Ini akhir dari kisah Jennifer dan Steve ya~~ Happy for u both ^^
Sudah pukul lima sore. Dengan gaun tidur yang tipis, Bella menunggu suaminya yang sudah dua bulan ini menjabat sebagai seorang CEO. Suami yang selalu tepat waktu tiba di rumah setelah selesai bekerja walau sesibuk apapun.Ini adalah tahun ke empat mereka menjadi suami istri. Sejak duduk di bangku SMA pada tahun ketiga mereka berdua menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan. Pasangan yang begitu sempurna.Steve William pemuda tampan, yang memiliki raut wajah yang tegas dan berkulit putih. Tubuh tinggi dan atletis. Pemuda yang memiliki berprestasi dalam mata pelajaran dan olahraga.Bella Sophia gadis cantik dan imut. Serta memiliki tubuh yang seksi dan proposional. Kulit putih dan bersih bagai susu. Yang menjadikan Bella primadona di sekolah.Mereka memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Di mana masa pacaran mereka yang tidak sehat. Sejak SMA kelas tiga mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan Steve lah yang mengambil kesucian Bella.Bella yang sangat mencintai Steve pun
Di sebuah Coffeeshop, Bella menunggu sahabatnya sambil menyesap Ice Americano.Bella yang hanyut dalam pikiran tidak sadar ketika sahabatnya sudah berdiri didepannya."Bella ?" panggil Giselle dengan senyuman manis di wajahnya."Giselle ?!" kaget Bella dan berdiri menyambut sahabatnya. Dan saling mengecup kedua pipi, kiri kanan.Giselle duduk tepat di depan Bella dan memicingkan matanya. Seolah menyelidik apa yang Bella risaukan."Kamu ada masalah ?" tanya Giselle to the point.Dengan sedikit keraguan, Bella ingin bercerita kepada sahabatnya ini, tapi dia cukup malu. Namun, saat ini hanya Giselle lah tempatnya untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah.Sambil memainkan kedua telunjuknya, Bella berucap pelan "Hmm… Sebenarnya aku dan Steve sudah hampir dua tahun ini tidak melakukan hubungan intim.""A-Apaaa?!" teriak Giselle setelah mendengar apa yang diucapkan Bella."Sssttt...!" desis Bella menyuruh Giselle untuk tenang, karena kini mata para pengunjung yang lain menatap mereka."Sorry,
Di waktu yang sama, saat ini Steve sedang menunggu istrinya untuk datang ke kantor. Steve memilih keluar untuk menunggu istrinya di depan perusahaan."Sayang...!!" seru Bella yang baru keluar dari mobilnya.Steve tersenyum dan menghampiri istrinya. Dipeluknya Bella dengan erat seperti seorang kekasih yang dilanda rindu. Membuat Bella tersipu malu."Apa kau kesusahan datang ke kantor..?" tanya Steve dan membawa Bella masuk ke dalam perusahaan."Tidak sayang, tapi… tidak masalah aku datang ke perusahaan…?" balas Bella sedikit meragu, karena ini pertama kali dirinya datang ke Kantor suaminya setelah melakukan merge bersama sahabatnya."Tentu saja sayang," ujar Steve sambil memeluk pinggang Bella dengan posesif.Semua mata staff memandang ke arah atasannya yang sedang berjalan beriringan dengan wanita yang begitu cantik. Mereka tertegun melihat betapa cantik dan imutnya sosok istri yang selama ini menjadi rumor seisi kantor. Bahwa istri dari CEO mereka Steve William sangat memukau."Sunggu
Tibalah hari sabtu sore, dimana Steve dan Bella kini sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Austin."Kamu sangat tampan Steve !" kagum Bella sambil membantu Steve memakaikan jaket kulitnya yang berwarna coklat."Dan kau selalu sangat cantik dan mempesona...!" balas Steve dan mendekatkan wajahnya kewajah Bella.CupSteve mengecup pipi Bella sekilas.Bella yang berharap mendapatkan ciuman panas di bibir hanya tersenyum masam. Dan membuang wajah kecewanya, tidak ingin Steve melihat moodnya yang berubah karena hal seperti itu.*****Ting Tong"Hai Bro!" sapa Austin senang melihat Steve dan Bella yang datang."Selamat Bro!" seru Steve dan membalas pelukan sahabatnya."Selamat Austin..." ucap Bella dan memberikan sebuah paper bag untuk Austin."Terima kasih Steve, Bella !" jawab Austin dan meraih pemberian dari Bella."Kenapa kalian repot-repot segala membawa bingkisan seperti ini!" senyum Austin."Ayoo masuk...!" lanjut Austin, lalu mengantar Steve dan Bella ke dalam rumahnya.Terlihat t
"AUSTIN?!" Bella yang hendak menoleh dan di saat bersamaan, jemari di dalam intinya tiba-tiba di keluarkan.Lalu dengan cepat, jemari Austin kembali masuk, "Ahhhh!! Tidak! Kita harus berhenti!" batin Bella yang begitu terangsang, karena jemari tersebut masuk semakin dalam dan dalam terus keluar masuk di bagian inti kewanitaannya."Tunggu! Tubuhku! Ahhh!!" desah Bella menggigit tangannya sendiri menahan desahannya.Tubuhnya terasa begitu menggila akibat permainan jari Austin. Sekujur tubuhnya begitu geli menggelitik, desiran darahnya semakin memuncak. Bella merasa ada sesuatu di bawah sana yang akan tumpah."Kalau dia seperti ini, aku bisa muncrat !" batin Bella menahan getaran tubuhnya dan mulai mengunci tubuhnya menanti puncaknya yang sedikit lagi tercapai.Tapi, tanpa di duga Austin mengeluarkan jemarinya dan bangkit dari sisi Bella, pria itu menjauh darinya dan kembali ke sofa untuk beristirahat."Apa maksudnya ini! Kenapa dia berhenti!! Apa yang harus aku lakukan sekarang ?!""Ast
Steve terlihat begitu segar hari ini, semua staff yang menyapa sang CEO, Pasti di balas dengan senyuman yang merekah."Pagi Pak Steve..." sapa salah satu karyawan wanita."Pagi..." balas Steve santai dan tersenyum."Heii..!!" Austin merangkul bahu Steve."Yoo..!!" balas Steve tidak kalah semangat.Dan Austin bisa menangkap perubahan ekspresi Steve yang sangat berbeda dari beberapa hari ini."Kenapa semalam kau langsung pulang ?! Tanpa pamit! Michael, Ron, dan Gerry mencarimu dan Bella..!!" terang Austin."Ahh… Sorry Bro! Semalam Bella merasa sedikit kurangnyaman!" jujur Steve."Benarkah ? Apa Bella baik-baik saja ? Dia minum terlalu banyak kemarin malam.." tanya Austin dengan senyuman tipis.CeklekSteve masuk ke dalam ruangannya, di susul Austin.Steve duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Austin duduk di sofa dengan santai."Hmm… sebenarnya… malam itu, ketika kami pulang, Bella terlihat begitu bergairah. Dan memintaku untuk langsung melakukannya dengan agresif..!!" Steve mulai berc
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella.Apa yang ada di pikirannya saat ini.Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya.Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri.Tangannya langsung dia posisikan di payudara Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella."Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya."Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan."Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya."Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan."Euhh..
Steve terpesona dalam satu menit memandangi keseksian dan lekukan tubuh Giselle di balut kaos pendek dan rok mininya. Ketika Giselle berbicara dan mengeluh kepadanya."Mau pindah meja, Steve?" usul Giselle sambil melihat ke meja yang berada di bagian sudut.Sejenak berpikir, "Hmm, Why not..!?" balas Steve."Good!" senyum manis mengembang di wajah seksi Giselle.Pelayan membantu Steve dan Giselle untuk memindahkan minuman mereka."Ck!! Aku benar-benar tidak menyangka ketika Bella mengatakan, kalau dia akan menikah dengan pria yang dia kencani pertama kali… hehhehe..!" kekeh Giselle dengan wajah takjub."Dan, kami semua sahabatnya mencoba untuk menghentikannya menikah..!!" jujur Giselle."Hahhaha... Begitukah ?? Memangnya kenapa..?" tawa kecil Steve, yang baru mengetahui kenyataan itu."Tidak ada, hanya merasa sangat aneh, Bella hanya berkencan dengan satu pria dan memutuskan untuk menikah...!!" tukas Giselle sambil menyesap minumannya."Hahahha..." tawa Steve sambil menggeleng kecil kep
Namun sepertinya Jennifer tidak ada niatan untuk berhenti, malah tangannya kini naik memainkan kedua puting Steve. Hanya suara basah dan suara gumaman Jennifer saat melakukan aktifitasnya.“Oh Shit!” Steve memegang kepala belakang Jennifer dan memperbaiki rambut panjang Jennifer yang terurai. “Yes, faster baby!” “Akh! Kamu sangat luar biasa Jen!”“Ugh Ugh!” Steve menghentakkan pinggangnya saat menumpahkan laharnya di dalam tenggorokan Jennifer.“Ukh… Glup!” Jennifer menelan semua cairan putih milik Steve yang ada di dalam mulutnya, bahkan sekarang ia membersihkan cairan Steve yang sempat keluar dari mulutnya.Setelah menyelesaikan aktifitasnya, ia melepaskan milik Steve dan duduk ala jepang yang di sebut seiza. Jennifer memberikan senyuman manisnya, “Kamu menyukainya?”Steve maju mendekat dan meraih dagu Jennifer, “Sangat, sangat suka Jen, dan sekarang giliranmu.” Jawab Steve yang lalu melumat bibir Jennifer dengan liar, perlahan merebahkan wanita cantik itu, tangannya bahkan kini s
Jennifer membuka matanya dengan perlahan, dia merasakan tubuhnya begitu lelah. Dan saat ini ada tangan yang memeluk dirinya begitu posesif.Senyuman tipis terbit di wajah cantiknya, “Ternyata bukan mimpi,”“Morning, baby.” Suara serak Steve terdengar, yang mempererat pelukannya. Bahkan wajahnya sudah ia benamkan di antara kedua dada Jennifer dengan manja. “Aku merindukanmu….”Jennifer tersenyum, semoga keputusannya kali ini tidak salah. Dia berharap jika memang Steve lah labuhan terakhirnya. Menerima dirinya yang sudah begitu rusak sebagai seorang wanita.Begitu banyak pria yang sudah menikmati tubuhnya, bahkan ia masih mengingat dengan jelas jika Steve bersama Gerald dan pria lainnya menikmati tubuhnya bersama-sama.Jennifer memeluk tubuh Steve dengan erat, tiba-tiba saja tubuhnya gemetar mengingat semua itu. Ia benar-benar gila sudah memanfaatkan tubuhnya hanya demi kesuksesannya dalam berkarir.Bahkan lebih gilanya saat ia berada di dalam penjara wanita, dan menjadi tawanan dari pr
Dan tidak lama kemudian Casper datang. Austin dan Bella juga sudah menyelesaikan makan siang mereka.Casper membantu Austin dan Bella memasukkan barang – barang belanjaan ke dalam mobil. Setelah itu Casper kembali berpamitan dan memakirkan kendaraannya di tempat yang terjangkau dari sisi manapun jika di hubungi dadakan oleh Austin.Austin dan Bella kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki menuju tepi Danau Zurich. Mereka lagi-lagi ci buat terpesona oleh pemandangan indah yang ditawarkan oleh air biru yang tenang, mencerminkan langit cerah dan pegunungan yang mengelilingi kota. Suasana di sekitar danau sangat damai dan menyenangkan, membuat mereka merasa rileks dan bahagia.Austin merangkul mesra sang istri, sambil berjalan di sepanjang tepi danau, mereka menyaksikan perahu-perahu yang melintasi danau dengan anggun, menambah keindahan pemandangan. Beberapa perahu layar berwarna-warni terlihat berlayar dengan angin, sementara perahu-perahu bertenaga listrik mengangkut
Tepat jam 10 pagi Austin dan Bella tiba di Bandara, mereka berjalan menuju landasan pacu, di mana pesawat jet pribadi yang mewah telah disiapkan untuk penerbangan mereka ke Zurich. Setelah menaiki pesawat, Bella dan Austin duduk di kursi yang nyaman dan menikmati fasilitas mewah yang disediakan.Pagi ini Austin mengistirahatkan tubuh istrinya. Mereka hanya benar – benar menikmati perjalanan mereka saat ini sambil menatap ke arah luar jendela.Beberapa jam kemudian, pesawat mulai mendarat di Bandara Zurich. Bella dan Austin merasa lega karena penerbangan mereka berjalan lancar.Bella dan Austin tiba di Zurich, kota yang indah dan mempesona di jantung Swiss. Mereka terpesona oleh keindahan alam dan arsitektur yang mengagumkan yang kota ini tawarkan. Langit cerah dan sinar matahari yang hangat menyambut mereka saat mereka melangkah keluar dari pesawat.“Hati-hati sayang,” seru Austin sambil merangkul istrinya itu.“Selamat menikmati waktu anda Tuan dan Nyonya,” ucap Dora lembut kepada a
Bella tersenyum, matanya berkaca-kaca oleh air mata kebahagiaan. Ia meresapi setiap kata yang diucapkan Austin, merasa begitu beruntung memiliki seseorang yang mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati. “Terima kasih juga, sayang, karena telah menjadi cinta sejatiku dan pelindung hatiku."Dalam kehangatan cinta yang menyelimuti mereka, Austin dan Bella saling mendekat, bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh kasih sayang. Ciuman itu menjadi penutup tarian mereka, menyatukan dua jiwa yang saling mencintai dalam ikatan yang tak terpisahkan.Usai makan malam dan dansa yang romantis. Austin meminta driver untuk berkeliling.Pasangan suami istri yang tersihir dengan sinar rembulan, sama – sama tidak dapat lagi membenduh gairah panas yang kini mereka rasakan.Begitu masuk ke dalam limosin. Austin langsung menarik istrinya untuk duduk di atas pangkuannya.Austin melumat dengan penuh gairah bibir ranum istrinya. Ciuman yang membuat suara decapan dan erangan membuat permainan mereka sema
Malam ini sebelum berangkat ke Zurich, Austin ingin membawa Bella untuk mengunjungi salah satu bioskop yang terkenal di Amsterdam yang bernama Pathé Tuschinski.Bella ayng mengetahui bioskop tersebut memiliki nilai seni yang tinggi segara menyetujui ajakan suaminya yang sangat luar biasa itu.“Tentu saja sayang, aku sangat senang dan tidak sabar untuk pergi ke Pathe Tuschinski!” sahut Bella penuh antusias.Malam pun tiba, sepasang suami istri ini terlihat sibuk saling membantu satu sama lain. Di mana Austin membantu menarik resleting gaun malam Bella yang tentu saja tidak berlalu begitu saja. Austin terus mencuri kecupan di punggung seksi istrinya. Dan Bella membantu suaminya memakai kemeja dan jas mewahnya.Bella mengenakan gaun malam yang indah, berwarna hijau emerald yang memikat. Gaun tersebut memiliki aksen swaroski yang berkilauan, menciptakan efek yang menawan saat cahaya menyentuhnya. Rambutnya diikat ke atas, dengan beberapa helai jatuh membingkai wajahnya yang cantik. Sepas
Steve tersenyum, “Tentu saja… Dan aku mengingat semua bagian tersensitifmu…” sahutnya yang langsung membuka paha Jennifer dan menenggelamkan wajahnya. Slurp.Lidahnya dia julurkan dan dia jilati permukaan kewanitaan Jennifer yang sudah basah itu.“Euhmmm…. Ini sangat nikmat Baby….”Jennifer menutup matanya dan mendongakkan kepalanya ketika Steve semakin intens memainkan lidahnya di liang kewanitaannya.“Oh my Steve… Ahhh!”Steve memasukkan lidahnya semakin dalam dan melakukan gerakan memutar di dalam sana, sedangkan jarinya memainkan klits Jennifer.“Ahhh!! Steve masukan please!! Aku sudah tidak tahan….! Ahhh!!”Racau Jennifer yang sudah melayang berkali – kali. Tapi Steve belum puas sampai Jennifer belum squir-ting. Pria itu semakin intens dan menyesap klits Jennifer sedangkan dua jarinya dia masukan ke dalam liang kewanitaannya. Dengan gerakan keluar masuk yang begitu cepat.Jennifer menggelinjang dan mendesah dengan kuat. “Ahhh Steve!!! Oh!!! Please please !!!! Faster !! Akuuh!!! St
“Baik Tuan,” jawab petugas tersebut dengan ramah.Jennifer yang hendak protes pun hanya bisa gelagapan.“Ayo turun,” seru Steve yang membuka pintu mobil untuk Jennifer.Melihat Jennifer tidak bergerak. Steve meraih tangan Jennifer dan menarik dengan lembut sambil berbisik. “Aku hanya ingin berisitrahat. Badanku terasa sangat sakit saat ini.”Jennifer pun luluh. Steve terluka karena menyelamatkan dirinya. Wanita cantik itu pun turun dari mobil. Mengikuti langkah Steve masuk ke dalam Hotel.Steve tanpa ragu menuju resepsionis dan memesan satu buah kamar. Dan begitu mendapatkan kunci mereka. Steve yang baru saja melangkah sekitar tiga langkah di tahan oleh Jennifer. “Tunggu,”Jennifer kemudian berbalik dan berbicara kepada petugas resepsionis tersebut.“Baik Nyonya, nanti akan kami antarkan.” Jawab petugas resepsionis.“Ada apa?” tanya Steve ketika Jennifer sudah berada di sampingnya.Jennifer menggeleng.Mereka berdua pun berjalan menuju kamar mereka dengan perasaan canggung.Tepat di
Di sinilah mereka saat ini. Steve membawa Jennifer berjalan – jalan di tepi danau. Dengan lampu yang mulai menyinari gelapnya malam.“Duduk di sana?” ujar Steve menunjuk salah satu bangku taman dengan view menhadap danau. Dan di sana tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.“Hmm boleh.” Jawab Jennifer singkat.Mereka berdua melangkah kan kaki seirama.Jujur jantung Jennifer berdegup tidak karuan berada di sisi Steve saat ini ini. Steve adalah pria yang ia kagumi sejak di bangku kuliah. Maka dari itulah dia sampai nekat menggoda suami sahabatnya itu sendiri ketika dia berpikir dia memiliki kesempatan.Tetapi hal itu sudah dia sesali. Dan dia tidak ingin mengulangi hal yang sama dan mengulangi kesalahan yang sama saat itu. Apalagi harus menjalin hubungan kembali dengan Steve. Itu adalah hal yang mustahil bagi Jennifer. Karena baginya, hubungannya dengan Steve adalah sebuah kesalahan fatal saat itu.Begitu duduk di bangku taman, mereka berdua sama – sama terdiam untuk beberapa saa