Beranda / Pernikahan / Hasrat Yang Tertunda / BAB 19 - Kebencian yang masih ada

Share

BAB 19 - Kebencian yang masih ada

Penulis: Yurika23
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Untuk apa kau datang kesini?!” tanya Vardyn ketus ketika Melinda duduk di sebelah Vardyn.

“Hm, aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita” ucap Melinda sedikit tenang.

“Memperbaiki katamu?!, hah, bukankan itu sudah terlambat” ucap Vardyn dengan nada sedikit acuh.

“Aku rasa belum”

“Sudahlah, aku sedang tidak ingin membahas masalah kita” Vardyn bangkit dari duduknya dan berlalu ke lantai atas.

Malam mulai meninggi,

Vardyn dan Melinda terpaksa bermalam satu kamar karena kepura-puraan mereka takut terbongkar nyonya Ruby jika wanita tua itu mengetahui mereka tidak tidur satu kamar.

Vardyn dan Melinda duduk di ranjang besar, bersandar pada sandaran ranjang. Mereka duduk agak berdekatan, tetap Vardyn agak menjaga jarak.

“Bagaimana kau bisa sembuh secepat ini?!, atau kemarin kau hanya berpura-pura sakit di depanku?” tanya Vardyn ketus pada Melinda dengan suara agak tertahan.

“Apa kau tidak suka aku sembuh?” ucap Melinda yang masih terlihat tenang.

“Uang dari mana kau membeli barang-barang mewa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 20 - Penjelasan

    “Kau punya otak, pikirkan saja sendiri” kemudian suara shower berbunyi hingga Melinda tidak dapat melanjutkan obrolannya dengan Vardyn.‘Dasar menyebalkan!’ umpat Melinda.Dengan sedikit geram Melinda melangkah turun menuju lantai bawah.Di ruang makan nyonya Ruby tengah meminum teh hangat sendirian. Ia seolah kehilangan seorang yang setiap pagi selalu menemaninya.“Pagi ma …” sapa Melinda sambil mengambil cangkir yang sudah tersedia di meja makan.“Ah, pagi, kau sudah bangun Mel” ucap nyonya Ruby dengan senyuman di wajahnya yang sudah berkerut.“Hari ini aku ingin mengajak mama shoping dan makan di restauran, tapi kata Vardyn kemarin mama sudah diajaknya” Melinda menuang teh kedalam cangkirnya.“Ah iya, kemarin Rico sudah mengajak mama dan Ar- …”“Ehm!, Ma!, hari ini aku ada jadwal ke gedung Emzy di pusat kota, mama mau nitip apa?” tiba-tiba Vardyn bersuara agak keras dari arah tangga.“Tidak usah sayang, aku tidak ingin membeli apa-apa” ucap nyonya Ruby yang spontan menoleh kearah pu

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 21 - Kilas balik

    “Apa yang dia lakukan padamu?” kali ini Vardyn menatap mata indah Arlin seolah penasaran.“Dia,…um. Sepertinya tidak perlu kujelaskan tuan” Arlin kembali tertunduk.“Jelaskan padaku, apa yang bajingan itu perbuat padamu” ujar Vardyn tegas.“Dia, mencoba mendekatiku”“Bajingan!!” Vardyn memukul setir dengan keras, membuat Arlin terperanjat kaget.Vardyn menghela nafas panjang.“Lalu, apalagi yang dia perbuat?” tanya Vardyn kembali.“Aku menendang bagian bawahnya sebelum dia berbuat yang lebih padaku, kemudian aku lari” kisah Arlin.“Hm, bagus!. Lalu apa hubungannya si brengsek ini dengan Melinda?” tanya Vardyn kembali.“Setelah kemarin aku bertemu mbok Min di pasar, mbok Min menceritakan padaku bahwa pria itu hampir setiap hari datang kerumah nyonya. Nyonya Melinda seperti sangat senang dan bersemangat bertemu dengan pria itu, kemudian mereka masuk ke kamar. Tapi setelah beberapa hari setelah itu, justru kondisi nyonya Melinda berangsur membaik. Nyonya sudah mulai bisa berjalan, juga ti

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 22 - Hasrat

    “Lalu sampai kapan tuan akan bertahan dengan pernikahan ini?” tanya Arlin.“Entahlah, mungkin sampai ayahnya wafat dan ibuku wafat, baru aku akan menceraikannya. Sekarang ayahnya sudah sakit-sakitan, mungkin waktunya tidak akan lama lagi”“Jadi, apa yang akan tuan lakukan dengan pria ini dan nyonya Melinda?” tanya Arlin disela-sela cahaya dari penerangan lampu jalan yang bias masuk melalui kaca depan mobil.“Aku akan mencari bajingan ini, kalau saja aku tahu yang kemarin adalah dia, tidak akan kulepaskan, dan Melinda, aku belum tau tujuan pastinya dia mendatangiku”“Baiklah, kalau begitu aku rasa informasiku cukup tuan, sebaiknya aku kembali ke rumah bu Siska, ini sudah cukup malam tuan” ucap Arlin yang siap akan membuka pintu mobil.“Hey tunggu!” tiba-tiba tangan Vardyn menggenggam cepat lengan Arlin dan menghentikan gerak gadis itu.“Ada apalagi tuan?” Alin menoleh spontan kearah Vardyn.“Apa tidak bisa disini dulu sebentar” ucap Vardyn sambil melepaskan genggamannya.“Apa ada yang m

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 23 - Sebuah ancaman

    Dengan sangat tegas Vardyn menjawab, kemudian ia mengambil bantal dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa kamar, karena ia tidak ingin satu ranjang dengan Melinda.Saat pagi menjelang, Vardyn membuka matanya dan ia tidak mendapati Melinda di ranjangnya.Ranjang besar miliknya sudah terlihat rapih dan bersih. Mata pria itu tertuju pada secarik kertas yang berada di atas kasur, yang terdapat tulisan tangan di atasnya.Vardyn mengambilnya perlahan dan mulai membacanya,‘Vardyn, sekali lagi aku memohon maaf padamu. Aku akan katakan sekali lagi bahwa aku mulai mencintaimu. Tapi sikapmu sama saja dan tidak pernah berubah padaku, selalu dingin dan tidak perduli denganku, dan sepertinya hatimu memang sudah tertutup untukku.Baiklah Vardyn, jika kau sudah muak dan jijik padaku, aku tidak bisa memaksamu, tapi asal kau tahu, kau tidak akan pernah hidup tenang dengan wanita lain. Begitu pula wanita yang kau cintai, dia tidak akan pernah mendapatkan cintamu dan aku akan membuatnya menderita karena di

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 24 - Permainan Melinda dimulai

    “Hey!, mana kopi susu untukku!, dasar pelupa!” tiba-tiba nada bicara Vardyn berubah seperti dulu pertama ia mengenal Arlin, galak dan dingin.“Eeh, kapan anda menyuruhku membuatkan kopi?” protes Arlin sambil mengerutkan alisnya.“Dasar pikun!, sudah sana buatkan aku kopi susu. Kemudian ambil sepatuku dan kembali kesini!” perintahnya lagi.Dengan wajah cemberut menahan kesal, Arlin bangkit dari duduknya dan melaksanakan perintahnya.“Ish!, mulai lagi perintah-perintah!” gerutu Arlin yang didengar oleh Vardyn.“Heh!, kau menggerutu!” ujar Vardyn pura-pura galak.“Tidak!…” “Itu tadi, aku dengar!”“Tidak ada!!” Arlin tidak dapat menyembunyikan kejengkelannya.Vardyn tersenyum dengan sudut bibirnya melihat ekpresi Arlin yang kesal, benar-benar membuatnya terhibur.Di kantor, perusahaan yang di berikan mertua Vardyn.Di depan pintu President Direktur, seorang mengetuknya dengan agak keras dan buru-buru.“Ya ,masuk!” perintah Vardyn dari kursinya.“Pak!, pak!, tiba-tiba saja saham kita anjlo

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 25 - Bangkrut

    “Tapi setidaknya kita tahu dan punya bukti kalau ini adalah ulah nyonya Melinda tuan” ujar Arlin mencoba menenangkan Vardyn.“Ya, baiklah terimakasih. Oya, kau beri nomer rekening temanmu, biar aku transfer uang padanya”“Baik tuan”Lima hari berlalu, Ternyata perusahaan pemberian ayah mertua Vardyn tidak dapat di selamatkan. Penurunan omset dan saham terus anjlok. Akhirnya Vardyn berniat bertemu dengan ayah Melinda untuk memberitahu yang sebenarnya.Vardyn berusaha menelpon Melinda, tapi wanita itu tidak pernah menjawabnya. Vardyn juga tidak menemukan Melinda di rumahnya, kemungkinan wanita itu sudah pindah dari rumahnya.Di depan gerbang mansion ayah mertua Melinda, sedan Vardyn berhenti. Pria itu turun dari mobilnya dan mendekati gerbang.Seorang laki-laki setengah baya berpakaian security mendekati gerbang tanpa membukanya.“Hey Pak!, kenapa tidak membuka gerbangnya?!, aku ingin bertemu tuan Ronald!” pekik Vardyn yang merasa tidak diizinkan masuk.“Maaf tuan Vardyn, nyonya Melinda

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 26 - Hasrat Melinda

    “Pelayanmu dan bekas pelayanku akan menjadi jaminan jika kau berbuat sesuatu, maka dia tidak akan bisa melihatmu lagi, dan jika kau membunuhku sekalipun kau tidak akan menemukannya, anak buahku akan langsung membunuhnya, kau paham kan sayang, … tuuuut….”Vardyn membanting hanphonenya ke kursi mobil. Ia sangat geram, tetapi mau tidak mau ia harus menemui Melinda malam itu.Malam pukul 11:05, di depan kamar suite room 233, Hotel bintang lima Binson, Vardyn berdiri berusaha meredakan amarahnya. Pria itu menghela nafas panjang, dan mulai mengetuk pintu kamar.“Masuklah” suara dari dalam kamar.Vardyn membuka pintu kamar tersebut, disana Melinda berpakaian sangat tipis dan menggoda, wanita itu tengah duduk di sofa tengah memegang gelas kristal indah. Penerangan di ruangan juga dibuat sedikit redup dan romantis.“Kenapa kau lakukan ini Mel?” tanya Vardyn yang seolah enggan mendekati Melinda.“Kenapa ya?, um, aku rasa hanya sedikit balas dendam, mungkin bisa dibilang seperti itu” ucap Melinda

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 27 - Gagal

    Melinda tersenyum dengan sinisnya dan membuat Vardyn kehilangan akal.Vardyn mengangkat tangannya akan menampar wanita itu, tetapi ia khawatir jika sesuatu akan terjadi pada Arlin.“Baik Mel, kau yang menang, lakukanlah semaumu, asalkan setelah itu kau bebaskan Arlin” ucap Vardyn pasrah.Vardyn menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa sambil meraup kasar rambutnya. Ia menunggu Melinda melakukan sesuatu padanya, tetapi Melinda justru terdiam.Ponsel Melinda bergetar, dan sepertinya wanita itu terkejut dengan pesan yang tampil di layar ponselnya.“A-apa ini?, sial!” mata Melinda membulat seolah terkejut menatap layar handphone-nya.Vardyn yang melihat tingkah aneh Melinda hanya bisa menautkan alisnya, seolah ada suatu masalah besar di depan Melinda.Belum lagi hilang terkejutnya, wanita itu lagi-lagi terperanjat. Suara deringan ponselnya membuatnya mengerutkan alisnya.‘Papa?’ bisiknya bingung.Vardyn yang mendengar Melinda menyebut papa langsung memandang kearah wanita itu lagi dengan serius

Bab terbaru

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 60 - Berita mengejutkan

    Arlin diantar pulang oleh Rey. Di dalam mobil, mereka lebih banyak diam, memendam perasaan masing-masing.“Tuan Rey, besok kau tidak perlu repot untuk mengunjungiku dan menjagaku seperti ini. Aku tahu kesibukanmu” akhirnya satu kalimat terlontar dari bibir Arlin setelah sebelumnya beberapa saat hening.“Benarkah kau tidak membutuhkan aku?” tanya Rey seolah sindiran halus.Arlin hanya diam dan menunduk.Sepekan berlalu, Vardyn telah kembali ke sisi Arlin. Namun Arlin mendapati sikap Vardyn yang sedikit berubah, ia agak pendiam semenjak kepulangannya dari Luar Negeri.“Richo, kalau ada masalah mungkin kau bisa bercerita padaku” ucap Arlin di sela waktu santai mereka dan di temani suguhan teh melati hangat.“Masalah?, sepertinya tidak ada masalah. Oya, bagaimana kabar bu Siska?, kau bilang tempo hari ingin mengunjunginya?” tanya Vardyn sedikit mengalihkan pembicaraan.“Bu Siska sedang pulang kampung. Aku belum tau apa dia s

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 59 - Perasaan masa lalu

    “Yup, ini kediaman kecilku” jawab Rey santai.“Kecil?” gumam Arlin.Mereka duduk di sofa mewah tadi. Arlin agak canggung dengan keadaanya. Ia seperti anak desa yang berada di istana megah.“Apa kau tinggal sendirian disini tuan Rey?” tanya Arlin masih menyimpan kekaguman luar biasa pada pribadi Rey yang sedikit demi sedikit terkuak.“Aku tinggal bersama anak buahku dan, ohya … tadi aku ingin mengenalkanmu pada Big Black” Rey mengisyaratkan jarinya pada pria yang berdiri tegak di dekat dinding.Pria itu menghampiri Rey dan menunduk karena Rey berbisik sesuatu padanya. Pria itu mengangguk kemudian berlalu dari sana.Tak lama kemudian, si pria tadi membawa seekor anak macan kumbang yang berbulu hitam mengkilat. Ia di rantai di lehernya. Matanya kuning menyeramkan. Tapi anak macan kumbang tersebut sungguh menggemaskan, bagai kucing hitam yang lucu.“Nah, kenalkan, dia Big Black” Rey menggendong Big Black kemudian mengelusnya. Hewan itu sangat penurut di tangan Rey.“I-ini piaraanmu?. Dia s

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 58 - Kediaman Rey

    “Apa anda tidak sibuk tuan Rey?” tanya Arlin dengan keheranan yang belum sepenuhnya hilang.“Tidak, aku tidak sesibuk Vardyn” jawab Rey entang.“Anda selalu berkata seperti itu” kata Arlin sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela.Sesampainya di kediaman bu Siska. Mereka turun dari mobil. Tapi Arlin melihat rumah bu Siska sepi dan seolah sudah ditinggal beberapa hari yang lalu, terbukti dari debu yang menempel di lantai teras.Seorang tetangga sempat menghampiri Arlin, seorang ibu sedang menggendong anak bayinya melangkah mendekat kearah Arlin.“Cari bu Siska ya, Mba?” tanya si ibu sopan.“Ah, iya bu, apa bu Siska pergi ya?” Arlin juga menjawab sopan.“Iya, bu Siska sedang pulang kampung, sudah beberapa hari yang lalu” ujar si ibu tersebut.“Oh, gtu ya bu. Saya gak tau bu. Baik, terimakasih ya bu, permisi” kata Arlin sambil sedikit menundukan kepalanya.“Iya, Mba sama-sama” Arlin mendekat

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 57 - Supir pribadi

    Kemudian Vardyn mendekati istrinya dan mereka menikmati kebersamaan di malam itu.Hari kepergian Vardyn ke Luar Negeri sedikit berat untuk Arlin, walau suaminya hanya pergi untuk beberapa pekan, tapi tetapi ia akan menjalani hari-harinya dengan sendirian.Arlin menatap punggung Vardyn ketika pria itu sudah akan beranjak ke mobil sedannya setelah sebelumnya mencium dan mengucapkan kata-kata perpisahaan sementara diantara mereka.Dari dalam pintu mobil yang kecanya terbuka, Vardyn menyembulkan kepalanya sambil menoleh ke belakang dan memberi lambaian tangan pada Arlin, sambil memekik agak keras, “Rey akan datang siang ini, sayang. Kau tunggu saja ya. Dah! aku pergi!”“Hah?! tuan Rey akan kesini siang ini?” ekspresi terkejut Arlin tidak sempat di saksikan suaminya, karena sudah berlalu dari sana.Arlin yang masih berdiri di posisinya masih tercengang dengan kata-kata terakhir dari Vardyn. “Dia serius akan mengirim tuan Rey untuk menemaniku”

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 56 - Menjaga Arlin

    “Vardyn, aku tahu kau masih memikirkan tentang penabrak mobilmu. Bagaimana jika pelaku penabrak mobilmu ditemukan?, apa yang akan kau lakukan?” tanya Rey.“Entahlah, mungkin aku ingin pelakunya merasakan apa yang aku rasakan. Kehilangan sebuah harapan, merasakan sakit yang mendalam” ujar Vardyn terdengar geram.Rey hanya diam dengan pernyataan sepupunya itu.“Oya Rey, sebenarnya aku ingin meminta tolong padamu, tapi aku khawatir kau tidak akan bersedia”Rey mengerutkan alisnya. “Memangnya kenapa aku harus tidak bersedia?,” tanya Rey penasaran.“Pekan ini aku harus pergi ke Luar Negeri. Ada bisnis yang harus kujalani. Aku khawatir jika meninggalkan Arlin sendirian. Maukah kau menjaganya sementara aku pergi?”“Hah?, apa kau gila Vardyn?!. Dia istrimu, mana mungkin aku menjaganya disini” tolak Rey dengan wajah heran.“Nah, kan. Aku sudah tahu jawabanmu” kata Vardyn datar.“Bukan begitu maksudku. Apa kau yakin istri

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 55 - Kepahitan

    Entah darimana datangnya, aliran deras air mata yang tiba-tiba melucur jatuh membasahi selimut Arlin. Wanita itu sudah bisa menerka apa yang terjadi walau dokter belum menjelaskannya.“A-apa itu tentang bayiku dokter?” tanya Arlin, suaranya bergetar diiringi tangis yang mulai membuncah.“Maaf nyonya, iya benar, bayi anda tidak selamat, akibat guncangan hebat maka kandungan anda mengalami pendarahan, dan terpaksa kami harus mengangkat rahim anda karena beberapa resiko yang akan kami jelaskan nanti” jelas dokter yang membuat Arlin memecahkan tangisnya.Arlin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dengan segera bu Siska yang sudah mengetahui yang sebenarnya memeluk Arlin dengan erat.Tangisan Arlin tumpah dalam pelukan bu Siska, kini keduanya berduka dan menangis.“yang sabar ya sayang …” hanya itu yang mampu di ucapkan bu Siska dengan isak tangisnya dan suaranya yang bergetar hebat.Sedangkan Arlin hanya lemas dengan air mat

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 57 - Kecelakaan

    “Arlin!, jangan-jangan kau hamil!” Vardyn mengeraskan suaranya menandakan semangatnya.“Hamil?” ucap Arlin yang masih menahan mualnya.“Ayo bergegas, kita ke rumah sakit!” ucap Vardyn sambil melangkah cepat ke kamar untuk mengganti pakaian.“Benarkah dok?!, istriku hamil?” wajah kegembiraan Vardyn tak bisa di sembunyikan, ia sangat bahagia mendengar Arlin hamil, karena memang selama ini ia ingin sekali memiliki keturunan.“Ya pak, usia kandungan istri bapak baru berjalan satu minggu lebih, hampir dua minggu” jelas Dokter yang memeriksa Arlin.Arlin dan Vardyn saling memandang sambil tersenyum bahagia. Hari demi hari yang mereka lalui seolah semua sempurna. Arlin juga sangat beruntung karena Vardyn mencintainya sepenuh hati. Sikap pria itu kini sangat berbeda dengan ketika pertama kali ia bertemu.Usia kandungan Arlinpun semakin membesar, sudah tiga bulan wanita cantik itu mengandung benih Vardyn.“Sayang, bukankah ini terlalu cepat, pakaian bayi bisa kita beli ketika usia kandunganku

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 56 - Pernikahan

    Arlin sedikit mendongak, ia menatap wajah Rey tanpa berkata apa-apa. Tanpa disadari mereka berdua mendekat.Rey memiringkan sedikit wajahnya, jemarinya memegang lembut leher belakang Arlin, mereka berdua menautkan bibir dalam sebuah rasa yang sama walau tak bisa bersatu.Arlin seolah tidak ingin saat itu berakhir, namun semua harus diakhiri.“Jaga dirimu baik-baik Arlin” Rey kembali mengecup kening Arlin dengan lembut. Karena bisa jadi setelah ini mereka tidak akan bertemu untuk waktu yang cukup lama.“Tuan Rey, aku…aku sangat mengagumimu” ucap Arlin lembut.“Aku juga … kau adalah wanita yang spesial untuk pria manapun” Rey mengelus pipi Arlin.“Apa kita akan bertemu lagi tuan Rey?” ucap Arlin lirih.“Aku harap begitu dan aku pasti selalu menginginkannya ” Rey menghela nafas.“Baiklah mari kita kembali ke dalam, mungkin Vardyn mencari kita” ujar Rey sambil berlalu dari hadapan Arlin, mungkin tak sanggup menatap lama gadis yang dicintainya itu.Arlin menatap punggung pria itu seolah ti

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 55 - Maaf ...

    Vardyn yang datang dari arah belakang Arlin langsung menghampiri Rey. Mereka saling berpelukan. Rey mencoba menguatkan Vardyn dan memintanya untuk bersabar.“Bibi Rubby adalah wanita terbaik yang pernah kutemui” ujar Rey pada Vardyn sambil menepuk-nepuk punggung sepupunya.“Yah, kita semua kehilangan” ucap Vardyn.“Dia tidak bisa menghadiri pernikahan yang sangat diinginkannya, mama sangat ingin memiliki menantu Arlin, andaikata aku lebih awal mengenal Arlin”“Hey, tidak ada yang sia-sia, semua pasti sudah diatur seperti itu” ujar Rey “Jadi kapan pernikahanmu?”“Bulan depan semua sudah siap, Hey jangan bilang kau akan kembali ke luar negeri” ucap Vardyn sambil merangkul sepupunya.“Sayangnya, itu benar, aku harus kembali secepatnya” ucap Rey sambil menunduk kemudian melihat kearah Vardyn.“Ck!, kau sok sibuk!, apa tidak bisa sehari saja disini hadir di pernikahanku” decak Vardyn.“Hey, aku memang orang sibuk bun

DMCA.com Protection Status