Share

Bab 1781

Penulis: Hargai
Saat itu Darius menjanjikan segalanya pada Quenne, menyuruhnya untuk tenang dan dia pasti akan menjaga Bulan dengan baik.

Meski kalung antik itu tidak bisa dikatakan tidak ternilai, tetap saja harganya ada beberapa miliar. Walaupun dihitung sebagai biaya akomodasi, Darius tidak boleh membiarkan Bulan tinggal di loteng.

Keterlaluan!

Quenne merasa marah dan ingin menunggu Darius kembali untuk menanyainya.

Saat ini Sonya tiba-tiba menarik tangan Silvia dan berkata, "Bu, aku mau ke kamar mandi."

Silvia berdiri dan melihat sekeliling ruangan kecil itu. Melihat tidak ada kamar mandi, dia membawa putrinya keluar untuk mencarinya. Akan tetapi, ternyata pintunya terkunci dari luar dan tidak bisa dibuka.

Apa-apaan ini?

Silvia menatap Quenne dengan gelisah, "Quenne, kita terkunci di sini!"

Quenne sadar kembali, kemudian meletakkan barang di tangannya dan pergi membuka pintu. Dia memutar pegangan pintu dengan keras. Raut wajahnya menjadi muram begitu memastikan pintunya terkunci.

"Ibu, Bibi Quenne
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1782

    Setelah mengatakan itu, Jovita bergegas kembali ke dapur.Darius meletakkan peralatan memancingnya dan duduk di sofa dengan malas sambil menunggu untuk minum sup.Setelah beberapa saat, Jovita keluar dengan semangkuk sup kaki ayam yang masih mengepul. Di dalamnya ada beberapa potong kaki ayam yang empuk."Ayah, cepat cicipilah. Bagaimana rasanya? Aku mempelajarinya hanya untukmu!"Darius sangat lapar, jadi dia mengambil mangkuk itu tanpa banyak berpikir, lalu menyesapnya setelah meniupnya untuk mendinginkannya.Rasanya lumayan.Setelah meminum sup kaki ayam yang lezat, Darius merasa sangat senang, "Lumayan, kamu cukup berbakat dalam memasak. Kelak kamu bisa belajar membantu ibumu memasak!"Awalnya Jovita sangat senang dipuji oleh ayahnya, tetapi dia menjadi marah begitu mendengar ayahnya menyuruhnya kelak belajar memasak lebih banyak."Ayah, kamu suka makan apa? Aku bisa belajar memasaknya untukmu sesekali! Tapi kalau ayah ingin aku memasak setiap hari, aku benar-benar nggak bisa! Aku

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1783

    Wulan langsung tersenyum dan bekerja sama dengan putrinya, "Ya, Darius. Mereka adalah dua teman bermainku. Kukira Jovita mengundang mereka masuk untuk duduk!"Darius memercayai apa yang mereka katakan, tetapi wajahnya terlihat sinis, "Main kartu terus! Cuma tahu main kartu sepanjang hari. Kelak kamu tinggal di rumah saja dan jangan keluar kalau nggak ada kepentingan! Sudah berapa banyak uang yang terbuang karena kalah!?"Wulan merasa tidak adil, "Darius, mana mungkin bisa kalah setiap hari? Hari ini aku menang banyak! Tinggal di rumah juga membosankan sekali ...."Darius mendengus, "Kamu tinggal di rumah, putrimu juga. Nggak ada di antara kalian yang benar. Berapa pun uang yang dimiliki Keluarga Alister nggak akan cukup untuk menghidupi kalian berdua!"Wulan bergumam, "Masih bisa menceramahiku? Bukankah kamu pergi memancing setiap hari dan nggak pergi bekerja?"Suaranya sangat pelan, tetapi Darius masih mendengarnya.Darius membelalakkan mata dan membentak, "Apa katamu? Lebih keras!"M

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1784

    Loteng.Wulan tanpa sadar mengangkat kepalanya dan melihat ke atas, "Kamu benar-benar membawa mereka ke rumah dan nggak takut ayahmu akan tahu!"Jovita meraih lengan ibunya dan menariknya ke atas sambil berkata, "Makanya kita harus menyingkirkan kedua wanita itu sebelum ayah pulang supaya mereka nggak berani datang mencari ayah lagi. Cepatlah, Bu!"...Jovita mengambil kunci dan membuka pintu loteng. Quenne dan Silvia masih di dalam.Mereka baru saja memikirkan bagaimana cara melarikan diri dari sini. Tidak ada gunanya menggedor pintu dan berteriak, tetapi pintu tiba-tiba terbuka ....Jovita membawa masuk ibunya dengan tangan terlipat dan menunjuk ke arah dua wanita cantik dengan dagunya, "Bu, ini dua wanita itu! Entah yang mana yang merupakan kekasih lama ayah!"Wulan menatap kedua wanita di ruang loteng dengan tidak ramah, benar-benar merasa terancam oleh kecantikan mereka.Dia selalu merasa dirinya terawat dengan baik untuk usianya. Setelah melihat kedua wanita ini, kepercayaan diri

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1785

    Wulan mendengus, "Aku sudah sering melihat wanita sepertimu. Bukankah kamu cuma tertarik pada keluarga Darius yang punya harta dan ingin panjat sosial? Biar kuberi tahu, jangan mimpi! Selama bertahun-tahun, aku bisa tetap stabil di Keluarga Alister karena aku nggak cuma duduk dan makan tanpa melakukan apa pun!"Setelah mendengar perkataannya, Quenne menyadari mengapa mereka dikurung di sini. Ternyata ibu dan putrinya mengira mereka datang untuk mencuri pria.Meskipun Quenne tidak memiliki selera yang bagus dengan pria, dia tidak memiliki pemikiran seperti itu terhadap Darius.Quenne berkata dengan sopan, "Nyonya Alister, kamu terlalu banyak berpikir! Aku nggak punya hubungan dengan suamimu sebelumnya, kami nggak lebih dari teman sekelas lama. Hari ini aku datang mencarinya karena aku ingin menanyakan beberapa hal lama kepadanya. Kamu nggak perlu terlalu cemas seperti ini."Wulan agak marah saat kegugupannya terungkap dan merasa agak kehilangan muka, "Aku gugup? Mata mana yang bisa meli

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1786

    "Bersumpah?" Wulan menganggap itu konyol, "Kamu nggak perlu bersumpah, aku nggak akan percaya padamu! Kalau apa yang kamu katakan itu benar, seharusnya sekarang kamu nggak muncul di rumahku!""Selain itu, putrimu sudah nggak di rumah kami lagi. Kalau ada pertanyaan, pergilah ke rumah Keluarga Dirgantara dan tanyakan pada putrimu! Kenapa datang mencari suamiku dengan pakaian seperti itu?"Quenne merasa dituduh secara tidak adil. Mana ada dia berdandan begitu cantik? Dia datang dengan tergesa-gesa tanpa sempat mencuci muka atau menyisir rambutnya dan kemari dengan pakaian yang dia kenakan.Melihat Wulan terlalu waspada, Quenne tidak ingin berdebat dengannya, "Nyonya Alister, nggak masalah kalau kamu nggak mengizinkan aku menemui suamiku, tapi ada beberapa masalah yang harus kuhadapi langsung dengan suamimu. Kamu bisa memberiku nomor teleponnya dan aku akan pergi setelah mencari tahu."Wulan menyilangkan tangannya dan berkata, "Masih mau nomor telepon suamiku. Kurasa sebaiknya kamu jangan

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1787

    Gawat kalau segalanya menjadi semakin kacau ....Melihat Sonya diadang dan tidak mampu melawan, Jovita sangat marah, "Ck, ck, kok nggak berani menyerangku? Bukankah tadi kamu begitu hebat?"Sonya sangat marah dan ingin melewati ibunya untuk menghajarnya ....Silvia membujuk putrinya dengan suara rendah, "Sonya, tenanglah! Kita nggak boleh menimbulkan masalah pada gurumu!"Sonya belum pernah mengalami penindasan seperti itu, "Bu, tapi dia ...."Silvia berkata, "Sonya, patuhlah!"Jovita tertawa beberapa kali, melampiaskan kemarahannya terhadap ayahnya pada mereka dan mengucapkan kata-kata jahat untuk mengejek mereka. Dia juga memegang sebuah pisau untuk mencegah mereka kabur.Wulan juga membantu putrinya dengan mengejek Quenne, Silvia dan putrinya.Akan tetapi, pada saat ini bel pintu rumah tiba-tiba berbunyi dan bel pemisah di lantai atas berdering yang suaranya sangat keras.Suara ini mengejutkan Wulan dan putrinya, mereka pun saling menatap dengan gugup ....Siapa yang datang?Mungkin

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1788

    Wulan sangat ketakutan dan baru sadar saat Silvia memintanya untuk memanggil ambulans. Setelah berpikir sejenak, kemungkinan Darius sudah pulang dan wanita ini juga bersimbah darah. Kalau Darius tahu dia telah menyakiti orang, dia pasti tidak akan menginginkannya lagi.Setelah memikirkan hal ini, Wulan membuat semuanya semakin buruk dan mengancam Silvia serta putrinya dengan pisau sambil berkata, "Mundur! Hari ini nggak seorang pun di antara kalian diizinkan keluar!"Silvia berkata dengan cemas, "Apa kamu gila? Tahukah kamu kalau seseorang yang kehilangan banyak darah bisa tewas?"Wajah Wulan terlihat sangat panik. Dia tentu saja tahu orang yang kehilangan banyak darah akan tewas, tetapi bukankah wanita ini baik-baik saja untuk saat ini? Setelah Jovita mengantar Darius keluar, dia akan mengantar wanita itu ke klinik ayahnya untuk menghentikan pendarahan.Dia tidak bodoh dan tidak ingin membunuh tanpa alasan ....Tepat saat Wulan mengharapkan putrinya untuk membawa Darius pergi, teriaka

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1789

    Jovita jatuh dan terbentur panel pintu rumahnya hingga berteriak kesakitan.Pria berbaju hitam menatap Jovita dari atas tanpa menunjukkan rasa kasihan, kemudian bertanya dengan suara dingin dan kasar, "Aku melihat Nyonya dan Nona Muda memasuki rumah kalian, tapi dia nggak keluar! Sebaiknya cepat serahkan mereka. Kalau nggak, kami nggak akan segan lagi!"Kata-katanya mengancam dan nadanya tidak kasar seperti sebuah ancaman tenang yang sangat berbahaya ....Nyonya dan Nona Muda mereka masuk tanpa keluar? Baru saat itu Jovita sadar. Mungkinkah Nyonya dan Nona Muda yang dikatakan orang-orang ini adalah ibu dan anak yang baru saja dia kunci di lantai atas serta dibawa ke kamar mandi?Ya ampun! Mungkinkah dia secara tidak sengaja menyinggung keluarga orang penting lagi? Bagaimana ini ....Tepat saat Jovita ketakutan, Wulan bergegas turun dari lantai atas. Dia terkejut saat melihat situasi di pintu masuk dan melihat putrinya jatuh ke lantai dalam keadaan yang menyedihkan, jadi dia bergegas pe

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status