Sophia terus mengernyit dalam tidurnya saat mimpi-mimpi tumpang tindih terus muncul di kepalanya. Sophia bergerak gelisah dan keringat mulai bercucuran di dahinya. Semua scene setelah kecelakaan mendadak muncul di kepala Sophia. Seorang pria tua mengatakan akan membawa Sophia setelah kecelakaan itu dan pria itu adalah Hotman. Ya, dalam mimpinya, Sophia mengingat jelas tentang Hotman. Bagaimana pria itu mengaku sebagai ayahnya, bagaimana pria itu memperlakukan Sophia, sampai saat pria itu menjual Sophia dan Sophia bertemu dengan seorang pria bernama Rafael. "Rafael!" pekik Sophia tiba-tiba sambil membuka matanya. Pemandangan pertama yang Sophia lihat saat ia membuka matanya adalah langit-langit kamarnya yang membuat Sophia langsung sadar bahwa ia sedang ada di rumahnya sendiri dan di kamar Jenni, ibunya.Jenni sendiri mendadak ikut tersentak mendengar pekikan Sophia dan Jenni ikut bangun dari tidurnya walaupun Jenni tidak sempat mendengar nama siapa yang Sophia sebutkan. "Ada apa,
Rafael menghentikan mobilnya tidak jauh di depan pintu gerbang rumah keluarga Lewis. Entah mengapa, emosi yang tadinya meletup-letup untuk bertemu dengan Alba akhirnya sedikit lebih reda setelah mendengar dukungan Ivana. Ya, Ivana benar bahwa keluarga mereka punya martabat dan Rafael tidak boleh membuat keributan lain yang bisa mempermalukan keluarganya sendiri. Rafael pun menggenggam erat setirnya dan menahan dirinya walaupun ia ingin sekali bertemu dengan Alba. Namun, akhirnya Rafael hanya menunggu di tempatnya dan mengamati aktivitas di rumah yang nampak sepi. Cukup lama Rafael menunggu sampai akhirnya Rafael pun memberanikan diri bertanya pada security di sana. "Semua orang sedang ke rumah sakit mengantar Nona Sophia. Tapi tolong jangan membuat keributan lagi di sini, Pak," seru sang security. Rafael pun membelalak mendengarnya. "Apa yang terjadi padanya? Ke rumah sakit mana? Sial, aku tidak mau membuat keributan, aku hanya perlu bicara dengannya!" geram Rafael. Sang security
Brak!Kakek Robert menggebrak mejanya saat pengacara memberitahu bahwa keluarga Lewis mengajukan pembatalan pernikahan antara Rafael dan Alba. Pengacara memberitahu Robert dua hari setelah pertemuan terakhir antara Rafael dengan Lewis di rumah sakit. Sungguh, Robert tidak tahu apa yang sudah terjadi, tapi Robert langsung meminta asistennya mencari tahu semuanya. "Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Bagaimana bisa Alba adalah Sophia Lewis dan bagaimana semua bisa menjadi seperti ini? Sophia Lewis dirawat di rumah sakit dan Rafael terus membuat keributan. Ah, semua berita ini membuat kepalaku berdenyut. Aku membutuhkan informasinya segera!" teriak Robert pada asistennya. "Baik, Pak!"Asistennya pun mencari tahu semuanya sebelum akhirnya ia memberi laporan lengkap pada Robert dan Robert makin emosi dibuatnya. Robert pun mendatangi Rafael pagi-pagi sekali di rumah Rafael sampai suasananya menjadi begitu ribut. "Kau pikir apa yang sudah kau lakukan, Rafael? Apa kau tahu kalau kau s
Dua bulan berlalu dan kondisi Sophia benar-benar sudah pulih seperti sedia kala. Kondisi Sophia sempat drop dan sakit kepalanya makin menjadi, hingga akhirnya tindakan harus dilakukan segera. Lewis dan Jenni pun membawa Sophia ke luar negeri untuk berobat, sedangkan Jackson dan Gemma tetap melanjutkan bekerja seperti biasanya. Mereka pun lebih bebas bergerak, tapi mereka lebih cemas karena setelah Sophia sembuh, berarti usaha mereka akan mengulang dari awal. "Aku sudah lelah berpura-pura di depan semua orang, Kak Jackson. Berpura-pura senang karena kondisi Kak Sophia yang akhirnya sembuh. Oh, aku lelah sekali. Tapi bagusnya, saat mereka semua pergi, kita bebas selama dua bulan ini," keluh Gemma malam itu saat ia dan Jackson sudah berada di ruang kerja Jackson di rumah. Jackson hanya tersenyum mendengarnya sambil mengangkat gelas winenya karena mereka memang sedang menikmati wine bersama. Mereka memang bebas sebebas-bebasnya dua bulan ini. Mereka juga sudah melakukan banyak hal di
"Selamat datang, Pak CEO Williams Group yang baru." Onad dan Yola menyambut Rafael pagi itu begitu Rafael tiba dan Rafael pun melangkah masuk tanpa menyahuti ucapan Onad. Malah Yola yang langsung menyenggol kekasihnya itu. "Sstt, belum resmi, tunggu satu jam lagi," sahut Yola sambil terkikik. "Ah, baiklah!" seru Onad yang ikut terkikik sambil membenarkan posisi jasnya dan melangkah mengikuti Rafael. Hari ini adalah hari yang spesial bagi mereka karena hari ini, akhirnya Rafael akan secara resmi dilantik menjadi CEO Williams Group yang baru dan perjuangan mereka selama ini pun tidak sia-sia. Rasanya masih teringat jelas di benak Onad dan Yola bagaimana kacaunya Rafael dua bulan yang lalu. Rafael bertengkar hebat dengan Kakek Robert karena Rafael tidak diijinkan untuk bertemu dengan Sophia Lewis lagi. Bahkan, Rafael rela dicoret dari kartu keluarga demi mempertahankan cintanya pada istrinya. Namun, siapa yang menyangka, Kakek Robert akhirnya kolaps karena pertengkaran itu. Meliha
"Sekali lagi selamat untukmu, Rafael! Akhirnya Kakek bisa tenang sekarang setelah menyerahkan perusahaan padamu!" Kakek Robert terlihat begitu bangga pada Rafael. Begitu juga dengan Thomas dan Ivana. Ivana sendiri sudah menjadi ibu yang luar biasa baik bagi Rafael selama dua bulan terakhir ini. Ivana memberikan dukungan terbesar bagi Rafael setelah ditinggalkan oleh Alba, walaupun Rafael tetap menanggapinya dengan acuh. Namun, Ivana tidak pernah lelah mendukung anak sambungnya itu. Bahkan, sering kali Ivana menjadi juru bicara bagi Rafael yang sekarang memang lebih pendiam itu. "Rafael memang membanggakan dan kita harus merayakan ini kan, Ayah?" seru Ivana. "Tentu saja! Kita akan makan bersama nanti malam."Semua orang pun masih begitu gembira setelah pelantikan CEO. Para petinggi perusahaan pun bergantian memberi selamat pada Rafael. Onad dan Yola pun tidak berhenti tertawa sumringah, walaupun Rafael masih tetap sama, tidak terlalu menunjukkan banyak ekspresi. Rafael selalu seri
Sophia masih tidak tahu harus bersikap seperti apa sekarang. Sungguh, Sophia sudah bisa menikmati berciuman dengan Jackson sampai Sophia merasa percaya diri bahwa ia juga pasti bisa melayani suaminya di atas ranjang. Namun, nyatanya, Sophia tidak bisa. Bahkan merasakan tangan besar Jackson yang mulai bergerilya di tubuhnya membuat Sophia kehabisan napas. Hingga saat tangan Jackson akhirnya menangkup dada Sophia, Sophia pun memberontak. "Ah, Jackson, maaf, maafkan aku. Mendadak kepalaku sakit sampai aku mau muntah," dusta Sophia yang akhirnya bangkit berdiri dari kursinya dan mengeratkan lagi sabuk jubah mandinya. Jackson sendiri langsung kecewa dan begitu ingin mengumpat karena hasratnya sudah benar-benar di ujung. Pasti Sophia bisa melihat miliknya yang sudah berdiri tegak saat ini, tapi apa? Sakit kepala? "Sayang, kau kenapa? Sakit kepala? Sampai mau muntah? Bukankah setelah operasi itu kau sudah sembuh? Apa yang kau rasakan, Sayang?" tanya Jackson yang seolah cemas pada istriny
"Maaf semua, aku harus keluar menerima telepon penting dulu karena sinyalnya kurang bagus di sini." Rafael berpamitan pada beberapa rekan bisnis yang masih mengobrol dengannya malam itu. Rafael pun memberi kode pada Onad untuk melanjutkan mengobrol, sedangkan Rafael memilih untuk keluar dari gedung ballroom dan menerima teleponnya. Rafael berdiri tidak jauh dari pintu ballroom dan mengobrol bersama rekan bisnisnya yang lain di telepon, tanpa ia tahu bahwa ada seorang wanita yang sedang memperhatikannya di belakang sana. Sampai akhirnya Rafael selesai menelepon, Rafael pun memasukkan ponsel ke kantong celananya dan ia berniat kembali ke dalam ballroom.Namun, saat Rafael membalikkan tubuhnya, dunia Rafael juga seolah berhenti berputar menatap seorang wanita di sana, wanita yang luar biasa cantik yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Posisi mereka tidak jauh, tapi juga tidak dekat. Beberapa orang pun melintas di sekitar mereka, bahkan di hadapan mereka juga, tapi tidak ada yang te