Setelah fitting baju pernikahan, Sanders membawa Faleesha kembali ke mansion.โPernikahan ini hanya sederhana. Kita cukup menikah di gereja-โโTidak ada pesta, dan yang datang hanya orang terdekat kita saja,โ ujar pria itu. Manik hitamnya yang pekat terus memperhatikan Faleesha yang gugup. โLebih bagus begitu. Aku tidak siap jika banyak orang yang tahu,โ balasnya. โYa, sementara kita sembunyikan pernikahan kita, kalau waktunya udah tepat-โโKau akan diperkenalkan sebagai nyonya Sanders.โ Mendengar kata itu, bulu kuduk Faleesha seketika berdiri tegak. Entah mengapa sebutan itu seperti pusaka keramat baginya. Dia belum siap dengan segala konsekuensinya. Lalu, bagaimana dengan papanya? Mungkinkah cinta pertamanya itu memberikan restu? โApa yang kau pikirkan?โ tanya Sanders. Membuyarkan lamunan Faleesha. โAku hanya belum siap. Kenapa tiba-tiba sekali anda mengajakku menikah?โ โBukankah perjanjian kita dalam waktu dua bulan, aku akan dibebaskan asal mampu memenuhi target market?โ
Sebenarnya, Jinny sudah mengetahui jika Faleesha tinggal di kediaman Sanders. Dadanya bergemuruh, dia menahan kemarahan hingga tubuhnya memanas. Rupanya selama ini Sanders menyembunyikan gadis ingusan itu di mansion miliknya. Tidak sengaja dia membuntuti Sanders sepulang kerja, ternyata Faleesha ikut bersamanya dan tidak terlihat keluar lagi dari mansion. Dasar penjilat. Sanders pun tidak pernah bicara sedikitpun tentang wanita lain. Hal itu membuat Jinny berspekulasi bahwa dirinyalah yang disukai Sanders. โApa maksudmu, Jinny?โ Respon Sanders begitu santai. โKau mau menghasutku? Memangnya kenapa jika Faleesha bertemu dengan lelaki lain?โ Mimik wajahnya begitu tenang. Bahkan dia terlihat mentertawakan Jinny. โKupikir kamu menyukainya?โ Wanita seksi itu memaksakan senyumnya mengembang. Kedatangannya cuma ingin merayu Sanders agar pria itu bisa jujur padanya, jika selama ini dia menyembunyikan Faleesha. Tentu saja Jinny tidak berani bertindak gegabah karena belum tahu kebe
Sanders menarik lengan Faleesha dari cengkeraman Eric. Tentu mantan kekasihnya itu kalah badan dengan pria kutub nan arogan ini. Selain bertubuh atletis, Sanders juga pandai beladiri. โSiapa anda? Kenapa menahan kekasih saya?โ Eric tampak tidak terima dengan sikap mendominasi Sanders. โKekasih atau mantan kekasih?โ Pria itu terdengar mengejek. Eric hanya membuang muka kesal. Apa Faleesha mengatakan padanya jika mereka sudah putus? โAku calon suaminya,โ ujar Sanders melanjutkan. โApa!โ Netra Eric membelalak seketika. โTidak mungkin,โ sanggahnya. Sedangkan pria dingin itu menyunggingkan senyum kemenangan. โTanyakan sendiri pada Faleesha. Iya โkan, Sayang?โ Sengaja Sanders merengkuh tubuh mungil Faleesha dalam dekapan. โFaleesha, kenapa kamu diam saja. Jangan biarkan pria licik ini menyentuhmu!โ teriak Eric. โAtas dasar apa kamu mau dibodohi oleh dia?โ lanjutnya. Gamang. Itulah yang dirasakan oleh Faleesha saat ini. Dia tidak tahu, bagaimana menjelaskannya pada Eric. โ
Kini giliran Jinny yang kesal. Sepulangnya dari mansion Sanders dengan tangan kosong. Dia tidak menemukan keberadaan Faleesha. โSemoga saja mereka tidak berbuat jauh.โ Wanita itu menggigiti jari kukunya sambil mondar mandir. โKalau sampai kau berhasil merebut Sanders-ku sepenuhnya, aku tidak akan tinggal diam,โ ucapnya bermonolog. Jinny tidak akan berhenti, sebelum berhasil memisahkan Sanders dengan gadis ingusan itu. Enak saja main rebut. Dia yang selama ini setia di sisinya, malah diabaikan. Tiba-tiba saja, sang pengintai yang dia tugaskan mencari keberadaan keluarga Faleesha, datang melapor. โApa yang kau dapat?โ ujar Jinny berkacak pinggang. โSaya sudah menemukan alamatnya, Nona-โ โDia adalah putri pengusaha kaya bernama Fahaz. Namun, kehidupannya begitu menyedihkan.โ โDia dipojokkan terus menerus oleh ibu dan saudara tirinya. Tapi, saya tidak tahu pasti penyebab gadis itu tiba-tiba pergi dari rumah.โ Pengintai itu menjelaskan panjang lebar. โOh jadi dia anak broken
Eric membuka matanya perlahan. Kepalanya sangat pusing. Terakhir kali yang dia ingat, kepalanya terbentur keras. Kecelakaan itu membuat tubuhnya terasa remuk. Faleesha? Ya, gadis yang dia cintai tega membuat hatinya patah. Menatap langit-langit rumah sakit, semuanya putih bersih. Siapa yang membawanya kemari? โKamu sudah sadar?โ Seorang wanita paruh baya masuk dengan raut wajah cemas. โIbu โฆโ lirih Eric. โSyukurlah akhirnya kamu sadar, ibu khawatir, kamu pingsan lama sekali,โ ucap sang ibu. โAuw,โ desis Eric memegangi kepalanya saat hendak bangun. Tangan keriput sang ibu langsung mencegahnya. โSudah jangan banyak bergerak, kamu masih lemah,โ ujarnya. Pria itu pun patuh. Dia kembali meletakkan kepalanya di bantal. โKamu hanya cedera ringan, tidak ada luka serius, mungkin tiga hari lagi sudah bisa pulang,โ jelas si ibu dengan lembut. Lagi-lagi Eric hanya mengangguk. Dia enggan bersuara. Hati dan raganya sama-sama hancurnya. โSiapa yang membawaku kemari, Bu?โ Akhirnya di
"Ditipu bagaimana?โ teriak Ervina. โPasti ini ulah Faleesha!โ Angela mengeram kesal. โYa, ini pasti ulah dia. Siapa lagi? Dia telah menukar dokumen yang asli dengan salinannya, Mi.โ Tuduhan langsung mengarah padanya. โApa! Kurang ajar, dasar anak pembawa sial, lihat aja, Mami kasi pelajaran dia,โ gerutu Ervina. Wajah Ervina tampak gusar, bagaimana tidak, seandainya dia kalah langkah, pasti tidak kebagian aset suaminya. โYah, gagal deh dapat mobil baru,โ sungut Angela. โKamu ini, masih sempet-sempetnya mikirin mobil baru. Pikirin dulu sertifikat tanah!โ hentaknya.Gadis itu menghela napas kasar. โOh atau jangan-jangan yang nyimpan sertifikat asli papamu ya, Angel?โ โYa mana aku tahu, Mi. Kita โkan nemuinnya itu, apalagi Papa sekarang semakin berjarak dengan kita, mainnya rahasia mulu,โ protes sang anak. โYa sudah mendingan kita temuin aja papamu biat jelas. Kesel deh Mami,โ balasnya. โYa udah ayo, jangan buang waktu, Mi.โ Ervina pun mengangguk, mengalihkan pandang ke arah
โJadi, mereka benar-benar ingin menguasai seluruh harta Papa?โ Faleesha sedang berbicara dengan seseorang di telepon. โBaiklah, aku akan segera susun rencana,โ lanjut dia. โTapi-โ โSepertinya sulit mengingat Papa sudah kembali sehat. Bukan aku tidak senang, tapi pasti mereka akan gencar pengaruhi Papa.โ Terdengar helaan napas berat dari mulut mungilnya. โYa sudah, nanti aku pikirkan. Makasih banyak, Bi.โ Panggilan terputus. Pagi ini, Faleesha mendapat informasi dari salah satu art-nya mengenai rencana busuk ibu dan saudara tirinya. Dia tidak akan tinggal diam. Gadis itu segera menghubungi bawahan ayahnya di perusahaan. Faleesha memiliki kontak orang-orang penting yang berjasa atas kemajuan perusahaan. Setelah menunggu beberapa detik, akhirnya terhubung. โHalo, Nona?โ suara di seberang sana. โYa, halo. Ini Pak Wisnu โkan?โ tanya dia langsung. โSaya Faleesha.โ โIya, Nona. Saya sudah menyimpan nomor ponsel anda. Direktur yang memberinya-โ โDari awal Direktur berpesan, ka
โEric kecelakaan?โ ulang Faleesha. Kini dia sudah terduduk di lantai. Seluruh organ tubuhnya seakan mati rasa. Kenapa dia bisa kecelakaan setelah dari mansion ini? Apa Eric tidak hati-hati atau sedang melamun? โFal? Kamu baik-baik saja?โ tanya Amber. Tidak ada jawaban darinya sejak tadi. Mungkin sahabatnya itu syok. โAku baik-baik saja, Am. Aku hanya tidak menyangka,โ lirihnya. โKamu sudah lihat kondisinya?โ Terdengar suara Faleesha begitu penasaran. Antara cemas, khawatir dan merasa bersalah. โDia sudah baikan, mungkin hari ini bisa pulang. Tapi-โ โTapi apa?โ sela Faleesha. โKayaknya dia masih berharap kamu datang dan menjenguknya,โ tambah Amber. Gadis itu kembali terdiam. โFaleesha?โ โAku tidak bisa, Am. Aku akan menikah dengan pria pilihanku, dia melarangku bertemu Eric,โ ucapnya lirih. โApa! Aku tidak salah dengar? Kenapa, Fal? Jadi benar yang dikatakan Eric?โ Kini Amber seolah ikut menyalahkannya, juga kecewa padanya. โAku tahu kalian sangat mencintai, apa yang
Sanders menghentikan gerakannya. Dia menatap wajah Faleesha yang sedikit pucat. โApa kau sakit? Kenapa tidak bilang?โ tanya pria itu. Faleesha hanya menggeleng pelan. โAku tidak tahu, akhir-akhir ini tubuhku lemas sekali. Aku juga mual kalau mencium baumu.โ Sanders seketika mengernyit. โMaksudmu aku bau?โ Dia pun mengendus-endus tubuhnya sendiri. Merasai tidak ada yang salah dengan badannya. โEntahlah, aku tidak tau. Kenapa rasanya aku mual jika dekat denganmu,โ balas Faleesha. Tetiba gadis itu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi dalam perutnya. Sanders mengikuti dan memijat tengkuk belakangnya. โIstirahatlah, aku panggilkan dokter,โ titah Sanders. Faleesha hanya mengangguk lemah. Dia berjalan sembari memeluk pinggang sang suami. Walaupun mual dekat Sanders, tapi Faleesha tiba-tiba ingin sekali bermanja-manja dengannya. โCk, katamu aku bau,โ sungut Sanders merengkuh tubuh mungil istrinya. Tiba-tiba saja, Faleesha ambruk. Beruntung Sanders segera menangkapnya. โ
Sesampainya di rumah sakit, Sanders segera memeluk Faleesha erat. Menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam. โSialan, kau membuatku sangat khawatir,โ rutuknya. Pria itu mengecup lembut bibir Faleesha sampai tidak menyadari Meera menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan. โSst, kamu bisa tidak cium aku nanti aja. Itu Mama lagi sedih,โ balas Faleesha berbisik. Sanders langsung terkesiap. Dia baru sadar jika ibu mertuanya berada tak jauh dari Faleesha. โMama,โ sapanya. Meera tersenyum sendu. โTidak apa-apa, aku pernah merasakan seperti kalian. Masa pengantin baru, yang sulit berjauhan.โ Sejurus kemudian tatapannya mengarah ke ruang Fahaz dirawat. โBagaimana kondisi papa mertuamu?โ tanya Meera. โTidak ada luka yang parah, Ma. Dokter sudah menanganinya. Tetapi karena benturan yang cukup keras, Papa belum sadar hingga sekarang,โ terang Sanders. โBaiklah, kalian bisa pulang. Aku yang akan menjaga Fahaz,โ sela Meera. โKita obati dulu tangan Mama,โ jawab Faleesha. Meera baru s
โAku yang seharusnya bicara seperti itu, Ervina. Kau datang kemari tidak membawa apa-apa, pergi juga harusnya tidak membawa apa pun,โ tegas Meera tak takut. Dia pun lekas memanggil Wira agar membawa Yooshi ke rumah sakit terlebih dahulu. Pria berkaca mata itu datang tergopoh-gopoh dan terkejut melihat darah yang mengalir dari kepala bagian belakang. Sebenarnya, Wira sedikit mencemaskan keadaan Meera tetapi majikannya itu meyakinkannya agar dia berangkat terlebih dahulu. Meera akan menyusulnya nanti. Setelah Wira menghilang dengan membopong tubuh Yooshi. Ervina semakin menyeringai. โTamat riwayatmu sekarang.โ Ervina bergerak cepat mengeluarkan pisau dari balik saku bajunya yang sudah dia sembunyikan dan menyerang Meera. Meera terkejut melihat wanita yang pernah menjadi sahabatnya itu hendak menghunusnya. Dia langsung menahan pisau itu dengan tangannya. Meera meringis kesakitan saat benda tajam itu merobek telapak tangannya. Darah yang mengucur tidak dia hiraukan. Yang terpenti
Secepat kilat mobil Sanders melaju di perjalanan. Dia tidak menghubungi Faleesha terlebih dahulu karena takut sang istri panik. Sesampainya di rumah sakit, Fahaz langsung dibawa ke UGD, beruntung lukanya tidak parah. Hanya benturan kecil yang membuatnya syok hingga pingsan. Dia juga tidak harus dioperasi. Hanya perlu penanganan intensif. Tetapi rahang Sanders sudah mengeras. Pertanda dia benar-benar marah kali ini. โNick,โ panggilnya. โYa, Tuan,โ jawab Nick. โSegera hubungi polisi, dan laporkan kejadian barusan, juga serahkan semua bukti yang memberatkan mereka yang kita dapatkan sebelumnya-โ Sanders menjeda ucapannya. โDan jangan lupa, ambil rekaman CCTV dekat daerah persimpangan kecelakaan terjadi.โ โSiap, Tuan.โ Pemuda itu bergegas melaksanakan perintah majikannya. Sedangkan Sanders menunggu Fahaz dengan gelisah. Kali ini Ervina dan Angela tidak bisa dibiarkan. Tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Faleesha muncul. Dia terkejut kenapa waktunya tepat sekali. Apa perasaan se
Fahaz tengah bahagia. Usahanya untuk kembali meminta maaf dan mengambil hati Meera tidak main-main. Walaupun wanita terkasihnya itu masih tidak mau sekedar berbincang, tapi Meera sudah sering mengingatkan dia untuk minum obat. Terkadang ketika ibu kandung Faleesha itu ingin pergi atau angkat kaki dari rumahnya, Fahaz selalu mencari cara agar bisa menggagalkannya. Bertahun lamanya dia telah berbuat tidak adil pada keluarga kecilnya. Ini saatnya menebus semuanya. Bahkan dia tidak ingat sedikitpun tentang Ervina. Wanita licik itu sudah berhasil mengobrak-abrik keluarganya. Fahaz tidak akan membiarkannya kali ini. โTuan, sepertinya ada yang mengikuti kita sejak tadi,โ ujar sang sopir. Fahaz menoleh ke belakang untuk memastikan. โJalan terus saja, Pak. Abaikan saja. Mungkin kebetulan arah kita sama.โ โBaik, Tuan.โ โMeera, aku akan menebus kesalahanku dan tidak akan membiarkanmu hidup menderita lagi,โ gumam Fahaz dengan wajah berbinar. โTuan, mobil di belakang semakin mendekat, dan
โKamu keren sekali,โ bisik Emily. Faleesha menghembuskan napas pelan. โKamu tidak tahu saja betapa aku menyesal kenapa tidak bisa tegas sama mereka dari dulu.โ โBahkan ketika mereka mengucilkan aku dulu, Papa dengan mudahnya percaya begitu saja. Aku tak mendapat dukungan dari siapa pun, Em. Tapi sekarang, aku tidak akan tinggal diam setelah membongkar kebusukan mereka,โ lanjut Faleesha. โBagus, kamu memang harus seperti itu,โ jawab Emily memberi semangat. โMakasih ya, sudah mau menemaniku dan menjagaku.โ tiba-tiba gadis itu menjadi sentimentil. Karena selama ini merasa tidak pernah punya keluarga dekat. Dari dulu sang Papa melarangnya bertemu siapa pun tanpa alasan yang jelas. โKau ini bicara apa, sudah jadi tugasku. Kau lupa Tuan akan menghabisiku kalau sampai kau kenapa-kenapa,โ jawab Emily. Setelah mengatakannya, gadis tomboy itu membuat gerakan menggores lehernya dengan tangan. Membuat Faleesha semakin terkekeh. โPercayalah, suamiku sekarang tidak sekejam itu,โ timpalnya.
Faleesha menghentakkan kakinya dengan keras. Dia memakai pantofel setinggi 5 cm. Tersenyum lebar berjalan menuju kedua ibu beranak itu. Angela dan Ervina tampak melongo melihat penampilan Faleesha. Dia sungguh berkelas. Tidak seperti biasanya yang cenderung casual. โNgapain kamu di sini?โ tanya Angela tak suka. Tatapannya penuh kebencian. Karena bukti yang Faleesha berikan membuat gadis itu menang telak. โHarusnya aku yang tanya, untuk apa kalian datang kemari?โ Gadis itu melipat kedua tangannya ke dada. Memberi tatapan tidak bersahabat. โCk, songong,โ gumam Angela kesal. โBegitukah cara kamu berbicara pada ibumu, Fal?โ Ervina bersuara. Dia tampak geram melihat tingkah laku Faleesha. Tahu begitu, dulu lebih baik gadis itu dilenyapkan saja. โLantas aku harus bicara pada Tante dengan nada yang sopan? Sedangkan kalian saja marah-marah tidak tahu tempat, apa tidak malu jadi tontonan banyak orang?โ tanya Faleesha penuh penekanan. "Dan satu lagi, Anda bukan ibu saya." โHeh, jang
โTuan, saya baru saja menerima informasi dari Emily, Nona Faleesha sedang di perusahaan ayahnya,โ ujar Nick. Sanders mengernyit. โUntuk apa?โ โKata Emily ada urusan yang harus Nona selesaikan, ibu dan saudara tirinya berulah lagi,โ balas Nick. Ada rasa khawatir yang menyeruak dalam hatinya, namun Sanders berusaha mengabaikan. Bagiamana pun, Faleesha harus belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia juga nantinya yang akan menggantikan posisi ayahnya. โApa kita ke perusahaan Tuan Fahaz saja?โ tanya Nick memastikan. โTidak perlu, jalan saja,โ balas Sanders. โApa Tuan tidak khawatir pada Nona?โ โTentu saja khawatir, tapi dia perlu belajar mandiri jika ingin memimpin perusahaan, Jika nanti ada kendala, barulah aku turun tangan,โ balas Sanders. Nick tidak pernah melihat perubahan yang begitu besar pada majikannya selama ini. Dinilainya Sanders jauh lebih tenang dan tidak pernah emosi berlebihan. Faleesha benar-benar membawa dampak yang baik untuknya. โLagipula katamu tadi, ist
Ada seseorang yang keras kepala selain dirinya. Sanders menyadari William bukan hanya keras kepala. Tetapi juga intimidatif. Namun, pria tua itu juga lupa siapa yang sedang ia intimidasi. โKalau begitu kau mendekati ajalmu sendiri,โ ucap William dengan sorot tajam. โKita lihat hancurnya perusahaanmu perlahan, karena sebentar lagi pemiliknya akan hancur di tanganku.โ Pria paruh baya itu yakin kali ini Sanders tidak bisa berkutik, apalagi dia masuk ke dalam rumahnya tanpa ditemani siapa pun. โBahkan seekor singa pun tidak pernah menerima kekalahan dengan mudah,โ ucap Sanders dengan santai. โSayangnya kau hanya tikus kecil bagiku sekarang-โ โKupikir kau licik seperti kata orang-orang, rupanya kau tak lebih dari sekedar orang bodoh yang ceroboh. Berani sekali kau datang kemari dengan percaya diri, dan aku berharap bisa keluar dengan mudah?โ Tawa William menggema di seluruh ruangan. Dia pikir sudah di atas awan. Menang telak atas ketidakberdayaan Sanders. โAku memang bisa keluar d