Share

Bab 130

Penulis: Asri Faris
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-21 19:58:19

"Serius atau ngeprank nih, nggak percaya," kata Shaka masih berharap istrinya hanya tengah menguji kesabaran.

"Dua rius Mas, pantesan perut aku dari tadi nggak nyaman," jawab Tsabi sungguh hati. Seketika langsung membuat Shaka patah hati.

"Padahal udah gini sayang, aku gimana?" keluh pria itu lagi merasakan ada yang tidak nyaman di bawah sana.

"Gimana apanya?" tanya Tsabi pura-pura tidak paham saja.

"Aku, ini sayang, beneran deh. Kamu bikin gemes, mau ya?" pinta pria itu penuh harap. Istrinya mau mengerti keadannya yang sudah mupeng sedari tadi.

"Hihihi ... terus aku harus gimana Mas, please ... ngomong yang jelas," kata Tsabi jelas menggodanya.

"Ish ... kok gemes sih. Ya tanggung jawab, masa disuruh tegak begini sampai pagi. Seminggu, no no no, yank ayo ah bisa."

"Bisa apa?" tanya Tsabi lagi membuat Shaka makin gemas. Spontan menarik tangannya hingga Tsabi terjerembab ke dalam pelukannya.

"Tanggung jawab istriku sayang, yang cantik sholehah dan pengertian. Masih banyak jalan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ida Nur
semoga Shaby baik baik saja. munfkin telat karena hujan
goodnovel comment avatar
Dwi MaRITA
duh..... kok nggak cek loc terakhir tsabi via gbs....
goodnovel comment avatar
salina90
ko felling ku gak enak... takut shabi dizolimi lg sm keluarga shaka, terutama jeny mertuanya,dia begitu membenci shabi karna di fikirnya shabi sdh memberikan pengaruh buruk terhadap shaka yg lbh memilih hdp kismin jauh dr kemewahan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 131

    "Kita susul umma ya," gumam Shaka pada bayinya. Dia tidak bisa diam begitu saja di rumah sedang istrinya belum pulang. Mana di luar hujan dan sebentar lagi gelap. Tentu saja sebagai seorang suami tidak tenang dihadapkan dengan situasi seperti ini. Pria itu langsung bersiap-siap setelah menunaikan sholat maghrib lebih dulu. Dia takut terjadi sesuatu di jalan sedang Tsabi butuh bantuan yang tak terduga. Barang kali motornya bermasalah mungkin, atau apa pun sedang dia berhalangan menghubungi suaminya. Pria itu mencoba menghibur diri sendiri. Agar tetap berprasangka baik dengan keadaan istrinya. Karena Tsabi pasti akan selalu menghubungi dirinya memberi kabar. Dia mempunyai Zayba, jadi tidak mungkin tidak pulang dalam keadaan apa pun. Shaka sudah bersiap-siap menghangatkan tubuh Zayba agar nyaman ikut keluar. Dia akan menempatkan bayinya di jok belakang dengan kasur khusus yang nyaman. "Adek tenang ya di sini, kita cari umma," kata pria itu bersiap menyalakan mesin mobilnya. Hatinya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 132

    Shaka langsung mengechek sesuai mandat. Ternyata benar ponsel istrinya terdampar di sana. Syukurlah tidak ilang, walau sempat heboh. "Mas gimana? Ada kan?" tanya Tsabi menyusul seraya menimang Zayba. "Nggak ada sayang, kayaknya beneran ilang deh," sahut Shaka masih mencari di sana. "Hah, serius nggak ada. Ya Allah ... berarti beneran ilang," kata Tsabi sendu. "Ini bukan sayang?" tanya Shaka sengaja menggodanya. Tidak tega akhirnya langsung mengeluarkan ponsel istrinya yang tadi sudah diamankan. Sengaja ngeprank. "Ketemu? Kok tadi bilang nggak ada. Dih ... Mas sengaja ya, ngeselin banget, orang lagi panik malah dikerjain. Raja tega!" Tsabi merengut seraya mengomel. Masuk ke rumah begitu saja dengan wajah bete. Walaupun tidak benar-benar dari hati. Ia merasa lega begitu benda pipih kesayangannya itu ketemu. "Waduh ... merajuk nih kayaknya," gumam Shaka menyusul ke dalam. Langsung menghubungkan ponsel istrinya yang memang kehabisan saya. "Sayang, sorry, becanda dikit. Udah ketemu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 133

    "Terima kasih Nona, Anda piawai sekali," ucap Shaka terkekeh puas setelah mendapat sentuhan panas istrinya. Wanita itu semakin pintar saja menyenangkan suaminya. "Kamu sangat menyebalkan Tuan, lain kali biarkan aku istirahat lebih awal," jawab Tsabi tersenyum. "Baiklah, sebagai gantinya, aku akan memberikan pijatan gratis untukmu," katanya tenang. Balas tersenyum penuh arti. Wajahnya sumringah setelah mendapatkan suntikan vitamin malam. "Aku tidak percaya kamu amanah dalam hal ini. Berdosa kalau modus, apalagi sampai mendapat imbalan," kata Tsabi penuh kewaspadaan. Seketika Shaka tergelak, karena seringnya begitu, jadi Tsabi paham arahnya akan ke mana. "Hahaha. Aku sedikit terkesan. Terima kasih untuk ronde pertama. Jangan khawatir, aku tahu kamu pasti akan menolak untuk putaran kedua. Jadi, insya Allah kali ini pasti amanah, hanya memijat saja. Kamu capek kan?" ujarnya lembut. "Apakah bisa dipercaya?" tanya wanita itu ragu. Pasalnya, sudah berkali-kali tak sesuai ekspektasi. Ts

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 134

    "Iya Mom, kapan sampai?" balas Tsabi ramah. Karakternya selalu lembut dan memenangkan, persis seperti ibunya. Walaupun sedikit barbar, Tsabi bisa menempatkan diri dengan tempat dan situasi yang tengah terjadi. "Tadi siang, kamu pulang sore terus? Kasunanan sekali Zayba ditinggal terus," katanya tak suka. Belum apa-apa mertuanya sudah protes. Tsabi terdiam, lelah seharian tidak baik rasanya langsung disambut hal begituan. Namun, ia harus maklum kalau urusan orang tua. Walau sering tidak berkenan dan kadang jelas menyinggung perasaannya. "Aku ke kamar dulu Mas," pamit Tsabi beranjak. Mengangguk ramah pada mertuanya, lalu masuk ke kamar. Di mana ada Zayba yang masih lelap. Rasanya rindu sekali dengan putrinya. "Maaf ya, belum sempat mengabarimu kalau mommy datang. Kamu pasti capek, mandi dulu sayang!" titah Shaka lembut. Pikirannya sedang tidak tenang sebenarnya, bagaimana caranya mengatakan kalau ibunya hendak ikut tinggal bersamanya. "Iya Mas, sebentar, aku agak pusing," jawab Tsa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 135

    "Iya Mom, mommy kan mau tinggal di sini jadi harus mengikuti aturan di rumah ini. Bukankah mengerjakan sholat itu sesuatu yang tidak sulit, kenapa wajah mommy terlihat keberatan.""Nanti mommy kerjakan di rumah, kamu duluan saja," sahut wanita itu tak langsung bergegas. "Iya Mom, perempuan memang sebaiknya mengerjakan di rumah. Shaka ke masjid dulu ya, assalamu'alaikum ...," ucap pria itu pamit. "Apa banget Shaka ini, sudah seperti Pak Ustadz saja yang tengah ceramah," gerutu Nyonya Jesy kesal melihat putranya yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat itu. Perempuan itu tidak lekas beranjak, hanya menatap dengan malas. Membiarkan kain sholat itu teronggok di tempat semula tanpa tersentuh sedikit pun. Hatinya masih enggan beranjak dari tempat ternyamannya. Walaupun sebenarnya tidak nyaman sama sekali. Demi apa putranya yang dulu seorang penguasa kaya raya memilih tinggal di gubuk derita yang minum fasilitas mewah. Belum ada satu malam memutuskan tinggal di rumah itu saja Nyo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 136

    "Dia tidak membenci, dia hanya sedang keliru saja bersikap dan belum mengenalmu dengan benar. Aku yakin mommy akan merubah pandangannya setelah tahu kamu yang sesungguhnya.""Aku nggak mau berekspektasi terlalu tinggi. Sudahlah, aku mau tidur." Tsabi merubah posisinya hingga memunggungi suaminya. Membuat Shaka makin merapatkan dekapannya. "Kenapa munggungin aku sayang, hmm?" bisik Shaka gemas"Pegel Mas, jangan salah sangka," kata wanita itu lalu kembali merubah posisinya hingga menghadap suaminya kembali. "Ya udah, kamu hadap sana, biar aku yang pindah." Shaka memberikan solusi. Dia berpindah ke sisi kanan istrinya tidur. Jadilah mereka tetap saling memeluk menemui malamnya. Tsabi merapatkan tubuhnya, mengusai lembut di dadanya yang bidang. Mencari kenyamanan di sisa malamnya. Shaka mengelus belakang kepalanya lembut. Memberikan sentuhan kasih sayang yang begitu menenangkan. Tak bituh waktu lama, Tsabi terlelap dengan damai. Disusul Shaka ikut memejamkan matanya. Sedangkan di ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 137

    "Kita mau belanja apa Mas?" tanya Tsabi sembari mengingat kebutuhan rumah tangga yang sudah mau habis. "Pampers Zayba sayang, udah mau habis. Sama perlengkapan lainnya juga. Sabun, sampo, lation baby. Pokoknya keperluan Zayba. Di rumah tinggal dikit," kata Shaka mengabsen dari semua barang-barang di rumah yang mulai menipis. Pria itu hafal betul, karena kesehariannya Zayba lebih banyak bersama abinya. Pantas saja Nyonya Jesy selalu mengatakan menjadi baby sitternya. Kendati demikian, Shaka malah tidak begitu setuju kalau Zayba diasuh orang lain. Dia sudah terbiasa, dan sangat menikmati perannya sebagai seorang ayah. Walaupun terkadang sangat repot, tetapi bekerja sama dengan istrinya mengurus bayi mereka adalah pilihan dia sendiri. "Siap Mas, kebutuhan dapur juga kayaknya udah mau pada habis. Sekalian beli saja ya, mumpung sekalian ke sini.""Iya, beli sekalian sayang," kata pria itu memberi kebebasan. Rezeki bisa dicari bersama-sama, tetapi kebahagiaan dari hati, hanya orang-oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 138

    Shaka menghela napas kasar begitu sampai rumahnya mendapati mobil Angel masih terparkir di halaman rumahnya. Kenapa malam begini wanita itu tak kunjung pulang juga. Rasanya sangat malas pulang ke rumah. "Ada apa, Mas?" tanya Tsabi mendengar dengusan kasar suaminya. Ia menoleh sesaat, melihat suaminya seperti menahan kesal. "Sepertinya tamu mommy belum pulang sayang," kata pria itu menduganya. Mobilnya bahkan masih terparkir di tempat yang sama sedari siang. "Kalau begitu, kamu nanti tidak boleh keluar kamar. Aku akan mengurungmu. Hihihi," jawab Tsabi di luar ekspektasi.Bukan itu masalahnya, perasaan Shaka langsung tidak enak. Dan benar saja, saat Tsabi dan Shaka masuk ke rumahnya dengan salam, dia malah serasa menjadi tamunya. Ibunya langsung menyambutnya dengan marah. Ekspresinya galak, Shaka tidak nyaman sama sekali. Dia juga takut ibunya akan berkata hal yang menyinggung istrinya. "Shaka! Kalian ini dari mana saja jam segini baru pulang?" tanya Nyonya Jesy menahan kesal. Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26

Bab terbaru

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 150

    "Tapi apa Mas?" Tsabi yang penasaran langsung mencicipinya. Tidak ada masalah, rasanya juga cukup enak. Namun, ia sedikit eneg ketika mendapati isian bawang bombainya."Hehehe. Seharusnya kamu bikin lebih banyak lagi. Aku suka, kalau ukurannya kecil gini kurang sayang.""Ish ... bikin worry saja. Habisin semuanya Mas, aku kenyang.""Kapan kamu makan?" Sedari bangun Shaka belum melihat istrinya mengisi perutnya."Lihatin kamu udah kenyang. Aku belum lapar, udah minum susu tadi," jawab Tsabi benar adanya."Sini aku suapin," ujar pria itu membagi sisa gigitannya.Sebenarnya Tsabi agak mual dengan bawang bombay, tetapi isian itu kurang menarik tanpa umbi satu itu.Tsabi baru mengunyah beberapa suapan, tetapi dia merasa semakin eneg. Wanita itu langsung beranjak dari kursi seraya menutup mulutnya.Shaka yang melihat itu langsung berdiri menyusul. Paling tidak bisa melihat istrinya dalam kesusahan."Sayang, maaf, kamu beneran mual?" ucap pria itu iba. Kasihan sekali melihat Tsabi yang menda

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 149

    "Kamu juga capek kan Mas, kenapa mijitin?" tanya wanita itu sembari menyender di kepala ranjang. "Lelahku hilang saat melihat senyum kamu sayang," ujar Shaka jujur. Sedamai itu ketika menatap wajahnya yang teduh. Selalu menenangkan. "Bisa aja kamu Mas," jawab Tsabi tersenyum. Ditemani gini saja sudah mengembalikan moodnya. Apalagi dipijitin begini, sungguh Mas Shaka suami yang romantis dan pengertian. Perlahan netra itu mulai berat. Seiring sentuhan lembut yang mendamaikan. Tsabi terlelap begitu saja. Melihat itu, Shaka baru menyudahi pijitanya, dia membenahi posisi tidur istrinya agar lebih nyaman. Sebenarnya ada hasrat rindu yang menggebu, apalagi memang pria itu sudah beberapa hari tak berkunjung. Namun, nampaknya waktu dan keadaan kurang memberikan kesempatan. Tsabi juga terlihat lelah akibat aktivitas seharian di luar. Shaka akan menundanya besok sampai waktu memungkinkan. Agar keduanya sama-sama nyaman. Terutama Tsabi yang saat ini tengah hamil muda. Kadang moodian. Shaka h

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 148

    "Nggak jadi aja ya, perasaan aku nggak enak," kata Shaka yang sebenarnya takut kalau nanti istrinya bakalan sakit hati lagi. "Kenapa, kalau dia nggak mau ketemu sama aku, mungkin mau dijengukin kamu. Kita bisa bawakan makanan kesukaan Angel dan mukena. Aku yakin dia mau berubah. Kita tidak boleh memusuhinya Mas.""Kenapa sih kamu jadi orang baik banget. Dia udah jahat banget loh sama kamu, sama keluarga kita. Wajar kan kalau pada akhirnya aku nggak respect.""Sangat wajar, itu namanya naluriah. Ketika seseorang disakiti terus membalas. Aku cuma mau kasih ini Mas, mana tahu dia bisa terketuk hatinya untuk melakukan kebaikan.""Oke, nanti aku antar," ucap Shaka pada akhirnya. Mereka benar-benar mengunjungi Angel yang saat ini dalam tahanan. Akibat perbuatannya, Angel harus menerima sanksi berat. Mendapatkan kurungan yang tak sebentar. Karena mencoba melakukan penganiayaan dan juga pembunuhan."Ngapain kalian ke sini? Puas lihat aku di sini seperti ini," sentak Angel menatap sinis pasu

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 147

    Sepekan telah berlalu, tapi kesedihan nampaknya masih membekas di hati Shaka. Suasana hatinya beberapa hari ini sedang tidak baik-baik saja. Beruntung Tsabi adalah istri yang begitu perhatian dan pengertian. Wanita itu sangat sabar menemani suaminya yang dalam suasana duka.Hari ini pria itu sudah mulai beraktivitas kembali seperti biasanya. Toko dan bengkelnya juga sudah mulai dibuka kembali. Setelah sepekan tutup total karena dalam suasana berkabung. Ibunya memang belum meninggalkan banyak kenangan manis dengannya. Namun, sebagai seorang anak pasti sangat kehilangan ditinggalkan orang yang telah melahirkannya untuk selamanya. "Mas, ini ganti kamu hari ini," ujar Tsabi menyiapkan pakaian ganti suaminya. Walaupun beraktivitas di samping rumahnya, tentu Tsabi tak pernah lupa mengurusi pakaian suaminya juga untuk kesehariannya. Santai, tapi bersih dan tertata. "Makasih sayang," jawab Shaka memakainya begitu saja di depan istrinya. Sudah tidak tabu lagi. Bahkan menjadi pemandangan men

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 146

    Tepat pukul lima sore hari Nyonya Jesy menghembuskan napasnya yang terakhir. Shaka sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Pria itu tersedu sembari membacakan ayat-ayat suci di dekat ibunya. Tsabi mengusap lembut punggung Shaka setelah menyelesaikan surat yasin menutup doa ibu mertuanya. "Yang ikhlas Mas, biar mommy tenang," ucap Tsabi menguatkan. Dia tahu ini berat, hanya doa terbaik untuk almarhum mommy yang sekarang bisa ia lakukan. Wanita itu langsung menghubungi keluarganya. Ummi Shali, Ustadz Aka, dan Khalif serta beberapa orang abdi dalem langsung bertolak ke rumah sakit. Tentu saja untuk mengurus kepulangan dan juga pemakamannya. Beberapa orang lainnya nampak sudah bersiap menunggu jenazah pulang ke rumah duka. Suasana mengharu biru saat jenazah itu tiba dan hendak disholatkan. Ustadz Aka sendiri yang mengimaminya. Berhubung waktu belum terlalu malam, almarhum langsung dikuburkan malam itu juga. Tepatnya setelah sholat maghrib. Semuanya seakan berjalan begitu cepat. Padah

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 145

    "Tsabi, apa yang terjadi sayang?" Ummi Shali dan suaminya langsung bertolak ke rumah menantunya begitu mendapatkan kabar dari Shaka. "Zayba jatuh Ummi, dia sepertinya sangat kaget," jelas Tsabi mengingat bocah kecil itu terlepas dari troli. Salah satu karyawan toko yang menggendongnya dan langsung mengamankan bayi itu. "Astaghfirullah ... Mas, cucuku gimana ini. Kita bawa ke tukang pijat.""Kenapa bisa sampai seteledor itu menjaga anak kecil. Bukankah kamu di rumah?""Tsabi tidak enak badan abi, tadi habis periksa. Aku nitip ke mommy, tapi malah ada musibah begini.""Kamu sakit?" tanya Ummi Shali menatap dengan serius. "Sakit, tapi sebenarnya—" Tsabi terdiam, agak ragu berkata jujur saat ini. Namun, bukankah kabar baik itu harus berbagi. "Sebenarnya apa?" tanya Abi Aka giliran yang menatapnya. "Zayba mau punya adik, Ummi," kata Tsabi malu dan ragu membagi kabar bahagia tersebut. "Kamu hamil lagi?" tanya Ummi cukup kaget. Baby Zayba belum genap satu tahun sudah mau punya bayi. Ba

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 144

    "Ide menarik, boleh dicoba kalau nanti gagal.""Maaf ya, belum bisa bahagiakan kamu," ucap Shaka tiba-tiba. Baru saja mau bangkit, sepertinya ada saja halangannya. "Aku nggak ngerasa gitu kok, maaf juga kalau masih banyak mengeluh selama jadi istri kamu." Tsabi mencoba menerima dan bersabar dengan ujian yang datang dari keluarga Shaka. Dia juga harus bisa menerima keluarganya juga bukan. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir satu purnama Angel menumpang di rumah mereka. Semua Tsabi lalui dengan tidak mudah. Karena wanita itu sering berulah dengan sengaja. Beruntung Shaka yang pengertian memperlakukan Tsabi dengan penuh perhatian. "Sayang, kamu pucet sakit?" tanya Shaka memperhatikan istrinya yang sepertinya kurang enak badan. "Agak pusing Mas, perlu minum obat kayaknya." Beruntung ini hari libur, jadi Tsabi tidak harus berangkat mengajar. "Ya sudah tiduran saja, mumpung libur juga. Tidak usah mengerjakan apa pun. Zayba hari ini full sama abi.""Makasih Mas," jawab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 143

    "Nggak bisa Mas, aku kan kemarin sudah izin. Kamu sarapan dulu ya, terus minum obat. Nanti biar Zayba sama Mbok Tini. Kemarin juga seharian sama Mbok Tini."Shaka yang tengah rebahan meraih pinggang istrinya agar duduk makin dekat. Pria itu memposisikan kepalanya tepat di pangkuan istrinya dengan manja. "Obatnya kamu," katanya sembari menenggelamkan wajahnya ke perut Tsabi. Tangan kanannya memeluk erat. Seolah tidak mengizinkan wanita itu untuk beranjak dari sisinya."Aku bikinin sarapan ya, terus minum obat.""Pingin sarapan kamu, yank, aku tidak semangat," kata pria itu mode rewel. Bisa begini juga ternyata cowok yang super dominan itum"Dih ... aku belum bersih lah. Tapi udah mau sembuh kok. Kamu kenapa jadi manja gini sih Mas. Nanti aku kabari kalau udah selesai.""Kangen, namanya juga kangen ya gini. Kamu cuek banget dari kemarin."Repot kalau suaminya mode rewel. Sakit sedikit manjanya ngalahin bayi. Tsabi tidak leluasa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Zayba juga merengek. Tsab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 142

    "Kamu ngapain sih Mas ngikutin mulu, tidur sana!" omel Tsabi melihat suaminya mengekor dirinya. "Ya itu Zayba rewel, mana tahu kamu butuh bantuan.""Nggak, aku pikir kamu malah nggak ingat pulang," jawabnya ketus. Efek lelah dan juga tubuhnya sedikit tidak enak badan, membuat Tsabi sewot sendiri. "Kok ngomongnya gitu, aku pasti pulang lah. Ya walaupun akhirnya malam. Maaf, tadi ikut ngaji dulu.""Ya nggak pa-pa kan, aku juga nggak pernah ngelarang juga. Kamu mau ngapain aja terserah kamu. Lagian ada Khalif kok yang bisa bantuin ke mana-mana.""Memangnya tadi ke mana? Kamu nggak telpon kan?""Seharusnya kamu ingat memberi kabar. Bukannya nungguin aku hubungi kamu. Memangnya aku sempat apa telpan telpon terus Zayba sakit begini.""Zayba masih sakit?" Tsabi tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan merotasi matanya jengah. Bukankah pria itu tahu tadi pagi juga Tsabi sudah mengeluh kalau bayinya sakit. Apa seorang pria tidak sepeka itu. Perempuan itu kembali masuk ke kamar seraya me

DMCA.com Protection Status