“Kenapa di luar sana ramai sekali penjaga? Terlihat tidak seperti biasanya,” ucap Vyora sambil melihat ke arah jendela karena letak kursinya ada di sebelah jendela sama seperti di kamarnya.“Mungkin hanya patroli biasa.” Adam menganggap sepele ucapan Vyora barusan karena memang sudah biasa penjaga disini patroli.“Tapi mereka terlihat seperti tengah mencari sesuatu, apa ada sesuatu yang hilang atau apa yang terjadi?” Vyora berusaha menjelaskan dengan detail kejadiannya agar Adam tahu bagaimana situasi di luar sana.Dan benar saja kalau Adam mulai penasaran dengan ucapan Vyora, ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela di samping Vyora.“Apa yang terjadi, kenapa aku tidak tahu ada sesuatu di istana,” ungkap Adam sambil melihat para penjaga yang tengah mencari sesuatu di halaman luar.Tidak lama suara bising juga terdengar dari luar ruangan yang menyita perhatian Adam tentunya. “Apa yang terjadi disini,” ucap Adam, kini dia berjalan ke arah pintu untuk mengecek keadaan di l
Ares langsung mengurungkan niatnya untuk mengelus perut Vyora karena Varka melarangnya. Ares merasa lancang, ia menyadari kalau kelakuannya memang melewati batas sebagai adik ipar laki-laki. "Sayang ayo kita pergi bersama," ajak Varka kepada Vyora yang masih terduduk di kursi taman. "Kemana?" Tanya Vyora dengan cuek dan ia tidak mau menghadap ke arah Varka. "Kita pergi jalan-jalan, bagaimana?"Vyora tidak menjawab, ia hanya berdiri dan menunggu Varka untuk mengajaknya ke tempat yang dia tuju. Singkatnya, mereka di antar oleh penjaga istana menggunakan kereta kencana. Mereka berdua pergi ke ladang rumput dimana tempat itu sering mereka kunjungi saat masih bertemu di dalam mimpi. Vyora langsung bisa mengenali tempat itu karena sebelumnya mereka memang sangat sering berkunjung kesini. Varka menyuruh penjaga untuk kembali ke istana dan membiarkan mereka berdua disana tanpa penjaga sama sekali, ia hanya meninggalkan dua sepeda.. "Tempat ini? Bukankah kita sering datang kesini?" Ta
Setelah Varka minum air putih, ia merasakan pusing dan muter yang ia tidak bisa tahan.“Pasti ada yang menaruh sesuatu di air itu,” ucap Varka yang langsung menyadari dengan air yang telah ia minum.Dengan keadaan tidak berdaya Varka langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur karena ia juga tidak bisa meminta tolong kepada siapapun, pada akhirnya ia tidak sadarkan diri di atas kasur.Selang waktu 3 jam Dasha mengecek keadaan Varka apakah dia terkena jebakannya atau tidak, agar semua orang tidak curiga kepadanya Dasha pergi menunggu suasana sepi.“Ternyata sudah tidur nyenyak,” ucap Dasha setelah masuk ke dalam kamar Varka.Kemudian Dasha berusaha membenarkan posisi tidur Varka menjadi selayaknya orang tengah tidur.“Biarkan saja wanita tengil itu dimangsa oleh binatang buas, aku datang ke istana untuk menjadi permaisurimu bukan selir,” ucap Dasha sambil membelai pipi Varka.Tentu saja Dasha bisa melakukan apapun yang dia mau saat Varka tengah tidak berdaya seperti itu, jika ia melak
Varka sudah sangat muak dengan Dasha, sudah tidak ada lagi kata maaf untuknya. “CEPAT MASUK!” seru Varka setelah membuka pintu kamar Dasha. Mendengar bentakan Dasha langsung menuruti perintah Varka, ia melihat ada kemarahan di wajah Varka. Setelah memastikan Dasha berada di dalam kamar Varka langsung menutupnya dan mengunci pintu kamarnya dari luar. “Kenapa kamu mengunciku di dalam kamar?” tanya Dasha dari dalam sambil mengetuk pintunya. “Varka… Buka pintunya,” teriak Dasha agar ia bisa dibukakan pintu untuknya. Varka menghiraukan teriakan itu, ia segera pergi menemui kusir untuk mengantarnya ke tempat yang ia kunjungi kemarin, rumah di padang rumput. Varka menyuruh kusir untuk melajukan keretanya dengan cepat, ia sudah sangat cemas dengan keadaan Vyora takut akan terjadi sesuatu terhadapnya. Sesampainya Varka disana, dia langsung menghampiri istrinya yang sedang duduk di depan rumah sambil menunggu kedatangannya. Varka langsung memeluk tubuh Vyora. “Sayang maafkan aku, aku h
Selesai Dasha mandi dan berdandan, ia mendapati ada senampan makanan yang sangat lezat. Dasha langsung menyantap makanan tersebut, ia sudah mengira kalau itu untuk dirinya. selesai ia makan, ada seorang selir yang datang ke kamarnya, ia mengajak Dasha untuk pergi mengelilingi istana sambil memperkenalkan setiap sudut disana. Hingga Dasha tertarik kepada salah satu ruangan disana yaitu ruang musik. Dasha sangat suka bermusik dan dansa, sejak ia hidup di desa ia sering tampil dansa tunggal di sebuah acara desanya. Semua orang di istana mengakui keberadaannya, sebelumnya Dasha merupakan gadis yang lugu dan sederhana hingga membuat Varka merasa tidak salah untuk memilihnya. Sifat itu beriringnya waktu mulai pudar dan tergantikan dengan rasa tamak. Mengetahui Varka yang sudah lama masih menyendiri membuat Dasha ingin menjadi pasangannya, sebenarnya yang Dasha inginkan adalah bisa bersama Varka bukan karena tahta. Saat ia tengah hamil sikapnya langsung berubah drastis hingga menjadika
Selesai Dasha mandi dan berdandan, ia mendapati ada senampan makanan yang sangat lezat.Dasha langsung menyantap makanan tersebut, ia sudah mengira kalau itu untuk dirinya.selesai ia makan, ada seorang selir yang datang ke kamarnya, ia mengajak Dasha untuk pergi mengelilingi istana sambil memperkenalkan setiap sudut disana.Hingga Dasha tertarik kepada salah satu ruangan disana yaitu ruang musik. Dasha sangat suka bermusik dan dansa, sejak ia hidup di desa ia sering tampil dansa tunggal di sebuah acara desanya.Semua orang di istana mengakui keberadaannya, sebelumnya Dasha merupakan gadis yang lugu dan sederhana hingga membuat Varka merasa tidak salah untuk memilihnya.Sifat itu beriringnya waktu mulai pudar dan tergantikan dengan rasa tamak.Mengetahui Varka yang sudah lama masih menyendiri membuat Dasha ingin menjadi pasangannya, sebenarnya yang Dasha inginkan adalah bisa bersama Varka bukan karena tahta.Saat ia tengah hamil sikapnya langsung berubah drastis hingga menjadikan Ares
Asisten tabib pergi menemui Varka dan Adam yang masih menikmati jamuan teh, ia memberitahu mengenai Dasha yang sudah melahirkan.Semua orang yang ikut perjamuan terkejut mendengar berita tersebut.Ia juga menyampaikan bagaimana kondisi Dasha saat ini yang terus-terus memanggil Varka.Adam mengajak Varka untuk segera menemui Dasha, bagaimanapun Dasha juga sudah berjasa mau melahirkan seorang bayi untuknya.“Varka, ayo kita pergi,” ajak Adam kepada Varka yang masih duduk santai sambil menggandeng tangan istrinya.Varka sempat melihat ke arah Vyora sebelum ia berdiri, tatapannya berbicara seolah ia sedang meminta izin kepada istrinya.Vyora pun tahu dengan maksud Varka, ia menganggukkan kepalanya pelan sambil balik menatap wajah suaminya sambil perlahan melepas gandengan tangannya.Kemudian Varka langsung pergi bersama ayahnya untuk melihat kondisi Dasha saat ini, Vyora masih duduk di meja jamuan bersama selir yang lain dan juga ada perdana menteri disana. Jika Vyora tidak membolehkan V
“Semuanya sehat,” jawab Varka.“Baguslah, ya sudah kalau begitu selamat beristirahat untuk kalian.”Vyora langsung meninggalkan ruangan tabib bersama dengan Ares pastinya, dilihat dari nada bicara Vyora sudah sangat terlihat kalau ia merasa kurang suka.Begitu Vyora pergi meninggalkan ruangan tadinya Varka ingin menyusulnya tetapi Dasha memanggilnya dan mencegah Varka untuk pergi. Jika bukan perintah dari ayahnya sudah pasti Varka meninggalkan Dasha sedari tadi, Varka sangat tahu bagaimana perasaan istrinya.Ditambah Ares selalu ada di samping istrinya yang membuat dirinya menjadi cemburu tetapi jika ia meluapkan rasa cemburunya pasti Vyora juga akan membela Ares.Tabib dan asistennya merasa sangat canggung disana, bagaimana tidak. Tuannya sudah memendam emosi yang tidak bisa ia luapkan seperti biasanya.“Bisakah kamu menggendong bayiku, sedari tadi dia terus menangis sejak digendong oleh ayah,” pinta Dasha kepada Varka.Dengan berat hati Varka menuruti permintaan Dasha untuk menggen