah tidak lagi mendengar deru napas sang ayah. Begitu pun dengan Ibunda Rochman.Karena panik, Rochman berlari keluar memanggil sang dokter. Tak lama, dokter masuk dan segera memeriksa kondisi Ayah Rochman.Selang beberapa menit, dokter menatap Rochman dan ibunya, kemudian menggelengkan kepala."Maaf, Mas, ayah anda sudah meninggal dunia akibat gegar otak yang dialaminya dan jantungnya juga bengkak." Dokter berbicara kepada Rochman.Rochman terbelalak, seketika sekujur tubuhnya lemas dan gemetar. "Tidak, Dok. Dokter becanda, kan?"Belum sempat dokter berbicara, Ibunda Rochman ikut terkejut, wanita itu mendadak pingsan. Dokter dan Rochman pun menggotong wanita itu, dan membaringkannya di atas brankar."Pa, bangun!" seru Rochman.Sang dokter merasa prihatin dengan Rochman. Dokter tahu, bahwa pria tersebut pasti tidak siap menerima kematian ayahnya."Maaf, Mas, saya juga sudah berusaha semaksimal mungkin menangani ayah anda, tapi Tuhan berkehendak lain
Rochman pun terkesiap, 'eh, tidak apa-apa, Ma.""Man, kamu tidur di sini saja. Atau kamu mau pulang dulu? Terus besok mama ke rumah kamu, mama ingin sekali bertemu dengan Jhulie," kata Ibunda Rochman.Rochman terkesiap mendengar ucapan ibundanya, 'duh, gimana ya ... apa aku bilang saja yang sebenarnya. Kalau ditunda, nanti malah mama tambah syok,' batinnya."Man!" Ibunda Rochman berseru memanggil anaknya, membuat lamunan Rochman buyar."Eh, i-iya, Ma. Aku ingin bicara, tapi Mama janji jangan marah, ya?" lirih Rochman."Lho, kok marah? Kenapa harus marah?" heran Ibunda Rochman.Rochman pun meringis, dia mulai bercerita tentang permasalahan rumah tangganya kepada sang ibunda.****Di tempat lain ....Antonio baru saja pulang dari sebuah perusahaan, membahas bisnisnya. Dia duduk di ruang tamu, kemudian menghidupkan televisi.Kriiing ....Tak lama ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Nayla. Pria itu pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya."Nayla ... ada apa, ya?" gumamnya
Siang hari, Antonio menelpon Jhulie, dan menyuruhnya datang ke rumah. Satu jam kemudian, Jhulie tiba di rumah Antonio."Ada apa, sayang? Tumben menyuruhku kesini," ujar Jhulie."Aku mau kasih kamu kejutan. Bukan, bukan kejutan. Apa ya? Gini lho, aku akan memasak sup istimewa untuk kamu. Aku dengar, orang hamil itu harus banyak makan makanan berkuah," tutur Antonio.Jhulie pun merasa heran, 'sejak kapan dia suka masak? Biasanya selalu beli di restoran,' batinnya."Hey, kenapa malah melamun?" tegur Antonio membuyarkan lamunan Jhulie.Jhulie pun terkesiap. "Eh, iya, sayang. Aku akan menunggu sup itu matang, dan kita makan sama-sama, kan?" harap Jhulie."Iya," angguk Antonio kemudian berjalan ke dapur.Di dapur, Antonio mulai berkutat dengan peralatan memasak. Dengan berbekal ilmu dari google, Antonio dengan lincahnya mengolah makanan. Dia memakai bahan yang sudah dia beli satu hari yang lalu, kemudian dia taruh di dalam kulkas.Sementara itu, Jhulie merasa senang, dia mengira bahwa Anton
"Ya aku sangat yakin," jawab Antonio tenang."Kamu tega, Mas," kata Jhulie. Wanita itu sangat menyayangkan sikap Antonio."Sama saja, kamu juga tega kan berselingkuh dengan ku dan mengkhianati suami kamu dulu?" Antonio tersenyum evil.Jhulie menatap lekat wajah Antonio sesekali dia meringis kesakitan. 'Ya Tuhan, apakah ini karma untukku?' batinnya."Ya sudah, aku akan membayar biaya pengobatan kamu, dan ini ada sedikit uang, pakailah untuk perawatan kesehatan kamu. Dan maaf aku pulang, kamu bisa pulang naik taxi besok. Karna mungkin hari ini kamu membutuhkan perawatan intens." Antonio berbicara seolah tidak merasa berdosa, seraya mengeluarkan selembar kertas cek yang sudah tertuliskan sejumlah uang. Kemudian pria itu pergi begitu saja.Tangis Jhulie pecah, namun dia berusaha menahannya karena malu jika didengar oleh sang dokter.'Keterlaluan kamu, Mas. Awas saja kamu.'Jhulie membatin namun seketika dia teringat akan perlakuannya terhadap Rochman, mantan suaminya itu. Wanita itu benar
Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo
Satu minggu kemudian, Rochman mengajak sang ibu ke rumah Puput untuk melamar wanita tersebut."Put, apa kamu mau menerima Rochman di hati kamu?"Puput tersipu, dia menatap lekat ke arah Ibunda Rochman. "I-iya, Bu, saya mau."Ibunda Rochman tersenyum ramah, "terimakasih, ibu titip anak ibu ya, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, setelah menikah nanti.""Amin," lirih Puput.Kemudian Ibunda Rochman memakaikan cincin di jari manis Puput. Seketika Puput terharu, netranya tampak berkabut. Kemudian Puput memeluk Ibunda Rochman penuh haru."Jadi, satu minggu lagi kalian akan menikah?" tanya Ibunda Rochman kepada Rochman, wanita itu kembali memastikan rencana anaknya."Iya, Ma, dan aku sudah mantap," sahut Rochman antusias."Ibu pesan, jaga Puput baik-baik," kata Ibunda Rochman."Pasti, Bu," angguk Puput.Lama mereka berbincang, Rochman dan ibunya pun pamit undur diri. Mereka akan kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kini Ibunda Rochman berada di rum
Rochman menghirup aroma wangi dari tubuh Puput, membuat bagian bawah Rochman menegang. Perlahan Puput menjauhkan kembali wajahnya. Niat hati ingin menggoda Puput, namun justru dia sendiri yang terpancing.Rochman pun berjalan ke arah kulkas, dia membuka lemari pendingin itu, kemudian kembali mengambil air mineral dan berjalan lagi melewati Puput. "Pokoknya kamu jangan pulang dulu."Kemudian Rochman berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia ingin menetralkan hati dan sesuatu yang menggelora itu.Sementara Puput bernapas lega, dia pun memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya semakin kencang. 'Duh, kenapa aku seperti ini?' batinnya. Wanita itu benar-benar tak habis pikir mengenai tubuhnya.Tak lama Rochman keluar lagi menghampiri Puput. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Puput membuat wanita berstatus janda itu terbelalak.Namun Puput tak kuasa melawan Rochman, dan terjadilah pagut memagut dari kedua bibir itu. Lama mereka berdua berpagutan, akhirnya P
Kedua insan itu, kini saling meluapkan rasa cinta pada diri mereka masing-masing. Kini, tak ada lagi rasa ragu dan malu pada diri Puput, dia justru merasa nyaman dalam dekapan Rochman.Perlahan, Rochman melepaskan pelukannya kemudian kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Puput. Manik mata Rochman menelisik wajah Puput. Perlahan bibir Rochman mendekat.Namun seketika itu juga, Puput segera menjauhkan wajahnya. "Mas, ini di luar rumah, tidak enak kalau ada yang lihat."Rochman pun segera melepaskan tangan yang melekat pada wajah Puput."Ya sudah aku pulang dulu. Sudah malam," pamit Puput."Tunggu sebentar, jadi kamu mau menerima lamaranku?" harap Rochman.Puput pun membalikkan badan, dan berjalan menjauhi Rochman sambil bergumam ...."Tidak dalam waktu dekat ini, tadi itu aku hanya bilang, kalau aku cinta sama kamu."Rochman menepuk keningnya, kemudian menggelengkan kepala, merasa konyol dengan tingkah Puput. "Dia habis mimpi apa, sih?"****Keesokan hari, Puput bangun lebih awal.
"Hehe, ya sudah ayo." Rochman dan Puput pun segera kembali ke kantor.****Malam hari tiba, Rochman saat itu masih menonton televisi di ruang tengah. Saat itu dia tengah berada di rumah ibunya."Kamu belum tidur?" tanya Ibunda Rochman menghampiri anaknya dan duduk di sebelahnya."Belum ngantuk, Ma," ujar Rochman."Jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan," pesan Ibunda Rochman."Iya, Ma." Rochman mengangguk."Oh ya, Ma, Loli sekarang dipenjara," kata Rochman.Ibunda Rochman terkesiap mendengar penuturan anaknya. "Jadi dia sudah ketangkap?""Sudah," jawab Rochman singkat."Ya sudah tidak perlu diungkit lagi, biarkan dia menerima balasan yang setimpal," kata Ibunda Rochman."Iya, Ma." Lagi-lagi Rochman hanya mengangguk."Terus, gimana hubungan kamu dengan Puput?" tanya Ibunda Rochman lagi"Aku belum bisa cerita sekarang, Ma. Mama doakan saja semoga bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius," tutur Rochman. Dia tidan ingin berbicara lebih detail mengenai Puput yang belum sah
Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm
Keesokan hari, Puput kembali bekerja seperti biasa. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rochman masuk ke ruangan Puput."Mau makan siang di mana, Sayang?" tanya Rochman."Di mana saja deh, memang Mas mau makan di mana?" Puput balik bertanya."Saya mau makan di foodcourt bawah saja hari ini," jawab Rochman."Owh ...." Puput hanya mengangguk."Kamu mau ikut?" tanya Rochman lagi."Skip dulu deh, saya sedang malas kemana-mana. Mau delivery order saja sepertinya," ujar Puput.Rochman menatap Puput dengan sepasang alis terangkat. "Tumben, biasanya selalu mau kalau saya ajak makan," katanya."Hehe, lagi ingin pesan sesuatu saja dari sini." Puput menunjukkan ponselnya yang menampilkan salah satu aplikasi pesan makanan online di sana."Oh ya sudah, saya pesankan sekalian ya. Saya juga malas cari makan, kalau tidak sama kamu," tutur Rochman dijawab dengan anggukan kepala Puput.Setengah jam kemudiaan, Puput turun ke lobi untuk mengambil makan siang yang telah dia pesan dari
Keesokan harinya, Rochman mendatangi rumah Puput.Puput yang sudah rapi dan wangi menyambut Rochman."Saya sudah siap, Mas," kata Puput yang mengira Rochman akan menjemputnya untuk ke kantor bersama."Hari ini saya libur, jadi mau jalan-jalan ke Bali," ucap Rochman antusias.Puput mengerutkan keningnya, "bukannya ini bukan hari libur, ya? Tidak tanggal merah juga," gumamnya sambil menatap Rochman dengan tatapan meminta penjelasan."Em, begini, Put, saya kan ada meeting mendadak sama klien tapi di Bali. Jadi, saya mau ajak kamu ikut sekalian sama saya, dan urusan kantor sudah saya pasrahkan sama si Lexa."Rochman terpaksa berbohong, supaya Puput mau ikut bersamanya, karena tak dipungkiri pria itu memang ingin mendekatkan dirinya kepada Puput lebih intens lagi."Gitu ya? Terus, apa saya harus bawa baju ganti?" ujar Puput."Tidak perlu, nanti beli saja di sana, lagian cuma dua hari kok," tutur Rochman.Puput mengangguk dan mereka berdua pun pergi ke Bali sesuai jadwal yang telah direncan
Tak lama Rochman tiba di rumah. Dia langsung mengajak Puput masuk. Saat itu Ibunda Rochman duduk di ruang depan."Lho, ada tamu rupanya," kata Ibunda Rochman.Rochman tersenyum dan duduk bergabung bersama ibunya."Cie, ada yang lagi happy nih," ledek Ibunda Rochman saat melihat sosok Puput. Wanita itu dapat menyimpulkan kalau Puput adalah pacar baru anak laki-lakinya."Ma, kenalkan ini Puput calon istriku," kata Rochman kepada sang ibunda."Wah, cantik. Kapan kalian nikah?" ujar Ibunda Rochman."Mama ini, langsung bahas nikah terus," kelakar Rochman."Maksud mama kamu kan sudah berumur, jadi langsung saja nikah, daripada pacaran terus nanti ujungnya bubar seperti yang sudah-sudah," tutur Ibunda Rochman."Iya, Ma. Tapi Puput ini janda." Rochman pun menceritakan perihal mengenai Puput, latar belakang juga musibah yang menimpa wanita itu, membuat Ibunda Rochman merasa iba."Nak, kamu boleh menganggap ibu seperti ibu kamu sendiri. Ibu juga merestui hubungan kalian," kata Ibunda Rochman me