#Hamil_Anak_Ular
Bab 30 : Ustaz Bumi
Ustad Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajah sambil mengucap istighfar. Radji dan Rully menatapnya penuh harap. Si ustad berwajah bulat itu memasukkan kembali tasbih di tangannya ke saku baju.
“Bagaimana, Ustad?” tanya Radji tak sabar.
“Memang benar, Anjani sekarang berada di kerajaan ular kobra. Berat ini ceritanya, kemungkinan sangat kecil untuk dia bisa kembali karena tak ada manusia awam yang bisa menembus ke sana,” jawab Ustad Bumi sambil mengusap jenggot tipisnya.
“Jadi, Ustad ... Anjani akan menetap selamanya di sana?” tanya Radji dengan suara berat.
“Kita pasrahkan semuanya dengan Yang Maha Kuasa, tak ada yang mu
#Hamil_Anak_UlarBab 31 : PertarunganSetelah perbincangan subuh itu, sudah ditetapkan kalau Radji dan Rully akan pergi bersama-sama ke kerajaan ular. Hanya saja, belum diketahui, siapa diantara keduanya yang akan bisa menembus alam sana. Karena keduanya sama-sama bersikukuh, maka Ustad Bumi menyarankan untuk mereka sama-sama mencoba.Malam ini, kedua teman Anjani itu sudah bertengger di rumah Ustad Bumi sejak dari habis sholat isya. Chiko juga mereka ajak, tapi hanya disimpan di mobil saja dan tak diajak turun. Sejak Anjani menghilang, hewan kesayangannya itu diasuh oleh Radji dan akan diajak ke mana pun jika mereka berpergian.“Tunggu pukul 00.00 ya, Ji, Rul, sekarang baru pukul 22.00. Pintu alam gaib akan terbuka saat lewat tengah malam nanti, berdoa saja agar salah satu dari kalian bisa ke sana,” ujar Ustad Bumi kepada Rully dan Radji, kini mereka sedang duduk di ruang tamu.“Agghh ... Bang, ada u
#Hamil_Anak_UlarBab 32 : Pengorban ChikoChiko mengajak Anjani untuk mundur ke belakang, dan menatap sang raja dengan sinis. Ia sudah siap mempertaruhkan segalanya demi Anjani, termasuk kesempatan untuk menjadi siluman ular yang bisa hidup kekal dan merubah wujud menjadi manusia. Rasa sayangnya kepada sang majikan mengalahkan segalanya.“Serang dia!” Raja Kobra berteriak kepada para prajuritnya.Chiko melepaskan tangan Anjani dan menyuruhnya untuk mundur ke belakang selagi ia melawan para prajurit yang jumlahnya ada ratusan itu.Chiko mulai bertarung dengan para prajurit Raja Kobra, ia mengerahkan segala keberanian dan kekuatannya. Anjani tak tega melihat pyton kesayangannya itu bertempur seorang diri. Ditariknya pedang dari salah seorang prajurit yang sudah terkapar karena hunusan pedang si Chiko.Kini Anjani juga membantu
#Hamil_Anak_UlarBab 33 : Pindah RumahHari ini, Endah dan Lucky sudah bersiap untuk meninggalkan rumah Anjani. Mereka sudah mendapatkan rumah kontrakan yang tak begitu jauh dari kompleks perumahan yang sekarang, walau hanya rumah BTN ukuran 36m.“Ma, kok pindah sih? Anjani tinggal sendirian dong di rumah segede ini,” ujar Anjani menatap sang mama yang sudah menenteng koper besar.“Jani, ini kemauan ayahmu si Lucky, dia mau mengajak Mama untuk hidup mandiri. Dia merasa tak enak hati jika terus tinggal di rumah ini, rumah peninggalan almarhum papamu.” Endah tersenyum tipis, ia takkan memberitahu Anjani tentang ulah licik suaminya tempo hari. Ia ingin Lucky segera memperbaiki kesalahannya.Anjani mengerutkan dahi mendengar penuturan sang mama lalu melirik sang ayah tiri yang terlihat acuh tak acuh, ia menyimpan kecur
#Hamil_Anak_UlarBab 34 : Pilih Siapa?Lucky kembali ke rumah dengan tampang masam, sambil melempar beberapa map yang dibawanya tadi pagi. Endah keluar dari kamar dan menghampiri sang suami yang sudah duduk di ruang tamu dengan ekspresi frustasi.“Mas, kamu udah pulang?” sapa Endah sembari menghampiri sang suami, lalu mengerutkan dahi melihat map berserakan di lantai.Lucky hanya diam dengan mata terpejam. Endah mendekat, lalu memunguti map itu kemudian meletakannya di atas meja. Ia duduk di samping Lucky lalu mengusap dahi ayah dari calon anak keduanya itu.“Mas, udah makan belum?” tanya Endah lembut, ia tahu suaminya itu pasti tidak mendapatkan pekerjaan karena keadaanya yang kacau sekali.“Ah, ya belumlah, seharian keluar masuk kantor dan hanya dapat hinaan.” Lucky mengan
#Hamil_Anak_UlarBab 35 : Keputusan EndahAnjani mengajak Rully dan Radji untuk menemaninya mencari alamat rumah sang mama. Kini mereka mulai memasuki area perumahan tempat kontrakan Endah dan Lucky berada, ia begitu bimbang dengan keadaan wanita yang telah melahirkannya itu. Ia tak mau si benalu itu memperbudak mamanya.“Stop, Rul! Kayaknya ini deh rumahnya, blok G no.15a.” Anjani mengamati isi chat dengan mamanya tadi siang.“Nggak salah, Jan? Kok kecil amat rumahnya!” ujar Radji tak percaya.“Kita turun aja dulu deh!” jawab Anjani sambil membuka pintu mobil.Ketiganya turun dari mobil, lalu memasukin perkarangan rumah yang terlihat gersang itu.“Assalammualaikum .... “ teriak Rully dari depan pintu.&ld
Hamil_Anak_UlarBab 36 : MiripAnjani meringis ngeri dan tak mau menerima uluran tangan dari pria berwajah ala oppa Korea di hadapannya. Matanya menyipit mengamati Pak Huda yang wajahnya amat mirip dengan Si Raja Kobra, siluman ular yang telah menodainya hingga hamil anak ular.Anjani melangkah ke kursinya, lalu duduk. Ia harus tenang dan meredam debaran keras di dada, sembari mengelap keringat di dahi.Pak Arya terlihat menghela napas melihat tingkah jutek dari Anjani. Ia menjadi tak enak hati melihat wajah Pak Huda yang memerah karena uluran tangannya diacuhkan.“Nona Anjani, Pak Huda ini yang menggantikan jabatan direktur sementara menunggu kesiapan Nona Anjani memimpin perusahaan nanti. Sebelumnya, beliau ini adalah direktur di perusahaan cabang yang kami tarik ke sini. Prestasi beliau juga bagus dan bisa diandalkan. Hal ini jug
#Hamil_Anak_UlarBab 37 : Apa dia Chiko?Anjani keluar dari ruangannya, lalu melangkah menuruni anak tangga. Ini hari pertamanya di kantor yang lumayan membuat kepala kliyengan. Ia memang tak berbakat untuk bekerja di kantoran, tapi kalau bukan dia yang melanjutkan usaha papanya ini, mau siapa lagi. Masa mau diserahkan ke Benalu Lucky, ia tak rela.Kaki wanita dengan setelah blezer dan celana hitam itu telah menginjak halaman parkiran kantor, segera didekatinya mobil sport berwarna merah keluar terbaru itu. Akan tetapi, belum sempat ia masuk ke mobil, matanya malah menangkap sosok yang tak asing.Seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan pakaian ala supir berdiri di depan mobil hitam. Ia terlihat sedang bermain ponsel, lalu cepat-cepat membuka membuka pintu mobil saat melihat Maratul Huda melangkah mendekat.Anjani semakin men
#Hamil_Anak_Ular Bab 38 : Pilihan Anjani “Ibu, kamu ke mana saja? Kami merindukanmu.” Tiga orang anak memeluk Anjani bersamaan. Anjani menautkan alis, ia tak pernah melihat tiga bocah ini sebelumnya, tapi ia tak kuasa untuk mendorong mereka menjauh darinya. “Hey, kalian siapa? Mengapa memanggilku dengan sebutan ibu?” Anjani duduk di tempat tidur dan menatap tiga bocah berumur kurang lebih empat tahun itu. “Ibu, kami anak-anakmu. Aku Aries, dia Aruka, dan dia Artha,” ujar bocah laki-laki yang dengan kaos warna hijau. Anjani kembali mengerutkan dahi, apalagi kini tiga bocah satu laki-laki dan dua perempuan itu kini berebutan untuk duduk di pangkuannya. “Hey, jangan berebutan minta dipangku begini!” ujar Anjani yang memang kurang suka dengan anak kecil. Akan tetapi, tiga bocah itu tak mau mendengarkan perkataannya. Kini mereka malah menarik-narik tangan Anjani. “Hey, apa ya
#Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula
#Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&
#Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya
Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k
#Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d
#Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal
#Melahirkan_Anak_UlarBab 46Manu telah menyisir seisi istana hingga ia bisa menemukan juga kolam yang ternyata berada di dekat taman belakang, tak jauh dari kamar Raja Kobra. Dengan mata yang berbinar-binar dengan harapan bisa segera berubah menjadi manusia seutuhny, ia hendak berlari ke sana. Akan tetapi, sebuah tangan malam menarik bahunya."Hey, mau ke mana kamu? Cepat kembali ke depan, berjaga-jagalah di sana!" Kepala Pengawal menarik Manu untuk kembali ke halaman, posisi jaga mereka."Eh .... " Manu membuang napas kasar dan terpaksa menghentikan misinya, sebab ia harus bersikap baik agar tak ada yang curiga kepadanya yang sedang dalam penyamaran.Manu kembali menatap ke aula istana saat mereka melewati ruangan itu untuk kembali ke halaman."Tetaplah berjaga-jaga di sini, jangan ke mana-mana! Teman-teman yang lainnya sedang menikmati pesta," ujar sang kepala Pengawal sambil melangkah meninggalkan Manu beserta anak buahnya yang lai
#Melahirkan_Anak_UlarBab 45Malam pun tiba, semua anggota keluarga kerajaan sudah tiba di meja makan. Ada Ratu Asa, Pangeran Rambo beserta anak dan istrinya, lalu tiga anak kembar Raja Kobra. Anjani terlihat meringis saat melihat hidangan di atas meja, ia tak mau memakannya.“Selamat datang, Ratu Anjani, Ibundanya dari Pangeran Aries, Putri Artha dan Putri Aruka. Sebelum kita menyaksikan acara musik dan tarian di aula istana, marilah kita nikmati hidangan istimewa ini,” ujar Perdana Menteri yang bertugas menjadi pembawa acara, ia berdiri di samping Raja Kobra.Pangeran Rambo menatap tajam ke arah Anjani yang duduk di antara Putri Aruka dan Putri Artha, ia tak senang akan kedatangan mantan majikannya itu, sebab Ibunya murung sejak tadi. Ia bisa melihat raut tak senang Ratu Asa kepada Anjani dan ia tahu akan hal itu, sebab itu juga tahu ayahnya memang menyukai Anjani.Acara makan bersama pun dimulai. Anjani hanya mengambil buah ape
#Melahirkan_Anak_UlarBab 44“Ibunda akan tinggal di sini ‘kan? Sama Aruka, Kak Artha dan Kak Aries?” tanya Putri Aruka sambil bergelayut manja di bahu Anjani.“Aku ... eh ... Ibu ... masih terkejut saat ini ... Ibu tidak menyangka ... kalau kalian sudah dewasa .... “ jawab Anjani terbata-bata.“Ibunda pasti capek, istirahat di kamar Aruka saja, ya,” ujar Putri Aruka.Anjani hanya tersenyum melihat tiga anak-anaknya itu mengelilingi dirinya. Taklama kemudian, Raja Kobra yang sedari tadi hanya mengamati saja dari depan pintu, melangkah masuk juga.“Selamat datang, Ratu Anjani,” sapa Raja Kobra dengan tatapan penuh rindu.Anjani gelagapan dan mengerutkan dahi saat menatap Ayah dari anak-anaknya itu, orang yang ia benci karena telah melenyapkan Chiko, ular pyton kesayangannya.“Ayahanda Raja, Ibunda sudah datang .... “ ujar Putri Artha.“Iya, lanj