Lewis masih merasa begitu lemah. Napasnya sangat sulit dan ia tidak punya tenaga sama sekali, bahkan untuk membuka matanya. Lewis tahu suster berjalan mondar-mandir di sekitarnya dan Lewis mendengar semua yang mereka katakan. Bahkan, saat tangannya disentuh dan saat keluarganya berbicara padanya, Lewis masih bisa menanggapinya tadi. Namun, Lewis merasa makin lemas dengan debar jantung yang seolah akan meledak. Lewis pun masih berbaring diam dengan sadar saat ia mendengar suara suster di sana, suara Gemma, dan suara Jackson. Ya, Lewis mengenali suara itu dan perasaan Lewis membuncah merasakan semua anggota keluarga yang sangat ia sayangi berkumpul untuknya. Lewis sendiri mulai berusaha mengumpulkan kekuatan untuk membuka matanya dan menyapa mereka saat mendadak suara Gemma terdengar dan Gemma mengatakan sesuatu yang Lewis sama sekali tidak mengerti. Tentang obat jantung yang bisa membunuh Lewis. Semakin Lewis mendengarkan, debar jantung Lewis makin bergejolak dan napasnya makin te
"Aarrgghh!" Suara teriakan Sophia benar-benar terdengar melengking memecah kesunyian subuh itu. Napas Sophia tersengal dan tubuh Sophia terhuyung ke belakang melihat sosok yang sama sekali tidak disangkanya itu. Hotman! Pria itu Hotman, pria yang menyelamatkan Sophia dan menjual Sophia demi melunasi hutangnya. Sungguh, Sophia sampai tidak tahu harus berkata apa saat ini. Wajah mengerikan pria itu menjadi makin mengerikan karena ada bekas luka di mana-mana, di wajah dan di lehernya. Bekas di lehernya terlihat memanjang dan membengkak, seperti bekas luka yang sudah menjadi keloid parah. Sungguh, dulu Hotman tidak seperti ini, tapi Sophia masih bisa mengingat jelas wajah pria itu. "Kau ... kau ...," lirih Sophia dengan suaranya yang gemetar. Hotman masih tidak bicara dan hanya tersenyum, tapi saat Hotman mulai melangkah mendekat, Sophia pun kembali mundur sampai ia tersandung dan duduk di lantai. "Akhh!" Rafael yang mendengar teriakan Sophia pun langsung berlari kencang. Tadiny
Plak!Jenni menampar Gemma dengan rasa sakit hati yang tidak tertahan. Bukan hanya sakit hati yang teramat sangat karena Gemma yang ceroboh memberikan obat terlarang pada Lewis, tapi sakit hati karena akhirnya Sophia dan Rafael menceritakan tentang perselingkuhan Gemma dan Jackson. Sungguh, sebenarnya Sophia masih mau menyimpannya sendiri, tapi Sophia tidak tahan lagi. Luapan perasaan di hatinya terasa seperti akan meledak setelah melihat Jackson memukuli Rafael layaknya orang yang paling suci dan paling benar. Suasananya pun masih begitu kacau dan Rafael hanya sempat menunjukkan bukti perselingkuhan itu melalui foto dan video di ponselnya tanpa sempat bercerita lebih detail, tapi melihatnya saja sudah cukup membuat Jenni emosi, apalagi ternyata selama ini, Jenni juga sudah merasakan kedekatan yang terlalu dekat antara keduanya. "Ibu, sekarang apa lagi salahku sampai Ibu menamparku lagi?" bentak Gemma frustasi. Selama ini, Gemma merasa selalu mengalah dan memendam rasa iri dan de
Jackson tidak berhenti tersenyum saat akhirnya ia mencapai kesepakatan dengan Hotman. Pria tua itu benar-benar menjadi solusi bagi Jackson yang tidak harus mengotori tangannya sendiri untuk melenyapkan Sophia kali ini. Nama Jackson akan tetap bersih dan ia pun akan lebih mudah menyingkirkan Lewis dan Jenni setelahnya. Seperti rencana awal, Lewis akan meninggal karena kelalaian rumah sakit, dan Jenni akan meninggal karena terlalu sedih setelah ditinggalkan anak dan suaminya. Semuanya begitu sempurna. Sungguh rencana yang sempurna dan mendadak Jackson pun antusias sendiri. Gemma yang mendengar rencana Jackson pun juga tersenyum puas dan sekarang mereka hanya harus berakting untuk mengambil hati Jenni lagi, setidaknya sampai ajal menjemput wanita tua itu. Jackson dan Gemma pun terus menunjukkan kepeduliannya, sedangkan Rafael dan Onad pun sudah menyusun rencana mereka sendiri. "Jackson dan Gemma pasti mengubah rencana mereka untuk melenyapkan Pak Lewis. Tapi jangan gegabah, Onad. Sek
"Bos! Bos! Ini gawat! Ini gawat, Bos!" Yola segera menelepon Rafael setelah ia bebas. Ya, tadinya Yola ditarik oleh anak buah Hotman dan diikat di pinggir jalan sampai ia tidak bisa melakukan apa-apa. Yola hanya bisa pasrah menatap Sophia yang pingsan dan dibawa masuk ke mobil oleh Hotman dan beberapa pria lain. Yola sendiri belum pernah melihat Hotman, tapi dari foto yang pernah ia lihat saat Onad mencari tahu tentang pria itu dan dari suara Sophia memanggilnya Hotman, Yola pun akhirnya mengetahui bahwa Sophia diculik oleh Hotman. Cukup lama setelah mobil Hotman pergi membawa Sophia, barulah ada kendaraan lain yang melintas dan menyelamatkan Yola lalu membantu Yola melapor pada polisi."Bicara yang jelas, Yola! Apanya yang gawat? Bukankah kau sedang mengantar Sophia, hah? Apanya yang gawat? Mana Sophia?" Rafael mulai menggeram tidak sabar. "Sophia! Sophia ...." "Sial, katakan yang jelas, Yola!" bentak Rafael. "Sophia diculik, Bos!"Rafael yang mendengarnya pun mendadak oleng da
"Dia sudah mendapatkannya, Gemma."Jackson berbisik pada Gemma yang masih ada di rumah sakit bersama beberapa manager kantor. Hari ini banyak manager yang menjenguk Lewis, tapi mereka harus menunggu di depan ruangan sampai jam besuk tiba dan mereka pun harus bergantian masuk. Beberapa manager ditemani Jenni dan beberapa lagi bersama Gemma dan jackson. Gemma sendiri yang mendengar laporan Jackson langsung membelalak dengan tatapan yang berbinar-binar. "Kau yakin?" "Lihat foto ini!" Jackson menunjukkan foto Sophia yang terikat di sebuah gudang dan Gemma pun langsung tersenyum tipis. Ini hal besar yang ia lakukan, menculik Sophia lalu membunuhnya. Dilanjutkan dengan membunuh Lewis dan Jenni, lalu hidup bahagia bersama Jackson dan bergelimang harta. Ini hal besar yang sudah mereka rencanakan lama dan mereka sudah hampir menuju akhir dari rencana mereka. "Kita harus ke sana, Kak Jackson. Kita harus melihatnya untuk yang terakhir kalinya kan?"Jackson tertawa pelan mendengarnya. "Tent
Sophia masih menatap nanar pada sosok Jackson dan Gemma di hadapannya. Air matanya masih mengalir, tapi sekuat tenaga Sophia mendongak untuk menghentikan air matanya. Di saat seperti ini, Sophia tidak boleh lemah. Sungguh, Sophia tidak boleh lemah. Sekalipun posisi Sophia terdesak dan mungkin, tidak ada harapan, tapi Sophia harus mempertahankan harga dirinya di saat yang terakhir. Sophia pun perlahan bisa menenangkan napasnya dan ia pun menatap Jackson dan Gemma dengan penuh kebencian. "Aku tahu! Aku benar-benar sudah tahu kalau kedatanganmu kemari sama sekali bukan untuk menyelamatkan aku," seru Sophia akhirnya. Jackson menaikkan alisnya. "Oh, kau berharap aku menyelamatkanmu, hah?" "Tidak! Karena aku tahu sebelumnya kau juga sudah berusaha membunuhku, tapi gagal." Jackson masih menaikkan alisnya. "Kau tahu tentang itu, Sophia?" "Ya, aku mengingatnya jelas bahwa kau yang menyetir mobil itu lalu menabrakku begitu keras. Semuanya rekayasa demi uang asuransi dan harta warisan. Oh
"Akhh, Gemma!" pekik Sophia saat Gemma kembali memukulnya di punggung. "Bagaimana rasanya, hah? Sakit? Ada yang lebih sakit lagi, tapi kau harus merasakannya! Kemarikan pisaunya!"Gemma melangkah ke arah Hotman dan merebut pisau dari Hotman. Gemma pun tersenyum sambil menunjukkan pisau itu ke arah Sophia sampai jantung Sophia memacu begitu kencang. Sophia menggeleng takut karena akhirnya ia tahu bahwa Gemma sangat nekat. Dan di dalam gudang itu, sungguh, Gemma jauh lebih agresif dibanding Jackson dan Hotman, apalagi para pria yang hanya menjadi penonton di sana. Gemma pun melangkah dengan cepat mendekati Sophia. Namun, sebelum Gemma sempat melakukan apa pun, mendadak pintu gudang sudah dibuka dengan kasar sampai suaranya membuat semua orang sontak menoleh kaget, termasuk Sophia. Sophia menatap lekat-lekat pintu gudang dan bagaikan mukjizat yang menjadi nyata, sosok Rafael muncul di sana sampai membuat air mata Sophia yang sejak tadi ditahannya pun mengalir juga. Entah bagaimana R