Share

Takluknya Penguasa Kampung

"Syukurlah, Mbak Murni juga bersedia menjadi saksi permohonan maaf saya pada Bapak Sadikin," lanjut Pak RT.

Kami semua duduk di kursi tamu, berhadapan dengan Pak RT. Orang yang pernah meng-kalim dirinya sebagai Penguasa Kampung itu, kini hanya menunduk di hadapan kami yang hanyalah warga biasa. 

Baik aku, Mila, Ibu,maupun Bapak, sengaja tak membuka suara lebih dahulu, kami tak berkata sepatah kaya pun, dan membiarkan Sang Penguasa Kampung ini gelagapan serta salah tingkah. Bibirnya seakan membeku, seperti tak.tahu harus bicara apa.

"A—anu, sa—saya mau minta maaf," ucap Pak RT pada akhirnya, dengan terbata-bata. Nampak jelas sekali rasa malu bercampur tidak nyaman di wajahnya. Tokoh masyarakat yang terbiasa berbicara bijaksana dengan lancar di hadapan umum, pidato sana—sini, kini kehilangan wibawa dan keahliannya di hadapan keluargaku. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status