Beranda / Pernikahan / Hasrat Dendam Suamiku / Bab 58. Terpisah Jauh

Share

Bab 58. Terpisah Jauh

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Adrian terbangun perlahan dari kegelapan yang menenggelamkannya. Kepalanya terasa berat, seperti ada beban besar yang menindih. Suara-suara samar mulai terdengar di telinganya—suara mesin, bisikan lembut, dan langkah kaki yang pelan. Dia mencoba membuka matanya, tapi kelopak matanya terasa begitu berat.

Butuh beberapa saat sebelum pandangannya mulai jernih. Cahaya lembut memenuhi ruangan di sekelilingnya. Bau antiseptik menyengat hidungnya, dan bunyi detak mesin medis terdengar berirama di sampingnya. Dia ada di rumah sakit.

“Adrian....”

Suara lembut dan penuh kasih sayang itu menyusup ke telinganya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Dia menoleh pelan dan melihat wajah yang begitu akrab. Rosalie, duduk di samping ranjang, menatapnya dengan mata penuh kekhawatiran.

“Mom?” suara Adrian serak, hampir seperti bisikan. “Apa yang terjadi? Kenapa aku di sini?”

Rosalie menunduk sedikit, berusaha menahan air mata yang tampak menggenang di matanya. Tangannya yang lembut menggenggam tanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 59. Pergi ke Asia

    Adrian duduk di kursi kulit hitam yang dingin di ruang kerjanya, tubuhnya membeku sejenak saat dia membuka pesan dari Felix. Video yang berdurasi beberapa menit memutar gambar Briella—berdarah-darah, tubuhnya tertutup kain yang basah, dan akhirnya, dia dibuang ke laut.Adrian merasa dunia seolah runtuh di sekelilingnya. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, tangannya menggenggam ponsel hingga jemarinya memutih. Video itu berakhir dengan suara gemuruh gelombang yang menelan Briella, dan Adrian merasa setiap detik terakhir nyawanya ditelan laut yang sama.Dengan napas tersengal, Adrian mencoba berpegangan pada meja di depannya. “Tidak ... tidak mungkin,” gumamnya berulang kali, suaranya pecah dan tersekat dalam tenggorokan. Setiap kali dia mencoba mengedipkan mata, bayangan Briella yang penuh luka selalu muncul di depannya. Rasa sakit yang merobek hatinya begitu mendalam sehingga terasa seperti ada tangan tak terlihat yang meremas-remas jantungnya.Adrian menyambar laptopnya dengan tangan be

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 60. Butuh Mommy!  

    Tiga Tahun Kemudian … Hari ini seharusnya adalah Hari spesial bagi Fernandez Maven. Aula besar dihias dengan bendera kecil berwarna-warni, sementara karya seni dan proyek siswa dipajang di sepanjang dinding.Para siswa, berpakaian rapi dengan seragam sekolah, berdiri gugup tapi bersemangat di samping meja mereka, menunggu orang tua datang. Guru-guru yang ramah menyambut para keluarga dengan senyuman, sementara ruang kelas dipenuhi dengan canda riang dan obrolan antara anak-anak dan orang tua.Hari Kunjungan Orang Tua menjadi saat yang ditunggu para murid setiap tahun. Sebab pada hari spesial itu, mereka libur dari pelajaran yang membosankan, tapi melakukan hal lain yang menyenangkan. Para murid bisa menunjukkan bakatnya.Anak-anak membuat pertunjukkan drama hari ini. Di ruang kelas yang riuh rendah, anak-anak berlarian dengan kostum mereka, bersemangat menyambut Hari Kunjungan Orang Tua. Meja-meja dipenuhi dengan alat kosmetik dan aksesori.Seorang demi seorang, mereka didandani oleh

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 61. Dia Kembali

    Adrian menatap layar tablet dengan tangan yang bergetar. Jantungnya berdegup kencang. Begitu layar menyala, video seorang wanita berlarian di pantai muncul. Mata Adrian membelalak terkejut. Ya, wanita cantik itu adalah Briella. Dia mengenakan bikini kuning, tertawa ceria sambil bermain dengan ombak. Adrian tidak dapat mengenali lokasi video tersebut, tapi yang pasti bukan di Eropa.“Setelah tiga tahun menghilang,” suara pembaca berita terdengar, “Briella muncul di publik hari ini, mengklaim bahwa dirinya tidak pernah diculik atau dibunuh. Felix Jorell tidak bersalah dalam kasus yang selama ini menuduhnya.”Adrian terpaku di tempatnya, napasnya tersendat. “Tidak mungkin,” gumamnya pelan. Matanya terpaku pada layar, seolah-olah waktu berhenti.Dalam video itu, Briella terlihat begitu bebas, seakan tidak pernah ada penderitaan yang dialaminya. Tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada rasa takut. Dia tampak bahagia, senyum lebar terpancar di wajahnya.“Bagaimana ini bisa terjadi?” suara Ad

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 62. Pengajuan Gugatan Cerai

    Adrian melangkah keluar ruang tamu dengan langkah cepat, jantungnya berdebar kencang. Di depan pintu masuk mansion, seorang pria berdiri tegak, rapi dengan jas hitam dan membawa tas kerja. Pria itu memperkenalkan dirinya dengan sopan.“Selamat sore, Tuan Maven. Nama saya Hansen Flick, saya adalah pengacara Nyonya Briella Moretti,” katanya dengan nada profesional, tapi dingin. Dia mengulurkan tangan, tapi Adrian tak membalas. Wajah Adrian keras, matanya tajam menatap pengacara itu.“Apa yang kau inginkan?” tanya Adrian, suaranya rendah dan tegang.Hansen tersenyum tipis. “Saya datang untuk menyampaikan surat gugatan perceraian dari klien saya—Briella Maven.”Adrian merasa seperti ditikam tepat di jantung. Gugatan perceraian? Setelah semua yang terjadi? Setelah tiga tahun dia mencari istrinya, kini Briella justru ingin menceraikannya?“Perceraian?” Adrian mendesis, suaranya penuh kemarahan. “Setelah semua ini? Kau pikir aku akan setuju begitu saja?”Hansen tetap tenang, meski atmosfer d

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 63. Pertemuan Kembali

    Briella senang karena Felix mengizinkannya menjenguk Fernandez di sekolah. Walaupun hanya bisa melihat dari kejauhan, tidak bisa memeluknya, dan dikawal orang suruhan Felix, tapi itu sudah cukup mengobati kerinduannya.Felix meminta Briella tampil berbeda agar tidak dikenali. Briella setuju. Wig ungu dengan potongan bob mengubah penampilannya secara drastis, membuat wajahnya tampak lebih tegas dan misterius. Kaca mata hitam besar menutupi sebagian besar wajahnya, menyembunyikan ekspresi yang dulu selalu hangat dan lembut.Briella mengenakan pakaian tertutup—jaket kulit hitam panjang hingga lutut, dengan kerah tinggi yang hampir menutupi lehernya. Sepasang boots sebetis dari kulit hitam dengan sol tebal melengkapi penampilannya, membuat setiap langkahnya terdengar mantap. Penampilan ini jauh dari sosok Briella yang dikenal banyak orang, sepenuhnya bertujuan agar dia tidak dikenali oleh siapa pun.Dalam sedan hitam, dengan dikawal empat orang suruhan Felix, Briella menunggu Fernandez ke

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 64. Kebohongan Felix

    Fernandez melompat keluar dari mobil begitu Adrian memarkirnya di depan rumah. Dengan riang, dia berlari menuju pintu depan sambil berteriak, “Grandma! Grandma Rosalie!”Rosalie muncul dari dalam rumah, wajahnya mengernyit mendengar teriakan cucunya. “Nandy, jangan teriak-teriak seperti itu. Kau tahu Grandma tidak suka.”Fernandez tak memperhatikan teguran Rosalie. “Grandma! Tadi aku ketemu Mommy! Mommy beda sekali sekarang, rambutnya pendek dan warna ungu! Mommy seperti orang lain! Tapi ... tapi Mommy bilang akan kembali, Grandma! Daddy juga berjanji akan membawa Mommy berkumpul dengan kita.”Rosalie tersentak mendengar pertanyaan itu. Wajahnya memucat dan matanya langsung beralih pada Adrian yang baru saja masuk ke rumah. “Apa yang dimaksud Nandy ini benar, Adrian? Briella ... dia benar-benar ada di sana?”Adrian mengangguk pelan, dengan ekspresi yang muram. “Ya, Mom. Briella, dia ada di sana. Aku melihatnya sendiri.”Rosalie tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. “Ya Tuhan, kenap

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 65. Menyelamatkan Briella

    Di dalam ruang kantornya, Adrian Maven duduk memandangi layar MacBook yang menyala. Berita tentang dirinya mendominasi media. Felix Jorell, dengan senyum liciknya, telah memutarbalikkan fakta dalam konferensi pers yang baru saja diadakan. Adrian dituduh telah menggunakan Briella sebagai alat balas dendam, dan cerita palsu itu kini menjadi konsumsi publik. Bagi sebagian besar orang, Adrian Maven adalah penjahat yang mengerikan.Konferensi pers itu segera menggegerkan jagad dunia maya. Hujatan demi hujatan dari netizen memenuhi kolom komentar berbagai media massa yang menayangkan acara tersebut. Nama Adrian rusak hanya dalam waktu satu malam. Bukan itu saja, harga saham perusahaan ikut anjlok. Para pemegang saham dan investor mulai menghubunginya karena khawatir pada dana yang telah mereka tanam untuk berinvestasi di perusahaan Adrian. Jajaran direksi pun meminta Adrian segera menggelar rapat untuk menyusun strategi.Namun, pikiran Adrian tidak sepenuhnya berada di sana. Bukan berita bu

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 66. Briella yang Terpojok

    Adrian tidak menghiraukan ucapan Felix yang menyudutkannya. Pria tampan itu langsung menerobos masuk ke dalam. Sontak tindakan Adrian membuat Felix cukup terkejut. Sebab, Felix pikir Adrian akan menyerah, tapi ternyata Adrian tak langsung menyerah begitu saja.“Adrian! Kau tidak bisa masuk begitu saja! Ini rumahku, Sialan!” Felix ingin bermaksud mengejar Adrian, tapi satu polisi maju mencegat Felix.“Tuan Jorell, kami mendapat laporan bahwa ada dugaan ancaman terhadap Briella Maven. Kami di sini untuk memastikan keadaannya baik-baik saja. Jika Anda tidak mengizinkan kami masuk, kami akan menggunakan kekerasan untuk memeriksa kediaman ini.” Polisi itu mengeluarkan kalimat tegas.Felix tertawa kecut, jelas merasa terpojok. “Ini rumahku! Kalian tidak bisa masuk tanpa surat perintah!”“Sesuai undang-undang, kami bisa masuk dengan atau tanpa izin Anda jika ada laporan kekerasan atau penyanderaan. Kami di sini untuk memastikan Nyonya Briella dalam keadaan aman dan tidak di bawah tekanan. Iz

Bab terbaru

  • Hasrat Dendam Suamiku   Extra Part Lima (ENDING SCENE) – TAMAT

    Satu tahun kemudian …Sesampainya di rumah sakit, Adrian merasakan detak jantungnya semakin cepat. Langkah-langkahnya yang biasanya mantap kini terasa berat, seolah-olah setiap langkah membawa beban kekhawatiran yang tak terukur.Ruang bersalin berada di ujung koridor, tapi jarak yang harus ditempuhnya terasa seperti berpuluh-puluh mil. Cahaya lampu yang seharusnya menenangkan justru tampak suram di matanya. Dia tak bisa berpikir jernih—yang ada hanya ketakutan akan apa yang mungkin terjadi di balik pintu ruang bersalin itu.Saat akhirnya Adrian tiba di depan pintu, dia menemukan Rosalie sedang duduk di kursi tunggu. Wajah wanita paruh baya itu tampak pucat meski dia berusaha menyembunyikan kecemasannya. Rosalie yang melihat Adrian mendekat, dia berdiri dan mencoba tersenyum, tapi kegelisahan tetap terpancar di matanya.“Bagaimana keadaannya?” tanya Adrian dengan nada cemas, suaranya bergetar meski dia berusaha terdengar tegar.Rosalie mendekatinya, menyentuh lengannya dengan lembut.

  • Hasrat Dendam Suamiku   Extra Part Empat

    Senyum seringai Adrian terbentang begitu saja setelah mendengar ucapan istrinya. Dia menarik Briella mendekat, tangan Adrian yang kuat meluncur ke bawah punggungnya. Mencengkeram bokong Briella yang membulat.Tanpa keraguan Adrian menekan batangnya yang keras ke arah kewanitaan si istri. Briella tersentak senang saat Adrian menggesek miliknya. Pria tampan itu menangkup pipi Briella, menghadiahkan ciuman lapar sehingga bibir mereka terkunci dalam ciuman yang penuh nafsu.Briella melepaskan ciuman itu, terengah-engah. “Adrian,” bisiknya, matanya berkilauan karena hasrat. “Kumohon segeralah masuk. Aku membutuhkanmu.”“Aku juga membutuhkanmu, Sayang,” jawab Adrian serak.Ciuman penuh gairah mereka semakin dalam, dan tangan mereka menjelajahi tubuh masing-masing. Membelai setiap inci. Adrian menangkup payudara penuh Briella, menggoda putingnya yang mengeras dengan ibu jari.Briella mengerang, melengkungkan punggung ke arah Adrian. Dia mengusap dada suaminya, turun ke perut Adrian yang liat

  • Hasrat Dendam Suamiku   Extra Part Tiga

    Briella tersenyum lembut, matanya berkaca-kaca. “Jangan khawatir, ini air mata bahagia. Kau ... kau sering kali kasar, terburu-buru. Tapi sekarang, setiap sentuhanmu penuh cinta, penuh perhatian. Kau benar-benar telah berubah, Adrian.”Ini bukan pertama kali bagi Briella disentuh Adrian sejak mereka kembali bersatu. Sentuhan Adrian sekarang penuh dengan kelembutan dan penuh cinta. Berbeda dengan dulu yang penuh nafsu seakan dirinya adalah budak seks.Mata Adrian melembut, dia menarik Briella lebih dekat, mengecup dahinya dengan lembut. “Aku menyesali banyak hal, Briella. Dulu aku terlalu dibutakan oleh amarah dan dendam, tapi sekarang aku hanya ingin kau merasakan betapa aku mencintaimu, betapa berartinya dirimu bagiku. Aku tidak akan pernah menyakitimu lagi.”Kata-kata Adrian yang tulus itu menusuk hati Briella, membuatnya tidak bisa menahan air mata yang mulai mengalir di pipinya. Ini adalah air mata kebahagiaan, air mata yang berasal dari perasaan mendalam bahwa cinta sejati mereka

  • Hasrat Dendam Suamiku   Extra Part Dua

    Malam itu, suasana ruang makan terasa tegang. Adrian duduk di ujung meja, tatapannya kosong dan mulutnya terkunci rapat. Briella yang duduk di sebelahnya mencoba tersenyum, tapi ketegangan Adrian begitu nyata hingga seluruh ruangan terasa sunyi. Hunter, yang duduk di seberang meja, langsung membaca situasi.“Nandy, bagaimana kalau sabtu besok kita pergi ke peternakan?” Hunter menawarkan dengan nada riang, mencoba mencairkan suasana. “Paman akan mengajarimu cara berkuda, dan kita bisa memerah susu sapi langsung dari sapinya. Bagaimana?”Mata Fernandez langsung bersinar mendengar tawaran Hunter. “Benarkah, Paman? Aku mau! Aku mau!” serunya dengan antusias, tapi dia segera menoleh pada Briella. “Tapi Mommy ikut juga, kan?”Hunter terkekeh pelan, lalu menggelengkan kepalanya. “Kali ini hanya kita, sesama pria yang pergi, Nandy. Mommy akan menunggu di sini.”Fernandez mengerutkan kening, tampak tidak puas dengan jawaban itu. “Tapi aku mau Mommy ikut bersama kita, Paman.”Adrian tampak sema

  • Hasrat Dendam Suamiku   Extra Part Satu

    “Mommy, aku suka sup ini. Rasanya creamy.” Fernandez tampak senang dengan kehadiran kembali ibunya. Bocah itu selalu menempel pada Briella, dan bersikap manja. Sejak pulang sekolah, dia meminta Briella menyuapinya, padahal anak itu sebelumnya terbiasa mandiri dan makan sendiri.“Apa kau mau tambah lagi supnya, Nandy?” tanya Briella lembut, seraya menatap putranya dengan penuh kasih sayang.“Tidak, Mommy. Aku sudah kenyang. Apakah Mommy bersedia membantuku mengerjakan pekerjaan rumahku?” pinta Fernadez.Briella mengangguk dan tersenyum. “Tentu, Sayang.”Malam ini, sikap manja Fernandez tidak juga berakhir. Sehabis makan malam, dia meminta Briella membantunya mengenakan piama. Di kamar mereka yang luas dan nyaman, Adrian duduk di tepi tempat tidur, menatap Briella yang sedang membantu Fernandez mengenakan piyama. Briella tersenyum lembut, matanya penuh kasih sayang saat putra kecil mereka, duduk di pangkuannya, sudah siap untuk tidur.“Nandy, ayo tidur, Sayang.”“Mommy mau ke mana?”“Mo

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 71. Perfect Ending

    Adrian dan Briella tersenyum hangat melihat Fernandez berlari-lari di tamn, bersama dengan pengasuh. Pasangan itu duduk di kursi taman bersama dengan Rosalie dan Hunter. Tampak semua orang bahagia melihat Fernadez yang bermain dengan riang penuh kegembiraan.“Aku sudah lama sekali tidak melihat Fernandez sebahagia ini,” ungkap Hunter jujur.Menghilangnya Briella, selalu membuat Fernandez menjadi muram. Tidak jarang Fernandez menangis setiap kali merindukan Briella. Tiga tahun Briella menghilang, bukan waktu yang sebentar. Bukan hanya Fernandez yang murung sejak Briella menghilang, tapi Adrian, Hunter, dan juga Rosalie sangat terpukul. Apalagi yang mereka tahu adalah Briella dibunuh Felix dengan kejam. Hal tersebut menjadi pukulan berat di keluarga Maven.“Aku akan pastikan Nandy terus merasa bahagia, Hunter. Aku akan selalu di sisi putraku,” ucap Briella tulus, dan penuh kehangatan.Adrian membelai rambut Briella. “Ya, Sayang. Nandy akan selalu merasa bahagia. Kau sudah kembali. Kebah

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 70. Memutuskan Hubungan

    Hunter memanfaatkan jaringannya di kepolisian untuk mengusut tuntas masalah penculikan ini. Saat tahu anak wali kota diculik, polisi segera bergerak cepat menyelidiki. Semua bukti sudah jelas, anak buah Felix Jorell adalah dalang di balik penculikan anak wali kota Vienna.Hunter, yang duduk di seberang meja, tersenyum puas. “Polisi sudah melaporkan pada walikota kalau anaknya diculik,” katanya sambil menyandarkan punggung ke kursi dengan riang, menunggu kabar selanjutnya.Adrian mengangguk. “Seorang wali kota tentu saja tidak akan membiarkan ini berlalu begitu saja. Felix sudah membuat langkah terburuk dalam hidupnya.”Hunter tertawa kecil, membayangkan akibat dari kekonyolan anak buah Felix. “Dia pikir dia bisa mengancam kita dengan menculik Fernandez, tapi lihat apa yang terjadi. Felix pasti sedang menggigit jarinya di penjara saat ini.”Hanya dalam waktu beberapa jam setelah polisi melaporkan penculikan putra sang walikota, dampaknya langsung terasa. Seorang wali kota tentu memilik

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 69. Salah Culik

    Briella duduk di ruang tamu yang megah, menikmati aroma manis pie apel yang baru saja dipotong. Ini adalah momen yang sangat langka dan berharga baginya. Setelah tiga tahun diculik dan ditawan oleh Felix, akhirnya dia bisa merasakan kebebasan. Dia kini dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya, Adrian, Fernandez, Hunter dan Rosalie.“Pie ini benar-benar enak, Mom. Aku tidak tahu kapan terakhir kali aku bisa duduk santai seperti ini, bersama keluarga,” ucap Briella sambil tersenyum, mengambil potongan pie apel kedua.Rosalie, yang duduk di seberang meja, tersenyum hangat. “Kau pantas mendapatkan kebahagiaan ini, Briella. Setelah semua yang kau lalui, aku harap hidupmu akan terus dipenuhi cinta dan kedamaian,” balasnya sambil menyesap teh dari cangkir porselen.Briella mengangguk pelan, menikmati setiap kata Rosalie. “Aku tidak tahu bagaimana aku bisa bertahan kalau bukan karena kalian semua. Tiga tahun bersama Felix … itu seperti mimpi buruk yang tak pernah berakhir.”“Kami semua

  • Hasrat Dendam Suamiku   Bab 68. Ruang Interogasi

    Ruangan interogasi terasa pengap dengan cahaya lampu terang yang menyilaukan langsung ke wajah Felix Jorell. Dua orang polisi duduk di depannya, satu dengan ekspresi datar, sementara yang lain mencatat setiap kata yang keluar dari mulutnya. Di sudut ruangan, alat pendeteksi kebohongan dengan sensor-sensornya terpasang di tubuh Felix, mengukur detak jantung dan tekanan darah setiap kali dia berbicara.“Kapan tepatnya Anda mengenal Briella Maven?” Polisi pertama mulai membuka percakapan dengan suara rendah namun tegas.Felix menghela napas panjang seolah sedang mengingat. “Aku pertama kali bertemu dia di acara jumpa fans film Blind Devotion. Dia sangat ramah, manis, dan kami mulai sering bertukar pesan setelah itu.”Polisi pertama itu menatap Felix tanpa berkedip. “Dan apa yang terjadi setelah itu?”Felix tersenyum tipis, matanya tampak mencoba meyakinkan. “Aku sering mengirimkan hadiah padanya. Bunga, cokelat, bahkan perhiasan yang mahal. Aku sering mengajak keluar ke restoran. Briella

DMCA.com Protection Status