Beranda / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 45. Kabar Buruk Dan Cemburu

Share

Bab 45. Kabar Buruk Dan Cemburu

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 10:28:58

"A-apa Devi..?! K-kesepakatan apa maksudmu..?" seru terkejut Mira, merasa sangat penasaran.

"Maksud Devi begini Tante. Maaf sebelumnya Tante. Jujur saja Devi tak bisa mencintai Tony. Dan Tante pasti mengerti, jika Devi tak ingin menjalani pernikahan dengan rasa terpaksa atau kepura-puraan.

Namun Devi membawa Mas Bimo ini, sahabat Devi yang kiranya bisa mempercepat kesembuhan buat Tony. Asalkan Tante dan Om Donald berkenan membatalkan keinginan menjodohkan Devi dan Tony," ungkap Devi, berusaha tenang dalam menyampaikan hal itu.

"Ahh..! Berarti k-kau menolak Tony, Devi..? Mengapa kau begitu sombong Devi..?! Perlukah ada rasa cinta, jika semua keinginan dan kebutuhanmu sebagai wanita akan terpenuhi oleh putraku Tony nantinya, Devi..?

Ketahuilah, tante juga menikah dengan Donald tanpa dasar rasa cinta. Namun kau lihat kan..? Tante hidup bahagia dan rukun-rukun saja dengan Donald sampai sekarang.

Dan lagi pula, Dokter terbaik di rumah sakit ini saja mengaku aneh dan heran, dengan luka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 46. Sosok Dibalik Penculikkan

    "Wah..! Tante Mira menghubungiku Mas Bimo..!" seru Devi dengan wajah agak tegang. Ya, Devi agak malas jika akan mendapatkan seruan dan umpatan dari Mira seperti di lobi rumah sakit tadi. "Hmm. Terima saja Devi. Percayalah kali ini keadaannya akan berbeda," ujar Bimo tenang. Dengan hati setengah ragu-ragu, akhirny Devi menerima panggilan Mira itu. Klikh! "Ya Tante..?" "Ahh..! Devi, maafkan sikap tante padamu dan juga Bimo. Kini kondisi luka-luka Tony benar-benar telah mengering. Tepat seperti yang dikatakan Bimo. Devi, sampaikanlah rasa terimakasih dan maaf tante pada Bimo ya. Tante juga sudah putuskan untuk membatalkan dan tak memaksa lagi perjodohanmu dengan Tony. Tony sedang tidur nyenyak sekali sekarang, Devi." "Wah..! Syukurlah Tante, Devi ikut senang mendengar kondisi Tony yang membaik. Semoga dia bisa cepat kembali ke rumah ya Tante." "Benar Devi. Tante merasa lelah sekali tiap hari harus sibuk sendiri bolak balik ke rumah sakit. Sementara Donald enggan bergantian menun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 47. Dendam Dan Sugesti Batin

    "Kyoshi. Kau tenanglah, setelah Katada memberikan apa yang kita minta. Maka Yuriko akan kuserahkan menjadi milikmu. Biar saja si Katada itu meratapi nasibnya sepanjang sisa hidupnya..! Hahahaa..!" seru tergelak Shanada, merasa puas dan di atas angin. "Baik Tuan Shanada..!" seru Kyoshi dengan hati berdebar tegang namun juga senang. Karena apalagi yang dibutuhkannya jika misi Shanada itu berhasil..? Tak ada..! Karena jelas Kyoshi akan mendapatkan imbalan uang yang nilainya fantastis, jabatan di Shanada Corp, dan juga Yuriko sebagai wanitanya..! "Baiklah..! Sekarang kembalilah kalian pada tugas masing-masing..! Aku ingin bersenang-senang..! Hahaha..!" seru Shanada, membubarkan pertemuan di ruang pribadinya itu. Dan ketiga orang selain Shanada pun keluar dari ruangan itu. 'Katada..! Mampuslah kau kali ini..! Dulu kau ambil wanitaku, maka sekaranglah saat kuambil semua yang kau miliki..! Hahahaa..!' bathin Shanada tergelak puas. *** Bimo baru saja makan malam bersama pak Adi dan ist

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 48. Pasangan Serasi

    "Mah, kamu mau dibelikan apa buat camilan di rumah. Kita nonton film bareng di kamar ya nanti." "Hahh..! A-apa Pah..?! Ehh, iya.. iya Pah. Martabak Bundang saja Pah." Tentu saja Mira sungguh terperanjat heran dan kaget. Karena begitu tiba-tiba saja suaminya itu begitu perhatian, dan bahkan mengajaknya nonton film di kamar seperti dulu. "Ok Mah. Tunggu di rumah ya." Klikh! 'Ahh..! Luar biasa kau Bimo..! Ini pasti karena bantuanmu', bathin Mira teringat pada pemuda simpatik itu. Bip! Masuk notif chat dari nomor Bimo yang telah disimpan oleh Mira. Segera saja Mira membuka chat itu. Bimo : "Bagaimana Tante? Semoga sudah ada perubahan dengan Pak Donald ya." Mira tak membalas chat dari Bimo, namun dia langsung menelpon pemuda yang telah berjasa besar bagi rumah tangganya itu. Tutt.. Tuutt..! Klikh! "Ya Tante Mira." "Bimo, tante sangat berterimakasih padamu. Baru saja suamiku itu menghubungiku dan menjadi begitu perhatian padaku. Entah apa lagi yang harus kukatakan untuk menyata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 49. Intimidasi Batas Waktu

    "Pagi Mas Bimo. Maaf jika panggilan Devi mengganggu perjalanan Mas Bimo hari ini. Devi cuma mau tanya Mas, apakah Tante Mira mengirimkan sesuatu pada Mas Bimo?Soalnya semalam dia mendesak Devi, untuk mencari dan mengirimkan nomor rekening Mas Bimo padanya. Jadi terpaksa Devi meminta bantuan Pak Budi, untuk mengirimkan nomor rekening Mas Bimo." "Pagi juga Devi. Tak apa Devi. Tante Mira memang mentransfer sejumlah dana pada rekeningku. Mungkin itu sudah jadi tekadnya Devi. Biarkan sajalah." "Ahh, baik Mas Bimo. Devi hanya merasa perlu mengabarkan hal itu pada Mas. O ya, sekarang Mas Bimo berada di mana..?" "Aku sekarang sedang berada di lounge bandara bersama Lidya, Devi. Menunggu kesiapan pesawat untuk take off ke Pangje." "Ahh! Kalau begitu selamat jalan dan hati-hati di negeri orang ya Mas Bimo." "Baik Devi. Baik-baik juga di sana ya." Klikh! Bimo langsung menoleh ke arah Lidya, usai berbicara dengan Devi via ponselnya. Nampak Lidya cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 50. Datang Dan Terkepung

    "Selamat datang Nona Lidya, Tuan..!" sapa lelaki berjas itu, seraya menundukkan badannya ke arah Lidya dan Bimo. "Terimakasih," ucap Lidya, seraya tersenyum dan anggukkan kepalanya. Sementara Bimo juga ikut tersenyum anggukkan kepala di sebelah Lidya. "Mari Nona, Tuan. Kita ke mobil," ucap pria itu, mempersilahkan Lidya dan Bimo mengikutinya menuju ke mobil penjemput. Dan nampaklah sebuah Toyota Century telah menanti Bimo dan Lidya. Bimo dan Lidya langsung dipersilahkan masuk oleh sang driver yang membukakan pintu mobil untuk mereka. Sementara pria yang menjemput mereka tadi, masuk ke dalam mobil lainnya yang berada di belakang Toyota Century itu. Dan kedua mobil itu pun melaju keluar dari bandara menuju ke mansion Katada di Futako Tamagawa. *** Taph..!!Hisashi dan Sasaki tiba di sisi markas clan Yakuza Naga Besi pimpinan Shaburo. Nampak situasi di sekitar markas clan Yakuza itu cukup sepi, hanya nampak dua anggota yang berjaga di gerbang markas. Namun tentu saja hal itu tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 51.

    "Sasaki..! Salah satu dari kita harus tetap hidup, dan mengabarkan hal ini pada Tuan Katada!" seru berbisik Hisashi. "Kalau begitu, kau saja yang harus selamat Hisashi..! Kau adalah seniorku dan juga yang terdekat dengan Tuan Katada..!" seru Sasaki, langsung memutuskan. "Tidak Sasaki! Jika kita berdua bisa selamat kenapa tak berusaha..! Bersiaplah kita melesat keluar, dan langsung lemparkan asap peledak ke depan pintu..!Kita akan langsung melesat ke atap bangunan ini, lalu keluar lewat belakang bangunan yang menempel dengan pagar keliling markas ini..!" seru Hisashi, menolak pengorbanan Sasaki. "Baiklah kita berusaha sampai batas kita Hisashi..!" seru Sasaki akhirnya mengerti. Walau dia tahu, sangat sulit bagi mereka berdua untuk bisa keluar dengan selamat, dari kepungan super ketat para anggota yakuza itu. Dor, dor, door..!! "Keluar kalian bedebah..! Kalian harus bayar nyawa kedua teman kami..!" "Keluarlah sialan..!" Sementara letusan tembakkan dan makian keras dari para penge

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 52.

    "Ada apa Mas Bimo..?! A-apa yang Mas lihat..?!" seru Lidya dengan rasa cemas dan penasaran. Mendengar desah kaget Bimo. "Heii..! A-apa yang sebenarnya sedang kaulakukan Bimo..?!" seru terkejut Katada, yang ikut merasa penasaran dan juga terkejut melihat reaksi Lidya. "Ahh..! Bimo..! A-apakah kau mengetahui sesuatu tentang Yuriko..?! Katakan Bimo..!" seru Megumi, tak kalah cemas dan penasaran dengan Lidya. Ya, sampai saat itu Katada dan Megumi masih belum paham, dengan apa yang tengah dilakukan Bimo.Dan Bimo memaklumi hal itu, karena memang kebanyakkan orang Pangje lebih mengutamakan logika dan teknologi, ketimbang hal yang bersifat mistis dan ghaib. "Hmm, Lidya, Tuan Katada. Saya melihat Yuriko disekap di sebuah bangunan kecil, dalam area markas sebuah gank atau clan. Letak markas itu juga sepertinya tak terlalu jauh dari sini," ujar Bimo, mengungkapkan sebagian dari apa yang dilihat mata bathinnya. "Ada beberapa clan di kota Koytok ini Bimo. Clan yang mana yang kaumaksudkan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 53.

    "Sialan..! Begitulah Bimo. Dia selalu menutup panggilan seenaknya..!" seru marah Katada, dengan suara bergetar penuh kecemasan. Sementara Bimo masih pejamkan kedua matanya saat itu, mata bathinnya rupanya tengah dipancarkan ke markas clan Naga Besi. Nampak tiga orang yang tengah berada dalam sebuah ruangan tertutup di markas itu. Dan salah satu orang di ruangan itulah rupanya yang tengah berbicara dengan Katada saat itu. Bimo mengamati dan berusaha mengingat wajah dari ketiga orang dalam ruangan tertutup itu. Dilihatnya pria yang termuda dan mengenakan setelan jas kantoran mengangkat ponselnya. Tak lama setelah pria sangar, yang menghubungi Katada menutup panggilannya. Tutt.. Tuttt..! Ponsel Katada kembali berdering, tertera 'Kyoshi memanggil' di layar ponselnya. Tanpa ragu Katada pun langsung menerima panggilan itu. Setelah dilihatnya Bimo masih pejamkan sepasang matanya, dan dia tak mau mengganggu Bimo saat itu. Klikh! "Ya Kyoshi..!" "Malam Tuan Katada. Apakah malam ini saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 64.

    "Ahhs..!" terlepas sudah desahan kedua Wulan, tubuhnya nampak agak bergetar dengan pinggul kencangnya menyentak. Ya, sekuat-kuatnya Wulan bertahan dari rasa geli dan nikmat yang menderanya. Dia tetaplah wanita biasa, yang memiliki daya batasnya. Apalagi Anton memperlakukannya dengan sangat lembut. Maka secara perlahan, mulai runtuhlah pertahanan rasa malu pada Rahadian, dan juga gengsinya pada Anton. Sementara Anton mulai naik dan menyusuri buah kembar kenyal milik Wulan. Kedua buah kembar itu mencuat kencang menantang, dengan kemulusan kulit yang sempurna. Lidah Anton pun bermain di puncak buah kembar itu, menggigit kecil seraya menghisapnya. “Awhh..” Wulan kembali melepaskan lenguhan nikmat yang ketiga kalinya. Wulan terus berusaha sekuat daya, agar tak terlihat menikmati permainan lembut Anton pada tubuhnya. Namun sepertinya lisan Wulan berkata lain. Sementara Rahadian hanya menundukkan pandangannya ke bawah, sambil memejamkan matanya. Sakit, perih, marah, terluka, namun t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 63.

    "D-dia ada di kamarnya, di lantai dua Pak Anton..! Tapi bukankah Wulan tak ikut dalam pertaruhan kita Pak Anton,” sahut Rahadian gugup. “Tolong jangan berlagak bodoh Rahadian. Sudah jelas dalam perjanjian kita dikatakan, 'rumah dan seisinya' kecuali kau dan putrimu. Itu artinya, istrimu masuk dalam isi rumah ini Rahadian. Apakah masih kurang jelas ?” ucap Anton sambil tersenyum tenang. Merinding kuduk Rahadian, saat dia melihat senyum misterius Anton itu. “M-mengerti Pak Anton,” sahut Rahadian terbata gentar.“Sekarang, antarkan aku ke kamar bekas istrimu! Karena mulai saat ini, dia trlah menjadi milikku,” ucap Anton santai. “Jerry..!” seru Anton, pada orangnya yang berjaga di depan pintu rumah. “Siap Bos!” sahut Jerry, lalu dia pun berjalan mengikuti bosnya. Rahadian berjalan dengan langkah agak berat. Sakit sekali rasanya, mengetahui wanita yang disayanginya akan ‘dipakai’ oleh orang lain. “Heii..! Cepatlah! Jalanmu seperti keong saja!" Duk ! Bentak Jerry pada Rahadian, sam

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 62.

    “Cepat buka ! Atau kutembak kalian dari sini !” seru sang pengetuk gerbang berkaos hitam itu. Nampak dia mengarahkan laras pistolnya ke arah 3 security, yang hanya berjarak 5 meteran itu. “Baik Pak, jangan tembak..! Kami buka.. kami buk..!” teriak gentar seorang security yang kurang nyali. Dia berpikir jarak 5 meter adalah jarak tembak yang sulit di hindari, dan salah satu dari mereka pasti akan tewas tertembak. Sementara itu penumpang dalam mobil sedan BMW putih, nampak tengah memanggil seseorang via ponselnya.Tuttt...Tuttt..! Klik.! "Ha-halo Pak Anton.” Sahut sang penerima yang terdengar gugup. “Aku sudah di pintumu Rahadian. Bukalah pintu gerbang rumahmu. Aku hanya ingin mengambil hakku.Kamu masih ingat kan perjanjian bermaterai kita semalam Rahadian ? Atau haruskah kubuka paksa gerbang rumahmu ?” ucap Anton dengan tenang, namun penuh intimidasi. “Ahh..! B-baik.. baik Pak Anton” ucap Rahadian gugup, dia sangat mengenal siapa Anton. Anton adalah tipe orang, yang bahkan bi

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 61.

    'Ngger Raden. Walau raga Raden yang dipakai oleh Ki Brajangkala, tapi pancaran benih yang keluar hakekatnya adalah benih Ki Brajangkala. Walaupun Ngger Raden juga bisa ikut merasakan puncak kenikmatan, yang dirasakan oleh Ki Brajangkala dalam olah asmaranya. Namun sejatinya benih Ki Brajangkala adalah benih gabuk (hampa/kosong), Ngger Raden. Jadi berapa kali pun Ki Brajangkala bersenggama dengan perempuan, maka perempuan itu tak akan pernah mengandung dari benihnya'. Ungkap Eyang guru sepuh, dengan wajah tersenyum menenangkan bathin Bimo. 'Terimakasih Eyang Guru sepuh. Kini Bimo mengerti dan menjadi tenang karenanya'. Bathin Bimo ucapkan terimakasihnya. 'Baiklah Ngger Raden Bimo. Baik-baiklah menjalani garis kehidupanmu, pastilah masih banyak 'gelombang-gelombang' masalah yang akan datang silih berganti '. Blaashp..! Sosok Eyang Guru sepuh Pranatha pun langsung lenyap, setelah dia mengabarkan hal yang sangat penting itu bagi Bimo. Tak lama kemudian Bimo pun menyudahi laku hen

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 60.

    "Yurikoo..! Akhirnya kau kembali Nak..! Tsk, tsk..!" seru terisak Megumi, yang langsung bergegas menghampiri Yuriko. Sementara Yuriko juga menyambut saang ibu dengan berlari kecil. Kedua ibu dan anak itu pun akhirnya berpelukkan sambil menangis, melepaskan luapan emosi kegembiraan mereka. Sementara Lidya ikut tersenyum penuh keharuan di dekat mereka. Lidya pun menatap ke arah Bimo dengan pandangan penuh kekaguman dan rasa terimakasih. Tentu saja Lidya sangat tahu, bahwa kembalinya Yuriko adalah berkat bantuan dari Bimo. 'Kau memang pria yang luar biasa Mas Bimo. Sungguh beruntung aku mengenalmu', bathin Lidya. Dia pun melangkah ke arah Bimo, dengan senyum manis di wajahnya. Ya, secara perlahan tapi pasti. Benih-benih simpati di hati Lidya, kini sepertinya telah berkembang dan mekar. Merekah sempurna disertai aroma indah yang tak terkatakan, namun jelas bisa dirasakannya. Aroma asmara..! "Mas Bimo. Terimakasih, karena telah menyelamatkan Yuriko sahabatku dari penculikkan," ucap pe

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 59.

    "Aihh..! K-kak Bimo, Yuriko benar-benar tak tahu harus bagaimana. Tapi semuanya telah terjadi, Yuriko tak keberatan kehilangan keperawanan dengan Kak Bimo. Tapi Yuriko juga bukan wanita yang setuju dengan tindakkan aborsi. Jika nantinya Yuriko hamil, maka memang tak ada jalan lain selain Kak Bimo menikahi Yuriko. Tapi andai Yuriko tak hamil, maka kita anggap saja kejadian tadi tak pernah ada Kak Bimo," ujar gugup dan lirih Yuriko.Ya, ada nada sedih dalam suara Yuriko itu. Karena sesungguhnya dalam waktu yang teramat singkat, hati Yuriko telah dibuat jatuh oleh sosok Bimo dan kharismanya. Inilah kejadaian gila dan aneh, yang bahkan tak pernah dibayangkan Yuriko akan terjadi padanya. Sebab selama ini Yuriko adalah wanita yang sangat mandiri, dan juga tak acuh dengan lelaki..! Karena bagi Yuriko, lelaki hanyalah penghambat bagi kemajuan karier serta kebebasan dirinya. Itulah prinsip hidup Yuriko, yang telah dijalaninya selama puluhan tahun lamanya.Namun, prinsip itu bagai lenyap ta

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 58.

    "Hahh..! K-ki Brajangkala..?! S-siapa dia Kak Bimo..?" seru terkejut Yuriko, yang ikut bangkit dari ranjang dan buru-buru kenakan pula pakaiannya. "Yuriko, maafkan aku. Hal yang baru saja terjadi sama sekali bukanlah keinginanku. Ada makhluk astral yang merasuki diriku Yuriko, dan nama makhluk itu adalah Ki Brajangkala. Jadi semua prilakuku tadi, semuanya berada di bawah kendalinya. Ki Brajangkala itulah, makhluk astral yang merasuk dan mengendalikan tubuh serta pikiranku selama kita bercinta tadi Yuriko," ujar Bimo, mengungkapkan semua dengan apa adanya. "Ahh..! J-jadi yang bercinta denganku tadi adalah Ki Brajangkala Kak Bimo..?! B-bagaimana dia bisa mengendalikan tubuh dan pikiran Kak Bimo..?" seru Yuriko nampak bingung dan setengah tak percaya. "Aku mengerti kau pasti bingung dengan hal itu Yuriko. Tapi sebaiknya aku menjelaskannya di tempat lain yang aman dan nyaman Yuriko. Sekarang mari kita keluar dan menemui Paman Daichi di rumah makan dulu Yuriko. Karena tak lama lagi Sha

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 57.

    Tak henti Yuriko mendesah-desah sambil menggeliatkan dadanya. Akibat makin ‘panas’nya lidah dan tangan Bimo ‘bermain’ di sana. Bimo melirik ke arah celana dalam berwarna coklat muda milik Yuriko. Di sana terlihat sudah terdapat bercak-bercak membasah. Bimo mulai bergerak turun mencium, menjilat dan menggigit bagian bawah dari dada mencuat Yuriko. Bimo terus menuruni perut, pinggang, pusar dan akhirnya bermain di sekitar pangkal paha Yuriko. Ya, Yuriko bagai menemukan apa yang selama ini tak pernah di dapatnya. Statusnya sebagai putri pengusaha besar, memang membuat para lelaki minder dan mundur teratur untuk berani mencintainya. Bagai kerasukkan sesuatu. Yuriko nampak tak henti berdesah dan memekik nikmat, seraya menolehkan wajahnya ke kanan kiri, dan terkadang mendongak ke atas. Tangannya juga gelisah tak bisa diam. Yuriko kadang mencengkram sprei ranjang dan menariknya dengan kuat, kadang memegangi buah dadanya sendiri, dan kadang merengkuh kepala seraya meremas ram

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 56.

    "Arrkhss..! Bedebah kau Ki Brajangkala..!" seru Bimo memaki sukma Ki Brajangkala, yang merasuk tanpa permisi dan hendak menguasai raganya. "Hei..! K-kak Bimo..! K-kau kenapakah..?!" seru panik, takut, dan terkejut Yuriko, melihat perubahan aneh sikap Bimo yang begitu tiba-tiba. Dilihatnya sepasang bola mata Bimo yang berkilau merah membara, laksana bola api berkobar. "Yuriko kau keluarlah dari markas inI..! Arrksgh..! Di rumah makan Pa..paman Daichi menunggumu..! Cepatlah Yuriko..! A-aku berbahaya..! Arrkhs..!" Bimo berseru menggeram, menahan gejolak hasrat birahinya yang seketika meledak-ledak. Sungguh pun kepala Bimo mulai dirayapi rasa berdenyut dan nyeri tak terkira. Bahkan junior di bawah tubuhnya pun sudah mengeras, dan menegang maksimal saat itu. Namun dia tetap coba menahan semua itu, hal yang mengakibatkan rasa sakit di kepalanya semakin menggila. Dan Yuriko semakin yakin kini, bahwa Bimo memang benar-benar orang yang ingin menyelamatkannya. Karena bahkan Bimo

DMCA.com Protection Status