Beranda / Romansa / Hasrat Cinta Om Leo / Bab 9. Kemarahan dan Rasa Kecewa

Share

Bab 9. Kemarahan dan Rasa Kecewa

Penulis: Soesan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-02 11:44:01

"Om Leo!" teriak Alana.

Alana sangat terkejut dan langsung berlari ke arah dua pria yang sedang bergulat.

"Om, cukup, Om!" Alana berusaha menghentikan amukan Leo pada Barca.

"Lepaskan, Alana! Biar aku bunuh pria brengsek ini!" Leo menepis tangan Alana dari lengannya dan kembali melayangkan tinju pada wajah Barca.

Melihat Barca menjadi bulan-bulanan Leo dan teman-temannya hanya bisa diam menyaksikan. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena Damaian telah mengunci mereka. Sedangkan Eris, wanita yang dipilih Barca dibanding Alana hanya terdiam memberi jarak dengan menatap ngeri.

"Cukup, Om!"

Alana tidak bisa menahan dan menurunkan kemarahan Leo hanya dengan berteriak, menangis dan memohon. Karena Leo telah naik hitam, jalan satu-satunya hanya dengan memeluk erat. Alana melakukan hal itu. Dia memeluk erat tubuh Leo dari belakang sembari menangis dan memohon agar Leo menghentikan kebrutalnya. Alana sama sekali tidak memikirkan bahaya yang datang padanya. Bisa saja Leo hilang kendali seh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 10. Terlalu Sadis

    "Om!" Alana menahan lengan Leo saat tubuhnya sempurna terbaring di atas tempat tidur."Tidurlah!" ucap Leo lembut sembari menyentuh punggung tangan Alana dan mengusapnya kecil."Maafkan aku."Leo tersenyum melihat wajah penuh sesal Alana. Dia memang kecewa dan marah saat ini. Namun, Leo tidak bisa marah pada Alana, apalagi melihat keponakannya itu sedang terluka. Dia pun mendaratkan satu kecupan pada pucuk kepala Alana sebagai jawaban permintaan maaf Alana."Tidurlah! Lupakan semua yang terjadi malam ini!" ucapnya sembari mengusap-usap rambut Alana.Tadinya Alana sudah terlelap saat di perjalanan, makanya Leo mengangkat dan membaringkan di tempat tidur. Hanya saja saat tubuhnya sempurna terbaring, tiba-tiba Alana membuka mata. Mungkin karena Leo kurang hati-hati saat membaringkannya. Maklum, meski tubuh Alana ramping, tetap saja Alana bukan keponakan kecilnya lagi. Jelas saja tubuhnya memiliki beban sendiri.Alana melepas tangan Leo dan membiarkan om kesayangannya itu keluar dari kama

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 11. Malas Melihat Mereka

    “Alana, ayo bangun!” Leo menyibak selimut yang menutupi tubuh Alana.“Jam berapa ini, Om?” Alana masih tidak mau membuka mata. Bahkan tubuhnya sama sekali tidak bergerak. Meski Leo telah menyingkirkan selimut dari tubuhnya, tubuh ramping itu masih memeluk guling dengan hangatnya. Alana meringkuk sembari menenggelamkan wajah pada ujung guling.“Tidak usah tanya jam berapa! Buruan bangun dan cuci wajahmu!”Leo kembali meminta Alana bangun dengan cara menarik tangannya.“Om Leo, aku masih ngantuk.” Alana menepis tangan Leo dan kembali memeluk guling. Kali ini semakin erat dengan tubuh semakin melengkung.“Alana, bangun!” Leo kembali menarik tangan Alana.Alana menggeser tubuh menjauhi Leo.“Hari ini aku males ke kampus,” ucap Alana sembari mata terpejam.Leo tersenyum tipis. Dia tau keponakannya itu masih terluka, makanya tidak memiliki semangat untuk pergi ke kampus.Leo naik ke atas tempat tidur dan duduk di belakang Alana dengan tubuh serong menghadap Alana. Punggung Alana menjadi ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 12. Tidak Pantas Bersaing

    “Hei, mau ke mana?”Eris mencengkeram lengan Alana saat Alana bangkit dari duduk hendak pergi. Dia pun berkata dengan sombongnya.“Lepaskan tanganku!” minta Alana dengan suara penuh penekanan.Alana sangat malas berurusan dengan Eris, wanita yang menjadikannya bahan taruhan. Mendengar suaranya saja rasanya sudah muak, apalagi melihat wajahnya. Eris memang memiliki wajah cantik yang digandrungi banyak laki-laki, terlebih mahasiswa di kampus mereka. Namun, kecantikan Eris sungguh memuakkan bagi Alana.Dulu, Alana sempat mengagumi kecantikannya, sama dengan yang lainnya. Hanya saja setelah Eris selalu mencari gara-gara dan masalah dengannya, seperti tidak menyukainya, sejak saat itu dia merasa muak.“Kenapa? Kamu merasa kalah dariku?” tanya Eris dengan wajah songong dan sombong. Bahkan dari wajah dan caranya berucap, Eris seperti sedang memandang Alana sebagai pecundang yang kalah bertanding dengannya. Dia pikir Alana menghindar karena tidak mau mengakui kekalahannya.Alana mendengus de

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 13. Ingin Suami Seperti Om Leo

    "Om Leo ... aku ingin menangis!" Melihat Leo berjalan dan datang ke arahnya, Alana langsung menyambut dan berhambur memeluk om kesayangannya dengan erat. Dia tidak peduli lagi dengan pandangan orang di sekitar taman. Dia juga tidak peduli dengan tanggapan mereka. Yang dia pedulikan adalah perasaannya yang hancur lebur.Leo sendiri kaget dan hampir saja tubuhnya terhuyung ke belakang mendapat pelukan tiba-tiba dari Alana. Dia hampir jatuh, untung kaki panjangnya sangat kuat dan otot-otot tubuhnya tangguh sehingga saat mendapat tubrukan tubuh Alana, Leo bisa menjaga keseimbangannya."Aku pingin nangis," ucap Alana lagi sembari mengeratkan pelukannya."Eits! Tahan!" Leo segera melepaskan pelukan Alana dengan mendorong kedua sisi pundak keponakannya itu. Dia juga menjaga jarak sepanjang tangannya sehingga tubuh Alana condong ke belakang. Meski begitu, tidak ada yang khawatir Alana akan terjatuh karena tangan kuat Leo menjaganya."Om Leo!" Mendapat penolaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 14. Alana Bangkit, Leo Gelisah

    "Selamat pagi, Om," sapa Alana sembari menuruni anak tangga."Pagi," balas Leo sembari mengoles selai coklat di atas roti tawar, sembari melihat Alana berjalan mendekat. "Tumben sudah rapi?" imbuhnya sembari meletakkan sepotong roti pada piring di depan Alana, lalu kembali mengoles roti lain. Kali ini untuk dirinya sendiri."Emm. Hari ini aku ada kuliah pagi," jawab Alana, mengambil roti, lalu menggigitnya. "Om Leo antar aku kuliah, ya?" "Kenapa?" Leo heran. Biasanya Alana memilih pergi kuliah sendiri karena tidak mau merepotkannya. Apalagi kampusnya berlawanan arah dengan perusahaan Leo. Meminta Leo mengantar, sama saja membuat Leo menghabiskan waktu di jalan.Alana tersenyum tersipu, lalu memasukkan kembali potongan roti ke dalam mulutnya."Aku lagi ingin diantar Om Leo saja," jawab Alana."Yakin?" Leo memiringkan sedikit wajah memberi Alana tatapan tidak percaya."Tapi kalau Om Leo tidak mau, tidak apa-apa. Aku berangkat sendiri saja," ucap Alana

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 15. Kecelakaan

    "Damian, tolong jemput aku di jalan Krispati!" Leo menghubungi Damian melalui telepon selularnya."Jalan Krispati? Kenapa kamu sampai sana?"Jelas saja Damian kaget dan penasaran mendengar nama jalan yang disebut Leo. Arah perusahaan mereka jelas tidak melalui jalan itu, tapi saat ini Leo ada di sana. Ada apa?"Aku kecelakaan," jawab Leo."Leo, jangan bercanda! Lalu, bagaimana kondisimu? Apa kamu terluka parah?" Bla ... bla ... bla ... dan masih banyak lagi pertanyaan Damian untuk Leo."Stop, Damian!" seru Leo. "Aku tidak apa-apa. Hanya mobilku yang penyok. Aku sudah panggil mobil derek," sambung Leo semakin kesal mendapat banyak pertanyaan dari Damian. Meski maksud Damian memberi perhatian dan khawatir, tapi mendengar pertanyaan yang banyak membuat kepalanya semakin terasa pusing dan sakit.Karena melamun, Leo mengalami kecelakaan. Mobilnya menghantam pembatas jalan. Untung laju kendaraannya tidak terlalu cepat sehingga tidak menimbulkan cidera yang serius.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 16. Kejutan Mendebarkan

    "Selamat ulang tahun, Om Leo."Tiba-tiba Alana muncul dari arah pintu luar kamarnya sembari membawa kue ulang tahun. Di atasnya ada lilin menyala menunjukkan banyaknya angka umur Leo, sedangkan Leo yang masih panik dan cemas langsung terkejut dan shock. Di tangannya masih menggenggam telepon selular. Bahkan masih dalam posisi menghubungi nomor Alana. Jantungnya hampir lepas mencemaskan keponakannya. Dia pikir Alana kembali terhanyut dalam kesedihan sehingga melakukan sesuatu yang bisa membahayakannya. Namun, sekarang keponakannya itu berdiri di depan mata dengan senyum lebar, wajah ceria. Leo merasa lega, tapi juga kaget."Om Leo, kok malah bengong, sih?" Alana mendekat.Lamunan dan keterkejutan Leo langsung tergugah. Leo segera menyadarkan diri dengan memberikan senyum canggung, tapi senang. Dia senang karena keponakannya masih mengingat hari ulang tahunnya di saat dia sendiri tidak mempedulikannya."Alana?" lirih Leo dengan perasaan haru."Ayo, Om, make a wish! Buat permohonan, te

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 17. Apakah Aku Jatuh Cinta?

    “Surprise!” seru Alana.Alana membentangkan lebar kedua tangan ke samping. Kaki jenjangnya yang hanya dibalut dengan hotpants perlahan melangkah mundur mendekati meja makan bundar dengan kain putih berumbai. Di atas meja telah ada dua piring terisi menu special, dua gelas minuman, vas kaca bening dengan mawar merah merekah dan harum. Tidak lupa dua lilin kecil menyala menambah suasana malam menjadi romantis.Senyum Alana lebar membuat semua yang terlihat semakin menjadi cantik. Alana yang Leo pikir sedang dalam kesedihan ternyata menyiapkan kejutanan untuknya. Menyiapkan makan malam yang bisa dikatakan romantis. Makan malam di halaman belakang dengan latar belakang kolam renang. Lampu taman menambah cahaya terpancar dengan indah.“Alana, ini semua?”Leo belum bisa percaya atas semua yang dilihat di depan matanya saat ini. Dia tidak pernah menduga Alana akan memberinya kejutan seindah dan seromantis ini. Keponakan kecilnya dulu, kini sudah besar dan sudah bisa mendesain makan malam yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 164. Aura Erzan Samudera

    "Sudah, Bear. Aku kenyang," ucap Alana.Alana menolak suapan Leo dengan menutup mulutnya menggunakan tangan. Dia juga menoleh sedikit ke samping menghindari sendok yang disodorkan Leo padanya."Satu kali lagi, Sayang. Kamu sudah mengeluarkan banyak tenaga saat melahirkan. Sekarang, kamu harus mengganti tenagamu dengan makan yang banyak," ucap Leo."Bear, sampai siang ini saja kamu sudah memintaku makan banyak makanan. Kalau tidak salah ingat, kamu sudah memberi aku makan tiga kali, dua kali makanan ringan, dua kali jus buah. Perutku rasanya seperti mau pecah karena kekenyangan," ucap Alana melakukan protes atas tindakan Leo yang terus membujukkan untuk makan.Leo tertawa mendengar keluhan dari Alana. Dia berpikir bahwa karena istrinya telah melalui perjuangan yang melelahkan untuk melahirkan putra mereka, maka dia harus memberikan makanan bergizi yang cukup agar istrinya bisa pulih dengan cepat. Namun, ternyata usahanya tersebut menimbulkan protes dari Alana. "Baiklah. Kali ini aku t

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 163. Berada di Sisimu

    "Dokter, bagaimana?" Leo tidak sabar menunggu penjelasan hasil pemeriksaan kehamilan istrinya."Usia kehamilan istri Anda sudah cukup bulan, Tuan. Tinggal menunggu waktu lahir saja," jelas dokter.Dokter itu mengarahkan pandang pada Alana dengan senyum ramahnya."Nyonya, kelahiran seperti apa yang Anda inginkan?""Dokter, aku tidak ingin istriku kesakitan saat melahirkan. Bisakah kami ajukan untuk melakukan operasi saja?" ucap Leo cepat sebelum Alana memberi jawaban."Bear!" Alana memberi wajah protes."Sayang." Leo meraih tangan Alana dan mengenggamnya lembut. "Aku tidak mau melihatmu kesakitan."Wajah Leo tampak sedih membayangkan istrinya kesakitan saat melahirkan. Makanya, dia ingin kelahiran anak mereka melalui operasi caesar saja dengan tehnologi terbaru agar istrinya tidak merasakan sakit. Namun, niat baik Leo melindungi istrinya dari rasa sakit mendapat penolakan tegas dari Alana."Aku tidak mau, Bear. Aku mau melahirkan secara normal saja," u

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 162. Berita Duka

    “Damian, ada apa?” tanya Leo dengan wajah penasaran sembari berjalan meninggalkan Alana dengan langkah hati-hati agar langkahnya tidak menimbulkan suara. “Apa Marco sudah memberitahumu?” tanya Damian di ujung sana, di balik teleponnya. Suaranya terdengar tidak biasa seperti ada sesuatu yang terjadi.“Apa?” tanya Leo semakin penasaran.“Siang tadi, Arga berusaha memberontak dengan melarikan diri dan mencoba kabur dari pengawasan. Saat mereka mengejar dan mencarinya, mungkin juga karena panik, pria itu tidak melihat jalanan. Dia juga tidak melihat ada truk yang melintas saat menyeberang jalan,” cerita Damian.Damian menceritakan tentang kecelakaan yang dialami oleh Arga saat pria itu melarikan diri dan mencoba kabur dari pengawasan mereka. Karena ceroboh dan mungkin juga panik karena takut penjaga mengejarnya, Arga tidak memperhatikan ada truk yang melintas dengan kecepatan tinggi saat dia menyeberang jalan, sehingga tubuhnya tertabrak dan terpental hingga beberapa meter.“Mereka baru

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 161. Semakin Terlihat Seksi

    “Sayang, kamu cantik sekali menggenakan pakaian ini,” puji Leo sembari mengelus perut buncit Alana."Bear, kamu mengejutkan aku?" Alana kaget, tiba-tiba Leo memeluknya dari belakang.Sore ini Alana mengenakan pakaian daster tidak berlengan, sehingga perutnya yang besar terlihat. Bahan yang lembut dan jatuh membuat perut Alana yang membesar terlihat menonjol dan lebih seksi ditambah dengan bentuk tubuhnya yang memang indah semakin membuat Leo tidak mau melepaskan pelukannya."Kenapa berdiri di sini sendirian?" lirih Leo."Pemandangannya bagus, Bear. Lihat itu!" Alana menunjuk langit sore, di mana matahari hampir tenggelam di antara bukit-bukit hijau. Bias sinar yang mulai redup menghias langit sore tampak semburat merah keemasan memberi warna indah yang membuat mata sejuk dan hati teduh."Indah banget langitnya!" decak kagum Alana.Leo tersenyum. Peluknya semakin erat. Meski perut Alana sudah membesar, tetapi tidak menjadi penghalang untuk tetap memeluknya. Sebaliknya, perut besar Ala

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 160. Kalian Bersandiwara

    "Nyonya, teh Anda."Dona mendekati Alana yang sedang duduk santai di bangku taman yang berada di dekat kolam renang belakang rumah. Kemudian, memberikan secangkir teh yang masih hangat pada Alana dengan penuh kebaikan hati."Terima kasih."Alana pun merasa sangat berterima kasih dan mengucapkan kata-kata itu dengan senyum yang manis, lalu menyeruput teh hangat sembari menunggu Dona duduk di depannya.Suasana taman sore ini terasa semakin nyaman dan tenang dengan hadirnya secangkir teh hangat tersebut."Mulai hari ini, jangan panggil aku nyonya lagi! Aku bukan nyonyamu," kata Alana sembari meletakkan cangkir di atas meja.Dona tercengang kaget."Kenapa? Apa aku telah melakukan kesalahan?" Dona merasa perlu tau alasan Alana. Dia tidak merasa melakukan kesalahan. Hubungan mereka beberapa hari ini juga baik-baik saja, tetapi tiba-tiba Alana mengatakan hal itu padanya. Jelas saja hal ini membuatnya bingung dan bertanya-tanya.Melalui ekspresi kagetnya saja, seharusnya Alana sudah mengerti

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 159. Wanita Itu Kekasih Marco

    “Bear,sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Alana bingung.Leo menoleh, lalu memberi senyum manisnya.“Bukankah kita sudah membicarakannya, Sayang? Aku akan membawamu ke tempat yang tenang dan sejuk. Kita akan ke luar kota,” jawab Leo mengingatkan Alana tentang apa yang sudah pernah mereka bicarakan.“Tapi, kenapa pakaian yang kamu bawa sangat banyak?” Alana melempar pandangnya ke arah tumpukan pakaian dalam koper yang belum tertutup.Leo pun melirik ke arah yang dikatakan istrinya. Bibirnya kembali menyunggingkan senyum.“Karena kita akan melakukan liburan dalam waktu yang lumayan cukup lama,” jawab Leo.Dia sibuk mengemas beberapa pakaian mereka dan memasukkan ke dalam koper. Ada dua koper di sana, salah satunya sudah terisi penuh dengan pakaian Leo sendiri. saat ini suami Alana itu sedang menegmas pakai Alana. Tadinya, Alana ingin membantu, tetapi Leo melarangnya dan memintanya duduk saja di tempat tidur.Setelah merasa cukup dan selesai, Leo bangkit dari tempatnya, lalu mendekati A

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 158. Butuh Konsultasi Psikolog

    "Dokter, bagaimana?""Nyonya, apakah Anda merasa baik-baik saja?" tanya dokter pada Alana. Leo tampak sangat cemas menatap wajah dokter yang memeriksa kondisi kandungan istrinya. Apalagi saat dokter itu tidak segera menjawab pertanyaannya, melainkan mengarahkan pandang pada Alana dengan sorot mata yang tidak baik-baik saja. Refleks dia pun ikut mengarahkan pandangnya pada Alana, lalu meraih tangan Alana dan menggenggamnya."Dokter?" Setelah Leo menyapa dokter, dokter tersebut menghela napas panjang dengan suara yang terdengar berat saat memandang Leo. Reaksi ini membuat Leo merasa semakin cemas dan khawatir akan kondisi istrinya. Meskipun tidak diketahui secara pasti apa yang dipikirkan oleh dokter, namun dari reaksinya itu dapat diartikan bahwa ada sesuatu yang membuatnya khawatir tentang kesehatan Alana dan bayi dalam kandungannya. Hal ini tentunya menambah kekhawatiran bagi Leo dan membuatnya merasa semakin tidak tenang."Dalam kondisi kehamilan yang masih muda, seharusnya istri

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 157. Lingkaran Hitam

    "Leo-""Sstt!" Leo segera meletakkan jari telunjuknya di depan bibir ketika Damian datang dan berjalan ke arahnya sembari berbicara. Karena hal ini, Damian pun menghentikan ucapannya dan memperlambat serta memperhalus langkahnya. Sembari mendekat, matanya tertarik memperhatikan wanita yang tertidur di sofa dengan kepala di atas pangkuan Leo."Apa istrimu sakit?" tanyanya dengan suara lirih setelah duduk di depan Leo. Matanya masih memperhatikan wajah lelap Alana yang menurutnya sedikit pucat dan tampak sedikit lelah."Tidak, tapi dia tidak baik-baik saja," jawab Leo juga mengarahkan pandangnya pada wajah Alana.Damian menoleh dan memiringkan kepalanya sedikit, sedangkan matanya menyipit ketika mendengar perkataan Leo. Ia kemudian bertanya, "Ada apa?"Melihat ekspresi Damian yang penasaran, akhirnya Leo menceritakan tentang masalah yang dialami Alana. Dia bercerita tentang mimpi buruk yang membuat Alana ketakutan dan sulit tidur hingga pagi hari. Karena itu, Leo memutuskan untuk tidak

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 156. Mimpi Buruk

    "Jangan bunuh anakku! Aku mohon," mohon Alana dalam rintih kesakitan dan tangis.Tenaganya telah habis dan suara tangisnya hampir tak terdengar lagi. Arga telah melakukan hal yang membuat dunianya runtuh dan tak berarti lagi. Meskipun ia memberontak dan menjerit, tak seorang pun yang bisa menolongnya. Hidupnya telah hancur dan kini ia berada pada titik terdalam kesedihan yang tak terbayangkan. Semua harapan dan impian yang pernah dimilikinya kini sirna, meninggalkan dirinya dalam kehancuran yang sangat menyakitkan. Alana kembali berteriak histeris sembari memberontak menggunakan sisa tenaganya. Meski merasa tidak lagi memiliki harapan karena Arga terus menghujam tubuhnya dengan maksud untuk membunuh bayi dalam perutnya, Alana, dia berharap masih memiliki harapan untuk menyelamatkan anaknya."Berhentilah melawan, Alana! Tidak ada yang bisa menyelamatkan anakmu," ujar Arga dengan bengisnya."Dasar bajingan! Aku bersumpah akan membunuhmu, Arga!" sumpah Alana.Plak!Arga kembali melayang

DMCA.com Protection Status