Bab 33~Reuni Sekolah
Tuuut ..."Tuan. Ada tamu untuk Anda," ucap Chi Bai berbicara melalui sambungan telpon.Zhang Yuze yang masih sibuk dengan berkas-berkas di meja hanya menanggapi malas. "Siapa dan ada kepentingan apa datang ke mari? Jika tidak ada yang penting, tolong bilang padanya kalau saya sedang tidak bisa diganggu saat ini!" ucapnya."Itu ... anu, Tuan!" Chi Bai tidak bisa melanjutkan ucapannya sebab telpon sudah diambil alih oleh tamu tersebut."Yuze. Apa kamu nggak kangen sama aku?!"Suara itu seketika menghentikan Zhang Yuze dari pekerjaannya. Dia menoleh ke arah telpon yang dinyalakan pengeras suara tersebut. "Lanlan!" gumamnya lirih."Yuze, kamu masih di sana, 'kan?" Lu Xialan bertanya dengan tidak sabaran sampai mengulangi pertanyaannya. "Zhang Yuze. Apa kamu tidak mau menemui aku? Apa kamu benar-benar tidak membiarkan aku masuk ke ruangan kamu?" rengek wanita tersebut.Nada bicara manja Lu XialaBab 34~Mengejek Xia LienHari sebelumnya.Xia Lien sudah diperbolehkan pulang hari ini. Setelah semalaman menginap di rumah sakit, ia memaksa untuk pulang dengan alasan sudah membaik. Sebetulnya, ia takut jika kakaknya menemukan Xia Lien dirawat di rumah sakit tanpa ditemani Zhang Yuze. "Kamu mau diantar kemana? Ke rumah Kakek atau ke rumah Yuze?" Chu Qian bertanya sembari fokus menatap jalan. "Ke rumah Kakek saja. Aku takut Beliau mencari ku," sahut Xia Lien dengan mata terpejam.Chu Qian melirik gadis itu, "Kamu beneran sudah sehat?" Xia Lien menjawab dengan berdehem. "Oh iya, ada undangan reuni SMA nanti malam. Katanya, kamu harus datang!" Xia Lien membuka mata mendengar perkataan Chu Qian. "Kamu membuka ponselku?!" Terlihat raut wajah kesal. Xia Lien bahkan sedikit mencengkram lengan Chu Qian."Maaf, aku nggak sengaja!" ucap Chu Qian. "Ponselmu kemarin mati setelah ratusan panggilan tak terjawab, setelah dihidupkan malah banyak pesan masuk dan salah satunya dari Nona Gu." akunya
Bab 35~MarahDong Shu menatap nanar semua orang yang berada di sana, mengejek Xia Lien habis-habisan. "Inikah alasan kalian berkumpul di tempat ini? Mengejek orang lain lalu tertawa puas?!" Hui Shan berdiri lalu menghampiri. "Dong Shu, bukan begitu! Kami cuma sekedar__!" "Sekedar apa? Merendahkan?! Cih, kalian tetap sama, dari dulu sampai sekarang selalu begitu!" Pangkas Gu Xi kesal. "Hanya karena Lien'er-ku yatim piatu, kalian selalu merendahkan dan menghinanya. Apa kalian pikir kalian ini lebih hebat darinya?!" Gu Xi sangat marah saat ini. "Gu Xi, berhentilah melebih-lebihkan! Bukan kami yang merendahkannya, melainkan Xia Lien sendiri yang selalu merendahkan dirinya." Yang lain membela diri."Apa yang membuat kalian berpikir jika Nona Xia merendahkan dirinya sendiri? Sejauh yang ku lihat, dia bersikap biasa saja." Chu Qian mulai bersuara. Rasanya telinganya gatal mendengar penghinaan untuk istri tuannya itu. Salah satu tema
Bab 36~Karena kamu Istriku!'Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi atau tinggalkan pesan setelah bunyi ini__'Suara operator wanita yang selalu menjawab setiap kali Zhang Yuze melakukan panggilan.Brak"Brengsek! Argh, ke mana perginya si bodoh itu?!" Zhang Yuze membanting ponsel seharga puluhan juta rupiah itu ke lantai hingga pecah. Sudah ratusan bahkan ribuan kali ia menghubungi ponsel Xia Lien namun tidak dapat tersambung. Sungguh kesal hatinya ketika mendapati ponsel istrinya mati begitu saja sejak tadi malam. Zhang Yuze sudah menghubungi Xia Long untuk menanyakan keberadaan Xia Lien, namun kakak iparnya itu malah marah. Dia bertanya ada masalah apa di antara mereka berdua hingga Yuze pun terpaksa berbohong demi kebaikan mereka. Tidak ... tidak, lebih tepatnya kebaikannya sendiri. Cih, pria sombong ini ternyata pengecut. Mungkin itu yang akan dikatakan Xia Lien untuk men
Bab 37~Taman BermainSemalamSuasana hati Xia Lien sangat buruk saat berada di acara reuni sekolah tadi. Ia benar-benar kecewa terhadap teman-temannya yang selalu bersikap sama seperti biasa, merendahkan dirinya hanya karena perkataan Lu Xialan dulu yang tak terbukti kebenarannya. Dari dulu hingga sekarang Lu Xialan membencinya gara-gara cintanya kepada Dong Shu tak terbalaskan dan menyalahkan Xia Lien sebagai penyebab jauhnya mereka. Padahal, pria itu sendiri yang memiliki perasaan terhadap Xia Lien dan menganggap Lu Xialan hanya sebatas teman.Dong Shu pindah ke luar negeri setelah ditolak oleh Xia Lien, tapi itu dimanfaatkan Lu Xialan dengan sebaik-baiknya. Ia mengatakan jika dirinya dan Dong Shu putus gara-gara orang ketiga yaitu Xia Lien.Gosip menyebar dengan cepat di sekolah. Xia Lien jadi kambing hitam dan dibenci teman-temannya. Bukan karena masalah percintaan saja, Xia Lien juga dituding curang ketika ujian karena mendapat nila
Bab 38~Terlihat Manis.Zhang Yuze menatap sinis sang istri yang menertawainya dengan terbahak sembari memegangi perut. "Diam kamu! Dasar," Terlihat jelas ekspresi marah Zhang Yuze ketika menatap sang istri.Sementara Xia Lien tertawa sampai keluar air mata. "Hahaha, astaga Yuze! Aku kira kamu itu lelaki jantan, ternyata penakut. Haish, naik beginian saja kamu jerit-jerit macam gadis." ejek Xia Lien."Aku bukan takut, cuma ... cuma__""Cuma apa? Bilang aja takut, apa susahnya sih?! Hihihi," sela Xia Lien masih tertawa. "Baiklah ... baiklah, aku takut! Puas?" "Belum. Sesuai perjanjian, jika yang kalah harus menuruti semua keinginan yang menang dan itu ide Presdir Zhang sendiri. Jadi ... Temani aku naik wahana yang lainnya!" Zhang Yuze berdiri tegak dengan alis terangkat. "Naik apa lagi? Awas kalau yang bikin aku mati!" "Nggak, dijamin deh!" Xia Lien terlihat sungguh-sungguh. Sebelum berucap, ia menol
Bab 39~Pindah KamarMobil sport milik Zhang Yuze memasuki gerbang Mension pribadinya, lalu menutup sendiri setelah si pemilik berada di dalam. Kedua orang pengendara itu keluar dari mobil kemudian melangkahkan kaki memasuki rumah tersebut. "Malam ini kamu pindah ke kamarku. Pindahkan barang-barangmu sebelum Kakek datang!" Xia Lien refleks menoleh. "Hah? Kakek mau ke sini? Kenapa gak ngomong?" "Ini aku ngomong," sahut Zhang Yuze. "Tapi ini telat, dodol. Seharusnya dari kemarin-kemarin kamu ngomong biar aku bisa berbenah atau pulang lebih awal. Kalau gini 'kan aku capek harus beresin dengan cepat. Mana barang-barangku banyak lagi," keluh Xia Lien. "Makanya aku bilang nanti aja beresinnya. Aku bantu, deh!" cetusnya. "Baiklah, sekarang aku harus masak dulu. Umm, Kakek suka dimasakin apa nih?" "Masak aja apa yang ada," sahutnya singkat.Xia Lien mendengus. "Ish, ini pertama kalinya Kakek ke rumah kita
Bab 40~Adik? "Eh?" Xia Lien lantas menoleh ke belakang tanpa melepas pelukannya. "argh, putar balik!" Zhang Yuze hanya tertawa menuruti sambil mengangkat kedua tangan ke atas. "Hahaha, kamu itu lucu ya. Aku nggak boleh lihat tapi masih bisa merasakannya, lho!" "Brengsek, preman mesum!" umpat Xia Lien. Seketika Zhang Yuze marah. "Lepas!" Xia Lien menggeleng. "Denger ya Nona Xia, kamu yang langsung memelukku karena takut aku melihat tubuhmu. Lalu sekarang, kamu menyalahkan ku karena aku merasakannya. Yang salah sebenarnya siapa? Aku atau kamu?" "Tapi tetap saja, kamu__" Bertepatan itu bel terdengar nyaring. Ada tamu yang datang malam itu dan mungkin tamu tersebut tamu yang sedang ditunggunya. Keduanya panik namun bingung dengan kondisi saat ini. "Gimana ini? Itu pasti Kakek," "Ya udah, lepasin pelukannya biar aku buka pintu dulu! Takut Kakek nunggu lama," usul Zhang Yuze. "Tapi kamu me
Bab 41~KecelakaanBrummmMotor sport itu melaju sangat kencang setelah keluar dari gerbang mansion pribadi milik Zhang Yuze. Xia Lien mengendarai di atas kecepatan rata-rata karena hatinya sedang kesal.Bagaimana tidak? Melihat suaminya sedang berciuman panas seketika darahnya mendidih naik hingga ubun-ubun. Apakah Xia Lien cemburu? Tidak, dia bukan siapa-siapa! tepis keras Xia Lien.Namun, bayangan kemesraan itu terus terngiang di pikiran dan menarik pelupuk mata. "Argh, sial!" erang Xia Lien sembari memacu kendaraannya dengan cepat. Motor sport merah tersebut melesat melewati beberapa kendaraan di depannya. "Zhang Yuze brengsek, preman sialan. Aku benci kamu!" teriak Xia Lien layaknya kesetanan. Ia seperti orang tidak waras yang berteriak seiring raungan mesin motor. Entahlah saat ini motor tersebut mengarah ke mana sebab Xia Lien sendiri tak tahu arah tujuan. Yang ada dipikirannya saat