"Ibu tidak mengerti, Sophia. Sama sekali tidak mengerti. Sebenarnya apa yang dokter itu katakan? Apa maksudnya dengan obat ilegal yang bisa memperberat kerja jantung?""Obat itu adalah obat yang diberikan oleh Gemma. Ayahmu sudah menghabiskan beberapa botol. Ayahmu mulai meminumnya sejak kau hilang dan sampai sekarang sudah habis dua botol obat." "Katakan, Sophia! Apa yang salah? Mana mungkin obatnya ilegal? Ibu ... Ibu tidak pernah memeriksa tentang obat itu karena Ibu percaya pada Gemma. Gemma dan Jackson sudah memeriksa obatnya dan semuanya benar. Apa yang dokter itu katakan? Apa itu salah kita yang memberinya obat sampai ayahmu menjadi seperti ini?" Jenni tidak berhenti bicara dengan air mata yang terburai. Suaranya sudah sesenggukan dan bergetar, seperti tubuh Jenni yang juga gemetar. Tangan Jenni dingin dan Jenni sangat panik sampai ia hampir sesak napas. Namun, Sophia hanya mematung di hadapan Jenni, melihat bagaimana Jenni terus menangis sambil terus berbicara membuat dada
Proyek fiktif yang dikepalai langsung oleh Jackson. Rasanya kepala Sophia langsung berputar mendengarnya. Belum habis rasa syok Sophia karena perselingkuhan Jackson, karena ayahnya kolaps, dan sekarang proyek fiktif. Mengapa takdir begitu tega padanya sampai Sophia harus mengetahui semuanya beruntun seperti ini. Mungkin, kalau Sophia mempunyai sakit jantung, Sophia akan meninggal seketika. Air mata Sophia pun kembali mengalir deras sampai Sophia tidak bisa bicara lagi dan langsung tergagap. "Sophia, kau kenapa? Sophia?" Rafael benar-benar cemas dan memeluk Sophia yang tubuhnya sangat lemas itu. Jenni sendiri yang tadinya masih mencoba menelepon Gemma pun akhirnya berhenti mencoba karena melihat Sophia yang oleng. "Ada apa, Sophia? Ada apa, Nak? Siapa yang menelepon? Kantor? Ada apa, Sophia?" seru Jenni yang ikut cemas. Namun, Sophia hanya menggeleng dengan sambungan telepon yang belum putus, tapi tangan Sophia sudah gemetar memegang ponselnya. "Onad, Yola, apa yang kalian laku
"Kalau memang terbukti, kita bisa menempuh jalur hukum, Bu Sophia." Sophia segera menemui pengacara sore itu untuk menanyakan kemungkinan jalur hukum yang bisa ditempuh untuk para koruptor dan pencuri. Tentu saja Sophia masih menyimpan rasa tidak tega di hatinya. Apalagi setiap mengingat kenangan bersama Jackson dan Gemma, rasanya benar-benar mengiris hati Sophia. Karena itu, Sophia masih menyimpan nama pelakunya dan hanya sekedar berkonsultasi pada pengacara keluarga sekaligus pengacara perusahaan itu.Namun, Sophia sadar ia harus bertindak cepat karena ia sudah tertinggal jauh. Jackson dan Gemma sudah bergerak duluan untuk mencuri di perusahaan dan entah mereka sudah memulainya sejak kapan. "Kami ... akan mencari buktinya dulu, Pak. Tapi kalau memang terbukti, aku mau semuanya diproses secara hukum." "Tentu saja, Bu Sophia." Sophia mengangguk. "Lalu boleh aku tanya satu hal, Pak Pengacara?" tanya Sophia ragu. "Silakan, Bu Sophia." "Ayahku sedang sakit di rumah sakit." "Ah, a
"Kau yakin dengan apa yang kau ingat, Sophia? Jackson berusaha membunuhmu?" tanya Rafael yang sudah begitu marah. Urat leher Rafael tercetak begitu jelas dan Rafael terus mengumpat mendengar cerita Sophia tentang malam itu. "Aku ingat dengan jelas, Rafael. Aku ingat semua kejadiannya sampai saat aku melihat pria itu. Hotman, pria yang mengaku sebagai ayahku tapi menjualku. Aku sempat melihat wajahnya sebelum aku pingsan. Lalu aku juga ingat semua yang terjadi saat aku tinggal bersama Hotman." Sophia kembali menceritakan semuanya pada Rafael dengan detail. Mulai dari kecelakaan sampai saat Sophia bertemu dengan Rafael. Dan Rafael pun tidak tahan lagi. Dengan emosional, Rafael langsung merengkuh Sophia ke dalam pelukannya dan tangan Rafael pun terkepal. "Jangan menyuruhku sabar lagi, Sophia. Jangan menahanku atau apa pun, karena saat ini, kalau aku bertemu dengan Jackson, mungkin aku bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri, Sophia!" Sophia menggeleng mendengarnya. "Tidak, Rafael!
Lewis masih merasa begitu lemah. Napasnya sangat sulit dan ia tidak punya tenaga sama sekali, bahkan untuk membuka matanya. Lewis tahu suster berjalan mondar-mandir di sekitarnya dan Lewis mendengar semua yang mereka katakan. Bahkan, saat tangannya disentuh dan saat keluarganya berbicara padanya, Lewis masih bisa menanggapinya tadi. Namun, Lewis merasa makin lemas dengan debar jantung yang seolah akan meledak. Lewis pun masih berbaring diam dengan sadar saat ia mendengar suara suster di sana, suara Gemma, dan suara Jackson. Ya, Lewis mengenali suara itu dan perasaan Lewis membuncah merasakan semua anggota keluarga yang sangat ia sayangi berkumpul untuknya. Lewis sendiri mulai berusaha mengumpulkan kekuatan untuk membuka matanya dan menyapa mereka saat mendadak suara Gemma terdengar dan Gemma mengatakan sesuatu yang Lewis sama sekali tidak mengerti. Tentang obat jantung yang bisa membunuh Lewis. Semakin Lewis mendengarkan, debar jantung Lewis makin bergejolak dan napasnya makin te
"Aarrgghh!" Suara teriakan Sophia benar-benar terdengar melengking memecah kesunyian subuh itu. Napas Sophia tersengal dan tubuh Sophia terhuyung ke belakang melihat sosok yang sama sekali tidak disangkanya itu. Hotman! Pria itu Hotman, pria yang menyelamatkan Sophia dan menjual Sophia demi melunasi hutangnya. Sungguh, Sophia sampai tidak tahu harus berkata apa saat ini. Wajah mengerikan pria itu menjadi makin mengerikan karena ada bekas luka di mana-mana, di wajah dan di lehernya. Bekas di lehernya terlihat memanjang dan membengkak, seperti bekas luka yang sudah menjadi keloid parah. Sungguh, dulu Hotman tidak seperti ini, tapi Sophia masih bisa mengingat jelas wajah pria itu. "Kau ... kau ...," lirih Sophia dengan suaranya yang gemetar. Hotman masih tidak bicara dan hanya tersenyum, tapi saat Hotman mulai melangkah mendekat, Sophia pun kembali mundur sampai ia tersandung dan duduk di lantai. "Akhh!" Rafael yang mendengar teriakan Sophia pun langsung berlari kencang. Tadiny
Plak!Jenni menampar Gemma dengan rasa sakit hati yang tidak tertahan. Bukan hanya sakit hati yang teramat sangat karena Gemma yang ceroboh memberikan obat terlarang pada Lewis, tapi sakit hati karena akhirnya Sophia dan Rafael menceritakan tentang perselingkuhan Gemma dan Jackson. Sungguh, sebenarnya Sophia masih mau menyimpannya sendiri, tapi Sophia tidak tahan lagi. Luapan perasaan di hatinya terasa seperti akan meledak setelah melihat Jackson memukuli Rafael layaknya orang yang paling suci dan paling benar. Suasananya pun masih begitu kacau dan Rafael hanya sempat menunjukkan bukti perselingkuhan itu melalui foto dan video di ponselnya tanpa sempat bercerita lebih detail, tapi melihatnya saja sudah cukup membuat Jenni emosi, apalagi ternyata selama ini, Jenni juga sudah merasakan kedekatan yang terlalu dekat antara keduanya. "Ibu, sekarang apa lagi salahku sampai Ibu menamparku lagi?" bentak Gemma frustasi. Selama ini, Gemma merasa selalu mengalah dan memendam rasa iri dan de
Jackson tidak berhenti tersenyum saat akhirnya ia mencapai kesepakatan dengan Hotman. Pria tua itu benar-benar menjadi solusi bagi Jackson yang tidak harus mengotori tangannya sendiri untuk melenyapkan Sophia kali ini. Nama Jackson akan tetap bersih dan ia pun akan lebih mudah menyingkirkan Lewis dan Jenni setelahnya. Seperti rencana awal, Lewis akan meninggal karena kelalaian rumah sakit, dan Jenni akan meninggal karena terlalu sedih setelah ditinggalkan anak dan suaminya. Semuanya begitu sempurna. Sungguh rencana yang sempurna dan mendadak Jackson pun antusias sendiri. Gemma yang mendengar rencana Jackson pun juga tersenyum puas dan sekarang mereka hanya harus berakting untuk mengambil hati Jenni lagi, setidaknya sampai ajal menjemput wanita tua itu. Jackson dan Gemma pun terus menunjukkan kepeduliannya, sedangkan Rafael dan Onad pun sudah menyusun rencana mereka sendiri. "Jackson dan Gemma pasti mengubah rencana mereka untuk melenyapkan Pak Lewis. Tapi jangan gegabah, Onad. Sek