"Apa kau sudah menemukan siapa pemilik akun itu?" Leo memberi tatapan lekat pada Damian."Sepertinya, akun ini sengaja dibuat dan digunakan hanya untuk menyebarkan video Alana saja." "Artinya, orang-orang kita tidak bisa menemukan siapa pemiliknya?" Tatapan Leo semakin tajam, wajahnya pun semakin terlihat gelap. Namun, Leo tetap bergeming di tempat pada posisi yang sama. Meski terlihat tenang, tapi sesungguhnya ada ombak besar dalam dirinya yang siap menerjang dan menghantam karang hingga hancur.Karena video itu, banyak yang menyerang Alana dan mengoloknya. Mereka menghujat Alana sebagai wanita yang tidak memiliki perasaan karena tega merebut suami dari wanita lain. Meski Leo dan Damian telah melakukan pemblokiran dan telah mengendalikan video itu di internet, tetap saja masih ada yang mengirim hujatan untuk istrinya."Dari data yang didapat, akun ini dibuat di luar kota. Pengunggahan video pun dilakukan di tempat yang sama. Tapi, setelah video tersebar, sepertinya pemilik akun lang
"Aku tidak mengenalnya," ucap wanita itu dengan tegas."Kamu dengar, Tuan? Istriku tidak mengenalmu," ucap pria itu tidak kalah tegas.Leo menaikkan salah satu sudut bibirnya memberi senyuman penuh misteri."Tuan, silakan pergi dan jangan mengganggu selera makan kami!" ucap pria itu mengusir Leo.Leo kembali mendengus dengan seringainya. Dengan kedua tangan terlipat di depan dada, dia memberi sikap tenang, namun dalam wajahnya memberi ekspresi cibiran sembari menahan kemarahan. Hingga saat wanita dan pria itu tidak mengacuhkannya, Leo semakin merasa geram.Dia dengan tegas memembungkukkan tubuh, lalu menghentakkan kedua tangan di atas meja dengan hentakan sedikit keras sehingga menarik perhatian sebagian besar pengunjung restauran, terutama yang duduk di sekitar keberadaan mereka.Sembari berkata, "Yakin kamu tidak mengenal aku?" Matanya menatap tajam wanita itu dengan jarak yang tidak jauh.Wanita itu terkejut dan wajahnya sempat terkesiap karena hentakan dan pertanyaan Leo yang ber
"Katakan! Siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini?" "Aku tidak tau, Tuan.""Bohong!" bentak Leo.Suara keras Leo membuat tubuh Dea melonjak kaget. Namun, dengan cepat wanita itu kembali meringsut ketakutan hingga tubuhnya gemetar. Dia sama sekali tidak menyangka dan tidak mengetahui kalau wanita yang difitnahnya di hari itu adalah istri dari Leo. Orang yang memiliki nama besar dalam dunia bisnis dan bisa dikatakan Leo adalah orang yang dihindari oleh beberapa orang untuk tidak melakukan kesalahan padanya.Namun, kali ini dia telah melakukan kesalahan besar. Dia telah mengusik, bahkan telah melakukan penindasan dan fitnah terhadap istrinya. Hal ini jelas saja membuat Leo marah dan murka padanya. Bahkan, jika dia tidak bertemu saat direstauran, Leo pasti telah menyuruh orang-orangnya untuk mencarinya."Sumpah, Tuan. Aku tidak mengenali wanita itu," ucap Dea.Tubuh Dea semakin gemetar saat mata Bayu melotot marah padanya dengan wajah murka seperti seekor singa siap menerkam dan menela
"Kamu yakin ingin menemuinya?" Leo tampak meragukan keinginan Alana."Ya, aku ingin melihatnya.""Tapi, Sayang. Ini sangat berbahaya. Bagaimana kalau dia menyerangmu? Kamu sedang hamil."Ketika Alana meminta untuk melihat Carlos di rumah sakit jiwa, Leo tidak hanya merasa ragu, tetapi juga sangat khawatir dan cemas. Meskipun Carlos berada dalam ruangan khusus, Leo tahu bahwa pria itu menderita sakit jiwa yang bisa berpotensi membahayakan orang lain.Meskipun Carlos mengalami gangguan jiwa dan terkadang tidak mengenali orang-orang terdekatnya, ia masih memiliki ambisi untuk membunuh Charles dan seluruh keluarganya. Sepertinya ingatan di kepalanya kembali pada masa-masa perselisihan dan kebencian dengan Charles."Bukankah ada kamu, Bear? Bukankah di sana juga Carlos berada di ruangan khusus? Aku hanya ingin melihatnya dari jauh saja," ucap Alana."Benar, Alana. Aku akan terus bersamamu dan menjagamu. Tapi-" Leo tahu betapa pentingnya menjaga jarak dari Carlos, tetapi dia juga ingin mend
"Pembunuhan? Apakah seperti itu yang kamu dengar?" Leo balik bertanya. Sorot matanya tajam mendalam menghunus petugas dengan wajah dingin, namun penuh dengan aura kuat dan misterius. "Tidak, Tuan. Saya tidak tau apa penyebabnya, makanya saya bertanya karena pria itu selalu saja mengoceh seperti itu. Dia ... dia seperti memiliki dendam pada orang yang memiliki nama Pelangi Jingga, makanya dia seperti ingin membunuh orang itu," jawab petugas cepat-cepat dan terlihat gugup, bahkan suaranya sempat terbata-bata.Leo dan Alana saling beradu pandang. Leo membuat genggaman tangannya semakin erat, sambil memberikan tepukan lembut pada punggung tangan Alana. Ia melihat wajah istrinya yang sedikit pucat setelah mendengar perkataan petugas. Namun, dia ingin memberikan perlindungan dan meyakinkan Alana bahwa ia tidak akan membiarkan Carlos melakukan hal itu. "Bear?" Alana menatap cemas."Jangan takut! Ada aku," lirih Leo mendekatkan bibirnya pada telinga Alana.Dalam situasi ini, Leo mencoba u
"Mereka menyiksanya setiap hari?" Mata Alana menatap lekat butuh jawaban dari Leo."Apa menurutmu seperti itu?" Leo tidak ingin memberinya jawaban, tetapi dia ingin mendengar analisa Alana setelah melihat kondisi Carlos."Tubuhnya penuh bilur luka dan itu terlihat masih baru dan terus menerus," jawab Alana.Alana merasa terguncang dan ngeri ketika mengingat kembali kondisi Carlos yang penuh dengan luka dan bekas-bekas kekerasan. Tubuhnya kurus dan terlihat sangat tidak terawat, membuat Alana hampir tidak dapat mengenali bahwa itu adalah Carlos. Sebenarnya, dia merasa sedih dan tidak tega melihat kondisi Carlos yang seperti itu. Sebagai manusia, dia memiliki hati iba dan kasihan."Dia pantas mendapatkannya."Namun, Leo berbicara dengan nada penuh penekanan dan seru tentang bagaimana Carlos pantas mendapatkan siksaan tersebut. Meski di sisi lain hatinya, Alana merasa tidak setuju dengan pendapat Leo, tetapi yang dilakukan Carlos memang harus mendapatkan gan
"Bear, jangan mati! Jangan tinggalin aku!" Alana menangis meraung meratapi kepergian Leo.Alana sama sekali tidak menyangka bila Carlos tiba-tiba muncul di dalam kamarnya dan membunuh Leo dengan menghujam tubuhnya hingga beberapa kali menggunakan pisau. Awalnya, dia pikir orang yang menyentuhnya adalah Leo, suaminya. Namun, siapa sangka? Saat membuka mata ingin membalas sentuhan Leo, tiba-tiba Alana terkejut setengah mati hingga tubuhnya melonjak. Orang yang berada di atas tubuhnya dan menyentuhnya bukanlah suaminya, melainkan Arga."Kalian pembunuh!" teriak Alana pada Carlos dan Arga.Mereka berdiri di depan Alana dengan wajah dan tawa puas penuh kemenangan karena melihat tubuh Leo terkulai tidak bernyawa dengan bersimbah darah. Mereka telah berhasil membunuh Leo dan membalaskan dendam."Dia pantas mati, Alana," seru Arga di sela tawanya."Kalian yang seharusnya pantas mati!" teriak Alana dengan tangis histeris sembari memeluk tubuh dingin LeoKejadiannya sangat singkat dan cepat.
"Jangan bunuh anakku! Aku mohon," mohon Alana dalam rintih kesakitan dan tangis.Tenaganya telah habis dan suara tangisnya hampir tak terdengar lagi. Arga telah melakukan hal yang membuat dunianya runtuh dan tak berarti lagi. Meskipun ia memberontak dan menjerit, tak seorang pun yang bisa menolongnya. Hidupnya telah hancur dan kini ia berada pada titik terdalam kesedihan yang tak terbayangkan. Semua harapan dan impian yang pernah dimilikinya kini sirna, meninggalkan dirinya dalam kehancuran yang sangat menyakitkan. Alana kembali berteriak histeris sembari memberontak menggunakan sisa tenaganya. Meski merasa tidak lagi memiliki harapan karena Arga terus menghujam tubuhnya dengan maksud untuk membunuh bayi dalam perutnya, Alana, dia berharap masih memiliki harapan untuk menyelamatkan anaknya."Berhentilah melawan, Alana! Tidak ada yang bisa menyelamatkan anakmu," ujar Arga dengan bengisnya."Dasar bajingan! Aku bersumpah akan membunuhmu, Arga!" sumpah Alana.Plak!Arga kembali melayang