Home / Romansa / Harem milik Suamiku / Bab 76 : Frustasi

Share

Bab 76 : Frustasi

Author: 2miles_dreams
last update Last Updated: 2022-12-21 18:16:33

Kemudian...

Kedua pria tampan yang duduk bersebelahan di mobil, saling melirik satu sama lain. Martin duduk di kursi pengemudi dan Max di kursi penumpang depan. Mobil itu sedang melaju ke Edelweis Mansion. Max mengizinkan Marigold untuk menghabiskan waktu beberapa hari di apartemen lamanya.

"Kenapa dengan wajahmu?"

Pertanyaan itu dilontarkan bersamaan.

Max tergelak melihat ekspresi Martin yang cemberut seperti habis menikmati semangkuk penuh pecahan beling dan paku. Sedangkan Martin, dengan muram memperhatikan ekspresi ceria Max yang membuat silau dan bercahaya bak aura orang suci dan para santa.

"Kita perlu mampir ke IGD?" tanya Max dengan menahan gelak tawa. "Luka di bibirmu membutuhkan perawatan ekstra dari suster cantik nan seksi supaya cepat sembuh."

"Brengsek! Tidak perlu mengejekku," geram Martin jengkel sambil mengelus sudut bibirnya yang pecah. "Berapa ronde yang diberikan istrimu? Wajahmu terlihat terlalu sombong, tidak mungkin hanya satu ronde permainan."

"Ha-ha-ha.."

Marti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Harem milik Suamiku   Bab 77 : Si playboy Martin

    Setelah mengantarkan Max ke Edelwise Mansion, Martin pulang ke apartemennya.Drrrtt-drrtt-drrrtt.Martin menggeser tombol hijau. Sejurus kemudian nampaklah seraut wajah cantik di layar ponselnya. Sebuah panggilan video call membuat senyum Martin mengembang."Halo Nina?" sapa Martin sambil meletakkan kotak p3k beserta kompres es di atas meja, lalu duduk di kursi menghadap ke arah layar ponsel yang disandarkan pada sebuah toples biskuit. "Ada apa meneleponku?""Martin, apa wajahmu baik-baik saja?" tanya Nina yang ekspresi wajahnya terlihat khawatir di layar ponsel. "Kenapa tadi kamu buru-buru pulang? Harusnya kamu membiarkan aku mengobati lukamu, Martin.""Jangan khawatir," ucap Martin menenangkan Nina yang mencemaskan dirinya. Perhatian gadis cantik itu membuat dirinya merasa.. senang. "Lihat, sekarang aku sedang merawat lukaku. Aduh..""Apakah sakit?" desak Nina dengan raut wajah yang berkerut cemas melihat Martin yang tiba-tiba mengaduh kesakitan saat mengompres sudut bibirnya dengan

    Last Updated : 2022-12-22
  • Harem milik Suamiku   Bab 78 : Istri kembar Max (1)

    Akhir pekan.Max menarik-narik dasi kupu yang mencekik lehernya. Mobil membawanya menuju rumah keluarga Lily dan Peony, istri Max yang kembar. Mereka berdua akan merayakan ulang tahun di kediaman mewah keluarga mereka. Pesta meriah ini diadakan sore hari hingga malam nanti.Cklek."Silakan Tuan Max," ucap Pak Umar sopir pribadinya membukakan pintu mobil untuknya.Max sambil keluar dari mobil, memandang ke sekeliling taman hingga ke teras yang sudah penuh dengan para tamu. Max merapikan jas tuxedo nya agar tidak ada lipatan serta kerutan kain yang terlihat."Anda bisa menghubungi saya jika ingin meninggalkan tempat ini," lanjut Pak Umar sambil menutup pintu mobil."Hm-hm." Max mengangguk samar atas informasi yang diberikan sopirnya.Rencananya, Max akan berada di pesta ini selama satu hingga dua jam ke depan. Berbasa-basi sedikit dengan keluarga mertua, mengucapkan selamat ulang tahun pada kedua istri kembarnya, serta menikmati sedikit menu hidangan disana sekedar menunjukkan sopan san

    Last Updated : 2022-12-23
  • Harem milik Suamiku   Bab 79 : Istri kembar Max (2)

    Tiba-tiba..Sebuah dering ponsel terdengar nyaring, membuat Lily dan Peony yang sedang bersiap untuk keluar dari kamar untuk menghadiri pesta ulang tahun mereka, seketika menjadi panik. Keduanya bergegas kembali mendekati tubuh maskulin yang tergeletak lemas di ranjang akibat obat tidur yang diberikan Lily dan Peony. Keduanya segera menggeledah jas dan saku celana untuk menemukan ponsel Max yang terus berdering nyaring tanpa henti. Si kembar tidak ingin apa pun dan siapa pun yang boleh mengganggu rencana mereka."Ini dia ponselnya.""Cepat matikan."Belum sempat tombol off ditekan, dering itu berhenti dengan sendirinya. Syukurlah ponsel itu tidak berisik lagi. Lily dan Peony menghembuskan nafas sangat lega. Dan sebelum si kembar menekan tombol daya mati, masuklah sebuah pesan ke ponsel Max."Dari siapa?""Tuan Martin.""Jawab saja, kalau tuan Max sedang bersama kita. Dia tidak perlu menunggu. Atau.. bilang saja kalau Tuan Max akan menginap bersama kita. Akh, terserah kamu saja mau ket

    Last Updated : 2023-01-04
  • Harem milik Suamiku   Bab 80 : Kejengkelan Marigold

    Sudah hampir empat jam Marigold menunggu dengan super-super jengkel, kedatangan tuan milyader di apartemen lamanya. Kepala Marigold yang sudah mengeluarkan tanduk kejengkelan, membanting marah pintu apartemennya, lalu berjalan mondar-mandir tidak sabar di lobi apartemennya. Marigold sudahh tidak tahan lagi menunggu Max yang benar-benar seperti karet molor."Sebenarnya ada dimana bosmu itu, hah?! Kenapa dia lama sekali datangnya? Tuan milyader tidak mungkin tersesat kan?! GPS yang dimiliki Tuan Max pasti yang paling canggih sedunia. Lagian, kenapa kamu tidak datang bersamanya?" sembur Marigold marah pada Martin yang duduk tenang sambil membaca koran di sofa lobi. Marigold berkacak pinggang, memandang kesal pada asisten pribadi Tuan Max itu. Bukan suami tampannya yang datang, eh... malah asisten julid nya yang nongol. Bikin bete saja!"Tuan Max menyuruhku datang lebih dahulu untuk membawa koper dan keperluannya selama menginap di kampung halaman anda, Nyonya Marigold. Tuan Max bilang ak

    Last Updated : 2023-01-07
  • Harem milik Suamiku   Bab 81 : Reuni dadakan (1)

    "Marigold, apa itu kamu?""Ya ma. Ini aku. Aku baru saja sampai," jawab Marigold yang berjalan dengan menabrak bahu Adam yang menghalangi langkahnya. "Adam, sebaiknya kamu cepat pulang sebelum digrebek satpam," desisnya dengan melotot."Lho nak Adam masih ada disini?" Mama Marigold memandang heran pada tamu pria yang berdiri di depan pagar rumahnya."Iya tante," jawab Adam seraya tersenyum sopan. "Tadi kebetulan saya ketemu Marigold di jalan, jadi mau sekalian mampir lagi."Mama Marigold mengangguk paham. "Kalau begitu, masuklah sebentar. Mumpung sudah ketemu Marigold, nak Adam bisa ngomong sekalian maksud kedatangannya."Dengan senyum mengembang, Adam menoleh ke arah Marigold yang memelototinya karena berhasil merayu mamanya. Adam hanya mengedikkan bahunya, lalu melewati Marigold yang menegang marah dan masuk ke dalam rumah."Maa," panggil Marigold dengan nada jengkel. Marigold terpaksa mengikuti mamanya dan Adam yang sudah terlebih dahulu masuk rumahnya."Apa?" gumam mamanya sambil

    Last Updated : 2023-01-10
  • Harem milik Suamiku   Bab 82 : Reuni dadakan (2)

    "Janji dulu dengan mama, kalau besok kamu akan datang ke acara reuni itu.""Ck, malas," gerutu kesal Marigold, lalu berniat membanting pintu kamarnya, namun mamanya menahan pintu itu dan mengekorinya masuk ke kamar. Marigold merebahkan punggungnya yang lelah ke atas ranjang."Kok bisa malas sih?" omel mamanya tidak mengerti. "Mama saja kalau ada janji temu dengan teman-teman, pasti selalu bersemangat dan tidak sabar untuk segera datang," "Haish! Itu kan mama," sahut Marigold dengan memutar bola matanya. "Aku ini pulang kampung untuk bertemu dengan papa mama, bukan untuk ngobrol unfaedah dengan mantan teman SMU itu. Asal mama tahu, lebih menyenangkan berkutat dengan tanaman papa daripada melihat wajah-wajah tidak tulus mereka. Itu sangat memuakkan, ma.""Ck, kenapa kamu jadi sinis begitu, Marigold?" tegur keras mamanya yang tidak suka dengan sikap Marigold yang antipati pada teman-temannya. "Sejak lulus, kamu jarang pulang dan tidak pernah bertemu satu sama lain. Jadi wajar saja, kala

    Last Updated : 2023-01-12
  • Harem milik Suamiku   Bab 83 : Reuni dadakan (3)

    "Halo Alana.""Lho mana Tuan Max?" tanya Alana yang menoleh ke kanan dan kiri dengan heran, melihat Marigold berdiri seorang diri. "Apa kamu datang sendirian?""Ya, aku datang sendiri. Tuan Max suamiku sedang sibuk, jadi dia tidak bisa datang," jawab Marigold yang bersorak girang dalam hati, saat melihat ekspresi mantan teman sekolahnya ini yang langsung murung."Ah, sibuk ya? Sayang sekali, padahal aku ingin sekali bertemu dan mengobrol dengannya," ucap Alana, mantan teman SMU nya itu dengan nada sedih."Ya-ya.. memang sayang sekali, kamu tidak bisa bertemu dengan Tuan Max," sahut Marigold dengan mengangguk-angguk menyebalkan. Tepat seperti dugaannya. Mereka hanya ingin bertemu dengan Max, bukan dengan dirinya. "Menurut pendapatku, sepertinya kamu memang tidak pernah berjodoh dengan Tuan Max yang kaya dan tampan itu, Alana. Mau bertemu saja, banyak halangan rintangan dan cobaan. Ck, kasihan."Marigold tersenyum dingin saat membalas mata Alana yang menyipit marah.Lalu dengan tatapan

    Last Updated : 2023-01-14
  • Harem milik Suamiku   Bab 84 : Aku senang melihatmu tertawa

    Di mobil Max.Hari ini tuan milyader membawa mobil Ferrari merah mengkilap, dengan harga yang sanggup membuat mata orang melotot nyaris keluar karena harganya selangit. Para mantan teman Marigold sekali lagi merasa baper saat melihat dirinya dibukakan pintu oleh Max, lalu masuk ke mobil super mewah itu.Mau tidak mau, Marigold merasa bangga karena diperlakukan bak seorang ratu oleh suaminya. Apa yang dimiliki Marigold adalah impian semua wanita. Punya suami kaya, ganteng, dan penuh perhatian."Marigold.""Hmm." Marigold menjawab tanpa menoleh ke arah Max yang sedang menyetir."Kenapa kamu diam saja?""Kenapa kamu mengeluarkan black card milikmu itu? Apa kamu tahu kalau apa yang kamu lakukan itu memang yang diharapkan oleh mereka," cecar Marigold cemberut mengingat ekspresi ceria semua mantan teman-temannya yang tanpa sungkan memesan menu begitu banyak.Max mengulurkan tangan mengelus kepala Marigold. "Hanya uang kecil. Tidak usah dipikirkan.""Ck, dasar orang kaya!" sembur Marigold de

    Last Updated : 2023-01-18

Latest chapter

  • Harem milik Suamiku   Bab 129 : Endingnya..

    Seorang dokter sedang mengenakan jubah medis lengkap, tidak ketinggalan masker, menutupi hampir sebagian besar wajahnya. Melangkah masuk ke ruang ICU, pemandangan menyedihkan langsung terpampang di depan mata. Seorang pasien laki-laki terbaring lemah, dikelilingi beberapa alat yang tersambung pada tubuh ringkihnya. Dengung tanpa nada dari alat bantu penunjang kehidupan dari pasien itu terdengar menyesakkan jiwa.Pria dengan jubah putih khas dokter itu mendekati ranjang pesakitan, lalu mengambil papan laporan dan memperhatikan alat detak jantung yang bergerak lamban. Pasien itu koma, setelah mengalami kecelakaan tunggal menghantam pagar beton pembatas parkiran mall.Perlahan, ditariknya masker yang menutupi wajahnya, lalu.."Halo Gerry, aku datang menjengukmu," sapa dokter yang ternyata adalah Tuan Archie, atasan dari Gerry, si pasien ICU. "Kamu.. terlihat mengenaskan."Archie tersenyum tipis, melihat kedutan lemah pada kedua kelopak mata Gerry, seolah merespon kedatangannya. Archie se

  • Harem milik Suamiku   Bab 128 : Emosi Martin

    RS. Sehat Selalu.Martin menemui istrinya yang sedang tertidur pulas. Perawat bilang, Nina baru saja diberi obat penenang karena tubuhnya yang syok akibat kehilangan banyak darah. Jadi istrinya membutuhkan banyak istirahat."Sayang.." Martin mencium kening Nina, lalu duduk di samping ranjang. Hatinya hancur melihat Nina yang begitu lemah. Martin segera menyadari, ternyata seperti ini perasaan Max yang terpuruk, setiap kali melihat Marigold, istrinya terbaring tak berdaya di ranjang pesakitan.Tak lama kemudian, seorang perawat datang mendekat untuk mengecek kondisi vital Nina."Bagaimana keadaannya?" Martin bertanya setelah perawat itu menyelesaikan tugasnya."Istri anda akan berangsur pulih. Kehilangan bayi bisa membuat perasaan ibu terluka dan depresi. Anda hanya perlu memanjakannya," ucap perawat itu sembari tersenyum menenangkan."Terima kasih." Martin menghembuskan napas lega. "Akan kuikuti saran anda. Memanjakan Nina adalah tujuan hidupku.""Mar-martin.."Mendengar suara lirih

  • Harem milik Suamiku   Bab 127 : Nina bikin cemas

    Sementara Martin menjadi pahlawan menyelamatkan Marigold, Nina duduk gelisah di samping Oskar yang sedang menyetir sembari bersiul riang."Aku senang bertemu denganmu, Nina." Oskar menyeringai senang, tanpa mempedulikan ekspresi Nina yang menahan rasa sakit akibat darah yang merembes keluar, membasahi gaunnya.Nina membuang pandangannya, sama sekali tidak menjawab. Nina memandang ke arah jendela kaca mobil yang melaju kencang, terlihat dari pohon-pohon yang terlewati dengan cepat."Kamu terlihat semakin cantik, membuatku gemas dan ingin memelukmu," puji Oskar menyentuh pundak Nina dan mengelusnya."Jangan pegang-pegang, Oskar!" Nina menyembur jengkel. "Kita hanya mantan, tidak ada hubungan lagi, terlebih aku adalah wanita bersuami.""Aku sama sekali tidak keberatan dengan statusmu." Oskar menoleh, tersenyum lebar. "Walau sebenarnya sangat disayangkan karena aku tidak mendapatkan darah perawanmu, tapi tidak apalah. Saat ini, kamu pasti sudah berpengalaman untuk memuaskan aku."Nina men

  • Harem milik Suamiku   Bab 126 : Dikejar mobil gila

    Tidak jauh dari keduanya berdiri, sebuah mobil mendekat dengan kekuatan sedang, terus melaju semakin cepat dan.."AWAS!"BRAK.CKRIITT..Gerak refleks Marigold yang cepat, membuatnya bisa melompat ke samping sebelum mobil itu menyerempet. Namun, Nina tidak berhasil menghindar. Nina tertabrak dan terjatuh keras di pelataran. Darah mulai merembes, mengalir diantara kedua kakinya."Ma-marigold, da-darah.. bayiku..""Astaga Nina.." Marigold panik melihat Nina berlumuran darah. CKRIITT..Marigold membatalkan niatnya untuk membungkuk, mengecek kondisi Nina, ketika mendengar mobil gila yang menyerempetnya tadi, berputar sangat cepat hingga menimbulkan decitan kasar. Mata Marigold membelalak panik saat melihat mobil itu kembali, meluncur cepat ke arahnya.BRAK."Hosh-hosh-hosh.." Marigold berusaha secepat mungkin bersembunyi di belakang mobil yang terparkir di sebelahnya. "Aduh perutku..," rintihnya memegang perutnya yang mengencang, akibat tiba-tiba bergerak cepat dan terburu-buru.Keringat

  • Harem milik Suamiku   Bab 125 : Jalan dengan Nina

    Hari-hari yang dilewati Marigold sangat menyenangkan sekaligus menjemukan. Kondisi yang hamil besar di trimester ketiga, membuatnya kesulitan untuk bergerak bebas. Dirinya juga tidak diperbolehkan melakukan ini dan itu. Semuanya serba dilayani bagaikan ratu. Terlebih dirinya dikawal ketat oleh mama tercinta dan mama mertua. Keduanya selalu standby di dekat Marigold, takut terjadi sesuatu yang buruk pada calon cucu pertama mereka.Hal itu membuat Marigold sering cemberut dan bete."Kamu ini! Kenapa mukamu ditekuk jelek kayak unta?!" omel mama Marigold yang sedang menyuapkan sepotong buah melon untuk putrinya. "Asal kamu tahu, semua wanita menginginkan posisimu saat ini. Kamu sedang mengandung pewaris kerajaan bisnis, dicintai suami yang tampan dan kaya raya, dimanja habis-habisan, bahkan mertuamu terlalu ekstra perhatian sampai membuat mama muak.""Tapi aku ini bosan, ma. BOSAAAN," rengek Marigold mengacak-acak rambutnya, jengkel. "Tiap hari kerjaanku hanya makan minum tidur, makan min

  • Harem milik Suamiku   Bab 124 : Bersitegang

    "Aku ingin kamu menceraikan semua istrimu. Aku ingin menjadi satu-satunya istrimu," kata Orchid lantang.Max memandang nanar pada Orchid, istri pertamanya yang selalu terlihat cantik dan menawan. Permintaan Orchid mustahil untuk dilakukan. "Tidak. Jika aku harus menceraikan semua istriku, wanita yang akan mendampingiku adalah Marigold, bukan kamu."Mendengar jawaban suaminya, Orchid tergelas sinis. "Huh! Jangan bercanda, Max," sentaknya geram. Dengan menunjuk ke arah kamar utama, Orchid kembali meraung marah, "Wanita udik seperti dia, tidak akan pernah bisa menandingi pesonaku, kharismaku, bahkan aura glamorku untuk menjadi pendampingmu, seorang milyader kelas dunia. Wanita udik itu pantasnya berada di gua. Kamu dengar itu, GUA! "Kamu mau kemana?" Max menarik lengan Orchid yang menghentakkan kakinya, hendak menerobos masuk ke kamar tidur utama. "Lepas!" Orchid mengibaskan lengannya. "Jangan halangi aku. Aku akan mengusir wanita udik itu! JALANG KECIL ITU TIDAK PANTAS DISINI!" teriak

  • Harem milik Suamiku   Bab 123 : Gangguan

    Marigold membuka matanya. Langit-langit yang dilihat Marigold bukanlah plafon putih kamar VIP yang beberapa hari ini menjadi tempatnya bernaung. Warna biru serta awan putih yang tergambar di langit-langit, perlahan membuat Marigold memahami kalau saat ini dirinya sedang berada di kamar apartemen Max, suaminya.Marigold menoleh ke samping, mendapati seseorang sedang berbaring di sebelahnya, memeluknya dengan posesif."Max..""Hmmm, sudah bangun?" Suara Max terdengar serak, khas orang baru bangun tidur. "Jam berapa sekarang? Setengah delapan," ucapnya sembari melihat jam digital di nakas samping ranjang."Max, aku haus.""Aku akan mengambilkan air," jawab Max sambil mengecup dahi Marigold, lalu mendekap tubuh mungil istrinya. "Tapi sebelumnya, aku ingin memelukmu sekali lagi. Aku harus menyakinkan diriku, bahwa dirimu aman dalam dekapanku. Akhir-akhir ini, kamu terlalu sering terluka. Jadi jika tidak melihatmu sedetik saja, aku takut akan kehilanganmu. Hmm, aku sudah menemukan posisi t

  • Harem milik Suamiku   Bab 122 : Gerry dan atasannya

    Gerry membuka pintu apartemen, terseok-seok masuk sembari memegangi dadanya yang berdenyut nyeri.Brak. Pintu apartemen terbanting tertutup dengan dorongan kakinya. Gerry juga membanting kunci, dompet, serta ponsel ke atas meja dekat pintu masuk."Akh, dasar wanita sialan!" rutuk Gerry kesal. "Uhuk-uhuk.. Aduh, dadaku sakit."Gerry melepas kaos hitamnya dan melemparkannya sembarangan. Diperiksanya dada bidang miliknya yang nyeri karena lebam, pada cermin besar. Gerry meraba memar-memar yang mulai membiru."Brengsek!" umpat Gerry mengusap hidungnya yang nyeri dan terus mengeluarkan darah. Siku wanita itu menghantam telak pada tulang hidungnya yang pernah patah saat remaja dulu.Gerry mengambil kotak obat di dapur, juga es batu di kulkas, lalu membanting pantatnya di sofa depan televisi layar datar miliknya."Sial! Dia merusak penampilanku. Auch, sakit."Ketika Gerry sedang mengobati lukanya, tiba-tiba pintu apartemen terbanting terbuka. Seseorang menerobos masuk dengan penuh amarah."

  • Harem milik Suamiku   Bab 121 : Cepat pergi!

    Tiba-tiba.. Seseorang muncul di pintu kamar. Gerakannya yang cepat, menyambar tangan Nina yang sedang dicengkram Gerry.Bugh-bugh-bugh..Gerry yang terkejut dengan serangan itu, tidak bisa berkutik, hanya bisa pasrah menerima dua bogem mentah yang mendarat keras di wajahnya."Jangan sentuh istriku," gertak Martin yang memberikan tinjunya sekali lagi hingga Gerry terhuyung-huyung ke belakang dan menabrak sofa."Martin." Nina langsung memeluk suaminya dengan erat, sekaligus mencegah Martin ditangkap gegara memukuli orang. "Untung kamu segera datang. Aku takut."Martin memeluk Nina erat, dengan mata memicing tajam membalas tatapan Gerry yang marah akibat pukulannya. Dan permusuhan pun terbit hanya dalam hitungan detik.Sedangkan Max menerobos masuk dan langsung menerjang Archie. Dicengkramnya kaos berkerah sepupunya, lalu mendesaknya ke dinding. "Dasar brengsek! Sudah berapa kali kuperingatkan, jauhkan tanganmu dari Marigold! Dan satu lagi, jangan umbar mulut berbisamu di telinga istri

DMCA.com Protection Status