#Hamil_Anak_Ular
Bab 25 : Ratu Anjani
Anjani masih terbaring tak berdaya di atas tempat tidur berlapis emas, mulai dari ranjang juga spreinya. Tiga bayi mungil kini sedang berebutan untuk mendapatkan ASInya. Seorang raja bewajah Korea tersenyum angkuh dengan kedua kaki dilipat sambil mengamati bayi-bayinya yang sedang berebutan untuk menikmati nafkah dari sang ibu.
Di antara lelap dan terjaga, Anjani merasakan nyeri pada bagian payudaranya. Ia harus menahan napas jika terasa gigitan yang mengenai kulit tipis bagian sensetifnya itu.
“Anjani, bangun!” Terdengar suara yang tak asing berbisik di telinga wanita yang kini sudah berganti pakaian dengan pakaian ala kerajaan ular, gaun khusus untuk para ratu. Dia adalah ratu kedua setelah istri pertama sang raja, ibunda dari Pangeran Rambo.
“Bangun, Anjani, aku menunggumu di sini! Cepatlah kembali!” Suara itu berbisik lagi di telinga Anjani.
“Radji!” gumam An
#Hamil_Anak_UlarBab 26 : Istana Raja Kobra“Mas, aku gak bisa tidur ... kepikiran Anjani terus .... “ Endah menyapu buliran bening yang tak dapat berhenti keluar dari pelipis matanya.“Udah, Sayang, besok aku bakalan nyariin dia lagi kok. Ayo, tidur!” Lucky meraih Endah ke dalam pelukannya sambil menghapus air mata sang istri dan mencium kedua pipinya.“Makasih ya, Mas.” Endah membenamkan kepalanya di dada bidang milik sang suami yang amat ia cintai itu.Keduanya mulai memejamkan mata. Endah berusaha untuk bisa tertidur, walau hatinya sangat tidak tenang. Ia begitu mengkhawatirkan Anjani, walau putri tunggalnya itu selalu pembangkang dan sulit diatur tapi ia tetap menyayanginya.
#Hamil_Anak_UlarBab 27 : Mencari DukunAnjani kembali ke kamar, pikirannya begitu kacau setelah beradu argument dengan Rambo, hewan peliharaannya yang kini sudah menjelma menjadi seorang anak remaja yang kalau ditafsir ke umur anak manusia berumur sekitar 14 tahun.Anjani menghela napas panjang, ia takut dengan ancaman Rambo yang akan membalas dendam padanya dengan cara mengurungnya di kerajaan ular ini selamanya.“Mama, Jani kangen Mama .... “ Anjani merengut, ia begitu merindukan wanita yang telah melahirkannya itu.“Radji, Rully ... kalian nyariian aku gak sih sekarang? Chiko ... Cheril, aku kangen kalian.” Anjani mengusap wajahnya, ia masih belum menemukan cara untuk keluar dari kerajaan ini.******Pagi ini, Radji dan Rully sudah berada di rumah mamanya Anjani. Mereka sudah membuat janji dengan Lucky untuk kembali mencari Anjani ke hutan larangan, tentunya dengan dukun yang lain lagi dan masih hasil penca
#Hamil_Anak_UlarBab 28 : Ulah LuckyAnjani membuka mata dan langsung terbangun, keringat dingin membasahi dahinya. Ia celingukan ke kanan dan ke kiri, lalu mengelus dadanya, ia lega karena kejadian tadi hanya mimpi saja.“Chiko, kamu nggak apa-apa ‘kan? Perasaanku jadi tak enak begini.” Anjani mengusap wajahnya, kejadian tubuh Chiko terpotong menjadi dua bagian terasa sangat jelas diingatannya.Anjani turun dari tempat tidur, hatinya jadi bimbang memikirkan hewan kesayangannya itu. Ia tak mau terjadi hal buruk padanya, ia sangat menyayangi hewan bersisik motif batik itu. Chiko teman yang setia, tiada hari tanpa bersamanya sebelum kehamilan aneh ulah si Raja Kobra menimpanya. Teringat juga saat kejadian si pyton itu menggagalkan rencana menenggak pemutih pakaian ketika ia ingin hampir putus asa karena janin-janin aneh. Chiko juga yang beberapa kali membantu menenangkan bayi-bayi ular di perutnya, sehingga ia menduga Chikolah ayah dari ja
#Hamil_Anak_UlarBab 29 : TerbongkarUsai melaksanakan sholat magrib, Radji mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan masjid. Hati terasa adem setelah melaksanakan kewajiban ini, ia juga sudah berdoa untuk Anjani, berharap temannya itu bisa kembali ke alam nyata. Ia juga rela jika Anjani lebih memilih Rully dibanding dirinya, ia bisa menerima hal itu asalkan Anjani dapat kembali.“Yuk, cabut!” seru Rully sambil menepuk pundak sahabatnya itu.“Sebentar lagi, Rul! Aku masih ingin di sini,” jawab Radji dengan menangkupkan kedua tangannya di wajah.Cukup lama keduanya terdiam di shaf berlakang, Rully masih menunggui Radji yang masih tertegun. Ia tak tahu apa yang sedang dilakukan temannya itu, apakah sedang berdoa atau sedang melamun.Tanpa terasa, waktu magrib telah berganti isya dan Radji masih terduduk di atas sajadahnya. Seorang Ustad bertubuh tambun menghampiri keduanya.“Assalammualaikum,” ujar
#Hamil_Anak_UlarBab 30 : Ustaz BumiUstad Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajah sambil mengucap istighfar. Radji dan Rully menatapnya penuh harap. Si ustad berwajah bulat itu memasukkan kembali tasbih di tangannya ke saku baju.“Bagaimana, Ustad?” tanya Radji tak sabar.“Memang benar, Anjani sekarang berada di kerajaan ular kobra. Berat ini ceritanya, kemungkinan sangat kecil untuk dia bisa kembali karena tak ada manusia awam yang bisa menembus ke sana,” jawab Ustad Bumi sambil mengusap jenggot tipisnya.“Jadi, Ustad ... Anjani akan menetap selamanya di sana?” tanya Radji dengan suara berat.“Kita pasrahkan semuanya dengan Yang Maha Kuasa, tak ada yang mu
#Hamil_Anak_UlarBab 31 : PertarunganSetelah perbincangan subuh itu, sudah ditetapkan kalau Radji dan Rully akan pergi bersama-sama ke kerajaan ular. Hanya saja, belum diketahui, siapa diantara keduanya yang akan bisa menembus alam sana. Karena keduanya sama-sama bersikukuh, maka Ustad Bumi menyarankan untuk mereka sama-sama mencoba.Malam ini, kedua teman Anjani itu sudah bertengger di rumah Ustad Bumi sejak dari habis sholat isya. Chiko juga mereka ajak, tapi hanya disimpan di mobil saja dan tak diajak turun. Sejak Anjani menghilang, hewan kesayangannya itu diasuh oleh Radji dan akan diajak ke mana pun jika mereka berpergian.“Tunggu pukul 00.00 ya, Ji, Rul, sekarang baru pukul 22.00. Pintu alam gaib akan terbuka saat lewat tengah malam nanti, berdoa saja agar salah satu dari kalian bisa ke sana,” ujar Ustad Bumi kepada Rully dan Radji, kini mereka sedang duduk di ruang tamu.“Agghh ... Bang, ada u
#Hamil_Anak_UlarBab 32 : Pengorban ChikoChiko mengajak Anjani untuk mundur ke belakang, dan menatap sang raja dengan sinis. Ia sudah siap mempertaruhkan segalanya demi Anjani, termasuk kesempatan untuk menjadi siluman ular yang bisa hidup kekal dan merubah wujud menjadi manusia. Rasa sayangnya kepada sang majikan mengalahkan segalanya.“Serang dia!” Raja Kobra berteriak kepada para prajuritnya.Chiko melepaskan tangan Anjani dan menyuruhnya untuk mundur ke belakang selagi ia melawan para prajurit yang jumlahnya ada ratusan itu.Chiko mulai bertarung dengan para prajurit Raja Kobra, ia mengerahkan segala keberanian dan kekuatannya. Anjani tak tega melihat pyton kesayangannya itu bertempur seorang diri. Ditariknya pedang dari salah seorang prajurit yang sudah terkapar karena hunusan pedang si Chiko.Kini Anjani juga membantu
#Hamil_Anak_UlarBab 33 : Pindah RumahHari ini, Endah dan Lucky sudah bersiap untuk meninggalkan rumah Anjani. Mereka sudah mendapatkan rumah kontrakan yang tak begitu jauh dari kompleks perumahan yang sekarang, walau hanya rumah BTN ukuran 36m.“Ma, kok pindah sih? Anjani tinggal sendirian dong di rumah segede ini,” ujar Anjani menatap sang mama yang sudah menenteng koper besar.“Jani, ini kemauan ayahmu si Lucky, dia mau mengajak Mama untuk hidup mandiri. Dia merasa tak enak hati jika terus tinggal di rumah ini, rumah peninggalan almarhum papamu.” Endah tersenyum tipis, ia takkan memberitahu Anjani tentang ulah licik suaminya tempo hari. Ia ingin Lucky segera memperbaiki kesalahannya.Anjani mengerutkan dahi mendengar penuturan sang mama lalu melirik sang ayah tiri yang terlihat acuh tak acuh, ia menyimpan kecur
#Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula
#Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&
#Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya
Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k
#Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d
#Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal
#Melahirkan_Anak_UlarBab 46Manu telah menyisir seisi istana hingga ia bisa menemukan juga kolam yang ternyata berada di dekat taman belakang, tak jauh dari kamar Raja Kobra. Dengan mata yang berbinar-binar dengan harapan bisa segera berubah menjadi manusia seutuhny, ia hendak berlari ke sana. Akan tetapi, sebuah tangan malam menarik bahunya."Hey, mau ke mana kamu? Cepat kembali ke depan, berjaga-jagalah di sana!" Kepala Pengawal menarik Manu untuk kembali ke halaman, posisi jaga mereka."Eh .... " Manu membuang napas kasar dan terpaksa menghentikan misinya, sebab ia harus bersikap baik agar tak ada yang curiga kepadanya yang sedang dalam penyamaran.Manu kembali menatap ke aula istana saat mereka melewati ruangan itu untuk kembali ke halaman."Tetaplah berjaga-jaga di sini, jangan ke mana-mana! Teman-teman yang lainnya sedang menikmati pesta," ujar sang kepala Pengawal sambil melangkah meninggalkan Manu beserta anak buahnya yang lai
#Melahirkan_Anak_UlarBab 45Malam pun tiba, semua anggota keluarga kerajaan sudah tiba di meja makan. Ada Ratu Asa, Pangeran Rambo beserta anak dan istrinya, lalu tiga anak kembar Raja Kobra. Anjani terlihat meringis saat melihat hidangan di atas meja, ia tak mau memakannya.“Selamat datang, Ratu Anjani, Ibundanya dari Pangeran Aries, Putri Artha dan Putri Aruka. Sebelum kita menyaksikan acara musik dan tarian di aula istana, marilah kita nikmati hidangan istimewa ini,” ujar Perdana Menteri yang bertugas menjadi pembawa acara, ia berdiri di samping Raja Kobra.Pangeran Rambo menatap tajam ke arah Anjani yang duduk di antara Putri Aruka dan Putri Artha, ia tak senang akan kedatangan mantan majikannya itu, sebab Ibunya murung sejak tadi. Ia bisa melihat raut tak senang Ratu Asa kepada Anjani dan ia tahu akan hal itu, sebab itu juga tahu ayahnya memang menyukai Anjani.Acara makan bersama pun dimulai. Anjani hanya mengambil buah ape
#Melahirkan_Anak_UlarBab 44“Ibunda akan tinggal di sini ‘kan? Sama Aruka, Kak Artha dan Kak Aries?” tanya Putri Aruka sambil bergelayut manja di bahu Anjani.“Aku ... eh ... Ibu ... masih terkejut saat ini ... Ibu tidak menyangka ... kalau kalian sudah dewasa .... “ jawab Anjani terbata-bata.“Ibunda pasti capek, istirahat di kamar Aruka saja, ya,” ujar Putri Aruka.Anjani hanya tersenyum melihat tiga anak-anaknya itu mengelilingi dirinya. Taklama kemudian, Raja Kobra yang sedari tadi hanya mengamati saja dari depan pintu, melangkah masuk juga.“Selamat datang, Ratu Anjani,” sapa Raja Kobra dengan tatapan penuh rindu.Anjani gelagapan dan mengerutkan dahi saat menatap Ayah dari anak-anaknya itu, orang yang ia benci karena telah melenyapkan Chiko, ular pyton kesayangannya.“Ayahanda Raja, Ibunda sudah datang .... “ ujar Putri Artha.“Iya, lanj