Beranda / Urban / Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda / Bab 6 : Tensi Tinggi Erlangga

Share

Bab 6 : Tensi Tinggi Erlangga

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-14 04:43:47

“Lena, duduklah,” perintah Tiara pada Elena yang terpaku menatap Erlangga.

Tanpa berkata-kata Elena duduk di sisi kanan meja makan. Erlangga pun duduk di sisi kiri, sementara Tiara duduk di bagian tengah. Kemudian, Tiara memanggil seorang pelayan untuk melayani mereka.

“Suti...! Siapkan jus apel, jus alpukat dan jus wortel.”

“Baik Nyonya besar,” jawab Suti menganggukkan kepalanya dan berlalu dari meja makan.

“Ayo, makanlah...,” ajak Tiara melihat ke arah Elena dan Erlangga.

Terdengar denting sendok dan garpu dengan lembut tanpa terdengar obrolan diantara mereka bertiga. Suti membawakan 3 buah jus dan berdiri menunggu perintah Tiara. Sekitar 10 menit usai Suti berdiri dengan membawa nampan berisi 3 gelas jus. Tiara pun memerintahkan pelayannya untuk membawa ketiga jus tersebut ke taman belakang rumah.

“Suti, kamu bawa jus itu ke taman sekarang,” perintah Tiara yang beranjak dari meja makan.

“Ayo Er..., Lena...,” ajak Tiara.

Tiara jalan terlebih dahulu, setelah itu Elena pun berjalan. Disaat Elena baru berjalan sua langkah, Erlangga pun bertanya, “Dimana Sakti?”

Elena yang terkejut mendengar pertanyaan Erlangga menoleh ke arah lelaki itu dan menjawab dengan gelagapan, “Sakti...? Hmmm..., Biasanya dibelakang sama pengasuhnya. Tapi, mungkin di depan..., Oh, bukan..., Di taman samping. Ya, ya, taman samping.”

Erlangga yang melihat Elena bingung harus menjawab apa tentang Sakti, jadi tersenyum juga. Kemudian, mereka pun jalan bersama tanpa berkata-kata.

Setelah sekian lama tak bertemu, ada semacam jarak diantara mereka. Penampilan Elena yang terlihat lebih dewasa usai melahirkan Sakti, menambah kecantikan pada wajahnya. Sementara, Erlangga yang terus melampiaskan emosinya dengan berolah raga, membuat tubuhnya sispek dan terlihat tambah gagah, namun wajah Erlangga yang macho dengan rahang keras membuat lelaki tampan itu kian gagah.

Dalam hati Elena pun bergumam, ‘Uhm..., Erlangga tambah tampan dan lebih lelaki banget dengan kulit agak kecokelatan. Apa dia selama ini Fitnes dan sering ke laut?’

Begitu juga dengan Erlangga yang berbisik dalam hati, ‘WOW..., Elena keliatan semakin cantik dengan tubuh yang semakin berisi. Apa karena dia pernah melahirkan.., jadi semakin seksi dan..., kenapa bagian dadanya tambah besar? Ahh! Ini pikiran kotor amat sih.’

Sesampai di taman, mereka bertiga duduk pada kursi bulat terbuat dari batu pualam berwarna putih. Lalu, menikmati jus yang telah diletakan di meja makan.

Tiara yang sebelumnya telah berbicara dengan Erlangga lewat telepon agar, putranya bisa bersikap lunak dan tidak mengungkit kejadian yang lewat demi seorang calon penerus sengaja ingin sebagai penengah diantara mereka, ia berharap semua berjalan sesuai rencananya.

“Lena..., Er..., Mami mengajak kalian berdua duduk di taman ini untuk memastikan. Apa kalian benar-benar akan bercerai?” tanya Tiara menatap kedua anak muda tersebut.

Sejenak suasana di taman hening. Elena dan Erlangga tampak sibuk dengan jus yang sedang diminumnya dengan tandas. Setelah itu, terlihat Elena memejamkan matanya.

Seolah mengingat kejadian saat mereka ke rumah duka Jamila. Ada rasa sakit yang masih dirasa kala dilihat Erlangga bersama Bella. Dalam hati terdalam Elena ada pula sebongkah rasa sesal atas kesalahannya pada Erlangga.

Atas segala hal yang telah terjadi diantara mereka, Elena dalam waktu hampir 3 bulan ini telah bertekad untuk tetap bercerai dari Erlangga dan berharap dengan bercerai, mereka mampu membuat hubungan yang tak baik menjadi lebih baik lagi. Maka, Elena menjawab tegas pertanyaan Tiara.

“Ya ... Lena pikir, lebih baik kami bercerai. Saya nggak mau Erlangga mengungkit kejadian yang telah lalu, karena memang nggak gampang bagi Erlangga melupakan semua kejadian. Apalagi, ada Sakti diantara kami,” ucap tegas Elena.

Erlangga yang tak menduga Elena akan menyetujui perceraian diantara mereka pun hatinya meradang. Apalagi saat ia teringat atas kejadian yang telah lewat, membuat hatinya bertambah kesal, sehingga Erlangga pun lepas kontrol saat berbicara.

“Bagus! Aku juga maunya bercerai dari kamu! Siapa juga yang mau balik sama perempuan yang nggak bisa jaga kehormatannya! Perlu kamu ingat! Aku juga udah menggugat kamu!” dengan geram Erlangga mengatakan hal yang seharusnya tak di katakannya.

Erlangga pun berdiri dan menatap wajah Elena yang tampak memerah mendengar ucapan lelaki tampan calon ayah dari bayi yang dikandungnya saat ini.

“Erlangga...! Stop! Kamu tau..., Elena sedang hamil anak kamu!”

“Oh yaa..? Anak saya...? Mami jangan gampang percaya begitu aja sama perempuan suka bohong ini. Bisa jadi anak yang dikandungnya, saham dari suami Mami yang brengsek itu! Mereka berdua itu sama-sama maniak!” maki Erlangga mengungkap kekesalan hatinya dengan menunjuk-nunjuk ke wajah Elena dalam posisi berdiri.

“Er ... Demi apa pun, anak yang aku kandung ini anak kamu. Kalau kamu nggak percaya kita bisa lakukan DNA. Silakan kamu benci aku. Kita juga akan bercerai secara baik-baik. Tapi, anak dalam kandunganku ini nggak bersalah. Aku yang salah dan aku minta maaf..., kelak anak ini harus tau siapa ayahnya, walaupun kita bercerai... ” ucap lirih Elena menatap lelaki yang selama ini dirindukannya.

“Apa ... cerai baik-baik? Apanya yang baik? Kamu memang sejak awal sudah punya niat jahat sama keluarga ini! Kamu jual tampangmu itu ke Papi tiriku demi uang. Bagiku, Jamila lebih mulia dari kamu yang munafik! Nggak mau jual diri tapi jadi lonte di rumahku sendiri. Dasar jal...”

“Cukup! Er...!” teriak Tiara memotong umpatan dan caci maki yang diutarakan oleh putranya.

Terlihat Elena telah menangis namun, Erlangga tetap mencaci makinya. Karena itu Tiara menghardik putranya. Biar bagaimana pun, anak di dalam kandungan Elena lebih berharga dari apa pun dan akan ia persiapkan untuk membalas dendam pada Herlambang.

Semua hal yang direncanakan Tiara untuk menyatukan kembali hubungan Elena dan Erlangga demi seorang penerus akhirnya berantakan. Putranya yang temperamen tidak bisa diajak kerja sama. Namun Tiara tetap bertekat akan menyatukan mereka kembali.

“Baiklah, Er memang lebih baik nggak ke rumah ini lagi!”

Bersamaan dengan kata-kata dan kekesalan hatinya yang kian memuncak, Erlangga bangkit dari tempat duduknya. kemudian, meninggalkan Elena yang masih menangis dan menundukkan kepalanya.

Sedangkan Tiara yang melihat putranya meninggalkan taman tersebut, mengikuti langkah panjang Erlangga dan terus memanggil putranya.

“Erlangga...! Tunggu. Er ... tunggu!”

Sesampai di teras, Tiara pun berbicara dengan putranya dengan wajah penuh rasa kecewa. Karena apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang ia ingini.

“Er, kenapa sih kamu nggak merubah sikapmu demi Mami? Mami ini udah tua dan lagi sakit. Mami kan udah ngomong ke kamu..., Kalau kalian nggak usah bercerai! Kok malah kamu bentak-bentak Elena. Ingat..., Anak yang dikandung Elena anak kamu!” keluh Tiara saat mereka di teras dengan memegang tangan Erlangga.

“Mii..., Maaf ... sepertinya Er tetap akan bercerai. Sulit sekali memaafkan Lena yang udah selingkuh dan punya anak dari hasil selingkuhannya. Tadi Er udah coba, tapi rasanya nggak segampang itu,” ungkap Erlangga.

Mendengar perkataan putranya, Tiara yang berkeinginan putranya tak bercerai tak mampu untuk menghalangi langkah putranya. Namun, ia berharap dengan intens nya pertemuan diantara mereka, akan ada timbul rasa cinta yang dulu ada. Walaupun pertemuan pertama kali ini, masih dalam tensi yang tinggi.

“Sekarang kamu mau kemana? Mami mau kamu menginap di rumah ini. Tolong, temani Mami, Er. Mami masih kangen kamu. Apalagi sebulan lagi kamu harus balik ke Perth. Ada banyak hal yamg mau Mami bicarakan. Tolong, sekali ini aja, turuti maunya Mami," pinta Tiara pada putranya.

“Nanti malam Er balik ke sini. Sekarang mau nongkrong sama temen-temen," janji Erlangga.

“Ok! Ingat jangan terlalu larut malam dan Mami mau kamu diantar sama pak Imam!” perintah Tiara.

Erlangga pun tidak ingin mengecewakan Tiara kembali. Maka ia pun menuruti Tiara untuk balik ke rumah ini lagi. Tak berselang lama, seorang sopir dan mobil yang akan mengantar Erlangga pun telah disiapkan.

Kemudian, Erlangga menuruni tiap undakan pada teras itu dan masuk ke dalam mobil yang akan membawa Erlangga ke tempat teman karibnya. Sementara Tiara kembali masuk ke dalam rumah.

Bab terkait

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 7 : Hasrat yang Memabukkan

    Erlangga pulang dini hari ke rumah dalam keadaan mabuk berat. Sopir yang diminta untuk mengantar pemuda tampan yang terlihat teler itu pun memapah dirinya bersama seorang sekuriti untuk menaiki tangga melingkar dirumah itu untuk sampai di kamarnya yang berada di atas. Sesampai di lantai atas, Imam yang tahu kalau antara Elena dan Erlangga belum bercerai mengetuk pintu kamar tersebut.Tok ... Tok ... Tok ...Elena yang baru saja memejamkan matanya usai membuatkan susu untuk Sakti yang berada di kamar bawah, terkejut dengan ketukan pada pintu kamarnya.“Siapa yaa...?” tanya Elena beranjak dari tempat tidurnya.“Maaf Nyonya Elena..., Saya sopir yang bawa Tuan Erlangga,” sahutnya pelan di depan pintu kamar Elena.“Erlangga?!” Cklek...!Pintu kamar wanita cantik itu pun terbuka, Elena pun mempersilakan sopir dan sekuriti di rumah itu untuk meletakan tubuh Erlangga yang tampak berantakan dengan bau alkohol serta bau asap rokok pada seluruh baju yang dikenakannya.“Makasih Pak Imam.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 8 : Ketagihan

    Setiap hari Dimas datang ke rumah Herlambang sekitar pukul 6 pagi untuk memberikan instruksi pada ke empat pelayan, satu orang sopir pribadi Tiara dan satu tukang kebun di rumah besar itu. Sedangkan sopir pribadi Herlambang, biasanya akan libur ketika Tuan besarnya tidak ke kantor seperti saat ini.Usai memberikan instruksi pada semua pelayan di rumah itu, sopir pribadi Tiara yang bernama Imam pun berbicara pada Dimas.“Pagi Pak Dimas, saya mau lapor,” bisik Imam saat mendekat Dimas.“Lapor apa?” tanya Dimas menatap selidik Imam.“Uhm, semalam Tuan muda Erlangga mabuk dan...”“Mabuk?” tanya Dimas melangkah ke samping rumah mewah itu dan diikuti oleh Imam.“Sekarang kamu bisa cerita,” pinta Dimas berdiri diantara pohon palem yang cukup tinggi.“Kemarin saya antar Tuan muda bertemu teman-temannya di tempat ngopi sampai jam 8 malam. Setelah itu, mereka bersama-sama pergi ke Night Club dan pulang dini hari dalam keadaan mabuk berat, Pak,” cerita Imam.“Apa Nyonya Tiara tau?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 9 : Rencana Tiara

    Elena turun dari lantai atas menuju ke ruang makan disambut dengan wajah ramah dan senyum semeringah Tiara, setelah ia mendengar cerita Darsih tentang hal yang sudah diduganya.“Pagi Lena..., apa Erlangga sudah bangun?” tanya Tiara tersenyum.“Udah, sekarang lagi mandi,” jawab Elena agak malu dan merasa Tiara telah mengetahui hal yang ia lakukan bersama Erlangga.“Wati...! Siapkan nasi goreng seafood nya,” perintah Tiara. Seorang pelayan yang dipanggil dan diperintah Tiara pun, bergegas untuk menyiapkan yang diminta tanpa berkata sepatah kata pun, Wati hanya menganggukkan kepala dan menata makanan di atas meja makan yang cukup besar.Setelah itu, pelayan pun menyiapkan minuman mineral dalam gelas bening panjang beserta segelas jus yang masing-masing telah dipesan oleh Tiara. Tanpa diberitahu, Wati pun berdiri di dekat meja makan yang berjarak 3 langkah dari tempatnya berdiri.Tiara meraih telepon direct yang berada di ruang makan tersebut untuk menghubungi Dimas, sang kepala pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 10 : Video Uh Ah Erlangga & Elena

    Perjalanan dari Jakarta ke daerah puncak memakan waktu sekitar 2 sampai 3 jam. Itu pun tergantung dari kondisi jalan saat itu. Apalagi, hari ini adalah hari kerja jadi jelas saja jalan akan padat merapat. Saat mendekati area puncak, terdengar dering ponsel Erlangga. Sementara Elena sendiri yang duduk di bangku belakang tampak hanya membaca sebuah novel untuk menemani sepanjang perjalanan ke puncak. Tetapi, saat Erlangga menjawab panggilan dari ponselnya, dada Elena mendesir. Ada rasa sakit, marah dan kesal pada sosok Bella yang sudah diketahuinya selalu mengejar-ngejar Erlangga. “Ya Bel..., Ada apa?” tanya Erlangga melihat ke arah spion tengah sembari mengamati Elena yang masih membaca sebuah novel. Elena yang terganggu saat Erlangga memanggil nama wanita itu, sengaja tetap membaca novel dengan telinga yang dipasang untuk mendengarkan pembicaraan sepihak dari Erlangga karena, suaminya menggunakan earphone, hingga Elena tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Bella, selingkuhan Erlan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 11 : Herlambang ke Vila

    Erlangga dan Elena pun kembali menikmati kebersamaan mereka hingga petang dan Erlangga kembali mengirimkan hasil rekaman tersebut ketika Elena tengah membersihkan dirinya. Setelah puas dengan aksinya, ia pun keluar dari dalam kamar menemui Dadang yang sedang bersiap-siap membuat api unggun. Terlebih cuacanya begitu cerah.“Mang, apa mami dan papi sering ke Vila ini?” tanya Erlangga saat menemui penjaga Vila itu di bagian teras Vila.“Beberapa kali Nyonya dan Tuan besar juga Tuan muda kemari waktu renovasi,” tuturnya langsung berdiri dan mempersilakan Erlangga untuk duduk di kursi kayu depan teras.“Tuan muda siapa?” tanya Erlangga penasaran seraya mengernyitkan dahinya.Dadang yang bingung dengan pertanyaan Erlangga justru balik bertanya pada lelaki tersebut, “Maaf Tuan Erlangga, bukannya yang beberapa kali Jitu anaknya Tuan sendiri?” “Siapa?” tanya Erlangga yang telah cukup lama mengeluarkan nama Sakti dalam hati dan pikirannya.“Kalau nggak salah namanya Tuan Sakti. Kata Nyon

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 12 : Terkapar usai Wik-Wik

    Erlangga dan Elena tampak menghabiskan waktu dengan bersama-sama mengelilingi api unggun. Sikap dan sifat Erlangga yang ramah mulai terlihat saat ia ikut membakar ayam dan Elena tengah ikut membakar jagung.“Ayo sini Ceu Emi ikut bakar jagungnya,” ajak Elena.Sedangkan ketiga lelaki, Dadang, Imam dan Erlangga membakar daging ayamnya. Dadang sengaja membawakan dua kursi rotan untuk diletakkan persis satu langkah dari api unggun dengan tujuan agar saat Erlangga dan Elena lelah, mereka bisa duduk di kursi rotan. “Er..., Jagung bakar punya kamu, pedes apa nggak?” tanya Elena mendekati tempat pembakaran ayam.“Dikit aja pedasnya, Lena. Ini ayam bakar kamu, gosong apa nggak? Hehehehehe...,” tawa Erlangga menggoda.“Awas aja kalau gosong, aku denda,” senyum Elena saat Erlangga menggodanya.Setelah matang, Emi membawa ayam bakar dan jagung bakarnya ke dalam Vila dan diletakkan pada meja makan di dalam Vila.Erlangga dan Elena yang masih berada diluar pun, kian merasakan hawa dingin at

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 13 : Amarah Erlangga

    Herlambang yang membawa Elena masuk ke dalam kamar, langsung merebahkan tubuh wanita cantik yang kian bertambah cantik seiring dengan kedewasaan dirinya dan pintarnya ia merawat diri. Setelah itu, Herlambang kembali ke ruang santai dengan membawa selimut tebal dan menyelimuti Erlangga yang tampak kacau berbaring pada permadani yang cukup tebal dengan pemanas di ruangan itu.Herlambang juga memunguti pakaian Elena yang berceceran di atas permadani dan membawanya ke dalam kamar. Sesampai di kamar, Herlambang yang masih berpakaian lengkap hanya mondar-mandir seraya memandang keindahan bentuk tubuh Elena dengan. Jakun yang turun naik. Bahkan, batang kelelakiannya pun telah pula berdiri tegak.Didekatinya tubuh nan elok wanita cantik yang telah membuatnya kecanduan. Teringat masa-masa gila kala mereka melakukan kenikmatan di lantai 14. Hasratnya seketika timbul. Matanya jelalatan memandang bentuk ternikmat yang sangat dirindukannya.Dengan napas menderu, dicium dengan lembut dan sangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 14 : Elena Merajuk & Bella Merindu

    Sesampai di dalam kamar, Elena hanya bisa menangis sembari memegang perutnya. Ia benar-benar sangat terpukul dengan perilaku Herlambang yang dengan sengaja masuk dan tidur di sebelahnya.Dengan terus memegang perutnya Elena menangis dan berdialog pada calon bayinya, “Dek, maafkan mama..., Sekarang papa nggak akan kembali lagi sama kita..., hikss..., Maafkan mama, sayang. Mama terlalu banyak kesalahan sama papa. Mama menyesal, maafkan mama, sayang..., hikss...”Atas rasa sedih dan sesalnya Elena terus berdialog pada jabang bayi yang dikandungnya. Keinginan besarnya untuk tidak bercerai dan kembali pada Erlangga semata karena ia ingin darah daging Erlangga, yang dikandungnya saat ini kelak akan mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sendiri.Namun saat semua harapannya hancur, Elena yang bersikeras untuk kembali pada Erlangga akhirnya mencoba untuk menghubungi lelaki muda nan tampan itu. Tetapi, panggilannya di reject oleh Erlangga.Setelah itu, Elena pun mengirimkan pesan pada Erlan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26

Bab terbaru

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 90 : Erlangga & Elena Tewas?!

    Erlangga yang mengetahui kedatangan Herlambang, membuat lelaki tampan itu uring-uringan. Di rumah, Erlangga yang tak pernah membentak Bella atas kesalahan kecil yang diperbuatnya, di pagi hari itu saat lelaki tampan itu akan ke kantor, membuat Bella menangis atas hal kecil yang tak diduganya.“Lain kali, kamu itu mikir! Masa iya aku ke kantor pakai pakaian ini? Apa kamu pikir ini cocok aku pakai? Padahal sejak awal kamu pilihkan pakaian ini, aku sudah ngomong..., singkirkan dari lemari pakaianku! Dasar perempuan nggak bisa buat suami bahagia!” teriak Erlangga pada Bella kala wanita cantik itu mengambilkan pakaian yang tak disuka oleh Erlangga.Elizabeth yang mendengar putrinya dibentak oleh Erlangga pun masuk ke dalam kamar itu dan menegur menantunya, “Ada apa sih sama kamu? Masalah pakaian saja sampai memaki-maki Bella! Apa putriku kurang baik mengurus putramu?!” Erlangga yang terkejut dengan kehadiran Elizabeth yang datang ke kamar mereka pun melirik ke arah wanita yang telah cukup

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 89 : Herlambang datang Elena kelelahan

    Perselingkuhan yang dimulai oleh libido yang tak tersalurkan oleh Elena, membawanya dalam pusaran ketakutan dan hasrat yang kian tak terbendungkan. Karena sejak saat itu, mereka sering melakukan hubungan intim di ruang kerja Erlangga. Terlebih, Bella kini sudah sangat percaya pada Erlangga sejak sang suami mempunyai sekretaris seorang lelaki.Seperti pagi ini, Erlangga berpamitan di pagi hari dengan alasan akan ada kunjungan dari investor sehingga ia harus mengecek seluruh data yang diminta oleh investor tersebut. Dan Erlangga juga meminta pada Elena untuk datang pukul 7 pagi, dengan alasan yang sama. Maka, saat Erlangga telah berada di ruangan kerjanya, lelaki tampan yang telah mempersiapkan diri dengan meminum vitamin dan suplemen serta obat kuat pun, menunggu kedatangan Elena.Tok ... Tok ... Tok ...“Ya masuk,” ucap Erlangga seraya tersenyum lebar kala melihat jam baru menunjukkan pukul 7 kurang sepuluh menit.Lelaki tampan itu beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Elena y

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 88 : Hasrat Liar Elena

    Kepergian Herlambang dalam menjajaki pembukaan perusahaan baru atas nama putranya Sakti, membuat Elena merasa kesepian saat berada di rumah. Wanita cantik itu lebih suka menghabiskan waktu di kantor, karena lebih cepat waktu berlalu dibandingkan saat ia berada di rumah. Terlebih saat ini, Sakti yang kini telah berusia 9 tahun, lebih banyak kegiatan ekstra di sekolah atau pun di tempat bimbel serta tempat olah raga.Seperti saat ini, setelah dua minggu berlalu, Elena yang merasa kesepian karena sang putra harus melakukan kegiatan olah raga memilih untuk ke rumah Herlina. Di rumah Herlina, Elena biasanya mengobrol banyak hal pada sang mama yang telah semakin menua.“Lena..., mama kangen sekali sama Jamila. Apa kamu bisa menghubungi Jamila?” tanya Herlina.“Ya Maa.., sekarang Lena hubungi Mila,” jawab Elena.Satu jam kemudian, Jamila yang diminta datang ke rumah Herlina pun, menyambangi wanita yang telah dianggap mamanya pula. Mereka bercengkerama dan bercerita pada masa tinggal di sebua

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 87 : Curhat & Hasrat Elena

    Sejak Erlangga mengajak makan siang Elena, hubungan mereka kian akrab. Keakraban mereka tanpa diketahui pasangan masing-masing telah terjalin selama 2 tahun sejak Elena menjadi kepala cabang dari perusahaan EDC tersebut. Namun, selama ini keakraban mereka hanya sebagai atasan dan bawahan, ayah dan ibu dari seorang pewaris utama. Dan mereka juga sering bercerita tentang rumah tangga masing-masing dengan kebahagiaan masing-masing serta membicarakan tumbuh kembang Satrya di bawah pengawasan Bella, ketika mereka makan bersama di saat Herlambang keluar kota. Hal ini mereka lakukan, agar tidak adanya kesalahpahaman atas hubungan yang kini terjalin di antara mereka. Seperti saat ini usai mereka mengikuti rapat di sebuah Bank Swasta, mereka pun makan bersama pada sebuah restoran. Di momen ini, Elena mulai mengeluhkan perihal diri Herlambang pada Erlangga. Dan hal itu jelas membuat Erlangga terkejut. Karena selama ini, Elena sangat bersemangat jika membicarakan tentang Herlambang yang sering

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   BAB 86 : Elena & Erlangga CLBK ?

    Erlangga yang sejak awal ingin memutuskan hubungan dengan Anggun akhirnya dapat dengan mudah melempar wanita yang semakin ingin memilikinya. Sementara, Elena yang telah dua kali ditolong Erlangga saat menghadapi kendala di tempatnya bekerja merasa berhutang budi atas segala tindakan yang telah dilakukan oleh Erlangga pada dirinya. Maka, usai pemecatan yang dilakukan langsung oleh HRD, Erlangga memanfaatkan kejadian itu dengan mengajak Elena untuk keluar makan bersama, kala wanita nan cantik jelita itu sedang menghadap di ruang kerjanya. “Terima kasih Pak, sudah menolong saya dari kekasaran sekretaris Bapak,” ucap Elena tersenyum samar.“Sama-sama. Memang selama ini, aku sempat dengar beberapa staf komplain ke HRD perihal perangai Anggun yang arogan dan kurang bisa diajak kerja sama. Finalnya ya tadi itu. Berarti dia itu orang yang nggak bisa menghormati orang lain, terlebih orang baru seperti kamu,” tutur Erlangga basa-basi dengan memikirkan siasat agar Elena bisa diajak makan bersam

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 85 : Anggun Cemburu pada Elena

    Sejak Elena bekerja di perusahaan milik keluarga Erlangga dan Herlambang, lelaki tampan itu sudah membuka percakapan untuk memberitahukan istrinya perihal Elena. Namun, setiap kali Erlangga membuka percakapan tentang Elena. Bella selalu menolaknya dan hal itu telah dilakukan beberapa kali, hingga akhirnya Elena telah bekerja di bawah kepemimpinan Erlangga selama tiga bulan.Erlangga kembali memberitahukan Bella perihal Elena pada pagi hari sebelum lelaki tampan itu berangkat ke kantornya di sebuah meja makan saat mereka sarapan pagi. “Sayang, aku ingin memberitahu kamu tentang Elena,” ucap Erlangga saat menyelesaikan suapan terakhir sarapannya.“Aku nggak mau tau!” ujarnya sembari meletakkan gelas usai ia meneguk air mineral yang ada dalam gelas panjang bening miliknya.“Sayang ... Mau nggak mau kamu harus mendengar penjelasanku sebelum kamu menuduhku macam-macam,” ujar Erlangga menyeka bibirnya dengan serbet putih.“Menuduh...? Maksudnya menuduh siapa?” tanya Bella menghentikan sua

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 84 : Elena digoda Erlangga membela

    Tiga bulan setelah Elena menyandang gelar sarjana manajemen and Business, wanita cantik itu pun mulai memberanikan diri untuk terjun langsung dalam bisnis yang digeluti oleh Herlambang setelah suami tercintanya menjelaskan secara rinci perusahaan yang selama ini dimiliki oleh Erlangga dan dirinya. Dimana, perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan beberapa Bank yang menawarkan jasa dalam pengembangan digital seperti mesin EDC.Selama ini, perusahaan tersebut telah menjadi distributor utama mesin EDC, sebuah mesin yang digunakan untuk bertransaksi di beberapa merchant seperti resto, butik, swalayan termasuk hotel-hotel. Kalau selama ini, perusahaan ini hanya sebagai pemasok mesin EDC atau mesin gesek untuk transaksi yang dilakukan beberapa merchant terkait, kini sejak kehadiran Erlangga dan menyandang sebagai CEO, lelaki tampan itu melakukan terobosan baru dengan mendirikan anak perusahaan yang mengelola mesin EDC berikut System IT yang dikembangkan sebagai inovasi dari mesin EDC ya

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 83 : Permintaan Maaf Erlangga

    Bella yang telah kesal dengan Elena tak mampu melampiaskan kemarahannya pada wanita cantik itu. Untuk melampiaskan kekesalannya pada Erlangga pun, bukan suatu yang bisa ia lampiaskan. Apa lagi mengikuti cara Elizabeth. Kalau saja dirinya tidak mandul, mungkin ia sudah memaki-maki dan melampiaskan kekesalannya pada Erlangga dan Elena. “Sekarang, Bella harus gimana Maa?” tanya wanita cantik nan judes itu sembari memegang dan memijat-mijat dahinya.“Kasih aja foto ini, tanya baik-baik pada Erlangga. Kenapa dia harus bohong jika harus bertemu dengan Elena? Dengan begitu, Erlangga akan semakin menghormati dan menganggap dirimu memang berkelas. Jangan marah-marah ... Pakai akalmu,” nasihat Elizabeth.“Mama sih, gampang. Pakai akal ... Mama aja yang tahu Papa nikah sama sekretarisnya langsung labrak dan buat Papa malu di kantornya dan lebih memilih wanita itu...,” cibir Bella yang kesal atas nasihat Elizabeth.“Bella, kenapa Mama minta cerai? Karena untuk apa juga Mama urus Papa kamu yang u

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 82 : Semua kebohongan Erlangga

    Bella yang penasaran atas cerita Elizabeth atas diri Erlangga sedikitnya merasa penasaran atas apa yang dikatakan mamanya. Karena itu, usai ia melakukan Nail pada kuku jemari tangan dan kakinya, wanita cantik itu dengan keraguan di hatinya beberapa kali meraih ponselnya dan meletakkannya kembali dengan bermonolog.“Aku nggak bisa curiga seperti itu terus menerus sama Erlangga. Kalau ternyata kecurigaanku salah dan apa yang dituduhkan mamaku hanya berita kebohongan, bagaimana cara aku mempertahankan mama tinggal disini?” tanyanya pada diri sendiri.Bella yang ragu untuk menghubungi Erlangga, kembali meletakkan ponselnya untuk ke sekian kalinya. Hingga akhirnya, wanita cantik itu memanggil Indah yang biasanya sedang menonton televisi di kamar Satrya.“Indah...! Indah...!” panggil Bella setengah berteriak hingga membuat beberapa pelayan di rumah itu, berlari ke ruang keluarga.Melihat dua orang pelayan di rumah itu tergopoh-gopoh berlari ke arah Bella yang ada di ruang keluarga, membuat

DMCA.com Protection Status