Home / Romansa / Hasrat Salah Kamar / Si Tampan Tanggung Jawab

Share

Si Tampan Tanggung Jawab

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alex mengalihkan pandangannya pda Reza dengan gerakan kaku. Kini dirinya bagaikan seorang mayat hidup yang tak bisa menerima kenyataan yang ada.

Sedangkan Reza, pria itu sama sekali belum mengerti situasi yang tengah terjadi. Dengan polosnya ia berkata,

“Gue melakukan apa yang lo perintah. Dia wanita yang lo maksud ‘kan?” kata Reza.

Kedua tungkai yang menopang tubuh Alex seketika lemas. Berbagai bayangan kemungkinan muncul di kepalanya. Ia menggeleng lemah dengan wajah mendung.

“Bukan dia cewek yang gue maksud,” ucapnya hilang gairah. Membayangkan benihnya tumbuh di rahim wanita itu seketika membuat sekujur tubuh Alex meremang.

Benihnya tumbuh di rahim yang salah.

Satu kalimat yang cukup mampu menghantam mental Alex saat ini.

“Alex, apa yang kamu lakukan di sini?”

Deg!

Sebuah suara yang sangat Alex kenali tiba-tiba muncul dari arah luar ruangan. Ia menoleh dan mendapati Dea melangkah masuk menghampirinya.

“Dea?”

“Ya, kenapa kamu di sini? Siapa dia?”

Pandangan Dean mengarah pada sosok wanita yang terkulai lemas di atas ranjang pesakitan. Kemudian balik memandang Alex dengan tatapan bingung.

“Bukan siapa-siapa. Aku menemukannya pingsan di lorong rumah sakit tadi. Jadi aku membawanya ke mari,” ucap Alex beralasan. Tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya terjadi pada targetnya sendiri.

Alex memindai pandangannya ke arah Dea, dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Dea terlihat baik-baik saja tanpa kekurangan apapun.

“Oh, baguslah. Aku mencarimu dari tadi. Apakah kita jadi menjenguk kolega kita?”

Alex mengangguk cepat, sejujurnya, ia bahkan hampir lupa dengan tujuan awalnya.

“Ya, ayo kita pergi.”

Sebelum melangkah pergi, Alex melemparkan tatapan penuh arti pada sahabatnya, Reza yang paham dengan arti tatapan itu mengangguk.

“Apa kamu mengenal wanita tadi? Aku lihat kamu begitu mengkhawatirkannya.” Pertanyaan Dea yang begitu tiba-tiba membuat semua isi kepala Alex buyar. Sejak keluar dari ruangan Reza, sekelumit rasa gelisah terus mendera. Ia telah melakukan kesalahan atas rencananya yang mengorbankan masa depan orang lain.

“Tidak, aku tidak mengenalnya.Seperti yang aku bilang, aku menemukannya di lorong rumah sakit,” balas Alex setenang mungkin.

Selang beberapa waktu, Alex kembali ke ruangan tempat Reza menjalankan misi mereka tadi. Ia berpisah dengan Dea setelah menjenguk salah satu kolega yang dirawat di rumah sakit miliknya ini.

“Gue gak habis pikir, bagaimana lo bisa salah orang, Za? Kalau sudah begini gue harus tanggung jawab!” Alex mengamuk ketika ia sudah masuk ke dalam ruangan itu. Tanpa memperdulikan korbannya yang masih tak sadarkan diri.

“Gue sudah menjalankan rencana sesuai arahan lo. Lo hanya bilang wanita incaran itu memakai dres marun. Saat itu, hanya dia yang ada di toilet wanita dengan warna dres yang lo maksud,” ujar Reza membela diri. Seketika Alex kehilangan kata. Membayangkan dirinya berada posisi Reza saat itu tentu Alex akan melakukan hal yang sama.

“Enggh…” suara lenguhan terdengar dari arah brankar. Dua pria yang tengah terlibat baku hantam itu seketika membisu seraya mengalihkan pandangan mereka ke arah suara.

“Eengh, ah!” Wanita itu mencoba bangkit dari posisinya. Sambil sebelah tangannya memegangi kepala yang terasa berat.

Alex dan Reza tertegun, sekian lama tak sadarkan diri, akhirnya wanita itu membuka dua kelopak mata indah miliknya.

“Siapa kalian?” Sebuah pertanyaan yang pertama kali muncul dalam benak wanita itu. Satu per satu orang yang ada di sana ia telisik dengan tatapan sayu namun penuh kecurigaan.

“Kamu sudah bangun? Kamu pingsan di koridor rumah sakit tadi. Seseorang membawamu kemari untuk diperiksa,” kata Reza setengah berbohong. Ucapannya terdengar meyakinkan.

“Pingsan?”

“Kamu hamil. Aku tahu kekasihmu tidak ingin bertanggung jawab.” Alex menyela. Ia melangkah mendekat ke brankar. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana jeans yang ia pakai.

Alex bia melihat pupil mata wanita itu yang membesar ketika melihatnya. Tanda sebuah ketertarikan ditujukan padanya.

“Hamil? Bagaimana bisa? Seingatku aku sedang berada di toilet tadi.” Wanita dengan rambut sebahu itu mencoba mengingat kapan terakhir kali ia masih sadarkan diri. Namun, otaknya tak bisa mengingat apapun dengan jelas saat ini.

“Kamu hamil anak kekasihmu, aku menemukanmu tergeletak di lorong rumah sakit dengan wajah frustasi. Setelah diperiksa, kamu memang sedang mengandung. Apalagi kalau bukan karena kekasihmu lepas tanggung jawab hingga membuatmu seperti ini,” ucap Alex memaparkan jawaban yang telah ia siapkan sebelumnya.

Bukan Alex namanya jika tidak mempersiapkan segala hal dengan sangat detail. Sebelum kembali ke ruangan Reza, Alex sudah menyuruh tangan kanannya untuk menyelidiki wanita itu. Sebuah informasi baru yang menyatakan, wanita itu pernah tidur beberapa kali dengan sang kekasih. Dan kini, kekasih wanita itu diketahui selingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Terlihat perubahan raut wajah wanita itu. Seraya menggelengkan kepalanya lemah, “gak mungkin. Gue gak mungkin hamil!” ucap wanita itu histeris.

Melihat korban salah sasarannya frustasi akan keadaan, Alex tak tega. Bagaimanapun, ia adalah pria normal yang masih memiliki empati.

“Persiapkan dirimu, kita akan menikah besok.”

“Apa?!” Reza dan wanita itu terkejut secara bersamaan. Respon yang mereka berikan sangat kompak satu sama lain.

“Kamu tak punya pilihan. Kamu tidak bisa membesarkan anak itu sendiri, bukan?” kata Mario.

“Aku belum siap menikah. Lagi pula aku tidak mengenalmu,” balas wanita itu. Dari sorot matanya, rasa takut dan curiga mendominasi. Alex mengerti, tak mudah bagi wanita itu untuk menerima keadaan.

“Lebih baik tidak siap menikah dibandingkan tidak siap membesarkan anak sendirian,” tandas Alex yang langsung membuat wanita itu bungkam.

Dalam hatinya, sejujurnya Alex hanya sedang berusaha mempertanggungjawabkan kesalahan yang sudah ia buat. Cepat atau lambat benihnya akan segera tumbuh di rahim wanita itu, dan Alex tidak akan membiarkan calon anaknya menderita.

Reza berada diantara dua kubu yang bertolak belakang. Tak menyangka Alex akan mengambil langkah sejauh ini.

Ia mendekatkan tubuhnya, berbisik di telinga Alex, “apa lo yakin? Kita tidak mengenal wanita ini. Bagaimana jika dia hanya memanfaatkan situasi?”

Alex melirik sekilas pada sahabatnya, ia pun membenarkan ucapan Reza barusan, namun, Alex sudah memikirkannya matang-matang.

“Lo gak perlu khawatir. Gue bisa mengurus semuanya. Gak seperti lo, urusan begini saja ciut!”

“Sekali lagi, gue hanya mengikuti instruksi.”

“Apa yang kalian bicarakan?”  Obrolan Alex dan Reza terhenti ketika suara wanita itu mulai mendominasi.

“Tenang saja, nona. Dia akan bertanggung jawab atas kesalahan yang kekasihmu lakukan. Daripada kamu mengharapkan kekasihmu, lebih baik kamu terima tawaran sahabatku ini,” ucap Reza menunjuk ke arah Alex.

“Aku akan bertanggung jawab dan membantumu menutupi aib. Besok kita akan menikah. Hari ini, tolong bawa aku untuk menemui orang tuamu. Omong-omong. Aku belum mengenalkan diriku padamu. Kenalkan, aku Alex Alison. Pemilik rumah sakit ini,” kata Alex diselingi senyuman yang langsung menambah tingkat ketampanan pria itu.

Related chapters

  • Hasrat Salah Kamar   Tamu Tak Bertuan

    Wanita di hadapan Alex kini menggeleng lemah. Seolah tak percaya dengan informasi yang baru saja menyusup ke telinga.“Gak, kamu hanya mempermainkanku ‘kan?” kata wanita itu mulai histeris.Baik Alex maupun Reza melemparkan pandangan penuh tanya.“Apa maksudmu?” tanya Reza tak terima.“Ya, kalian itu memanfaatkan situasi! Entah apa yang terjadi padaku sebelumnya, salah satu dari kalian pasti sedang mencoba mengeruk keuntungan dariku. Iya ‘kan?” Lagi, wanita itu kembali meronta. Kini posisinya sudah berubah menjadi duduk. Selang infus yang sedang tertanam di tangannya mengikuti pergerakan wanita itu yang cukup brutal.“Aku mau pulang! Kalian sudah gila.”Di seberangnya, Alex melihat tingkah pongah wanita yang menjadi korban atas rencananya itu dengan tatapan sedingin es. Ia tak akan terpengaruh oleh setiap drama yang coba dipertontonkan oleh wanita ini.Cih. Andai ia tidak mengingat ada benih yang telah ditanam di rahim wanita dengan panjang rambut sebahu itu, mungkin saat ini Alex sud

  • Hasrat Salah Kamar   Satu Syarat

    Alex tercengang melihat siapa orang yang bertamu di rumahnya saat ini. Seorang wanita dengan tinggi badan semampai, kecantikannya tak kalah jauh dengan Dea–wanita yang selama ini dipuja oleh Alex.Wanita itu memaku tatapanya tepat di kedua manik indah milik Alex, sorotnya seolah menghipnotis pria itu untuk balik menatapnya lekat. Namun, sayangnya, wanita di hadan Alex saat ini bukanlah seorang wanita yang diinginkan Alex dalam kehidupannya.“Dari mana kamu tahu rumahku?” tanya Alex setelah sebagian ruhnya mulai kembali ke alam nyata.“Tidak penting darimana aku tahu rumahmu. Aku ingin kamu menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak mengenalmu sama sekali. Pertemuan tadi juga adalah pertemuan pertama kita. Bagaimana bisa kamu bersedia untuk menikahi aku secara tiba-tiba?” cerocos wanita itu tanpa henti.Jika Alex tak ingat siapa lawan bicaranya saat ini sudah pasti wanita itu sudah menjadi santapan empuk amarahnya.Alex menyapu pandangannya ke sekitar. Khawatir ada oran

  • Hasrat Salah Kamar   Godaan Nafsu

    “Ayo, Lex. Jangan bengong aja. Lo niat tanggung jawab Tidak?” bisikan Reza yang duduk di samping Alex menyadarkan pria itu pada sebuah kenyataan yang sejujurnya dielak oleh Alex. Kini, Alex sudah duduk di hadapan penghulu dan wali nikah yang mana adalah ayah dari wanita bernama Alea itu. “Apa ada masalah , Nak Alex?” tanya pria paruh baya dengan garis wajah mirip putrinya. Alex menggeleng cepat kemudian menghela napas berat berusaha menetralkan perasaan bergejolak di dadanya. “Tidak, pak. Ayo kita mulai.” Penghulu mengulurkan tangannya di depan Alex. Ia pun menyambutnya dengan mantap seraya mempersiapkan diri untuk mengucap janji suci pernikahan. Acara pernikahan ini dilaksanakan secara privat. Hanya orang-orang tertentu yang diundang untuk menjadi saksi dan tamu. Setelah melewati diskusi cukup panjang, disinilah Alex berada. Semua mata kini tertuju padanya yang tampil gagah mengenakan setelan jas putih dan peci warna senada. Wajahnya yang merupakan campuran Jerman dan Jawa itu t

  • Hasrat Salah Kamar   Apa Itu Cemburu?

    Berulang kali Reza membujuk, keras kepala Alex memang tak pernah bisa dikalahkan oleh apapun. Setelah menimbang-nimbang, pria itu tetap memilih urusan pekerjaannya dan meninggalkan sang istri. Kini Alex tengah disibukkan dengan tumpukkan dokumen yang perlu ia tanda tangani. Tiba-tiba, hatinya tergerak untuk membuka akun sosial medianya tanpa sebuah alasan. Ia menggulir layar menikmati tampilan foto-foto estetik yang dipamerkan teman dan para koleganya. Hingga sebuah foto muncul, jemari yang sebelumnya bergerak lihai terasa kaku dan mati rasa. Postingan dari Dea. Tampak wanita itu tengah memeluk erat tubuh seorang pria yang sedang duduk berdua di pinggir pantai. Hati Alex memanas melihat pemandangan yang tak pernah ia kira sebelumnya. Ini pertama kalinya Dea memposting foto diri bersama seorang pria. Bahkan, hampir setiap hari Alex berada di samping wanita itu, Dea tak pernah sekalipun mengajaknya untuk berswafoto. Hari-hari mereka lalui tanpa kenangan yang tertinggal. “Sialan! Siap

  • Hasrat Salah Kamar   Makna Dibalik Kewajiban

    Pertanyaan Alex seketika langsung membuat Alea salah tingkah. Di hadapan pria itu ia terpaku. Alex yang menyadari sang istri tengah menatapnya kagum tersenyum miring lantas memasuki area kamar mandi lebih dalam.“Kamu kagum dengan tubuhku kan?” kata Alex menggoda. Senyum miring itu tak pernah lepas dari wajah tampan blasteran Indonesia dan Jerman. Wanita manapun tak mungkin bisa mengelak ketampanan Alex barang sedetikpun.“Tidak, aku terkejut mas tiba-tiba datang,” jawab Alea setengah berbohong. Wanita itu menggerak-gerakkan tangannya di sisi tubuh ramping itu grogi.Hening beberapa saat, tak satupun dari mereka mencoba untuk membuat situasi mencair. Alea terfokus pada beberapa titik di tubuh Alex yang menarik perhatiannya sejak pria itu ada di sekitarnya. Sedangkan Alex, sibuk menatap sang istri yang terlihat menggoda dengan dress tidur berbahan tipis. Sepertinya Alea memang berniat untuk menggodanya secara tersirat.Sama-sama terpukau dengan tubuh satu sama lain, tak disadari bany

  • Hasrat Salah Kamar   Tekad Penuh Ambisi

    “Kamu yakin hanya mau beli itu saja? Tas kamu tidak mau ganti?”Alex memandangi wajah cantik wanita di sampingnya ini dengan terheran-heran. Tidak biasanya Dea akan menolak pemberiannya ketika mereka pergi belanja bersama. Wanita yang mengenakan dres bunga selutut itu mengangguk yakin, bak maskot restoran.“Ya, aku belum membutuhkan apapun saat ini,” kata Dea.Alex mengangguk kemudian mengajak Dea untuk keluar dari toko.Hari ini Alex sengaja mengajak Dea untuk pergi berdua. Layaknya sepasang kekasih, Alex memperlakukan Dea bak ratu dengan membelikannya banyak barang. Namun, apa yang dilakukan Alex justru semakin membuat wanita itu seolah menghindarinya.Alex memaku pandangannya tepat di netra indah miliknya. Memperhatikan Dea yang tengah menikmati ramen yang ia pesan.“Dea, apa aku boleh bertanya?” tanya Alex memberanikan diri mengutarakan isi kepalanya. Wanita di hadapannya menghentikan suapan kesekian ke dalam mulutnya balas memandang Alex penuh tanya kemudian berkata,“Tanyakan s

  • Hasrat Salah Kamar   Digoda Istri

    Alex keluar dari kamar mandi hanya mengandalkan sehelai handuk yang melingkar sebatas pinggang hingga ke lutut.Tangannya hendak meraih gagang pintu lemari untuk mengambil piyama tidur tetapi niatnya terhenti ketika melihat Alea tengah terbaring di atas tempat tidur menonton serial drama Korea di ponselnya.Seketika itu pula jantung Alex mulai ber marathon. Entah apa maksud tubuhnya menciptakan reaksi gila seperti sekarang. Wanita itu menoleh ketika menyadari kehadiran Alex yang mematung di tempatnya dengan pandangan kosong.“Mas sudah selesai mandinya? Ini aku sudah siapkan piyamanya,” kata Alea seraya bangkit dari posisinya. Gerakan Alea yang tergesa-gesa membuat ujung piyama satinnya tak sengaja tersingkap. Menunjukkan area intim yang paling dijaga selama ini.Kedua mata Alex tentu menangkap pemandangan indah di depannya. Untuk beberapa saat Alex terpaku pada satu titik yang terlihat begitu menggoda.Menyadari Alex tengah menjamah tubuhnya lewat tatapan penuh gairah, Alea langsung

  • Hasrat Salah Kamar   Disangka Memuaskan, Tapi Nyatanya..

    Kedua manik mata Alex membola. Wajah sang istri maju semakin dekat hingga deru napasnya menerpa kulit Alex.Bukan ia khawatir dengan apa yang akan dilakukan oleh Alea. Namun, pesona wanita itu terlalu kuat untuk diabaikan membuat Alex tersihir.Semakin dekat…Semakin dekat..Cup!Bibir Alea kini menempel tepat di atas bibir Alex. Pria itu membeku dengan sepasang mata yang menunjukkan sorot terkejut.Aliran darah Alex semakin menderu ketika Alea mulai menggerakkan bibirnya mencoba menerobos pertahanan Alex.Tunggu, bukankah adegan seperti ini seharusnya dikepalai oleh Alex?Alex bertanya-tanya.Kini, otaknya bekerja semakin keras untuk mencerna situasi di tengah gerakan bibir Alea yang semakin menggoda.Dua tangannya dikalungkan di leher Alex sambil memejamkan mata, Alea terlihat begitu menikmati permainannya. Setiap gerakan di atas bibir Alex kian menggodanya untuk melakukan lebih. Peduli setan dengan cap wanita jalang yang mungkin saja dilabeli Alex di dahinya.Cup!Lagi, Alea semaki

Latest chapter

  • Hasrat Salah Kamar   Selingkuh

    Alex setia berdiri di balik pintu ruang model yang sengaja disiapkan khusus untuk Dea latihan berpose atau apapun yang berhubungan dengan profesi tercintanya. terdengar dua sejoli yang begitu akrab tengah berusaha saling meyakinkan satu sama lain."Dia pikir, dia bisa mengkhianatiku. Jangan salah, Dea. Aku bisa lebih keji dari iblis paling jahat di muka bumi ini. Ini semua aku lakukan karena aku mencintaimu," gumam Alex di balik tempat persembunyiannya.Belakangan Alex tahu skandal yang sedang terjalin diantara dalah satu kolega sekaligus komisaris agensi modeling tempat wanita pujaannya bernaung, setelah kejadian penyerangan yang menimpanya kemarin."Pak Alex, ada telepon dari Bu Alea."Suara Narco seketika merubah suasana menyenangkan yang tengah Alex selami menjadi suasana yang menjengkelkan ketika telinganya mendengar satu nama yang mengusik kenyamanannya. Alex mendengus kesal, melayangkan tatapan intimidasi atas kecerobohan sikap sang asisten karena telah menyebutkan satu-satinya

  • Hasrat Salah Kamar   Harapan Palsu

    ‘Mas, kamu mau kemana? Bukannya kamu mau temani aku cek kandungan?” ucap Alea dari arah dapur ketika melihat Alex yang menuruni anak tangga dengan langkah terburu-buru. Tubuh tegapnya sudah sudah dibalut kemeja dan jas formal. Sedangkan sebelah tangannya menjinjing tas tangan pria dengan merek terkenal. Terlihat formal namun santai. “Batalkan jadwalmu hari ini. Aku ada urusan kantor mendadak,” balas Alex santai sambil mengancingkan pergelangan tangannya. Alex terkesan acuh dengan kehadiran Alea disana . Bahkan tak sedetikpun dirinya melirik sang istri yang termangu dalam suasana hati yang buruk. “Tapi, mas, kamu kan sudah janj—“ “Kamu dengar apa yang aku ucapkan tadi ‘kan Alea? Kalau kamu tidak bisa membatalkannya, kamu kan bisa pergi sendiri,” seloroh Alex dengan nada tinggi. Ekspresi yang sebelumnya hangat berubah menyeramkan seiringan dengan emosi Alex yang tersulut. Setelah memastikan penampilannya sempurna, Alex berbalik menghadap sang istri. Di depannya, Alea berdiri dengan

  • Hasrat Salah Kamar   Ancaman

    “Jadi, apakah kamu mau mengambil tawaranku untuk kedua kali?” Pertanyaan Alex dilontarkan dengan penuh percaya diri sekaligus mampu mengintimidasi Dea yang mematung di hadapannya.Wanita itu melemparkan pandangan penuh kebencian. Lagi-lagi otaknya memutar ulang kejadian empat tahun lalu dimana Dea bertekuk lutut dan mengikuti permainan Alex demi peningkatan karirnya di industri hiburan.Alex yakin wanita pujaannya ini tak akan memiliki pilihan lain selain mengikuti kkemauannya. Seharusnya Dea lah yang tahu diri dalam situasi saat ini.“Kalau kamu menolak, aku akan menyebarkan semua rahasiamu selama ini. Termasuk rahasia tentang kita,” ucap Alex mengulang kembali kalimatnya empat tahun lalu.“Kamu gila, Lex. Semua cara kamu lakukan demi mendapatkanku. Kamu sudah dikuasai oleh ambisimu sendiri.” Dea berkelakar. Kedua tangannya terkepal erat menahan emosi. Hal itu tak lepas dari pandangan Alex yang memindai tatapan dari ujung kaki hingga ujung kepala.“Ya, aku gila karenamu. Aku rela mel

  • Hasrat Salah Kamar   Perjanjian Timbal Balik

    "Mas Alex, minum dulu, mas," pekik Alea kaget melihat refleks sang suami.Napas Alex tercekat seolah nyawanya berada di ujung tenggorokan. Terlalu kaget dengan akan pertanyaan mamanya barusan. Alex mengulurkan tangannya menerima segelas air putih dan meminumnya hingga tandas."Terima kasih," ucap Alex dengan nada dingin. Alea menurut, ia menarik dirinya kembali ke tempat duduk. Gestur sepasang suami istri itu tak luput dari perhatian Mila sebagai orang yang paling dituakan di sana. Secercah perasaan curiga muncul dalam benak wanita dengan kacamata berbingkai emas itu."Baru ditanya masalah malam pertama, kagetnya sampai begitu, Lex. Apalagi kalau mama tanya masalah cucu. Coba, bagaimana perkembangan calon anak kalian?" Seolah tak peduli dengan respon yang ditunjukkan anaknya tadi, Mila kembali melayangkan sebuah pertanyaan yang langsung membuat tubuh Alex menegang.Ya, Alex tidak pernah mengetahui secara pasti tentang perkembangan janin di dalam kandungan Alea. Semua fokusnya hanya te

  • Hasrat Salah Kamar   Alea Jadi Hero

    Dua cangkir kopi panas yang asapnya masih mengepul menjadi saksi kediaman Alex sejak setengah jam lalu. Pria itu bergeming dengan sekelumit pikiran yang kini memenuhi kepalanya.Di depannya, Reza menatap bingung pada sang sang sahabat yang mode diamnya sedang aktif-aktifnya. Membiarkan Alex sibuk dengan dunianya sendiri namun tetap memastikan kediamannya tak menimbulkan curiga.Selama itu pula Reza memperhatikan gelagat aneh yang ditunjukkan oleh Alex.“Mau sampai kapan lo melamun? Kalau masih lama lebih baik gue pulang dulu. Nanti kalau lo sudah selesai gue balik lagi,” cibir Reza.Tepat setelah kalimat itu berakhir, separuh kesadaran Alex mulai pulih. Ia menatap nanar pada Reza yang kini menetapnya dengan pandangan penuh tanya.“Sampai kapan di Sydney?” Alex bertanya tiba-tiba. Mengabaikan cibiran Reza sebelumnya.Berita kepergian Dea cukup mengguncang mental Alex saat ini. Ia tidak menyangka Dea memilih jalan instan untuk menjauhinya. Berdalih pekerjaan, wanita itu bertandang ke ne

  • Hasrat Salah Kamar   Mengorek Masa Lalu

    Suara berat milik Alex di telinga Alea terdengar begitu menggoda. Alex telah dilahap oleh gairahnya sendiri sehingga ia tak peduli lagi siapa wanita di hadapannya sekarang. Dalam satu kali tarikan, Alea telah jatuh ke dalam pelukan pria itu. Degup jantungnya yang berdetak tak karuan, membuat deru napasnya cepat dan naik turun.Alex tahu istrinya gugup, tetapi, dialah yang memulai semuanya.“Saat kamu mulai menggodaku, kamu harus menyelesaikannya,” ucap Alex lagi.Sedangkan Alea, mati-matiab dia bertekad untuk mempertahankan dinding kokoh yang ia bangun susah payah. Berusaha tak terintimidasi oleh godaan Alex karena sejujurnya, ia hanya menggoda pria itu tadi. Dengan bibir bergetar, tiba-tiba Alea mengucapkan sepatah kalimat yang langsung membuat Alex mati kutu.“Aku akan menyelesaikannya, tapi tolong jawab pertanyaanku dengan jujur. Wanita yang kamu sebut namanya ketika bersama Reza waktu itu siapa, mas?”Deg!“Apakah dia cinta pertamamu?”Jeder!Dua pertanyaan Alea bagaikan petir di

  • Hasrat Salah Kamar   Penyesalan Alex

    Pukul satu dini hari, Alex baru memasuki kamarnya dengan langkah gontai. Tubuhnya berjalan sempoyongan efek dari alkohol yang masih bersarang di tubuhnya.“Kamu pasti menjadi milikku, Dea,” gumam Alex tak jelas.Ketika ia hendak melangkah ke kamar mandi dengan sisa-sisa kesadarannya yang tinggal setengah, kepalanya menoleh ke arah tempat tidur pribadinya.Disana, Alea terbarung pulas menikmati malam seolah ia tak terbebani oleh apapun. Wajah cantiknya.“Dia lagi. Apa yang ada di pikiranku waktu itu hingga memutuskan menikahinya. Kini aku terjebak dalam rumah tangga yang tak aku inginkan sama sekali,” gerutu Alex lagi sambil melanjutkan langkahnya.“Emmhh..”Deg!Langkah Alex tiba-tiba terhenti ketika mendengar sebuah lenguhan yang keluar dari mulut Alea. Ia menoleh ke arah wanita itu. Alea membalikkan posisinya kini wanita itu memunggungi Alex.Dres satin mengkilap yang hanya sebatas paha itu tersingkap sempurna. Menampakkan bokong sintal milik istrinya yang terlihat menggoda.Untuk b

  • Hasrat Salah Kamar   Dendam dan Ambisi

    Dea terus mendesah. Sedangkan Alex tetap melancarkan aksinya lebih brutal. Ia melucuti satu per satu kain yang menempel di tubuh wanita itu. Dea terus memohon agar Alex melepaskan dan membiarkan dirinya pergi. Namun Alex seolah pua-pura tuli.“Lex, aku mohon jangan lakukan itu.”“Kenapa? Dengar Dea, aku terlalu mencintaimu namun kamu tak pernah melihat usahaku untuk mendapatkan hatimu. Bahkan kamu cenderung mengabaikan perasaanku tanpa alasan. Jadi, biarkan saat ini aku menunjukkan betapa besar cintaku padamu,” jawab Alex disertai seringaian licik yang membuat sekujur tubuh Dea merinding.Belum sempat Dea menyahut ucapan Alex, pria itu sudah membungkam mulut wanita pujaannya dengan pagutan lembut yang Alex berikan. Dea melenguh nikmat sekaligus merutuki perbuatan Alex yang semena-mena.Alex tak peduli lagi dengan apa yang akan Dea katakan. Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk memperjuangkan cinta pada seseorang dan Alex bukanlah pria yang memiliki tingkat kesabaran yang tinggi.

  • Hasrat Salah Kamar   Gejolak Hasrat

    Alex menoleh dengan gerakan cepat ke arah sumber suara. Bak robot yang kehabisan baterainya, ia mematung tak memberikan respon ketika melihat Alea berdiri di ambang pintu ruang kerjanya.“Aku dengar keributan sejak tadi, ada apa?” tanya Alea melangkah semakin masuk ke dalam ruangan bergaya minimalis itu. Raut wajahnya terlihat khawatir. Apalagi sebelumnya ia mendengar suara Alex yang menggelegar hingga ke luar ruangan ketika membentak dua bawahannya.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Alex balik bertanya. Nada bicaranya sedingin es di kutub utara. Pria itu pun terlihat tak tertarik dengan kehadiran sang istri di ruangannya.“Aku membawakan makan siang, pasti kamu belum makan. Tapi, tadi aku dengar kamu marah-marah. Apa ada masalah?”Habislah sudah riwayat Alex. apakah Alea telah mendengar semua hal yang ia ucapkan tentang Dea? Jika iya, mengapa istrinya justru bersikap tenang seolah ia tak mengetahui apapun?Batin Alex bertanya-tanya.Alex membiarkan Alea menempati posisi kosong di sebe

DMCA.com Protection Status