Ludwig dan Elle menghabiskan malam mereka di kamar Hotel usai proses lamaran yang romantis itu.Kedua insan ini kembali memadu kasih dengan panas membara di dalam kamar ini. Ludwig bermain dengan sedikit berhati – hati karena usia kandungan Elle yang terbilang masih muda itu. Beruntungnya dokter obgyn tidak mengatakan apapun mengenai larangan untuk bercinta.Membuat hati Ludwig riang dan gembira tidak tersiksa menahan diri.“Oh my sayang… Ugh!” lenguh Ludwig merasakan kenikmatan yang tidak akan pernah jauh lebih hebat dari pada ini.Pria tampan itu berkali – kali mengecup perut Elle yang masih rata itu. “Hai baby… Cup cup cup!” Elle mendesah pelan. Membuat birahi Ludwig tidak lagi tertahan. Dengan gerakan yang begitu lembut dia mulai masuk ke permainan inti. Suara erangand an desahan kembali memenuhi kamar ini untuk kedua kalinya.Mereka menikmati malam yang panjang itu.Hingga mentari terbit, tepat jam 9 pagi mereka sudah keluar dari Hotel, mengambil barang bawaan mereka.Yang tanpa
Keesokan paginya, Desa terdengar sudah begitu sibuk. Para wanita di pedesaan ini sudah sibuk memasak besar di dapur umum untuk acara pernikahan Ludwig dan Elle.Sedangkan para pria membuat dekorasi sederhana atas inisiatif mereka sendiri, padahal Ludwig tidak pernah meminta mereka untuk melakukan hal tersebut.Sedangkan kepala desa dan beberapa pria lainnya tengah sibuk mempersiapkan hadiah untuk Ludwig dan Elle.Beberapa jam pun berlalu, tepat jam 10 pagi. Ludwig dan Elle sudah mengenakan pakaian mereka. Elle terlihat begitu cantik dengan gaun pengantin berwarna putih dengan model terusan lurus yang simple tetapi terlihat begitu elegan.Sedangkan Ludwig terlihat begitu tampan dengan balutan Jas lengkap berwarna putih.“Kamu sangat cantik sayang!” kagum Ludwig melihat kekasih nya begitu cantik dan memukau.Elle tersenyum dengan wajah merona. Dia tidak pernah menyangka kalau Ludwig benar – benar akan menikahinya di desa ini. Semalam bagai mimpi dia mendengar saat Ludwig mengatakan jika
Sembilan bulan pun berlalu, perut Elle sudah membulat sempurna. Kedua kakak laki – laki Elle yang bernama Nolan dan Morgan pun beberapa kali mengunjungi dirinya dan Ludwig. Setiap mereka datang. Mereka akan membawa begitu banyak makanan dan bingkisan untuk warga lokal di sini. Dan saat terakhir mereka datang. Kedua kakak laki – lakinya itu membelikan perlengkapan bayi untuk Elle.Semua desain perlengkapan untuk Baby di dominasi warna pink dan motif bunga. Mulai dari kereta bayi, box bayi, bahkan sampai pakaian pun semua bermotif bunga.“Bagaimana sayang? Apa posisinya sudah pas?” tanya Ludwig yang sedang memasang lukisan taman bunga yang di lukis oleh istrinya itu.Elle meminta Ludwig untuk memajangnya di dalam kamar baby mereka.Ibu hamil yang semakin mempesona itu tersenyum lembut dan mengangkat kedua jempolnya. “Sudah pas sayang…!”Ludwig terkekeh geli melihat wajah menggemaskan istrinya. Pria itu pun turun dari tangga dan melipat tangga tersebut. “Kamu duduk aja dulu sayang. Biar
Seusai pergulatan mereka. Akhirnya pasangan suami istri ini masuk ke rumah sakit tepat jam 8 malam. Sebelum masuk ke Rumah Sakit. Elle menyempatkan menghubungi kedua orang tuanya dan saudara – saudaranya.Mereka mintaa maaf karena tidak bisa menemani Elle di peristiwa penting dalam kehidupan Elle. Namun, Elle dan Ludwig meyakinkan mereka semua, kalau semua akan baik – baik saja. Dan mereka berdualah yang memilih untuk menatap di sini. Padahal kedua orang tua Elle meminta mereka untuk kembali terlebih dahulu ke Finlandia untuk melahirkan dan sampai anak mereka besar.Tapi Elle sangat tahu itu tidak mungkin terjadi, begitu ia kembali ke Finlandia. Sudah pasti akan sulit baginya untuk kembali ke Africa di saat putrinya masih balita. Akan banyak pertimbangan.Berbeda cerita jika mereka memulai kehidupan dari sini, melahirkan dan membesarkan putri mereka di sini.Dan tepat jam dua belas malam, Elle meringis kesakitan saat sedang berbaring. Ludwig yang siaga menjaga istrinya itu langsung me
Tiga tahun pun berlalu. Terlihat anak kecil yang begitu menggemaskan tengah berlari dengan ceria di kebun yang hijau.“Bella, hati – hati sayang!” seru Elle kepada sang putri.“Tidak apa – apa, ada Aunty dan Uncle yang jaga Bella, kamu fokus sama kerjain kamu.” Ujar Beatrice kepada Elle.Elle tersenyum, “Terima kasih Aunty…”“Sama – sama sayang,”“Bella kemari sayang, bersihkan tangan kamu dulu,” seru Beatrice. Sedangkan Gaston langsung menghampiri Bella kecil dan menggendongnya.“Ahhh… Cucu opa begitu menggemaskan!!” serunya bahagia.Elle yang melihat itu semua sungguh bahagia, merasakan kehangatan sebuah keluarga. Beatrice dan Gaston tiba di Afrika sejak tiga bulan yang lalu. Ketika Ludwig mendapatkan surat dari kedua tetua yang begitu ia hargai dan dia anggap seperti orang tuanya sendiri mengatakan kalau mereka sudah memasang pesawat telepon pribadi dan memberikannya kepada Ludwig.Mendapat kabar itu, Ludwig segera ke kota lalu menghubungi Beatrice dan Gaston. Memberi kabar kalau d
Ludwig menghentikan mobilnya tepat di sisi pohon. “Kamu tunggu di sini saja sayang,” ujarnya sebelum turun.“Hem iya sayang,” jawab Elle, lalu memperbaiki posisi tidur Bella yang ada dalam pangkuannya.Ludwig turun dari mobil tidak lupa membawa tas dokternya yang selalu dia sediakan di mobil.Dengan perlahan dia mendekati pria besar yang tengah bersandar di dahan pohon.“Permi – “Deg! Ludwig terkejut begitu pria di depannya menodongkan senjata tepat di depan wajahnya.Dirinya seketika mengangkat tangannya. “Tenang… Aku bukan musuh kamu, aku seorang dokter!” ujar Ludwig.Mata elang pria di depannya terlihat begitu beringas. “Jangan bergerak,” serunya.“Kamu harus segera di tolong,” imbuh Ludwig sambil menunjuk ke luka tembakan di bagian perut pria tersebut.“Lihat, aku tidak bawa senjata apapun.” Sambung Ludwig sambil mengangkat bajunya.“Biar aku menolongmu…”Pria besar itu pun menurunkan senjatanya, “Memangnya kamu dokter dari desa mana?”Ludwig menyebutkan nama Desa yang ia tempat
Tiga hari pun berlalu, kondisi Arthur pun semakin membaik. Selama masa pengobatan, Arthur tinggal bersama Ludwig dan Elle karena keberadaan Arthur di desa mereka tidak boleh sampe ketahuan oleh pihak dari lawan Arthur.Hanya dalam waktu tiga hari, Arthur sudah sangat akrab dengan Ludwig, Elle, Hanz, Bruno dan Stefan. Apalagi dengan si kecil Bella yang terus bermain di pundak Arthur. Gadis kecil itu begitu manja dengan Arthur. Seperti saat ini Bella tengah memanjati pundak Arthur yang tengah duduk di sofa.“Siap?!” seru Atrhur begitu posisi Bella sudah duduk dengan benar.“Ciaaappp Paman besalll!” Bella tertawa senang begitu Arthur berdiri dan berlari kecil.Ludwig hanya menggelengkan kepalanya, “Hey, luka kamu belum kering, jangan terlalu banyak bergerak!” seru Ludwig kepada Arthur.“Aisss… ini hanya luka kecil! Kesenangan gadis kecil ku ini lebih penting!!!” balas Arthur cuek dan masih terus bermain dengan Bella.Elle yang sedang membuat minuman di dapur, keluar dan berjalan dengan s
Ludwig tercengang sedetik, dia cukup terkejut dengan penuturan pria besar di depannya yang dia tidak kenali siapa namanya. Yang dia tahu hanya nama dari pasukan ini. Pasukan pemberontak yang memang bermarkas tidak jauh dari desa merek, mungkin berjarak kurang lebih 2 – 3 jam, sama seperti mereka ke Pusat Kota.“Hey! Buka penutup ini!” seru pria itu sambil menodongkan senjata laras panjang ke arah Ludwig.“Ah iya…” Ludwig pun segera menarik ke atas penutup bendungan air itu lalu menyingkir ke samping dengan perasaan khawatir.Pria bersenjata itu memicingkan matanya. Namun dirinya tidak dapat melihat apa – apa ke dalam air yang gelap.Dan tiba – tiba saja pria itu mengarahkan senjatanya ke arah bendungan dan seketika itu pula membeku karena suara tembakan bertubi – tubi di arahkan ke dalam air.Tidak mendapatkan hasil dari tembakan beruntunnya. Pria itu berhenti dan melihat lagi ke dalam air. Hingga pria itu berjalan keluar. Ludwig segera ke pintu bendungan air dan melihat sekilas, lalu
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p