"Bagaimana penampilanku?"Sebelum keluar mobil, Leo kembali mematut diri, melihat penampilan wajahnya menggunakan pantulan cermin pada layar ponselnya sendiri."Apa pria tua itu tidak akan mengenaliku seperti yang lain?"Wanita yang duduk di sampingnya tersenyum lebar, bahkan hampir tertawa mendengar pertanyaan Leo tentang penampilannya dan kemungkinan reaksi orang yang akan mereka temui."Bukankah Damian mengatakan, mereka saja tidak bisa mengenali Anda di acara pesta? Saya pikir dia juga pasti tidak akan bisa mengenali Anda, Tuan. Karena, yang ada dalam otaknya hanya uang."Menurut wanita itu, penampilan Leo dalam rupa Smith tidak akan mungkin dicurigai oleh Carlos. Kalaupun dia curiga, Leo juga tidak sedang menipu karena nama Smith adalah benar namanya yang lain yang dia gunakan untuk memperluas bisnisnya di luar negeri. Hanya saja selama ini Leo menyembunyikan rupa wajahnya, makanya dia dijulukan sebagai orang yang misterius.Leo tersenyum menanggapi perkataan Angel tentang penam
"Carlos, jelaskan pada kami! Apa maksud dari semua ini?" marah Arnold, salah satu pria dari dua pria yang menemani Carlos."Kamu membohongi kami, Carlos!" timpal Van. Pria itu bangkit dari duduknya dan berdiri menunjukkan kemarahan dan rasa kecewanya pada Carlos.Dua pria itu marah besar pada Carlos dan meminta penjelasan atas kebohongan yang dilakukannya. Arnold bahkan membanting dokumen jual beli yang baru saja dipelajari di hadapan Carlos sebagai tanda kemarahan dan rasa kecewanya. Mereka merasa telah dikhianati oleh Carlos dan ingin mengetahui maksud dari semua yang mereka dengar dan lihat. Mereka mengharap penjelasan yang jelas dan transparan dari Carlos untuk semua ini, terlebih maksud dari dokumen jual beli itu."Perusahaan mengalami masa krisis dan mungkin sebentar lagi akan bangkrut, lalu hancur. Aku hanya ingin menyelamatkan harta yang masih ada," ucap Carlos memberi penjelasan tentang kondisi perusahaan pada Arnold dan Van.Kedua pria tersebut semakin meradang. Mereka me
"Kalian pikir, saya memiliki banyak waktu untuk mendengarkan perdebatan kalian ini?" Suara Smith terdengar sedang memperhitungkan untung dan rugi atas waktunya yang sia-sia karena harus mendengarkan perdebatan yang mungkin pikir mereka tidak berguna bagi Smith. Padahal, setiap kata yang keluar dari bibir mereka merupakan informasi yang dia butuhkan."Tuan Smith, maafkan saya. Tidak seharusnya saya membiarkan Anda menyaksikan keributan ini," sesal Carlos. Meski berbicara dengan Smith, tetapi matanya menatap sinis dan tajam ke arah Arnold dan Van."Tuan Carlos, setiap detik waktu tuan Smith itu sangatlah berharga. Hari ini, Anda bahkan membiarkan tuan Smith menghabiskan banyak waktu hanya untuk mendengarkan perdebatan kalian yang sama sekali tidak menguntungkan baginya," ucap Angel menjadi penyambung lidah Smith."Nona Angel, maafkan saya. Saya tidak bermaksud untuk melakukan hal itu pada tuan Smith. Ini semua di luar dugaan saya. Sekali lagi, saya mohon maaf," ucap S
"Maksudmu apa, Pa? Kamu tidak mau memberikan uang itu padaku?" Setelah Carlos menolak memberikan uang hasil penjualan perusahaan kepada Tanty dengan alasan tidak memiliki uang itu, Tanty menjadi tidak bisa berbicara pelan dan rendah lagi. Namun, Carlos mencoba untuk menenangkan istrinya dan berjanji akan menjelaskan situasinya. Meskipun begitu, situasi ini tetap membuat Tanty merasa kesal dan frustasi atas keputusan Carlos."Ma, biar aku jelaskan." Carlos meminta istrinya untuk tenang."Ya, kamu harus jelaskan padaku, Pa, kemana uang itu! Atau jangan-jangan ...."Tanty terdiam tanpa menyelesaikan kalimatnya dengan lengkap. Namun, tatapan matanya yang tajam dan penuh arti mengisyaratkan kecurigaan yang dalam. Tanty merasa curiga bahwa suaminya sendiri telah melakukan penyelewengan terhadap uang tersebut. Hal ini membuat Tanty merasa khawatir dan tidak tenang karena uang tersebut merupakan milik bersama mereka. Dia berusaha untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan uang te
"Biarkan dia masuk!" seru Alana pada satpam."Tapi, Nyonya?"Satpam yang sedang berdiri di depan Alana dan Carlos terlihat ragu-ragu. Bola matanya terbagi antara kedua orang tersebut. Terlihat dari pancaran matanya, sang satpam merasakan rasa takut karena mungkin saja akan melawan peraturan perusahaan, namun juga merasakan hormat pada keduanya. Namun, kekhawatiran dan rasa ragu juga terlihat jelas di dalam matanya.Melihat hal tersebut, Alana segera memberikan kata-kata pengertian kepada sang satpam agar tidak khawatir dan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Meskipun begitu, tetap saja ada perasaan takut dan keraguan yang menghantui hati sang satpam dalam menjalankan tugasnya sebagai pengaman area tersebut."Jangan khawatir!" ucap Alana mengerti."Baik, Nyonya," sahutnya sedikit membungkuk memberi hormat.Satpam tersebut segera memberi jalan untuk Alana dan Carlos. Namun, setelah Alana melintasinya, Carlos sejenak berhenti tepat di depannya."Kamu membuat masalah denganku, jangan
"Anda yakin kalau aku telah melakukan penjebakan?" Leo ingin mendengar sekali lagi apa yang dituduhkan Carlos padanya."Ya, ini semua pasti jebakan yang telah kamu rencanakan sejak lama. Kamu memang licik, Leo! Kamu bukan hanya telah menyebabkan kakakku dan istrinya meninggal, tetapi kamu juga bermaksud untuk menghancurkan aku dan Alana," ucap Carlos dengan suara menggebu.Leo menertawakan perkataan Carlos yang membalikkan fakta yang sebenarnya."Apa tidak sebaliknya, Tuan Carlos?" sahut Leo masih menertawakan perkataan Carlos. "Kamu yang telah melakukan penjebakan padakku agar Alana mengusir aku dari perusahaan ini. Kamu ingin menguasai perusahaan ini dengan mempengaruhi kepolosan Alana," sambung Leo menguak sedikit demi sedikit sifat licik Carlos.Carlos tidak mengakui kalau catatan dan beberapa bukti yang ditunjukkan Alana padanya adalah perbuatannya. Pria itu berdalih kalau semua uang yang dikeluarkan oleh perusahaan memang benar untuk pembelian dan pengadaan barang-barang pembang
"Sialan! Kamu pikir kamu siapa berani memukul aku? Kamu itu hanya orang rendahan, kamu hanya pecundang!" Carlos marah pada Marco karena pengawal Alana itu berani memukulnya hingga tersungkur membentur meja. Wajah pria itu merah membara dengan tatapan tajam."Bukan hanya memukulmu, bahkan membunuhmu pun, akan aku lakukan," seru Marco. Wajah Marco terlihat sama garang dan bengisnya seperti Carlos. Namun, ada satu hal yang membedakan mereka. Marco merasa memiliki kewajiban untuk menjaga keselamatan Leo dan Alana karena pernah diselamatkan nyawanya dan dijamin kehidupannya oleh Leo. Oleh karena itu, ketika mendengar Carlos mengecam dan mengucapkan kata-kata buruk tentang Leo, Marco merasa sangat tidak terima.Dia telah bersumpah dalam hati untuk menjadi pelindung mereka seumur hidupnya. Wajahnya yang garang dan bengis bukanlah tanda bahwa dia tidak punya hati nurani atau empati. Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa dia siap untuk melawan siapa pun yang mencoba membahayakan orang-orang yan
"Leo, kamu yakin?" Damian merasa ragu."Cepat berikan padaku, Damian!" seru Leo meminta Damian memberikan dokumen yang dibawa Damian padanya."Tapi, Leo?""Cepat!" teriak Leo dengan suara lebih keras. Bahkan, Leo yang sejak tadi tidak melihatnya karena terus menatap Alana, kini memutar leher dan memberinya tatapan marah.Damian yang baru datang karena Leo menelponnya dan memintanya membuat surat peralihan perusahaan merasa tidak setuju. Dia pikir masih ada cara lain untuk menyelamatkan Alana tanpa harus menyerahkan perusahaan pada Carlos.Namun, melihat tangis Alana juga nyawanya semakin terancam, Leojuga mendesaknya, akhirnya Damian pun menyerahkan dokumen itu."Lepaskan dia!" seru Leo pada Carlos setelah dokumen ada di tangannya.Carlos tertawa keras."Tidak semudah itu, Leo. Aku harus memeriksanya terlebih dahulu," ucap Carlos."Jangan berbelit-belit, Carlos!" bentak Leo. Kesabarannya telah habis, tetapi nyawa Alana dalam bahaya."Carlos!" teriaknya lagi.Leo kembali terkejut dan n