"Mau kemana kau?" tanya seorang pria. Natalie dibuat tak bergeming ditempatnya saat mendengar suara seseorang. Namun, setelah beberapa saat menunggu gadis itu tak melihat seorangpun yang datang menghampirinya. Membuang nafas panjang lalu menjejakkan kakinya di atas tanah lalu mulai berjalan mengendap-endap menyusuri halaman belakang Mansion. Saat berada melewati sebuah jembatan kecil dimana terdapat kolam yang berukuran sedang, Natalie hanya dapat melihat di sekeliling hanya terdapat pepohonan dan ia sangat yakin bahwa Mansion ini berada di tengah hutan. Tak menyerah Natalie terus berjalan ditengah malam dan tengah hutan yang gelap. Terus berjalan tanpa menggunakan alas kaki, hingga ia tak sengaja menginjak rumput berduri yang berada di hutan. Meringis kesakitan tapi tidak membuatnya menyerah, gadis itu terus melangkah maju hingga ia dapat mendengar beberapa suara deru mobil, ia memastikan pasti didepan sana adalah sebuah jalan dan akan terbebas dari hutan gelap ini. Sedangkan
"Turunkan aku!" teriak Natalie saat melihat ternyata di depan sana ia dibawa kembali pada Mansion milik Aldrick. Tiba di pelataran Mansion, ternyata kedatangannya telah ditunggu oleh para penghuni Mansion. Mobil berhenti tepat pada jalan masuk ke dalam Mansion, Maxim mematikan mesin mobil dan keluar dari dalam mobil lalu membuka pintu untuk Natalie. "Silahkan, Nona," ucap Maxim sambil membungkukkan tubuhnya. Enggan untuk turun Natalie hanya terus duduk berdiam diri di dalam mobil tanpa ada niat untuk turun. Tak berapa lama terlihat Aldrick keluar dari arah Mansion lalu langsung berjalan menuju mobil. "Keluar sendiri atau aku yang menyeretmu!" ucap Aldrick menggeram marah. "Tidak! Aku tidak ingin berada disini!" tolak Natalie dengan tegas. Seorang Natalie yang memang mempunyai watak yang keras kepala membuat wanita itu selalu menjadi pembangkang. Ia tidak tahu bahwa sikap keras kepalanya akan membawa dia kepada hukuman yang akan didapatkannya. Menggertakkan gigi saling beradu
"Ada apa, Nona?" tanya Zafa ketika mendengar suara teriakan Natalie. "Sepertinya ada tikus yang lewat di kakiku," jawab Natalie menaikkan kedua kakinya ke atas sofa. Zafa dan Bibi Elma saling pandang saat mendengar ucapan dari gadis itu. Bagaimana bisa seekor tikus bisa berada di dalam Mansion ini, sedangkan setitik debu saja tak dibiarkan untuk hinggap di Mansion ini. Lalu bagaimana bisa seekor tikus bisa hidup di dalam Mansion mewah ini. Namun, saat Bibi Elma dan Zafa memikirkan hal yang tidak mungkin itu. Tiba-tiba benar saja terdengar suara cicitan tikus lalu berjalan ke arah sofa. "Bibi! Zafa! Itu tikusnya, singkirkan hewan menjijikan itu dari hadapanku!" teriak Natalie yang memang sangat takut dan geli saat melihat seekor tikus. Elma dan Zafa bukannya mengusir tikus kecil itu, mereka justru ikut melompat naik ke atas sofa sambil berteriak ketakutan. Kehebohan terjadi akibat teriakan dari ketiga wanita itu dan membuat semua penghuni Mansion berdatangan termasuk Aldrick ya
"Natalie!" panggil Aldrick saat pintu kamar telah terbuka dan tubuh Natalie ambruk di atas lantai. Bukan tembakan yang membuat gadis itu tak bisa menopang bobot tubuhnya sehingga membuatnya ambruk. Akan tetapi gadis itu terkejut saat sebuah peluru meleset masuk melalui kaca jendela hingga membuatnya terkejut. Masih tak mampu mengucapkan kata-kata tubuh Natalie masih mematung dan berubah dingin akibat shock. "Maxim! Tangkap penembak itu!" perintahnya dengan tegas. "Elma, panggilkan Dokter Liam!" sambungnya memerintahkan kepada kepala pelayan. Setelah mengatakan hal itu, Aldrick langsung berjalan keluar sambil menggendong tubuh Natalie ala bridal style. Membawa wanita itu ke dalam kamar pribadinya, untuk pertama kalinya Aldrick membawa masuk orang yang baru dia kenal ke dalam kamarnya. Tak berapa lama Liam telah tiba di Mansion Aldrick dan langsung saja pria itu menuju kamar sahabatnya untuk memeriksa keadaan Natalie. "Apa yang terjadi?" tanya Liam di sela kegiatannya memeriksa
"Bagaimana ini bisa terjadi padanya?" tanya Aldrick kepada semua pelayan yang berada di ruang tamu. Ketika pria itu ingin berjalan ke arah ruang makan dia melihat Natalie yang terjatuh ke atas lantai. Tapi untungnya kondisi wanita itu baik-baik saja dan juga kandungannya, tadi ketika Natalie berteriak kesakitan ternyata hal itu disebabkan karena ia terkejut sehingga membuat otot perutnya terasa tegang dan nyeri. Memberongsang marah kepada seluruh pelayan yang menurutnya tidak becus dalam membersihkan Mansion sehingga membuat Natalie terjatuh karena lantai licin setelah di pel. "Maaf Tuan, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, saya yang akan bertanggung jawab jika hal ini terjadi lagi," ucap Elma yang memang merupakan kepala pelayan. Wanita itu tidak ingin jika rekan kerjanya yang sudah dianggap keluarga mendapat hukuman atas insiden ini. "Aku pegang ucapanmu," balas Aldrick dengan tegas lalu langsung pergi meninggalkan ruang tamu. Setelah memastikan bahwa kondisi Natalie, su
"Apa kau ingin membunuhnya!" ucap Aldrick dengan tatapan dingin mengarah pada Natalie yang saat ini berada di hadapannya. Pria itu baru saja tiba Mansion dan menyaksikan tindakan brutal yang dilakukan oleh gadis itu. Melonggarkan ikatan dasi yang melilit di lehernya, pria itu kemudian langsung menyeret dengan paksa tubuh kecil Natalie. "Kau benar-benar harus diberi pelajaran agar tidak bersikap seperti wanita rendahan yang tidak berpendidikan," imbuh Aldrick terus melangkah maju menuju ruang bawah tanah. "Maafkan aku, maafkan aku. Tapi bukan aku yang lebih dulu menyerangnya tapi wanita gila itu," Natalie berusaha membela dirinya tapi pria yang sedang menyeretnya seperti seorang yang tuli tidak ingin mendengar ucapan Natalie. Masuk ke dalam penjara dan tanpa belas kasih langsung menghempaskan tubuh Natalie dan punggung wanita itu membentur tembok yang keras. Mengerang dan meringis kesakitan, wanita itu kemudian memegang perutnya yang terasa kram akibat benturan yang baru saja ter
"Ada apa Tuan?" tanya Maxim ketika dengan tiba-tiba Aldrick menyuruhnya berbalik arah kembali ke Mansion. "Tidak usah banyak tanya, kemudikan saja mobilnya dengan cepat!" jawab Aldrick yang mulai gelisah di tempat duduknya. Ketika memasuki gerbang Mansion dan mobil berhenti tepat di halaman, pria itu langsung berjalan keluar dari dengan gerakan tergesa-gesa menuju ruang bawah tanah. Ketika masuk ke dalam penjara, Aldrick dapat melihat kondisi Natalie yang sangat memprihatinkan. Tanpa mengatakan apapun, Aldrick langsung membopong tubuh Natalie dan menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan mobil agar segera ke rumah sakit. Dalam perjalan menuju rumah sakit, tak hentinya pria itu terus memandang wajah pucat pasi dan dingin Natalie yang saat ini sedang berada di pangkuannya. "Perawat! Dokter!" teriak Aldrick ketika ia telah tiba di rumah sakit. Para tenaga medis langsung berbondong-bondong menghampiri pria itu, termasuk Liam yang saat ini ikut menghampiri sahabatnya. Ketika melihat k
"Jangan bertele-tele! Katakan saja apa ingin kau ucapkan!" tegur Aldrick tidak ingin berbasa-basi. Liam menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan, kemudian pria itu menatap sahabatnya yang sedang berdiri di hadapannya. "Natalie, mengalami pendarahan yang mengakibatkan janin yang ia kandung tidak dapat kami selamatkan dan kondisinya saat ini sedang berada dalam masa kritis akibat kehabisan banyak darah. Tim medis juga akan melakukan beberapa pemeriksaan karena sepertinya pasien mempunyai penyakit yang sedang diidap," jelas Liam panjang lebar. Sedangkan Aldrick sendiri yang baru saja mendengar hal itu, wajah pria itu sama sekali tak berubah dan menampakkan wajah sedih karena baru saja kehilangan calon anaknya. Melihat reaksi sahabatnya membuat Liam merasa geram, bagaimana bisa ada seorang pria yang sama sekali tidak memiliki belas kasih pikirnya. "Maxim, akan mengurus segala sesuatu tentang wanita itu, karena besok aku harus ke Roma untuk perjalan bisnis," ucap Ald
Mendengar bahwa Natalie, keracunan membuat Liam terkejut tapi tidak dengan Aldrick yang hanya memasang wajah tenang. Bukan tanpa alasan pria itu bersikap demikian. Tapi dia sudah mencurigai seseorang yang berbuat demikian kepada Natalie. "Lalu apakah Natalie harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut?" tanya Liam kepada Dokter wanita yang saat ini masih memeriksa Natalie. "Untuk saat ini mungkin beliau bisa di rawat di rumah saja, saya akan menginfus pasien agar sisa-sisa racun dari dalam tubuhnya bisa keluar. Tapi jika dalam waktu 24 jam kondisi pasien memburuk, maka sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit," ucap sang Dokter dan mulai memasangkan selang infus di pergelangan tangan Natalie. Setelah melakukan tugasnya Dokter wanita itu pun pamit pergi dan kini hanya ada Aldrick dan juga Liam yang saat ini memandang ke arah Natalie. "Pulanglah!" ucap Aldrick. Liam melipat kedua tangan di depan dada, "Kau mengusirku?" Aldrick mengedikkan kedua bahunya d
"Hei! Ada apa denganmu?" tanya Aldrick yang baru memasuki toilet ketika ia mendengar suara kaca pecah. Natalie, yang hampir saja terhuyung di atas lantai saat ini sedang berada dalam dekapan Aldrick. Tidak dapat menjawab karena saat ini Natalie kesulitan untuk bernafas, kesadarannya pun mulai hilang. Aldrick merogoh saku jasnya lalu mengambil ponselnya dan menelpon Maxim. "Siapkan mobil kita pulang sekarang!" perintahnya lalu langsung mematikan sambungan telepon. Aldrick, langsung menggendong Natalie dan berjalan keluar dari toilet dan menuju pintu keluar. Di depan gedung Maxim sudah menunggu dengan mobilnya, lalu dengan sigap membuka pintu mobil saat melihat kedatangan majikannya. Sementara di dalam gedung Liam, yang merasa aneh karena sudah lama Natalie ke toilet tapi belum juga kembali. Pria itu dibuat cemas dan akhirnya memutuskan untuk memeriksa ke toilet. Namun disana dia tidak menemukan keberadaan orang yang dicari. "Permisi! Apa ada yang melihat wanita memakai gaun ber
"Natalie, malam ini aku ada acara peresmian salah satu rekan kerjaku. Apakah kamu bisa menemaniku?" tanya Liam. Mendengar pertanyaan Liam membuat Natalie terkekeh, "Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?" Liam kembali bertanya dengan wajah bingungnya. Natalie menyahut, "Tidak ada yang salah dengan pertanyaanmu. Hanya saja kamu salah mengajak orang. Bagaimana bisa kamu mengajak wanita sepertiku untuk datang ke acara rekan kerjamu," "Memangnya apa yang salah dengan dirimu? Kamu bukan wanita cacat yang tidak berjalan, lalu apa salahnya aku mengajak dirimu," "Aku ini wanita rendah yang tidak pantas untuk kamu ajak kemana-mana, Liam," jawab Natalie merasa dirinya sangat rendah dan tidak pantas dibawa kemanapun. Malam hari pun tiba di sebuah gedung mewah saat ini diselenggarakan sebuah pesta peresmian salah satu perusahaan.Seorang pria dengan setelan tuxedo berwarna hitam, baru saja turun dari mobil bersama dengan seorang wanita memakai gaun berwarna merah yang
"Jangan tegang seperti itu. Aku hanya bercanda," ucap Liam sambil tertawa ketika melihat raut wajah terkejut Natalie. Mendengar hal itu membuat Natalie tersenyum canggung. Liam kemudian menuntun Natalie menuju dimana kamar wanita itu berada. "Ini kamarmu, kuharap kamu cocok dengan dekorasi dan nuansanya," ujar Liam tersenyum hangat. Natalie membalas senyuman pria itu, "Tidak, aku bisa tinggal dan tidur dimana saja tanpa melihat kondisi ruangan dan juga aku justru semakin merasa merepotkan," imbuh wanita itu merasa sungkan. "Sudahlah tidak perlu merasa sungkan seperti itu, anggap saja kamu tinggal di rumah sendiri," balas Liam. "Ya sudah kalau begitu aku keluar dulu. Beristirahatlah," sambungnya lagi lalu berjalan keluar dari kamar Natalie. Di pagi hari Natalie, bangun lebih awal. Wanita itu berjalan menuruni anak tangga dan menuju dapur. Di rumah ini memang Liam tidak mempekerjakan seorang asisten rumah tangga karena berpikir dia hanya tinggal sendiri dan pekerjaan rumah juga
"Tidak akan ada yang bisa keluar dari Mansion tanpa izin dariku! Apalagi orang itu adalah dirimu!" ucap Aldrick menatap dingin pada wajah Natalie. Ditatap seperti itu membuat wanita itu hanya mampu mencengkram selimut dengan sangat erat, menunduk ketakutan dengan tubuh yang mulai bergetar. Wanita itu mulai mengingat kembali penyiksaan yang dilakukan oleh pria yang sedang berdiri tak jauh dari tempat tidur. Melihat gelagak ketakutan gadis itu, Liam segera menggenggam tangan Natalie dan mulai menenangkannya. "Tenanglah, ada aku disini. Dia tidak akan berani berbuat sesuatu padamu," Liam berucap sambil menatap Natalie dengan tatapan teduhnya. "Pastikan kondisinya akan segera membaik dan dia akan aku bawa kembali ke Mansionku!" Aldrick berucap dengan tegas. "Dokter…" cicit Natalie melihat ke arah Liam. Liam sendiri hanya memberikan senyuman kepada gadis itu. "Tidak ada alasan untukmu lagi agar bisa membawanya ke tempatmu karena anak yang dikandung telah tiada. Jadi dia sudah bukan
"Jangan bertele-tele! Katakan saja apa ingin kau ucapkan!" tegur Aldrick tidak ingin berbasa-basi. Liam menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan, kemudian pria itu menatap sahabatnya yang sedang berdiri di hadapannya. "Natalie, mengalami pendarahan yang mengakibatkan janin yang ia kandung tidak dapat kami selamatkan dan kondisinya saat ini sedang berada dalam masa kritis akibat kehabisan banyak darah. Tim medis juga akan melakukan beberapa pemeriksaan karena sepertinya pasien mempunyai penyakit yang sedang diidap," jelas Liam panjang lebar. Sedangkan Aldrick sendiri yang baru saja mendengar hal itu, wajah pria itu sama sekali tak berubah dan menampakkan wajah sedih karena baru saja kehilangan calon anaknya. Melihat reaksi sahabatnya membuat Liam merasa geram, bagaimana bisa ada seorang pria yang sama sekali tidak memiliki belas kasih pikirnya. "Maxim, akan mengurus segala sesuatu tentang wanita itu, karena besok aku harus ke Roma untuk perjalan bisnis," ucap Ald
"Ada apa Tuan?" tanya Maxim ketika dengan tiba-tiba Aldrick menyuruhnya berbalik arah kembali ke Mansion. "Tidak usah banyak tanya, kemudikan saja mobilnya dengan cepat!" jawab Aldrick yang mulai gelisah di tempat duduknya. Ketika memasuki gerbang Mansion dan mobil berhenti tepat di halaman, pria itu langsung berjalan keluar dari dengan gerakan tergesa-gesa menuju ruang bawah tanah. Ketika masuk ke dalam penjara, Aldrick dapat melihat kondisi Natalie yang sangat memprihatinkan. Tanpa mengatakan apapun, Aldrick langsung membopong tubuh Natalie dan menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan mobil agar segera ke rumah sakit. Dalam perjalan menuju rumah sakit, tak hentinya pria itu terus memandang wajah pucat pasi dan dingin Natalie yang saat ini sedang berada di pangkuannya. "Perawat! Dokter!" teriak Aldrick ketika ia telah tiba di rumah sakit. Para tenaga medis langsung berbondong-bondong menghampiri pria itu, termasuk Liam yang saat ini ikut menghampiri sahabatnya. Ketika melihat k
"Apa kau ingin membunuhnya!" ucap Aldrick dengan tatapan dingin mengarah pada Natalie yang saat ini berada di hadapannya. Pria itu baru saja tiba Mansion dan menyaksikan tindakan brutal yang dilakukan oleh gadis itu. Melonggarkan ikatan dasi yang melilit di lehernya, pria itu kemudian langsung menyeret dengan paksa tubuh kecil Natalie. "Kau benar-benar harus diberi pelajaran agar tidak bersikap seperti wanita rendahan yang tidak berpendidikan," imbuh Aldrick terus melangkah maju menuju ruang bawah tanah. "Maafkan aku, maafkan aku. Tapi bukan aku yang lebih dulu menyerangnya tapi wanita gila itu," Natalie berusaha membela dirinya tapi pria yang sedang menyeretnya seperti seorang yang tuli tidak ingin mendengar ucapan Natalie. Masuk ke dalam penjara dan tanpa belas kasih langsung menghempaskan tubuh Natalie dan punggung wanita itu membentur tembok yang keras. Mengerang dan meringis kesakitan, wanita itu kemudian memegang perutnya yang terasa kram akibat benturan yang baru saja ter
"Bagaimana ini bisa terjadi padanya?" tanya Aldrick kepada semua pelayan yang berada di ruang tamu. Ketika pria itu ingin berjalan ke arah ruang makan dia melihat Natalie yang terjatuh ke atas lantai. Tapi untungnya kondisi wanita itu baik-baik saja dan juga kandungannya, tadi ketika Natalie berteriak kesakitan ternyata hal itu disebabkan karena ia terkejut sehingga membuat otot perutnya terasa tegang dan nyeri. Memberongsang marah kepada seluruh pelayan yang menurutnya tidak becus dalam membersihkan Mansion sehingga membuat Natalie terjatuh karena lantai licin setelah di pel. "Maaf Tuan, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, saya yang akan bertanggung jawab jika hal ini terjadi lagi," ucap Elma yang memang merupakan kepala pelayan. Wanita itu tidak ingin jika rekan kerjanya yang sudah dianggap keluarga mendapat hukuman atas insiden ini. "Aku pegang ucapanmu," balas Aldrick dengan tegas lalu langsung pergi meninggalkan ruang tamu. Setelah memastikan bahwa kondisi Natalie, su