"Dokter, bagaimana? Apa yang sebenarnya terjadi pada istri saya?"
Leo terlihat sangat cemas dan tidak sabar ingin mendengar penjelasan dokter mengenai penyakit istrinya. Padahal, hari ini Alana sudah diijinkan pulang oleh dokter yang merawatnya, tiba-tiba, Alana mual dan muntah. Hal ini jelas saja membuatnya panik dan cemas."Tuan, sepertinya kepulangan nyonya Alana harus ditunda terlebih dahulu," ucap dokter itu pada Leo."Tapi, Dokter. Setelah mendapatkan obat tadi, perutku sudah tidak terlalu mual lagi," ucap Alana.Dari ucapannya, Alana ingin menyampaikan kalau dia tidak ingin dirawat lebih lama lagi di rumah sakit. Dia ingin segera pulang. Rasanya sudah sangat rindu ingin tidur di kamar sendiri dengan tempat tidur yang besar dan kasur yang sangat empuk."Sayang?" Leo berusaha membujuk dengan wajah dan tatapan mata."Bear, aku mau pulang." Alana merengek sembari bergelayut pada lengan Leo.Leo kembali membujuk Alana agar sedikit bersabar. Setelah ber"Tuan, seorang wanita hamil perlu ketenangan dan suasana nyaman. Dia juga perlu perasaan bahagia untuk tumbuh kembang janin dalam rahimnya," jelas dokter itu.Leo dan Alana terdiam sejenak, wajah mereka saling memandang dengan penuh tanda tanya. Mereka berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut sang dokter, khususnya bagi Leo yang tampak kebingungan."Maaf, Dokter, bisa tolong jelaskan lagi apa maksud dari ucapan Anda? Saya belum sepenuhnya memahaminya," ucap Leo dengan sopan. Leo memilih untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari dokter karena dia tidak ingin memiliki pandangan negatif terhadap penjelasannya. Meskipun begitu, ada pikiran yang muncul di kepala Leo tentang kemungkinan adanya kesalahpahaman dalam situasi ini. Leo ingin memastikan bahwa ia memahami sepenuhnya apa yang telah dikatakan oleh dokter dan tidak membuat kesimpulan yang salah. "Begini, Tuan." Sebelum menjelaskan ulang, dokter itu memperbaiki posisi duduknya dan membawa sedikit maju tubuhnya dengan
"Hari ini, pastikan pria itu menerima hukuman atas kejahatannya!" Suara Leo terdengar tegas penuh penekanan yang bermakna kebencian dan dendam. "Kita akan pergi ke sana siang ini. Aku ingin dia menyesali semua perbuatannya. Bila perlu, buat dia frustasi dan tidak ingin hidup lagi, tapi jangan biarkan dia mati dengan mudah!" sambungnya."Bagaimana dengan bocah mesum itu?" Suara di seberang sana pun tidak kalah bengis."Biarkan saja dulu! Dosanya, masih bisa diampuni. Fokus kita hanya pada pria tua licik itu.""Bagaimana dengan istrinya? Apa kamu akan membiarkan wanita itu lolos begitu saja? Dia juga ikut andil dalam pembunuhan itu.""Minta orang untuk terus mengawasi setiap gerak-gerik wanita itu! Untuk sementara ini, biarkan dia merasakan kehilangan, lalu mencari keberadaan suaminya! Itu akan menjadi awal dari penderitaannya."Seperti yang telah dipikirkan sejak lama, Leo tidak akan membuat mereka mati dengan mudah. Perlahan dan pasti, dia akan membuat hidup Carlos dan Tanty mengalami
"Kamu sembunyikan di mana suamiku?"Alana sangat terkejut, bahkan hampir terjatuh. Di saat dia sedang ikut dalam antrian di kasir di sebuah swalayan, tiba-tiba seorang perempuan mendorong pundaknya. Untung seorang laki-laki di belakangnya dengan cepat menolongnya dengan menopang kedua lengannya sehingga Alana tidak terjatuh."Nona, sopanlah sedikit!" seru seorang wanita di samping pria itu.Wanita itu tampaknya adalah istri pria itu. Dia terlihat tidak suka dengan perbuatan kasar wanita yang tiba-tiba mendorong Alana hingga hampir jatuh."Ini bukan urusanmu!" balas wanita itu semakin marah. "Ini urusanku dengan wanita jalang ini," sambungnya sembari menunjuk Alana menggunakan jarinya. Wanita itu memasang wajah marah layaknya seorang istri yang suaminya direbut oleh wanita lain, yaitu Alana. Alana bukan hanya terkejut karena tiba-tiba wanita itu mendorongnya hingga hampir jatuh, tapi dia juga dikejutkan dengan perkataan wanita itu yang mengatakan dirinya adalah w
"Sayang!" Leo memanggil Alana untuk kedua kalinya, namun istrinya tidak merespon sedikit pun. Meskipun tatapan Alana terlihat melekat padanya, sebenarnya pikirannya sedang melayang jauh ke dalam lamunan yang mendalam. Leo berpikir, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran Alana hingga ia tak bisa memberikan perhatian penuh pada suaminya."Alana!"Leo merasa cemas dan khawatir akan reaksi Alana yang begitu cuek dan dingin. Terpaksa menambah volume suaranya dan juga melambaikan tangan di depan wajah Alana, tetapnya di depan mata istrinya. Sekali lagi, lamunan Alana tidak dengan mudah tergugah."Alana, Sayang!" panggilnya lagi."Bear?" Alana tergugah dari lamunannya. "Ada apa?" tanyanya dengan sikap gugup karena terkejut.Leo mendengus pelan."Seharusnya yang tanya ada apa itu aku, bukan kamu," ujar Leo dengan wajah protes.Alana tersenyum menyeringai malu karena telah membiarkan suaminya khawatir dan mencemaskan dirinya."Alana, ada apa? Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Leo
"Apa kau sudah menemukan siapa pemilik akun itu?" Leo memberi tatapan lekat pada Damian."Sepertinya, akun ini sengaja dibuat dan digunakan hanya untuk menyebarkan video Alana saja." "Artinya, orang-orang kita tidak bisa menemukan siapa pemiliknya?" Tatapan Leo semakin tajam, wajahnya pun semakin terlihat gelap. Namun, Leo tetap bergeming di tempat pada posisi yang sama. Meski terlihat tenang, tapi sesungguhnya ada ombak besar dalam dirinya yang siap menerjang dan menghantam karang hingga hancur.Karena video itu, banyak yang menyerang Alana dan mengoloknya. Mereka menghujat Alana sebagai wanita yang tidak memiliki perasaan karena tega merebut suami dari wanita lain. Meski Leo dan Damian telah melakukan pemblokiran dan telah mengendalikan video itu di internet, tetap saja masih ada yang mengirim hujatan untuk istrinya."Dari data yang didapat, akun ini dibuat di luar kota. Pengunggahan video pun dilakukan di tempat yang sama. Tapi, setelah video tersebar, sepertinya pemilik akun lang
"Aku tidak mengenalnya," ucap wanita itu dengan tegas."Kamu dengar, Tuan? Istriku tidak mengenalmu," ucap pria itu tidak kalah tegas.Leo menaikkan salah satu sudut bibirnya memberi senyuman penuh misteri."Tuan, silakan pergi dan jangan mengganggu selera makan kami!" ucap pria itu mengusir Leo.Leo kembali mendengus dengan seringainya. Dengan kedua tangan terlipat di depan dada, dia memberi sikap tenang, namun dalam wajahnya memberi ekspresi cibiran sembari menahan kemarahan. Hingga saat wanita dan pria itu tidak mengacuhkannya, Leo semakin merasa geram.Dia dengan tegas memembungkukkan tubuh, lalu menghentakkan kedua tangan di atas meja dengan hentakan sedikit keras sehingga menarik perhatian sebagian besar pengunjung restauran, terutama yang duduk di sekitar keberadaan mereka.Sembari berkata, "Yakin kamu tidak mengenal aku?" Matanya menatap tajam wanita itu dengan jarak yang tidak jauh.Wanita itu terkejut dan wajahnya sempat terkesiap karena hentakan dan pertanyaan Leo yang ber
"Katakan! Siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini?" "Aku tidak tau, Tuan.""Bohong!" bentak Leo.Suara keras Leo membuat tubuh Dea melonjak kaget. Namun, dengan cepat wanita itu kembali meringsut ketakutan hingga tubuhnya gemetar. Dia sama sekali tidak menyangka dan tidak mengetahui kalau wanita yang difitnahnya di hari itu adalah istri dari Leo. Orang yang memiliki nama besar dalam dunia bisnis dan bisa dikatakan Leo adalah orang yang dihindari oleh beberapa orang untuk tidak melakukan kesalahan padanya.Namun, kali ini dia telah melakukan kesalahan besar. Dia telah mengusik, bahkan telah melakukan penindasan dan fitnah terhadap istrinya. Hal ini jelas saja membuat Leo marah dan murka padanya. Bahkan, jika dia tidak bertemu saat direstauran, Leo pasti telah menyuruh orang-orangnya untuk mencarinya."Sumpah, Tuan. Aku tidak mengenali wanita itu," ucap Dea.Tubuh Dea semakin gemetar saat mata Bayu melotot marah padanya dengan wajah murka seperti seekor singa siap menerkam dan menela
"Kamu yakin ingin menemuinya?" Leo tampak meragukan keinginan Alana."Ya, aku ingin melihatnya.""Tapi, Sayang. Ini sangat berbahaya. Bagaimana kalau dia menyerangmu? Kamu sedang hamil."Ketika Alana meminta untuk melihat Carlos di rumah sakit jiwa, Leo tidak hanya merasa ragu, tetapi juga sangat khawatir dan cemas. Meskipun Carlos berada dalam ruangan khusus, Leo tahu bahwa pria itu menderita sakit jiwa yang bisa berpotensi membahayakan orang lain.Meskipun Carlos mengalami gangguan jiwa dan terkadang tidak mengenali orang-orang terdekatnya, ia masih memiliki ambisi untuk membunuh Charles dan seluruh keluarganya. Sepertinya ingatan di kepalanya kembali pada masa-masa perselisihan dan kebencian dengan Charles."Bukankah ada kamu, Bear? Bukankah di sana juga Carlos berada di ruangan khusus? Aku hanya ingin melihatnya dari jauh saja," ucap Alana."Benar, Alana. Aku akan terus bersamamu dan menjagamu. Tapi-" Leo tahu betapa pentingnya menjaga jarak dari Carlos, tetapi dia juga ingin mend