Share

Kabar baik

Penulis: Sarye
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-23 16:30:02

Auww!

Aku meringis kesakitan saat hendak bangkit dari lantai, kakiku terkilir sakit sekali rasanya, aku berusaha untuk bangkit dengan perlahan takut jika lelaki yang sedang terbaring diatas tempat tidurku terbangun.

Namun betapa terkejutnya saat aku menghidupkan lampu dan melihat sosok lelaki yang sedang tertidur ternyata Mas Arka. Dengan tertatih aku berjalan mendekat untuk membangunkannya.

"Mas! Bangun Mas," ucapku sedikit berteriak sambil menggoyangkan tubuhnya.

"Hem, Arsila," Mas Arka tampak kaget saat melihatku sudah berada di dalam kamar. Lekas ia bangkit sambil mengucek matanya.

"Kamu kapan datang Sayang? Tadi Mas telepon kok gak dijawab, Maaf Mas baru saja sampai dan capek banget makanya Mas tertidur."

"Sudah sejak tadi siang Mas! Aku di dalam rumah ini tapi tadi aku dengar ada suara orang membuka pintu,kupikir itu pencuri makanya Aku sembunyi dibalik lemari," ujarku memberi penjelasan.

"Kamu kenapa?" Tanya Mas Arka saat melihatku meringgis sambil memegang kaki.

"Aku terkilir Mas, niatnya tadi mau mukul kamu dari belakang eh taunya aku jatuh," ucapku sambil merengek manja pada Mas Arka.

"Ya ampun kasihan sekali cintaku, sayangku, cup … cup! Sini Mas lihat mana yang sakit." Dengan sangat hati-hati Mas Arka melihat kakiku yang terkilir ia juga membalurkan minyak gosok.

"Sakit Mas, pelan-pelan dong," teriakku.

"Ini sedikit Bengkak Sayang, udah Mas kasih Minyak mudah-mudahan cepet sembuh yach atau mau dibawah ke rumah sakit," ledek Mas Arka sambil mengusap kepalaku hingga rambutku berantakan.

"Mas! Kusut tau rambutnya," teriakku sambil merapikan kembali rambut yang berantakan.

Melihat tingkahku Mas Arka hanya melemparkan senyum manisnya membuatku tersipu malu. Sungguh bahagia hatiku setelah sekian lama tak melihatnya, rasa rindu ini seakan telah terobati.

"Sayang! Gimana rumahnya baguskan, semua perabotnya udah Mas beli, habisnya kelamaan kalau nungguin kamu."

"Bagus Mas, Aku suka sekali, makasih ya Mas," ucapku sambil memeluk tubuhnya yang gempal.

"Iya sama-sama, Mas juga senang jika kamu ikut senang, Mas ada kabar baik buat kamu!"

"Kabar apa Mas? Jangan buat aku penasaran dong Mas!"

"Kabar yang bakal bikin kamu makin bahagia," ucap Mas Arka membuatku semakin penasaran.

"Apa Mas, cepetan bilang, jangan buat Aku penasaran dong Mas?"

"Sabar dulu dong, kok jadi gak sabaran begitu sih."

"Ya iyalah Mas, aku gak sabar mau dengernya."

"Kemarin waktu Mas pulang ke Bandung Mas sudah bicarakan masalah kita berdua sama Maura."

"Apa Mas! Mas sudah bilang soal hubungan kita sama Istri Mas, Mas sudah gila yah! Terus kita gimana Mas? Gak bisa ketemu dong," ucapku panjang lebar.

"Kamu itu dengar dulu kenapa sih, main nyerocos aja kerjaannya."

"Iya deh, Aku dengerin Mas mau cerita apa? Cepetan Mas jangan buat Aku penaran gitu."

"Mas sama Maura menikah sudah sepuluh tahun, sampai saat ini Maura belum bisa memberikan Mas keturunan jadi Mas bilang ke Maura jika Mas mau punya keturunan apapun caranya."

"Terus Mas!"

"Mas bilang kalau mau menikah lagi dan kamu tahu apa yang dikatakan Maura saat Mas bilang kalau ingin menikah lagi dan punya anak?"

"Mana Aku tahu Mas ,Maura bilang apa? Emang apa yang dikatakan saat Mas pingin punya anak dan menikah lagi?"

"Awalnya dia diam, matanya mulai berkaca-kaca hingga akhirnya ia menangis, Ia menangis sesegukan hingga Mas tak tega melihatnya bersedih.

"Dia bilang jika dia sudah gagal menjadi seorang istri selama ini, dia minta maaf sama Mas karena dia belum bisa memberikan keturunan."

"Maura juga bilang jika Mas boleh menikah lagi jika ingin punya anak."

"Kamu tahu tidak, itu artinya kita bisa menikah dengan restu Maura dan tidak perlu sembunyi-sembunyi dari nya," ucap Mas Arka penuh kebahagiaan.

"Yang benar kamu Mas, kalau Maura kasih izin ke kamu buat Nikah lagi?" Tanyaku penuh selidik karena rasanya tidak percaya jika ada wanita yang mau berbagi suami dengan wanita lain.

"Ngapain juga Mas bohong sama kamu sayang, rencananya bulan depan kita Bandung buat ketemu sama Maura yach atau minggu depan juga boleh, lebih cepat lebih baik kan!"

"Mas sudah tidak sabar untuk menikahimu Cil."

"Aku juga sudah tidak sabar Mas mau jadi istri kamu, minggu depan kita ketemu Maura yach Mas!"

"Baiklah Mas janji minggu depan kita ke Bandung."

"Makasih yah! Mas memang the best banget dech," ucapku dengan senyum mengembang sambil memeluknya, sungguh betapa Aku sangat bahagia hari ini.

*****

Sesuai dengan janji Mas Arka padaku, hari ini kami berangkat ke Bandung untuk bertemu dengan Maura.

Mas Arka juga sudah bertemu dengan Ibu dan meminta restunya, rencananya jika memang Maura memberi izin kami akan segera menikah di Bandung nantinya.

Kondisi kejiwaan Ibu juga belum stabil jika kami menikah di rumahku, Ibu masih sering melamun sendirian dan menangisi kepergian Bapak.

Awalnya Ibu marah dan murka saat pertama kali melihat Mas Arka. Tapi dengan perlahan aku berusaha menjelaskan dan akhirnya Ibu mengerti dan merestui kami.

Ibu hanya ingin melihatku bahagia makanya ia memberikan restunya padaku dan juga Mas Arka.

Dalam perjalanan ke Bandung jantungku berdetak dengan kencang rasanya mau copot saja, tapi Mas Arka mencoba menenangkan hatiku, ia memang pandai membuatku nyaman saat berada di sampingnya.

"Mas, kita langsung ke rumah kamu ya dan ketemu Maura nanti saat sudah sampai Bandung?" Tanyaku sedikit gugup.

"Nggak dong, nanti kita istirahat dulu di hotel dan besok pagi baru kita bertemu dengan Maura."

Aku menarik nafas panjang, rasanya lega sekali karena masih ada waktu untuk menenangkan pikiranku sejenak.

"Tapi aku gugup loh Mas mau ketemu istri kamu! Takut jika nanti dia akan mengusirku Mas!"

"Kamu tenang, santai aja semuanya akan baik-baik saja kok, percaya deh sama Mas!" Mas Arka selalu meyakinkanku. Ia juga menggenggam erat tanganku saat aku merasa gugup dan takut.

"Sebaiknya kamu istirahat aja dulu atau mau tiduran juga boleh nanti kalau udah nyampe Mas bangunin."

Entah berapa lama Aku tertidur di Mobil, tidak tahu berapa jam perjalanan ke Bandung dari Jakarta karena ini kali pertama Aku pergi ke Bandung, tiba-tiba kami sudah sampai di Hotel.

Ternyata Mas Arka juga sudah memesan kamar Hotel buat Aku tempati, Aku masuk ke dalam kamar untuk beristirahat sedangkan Mas Arka pergi entah kemana. Ia hanya meninggalkanku di kamar hotel sendirian saat kami sudah sampai, mungkin ia pulang ke rumahnya pikirku.

Kamar hotel yang sangat nyaman yang belum pernah aku tiduri, rasanya tak ingin pergi dari kamar ini.

****

Pagi ini

Mas Arka sudah datang untuk menjemput dan mengajakku ke rumahnya untuk bertemu Maura, lagi-lagi jantungku berdetak dengan kencang.

Rasa takut, gugup menghantuiku, hatiku benar-benar kacau sekali tapi Mas Arka lagi-lagi menenangkanku, genggaman erat tangannya mampu membuatku merasa tenang.

"Ayo kita berangkat!" Ajak Mas Arka padaku saat melihatku ku berdandan rapi.

Kami berangkat menuju rumah Mas Arka, saat sampai di sana mataku membulat hingga mau keluar, Aku mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Mas! Mas …." Aku berteriak melihat semua yang ada di hadapanku.

Ini mimpi ataukah kenyataan!

Bab terkait

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Pernikahan Arka dan Arsila

    "Mas! Aku gak mimpikan Mas?" Tanyaku sambil menggenggam tangan Mas Arka saat kami sudah sampai di depan rumahnya. Tanpa menjawabku Mas Arka langsung terhubung dengan saya untuk segera Masuk dan bertemu Maura pertanyaan istrinya. "Maura... Maura," teriak Mas Arka. "Iya tuan," jawaban seorang wanita paruh baya dengan menggunakan seragam. "Ibu Mana Bik?" Tanya Mas Arka pada wanita paruh baya itu. "Ibu ada di halaman belakang Tuan." "Baiklah, terima kasih." Kami berjalan menuju halaman belakang, melihat pandangan ke isi rumah Mas Arka yang megah bak istana, nyamannya tinggal disini batinku. "Maura," sapa Mas Arka saat kami sudah sampai di halaman belakang. "Iya Mas! Kamu sudah datang," jawab Maura dengan suara pelan. Lembut sekali suaranya. "Ini wanita yang Mas ceritakan itu, ucap Mas Arka memperkenalkanku pada istrinya, Aku hanya bisa tertunduk di hadapannya. "Arsila! Perkenalkan saya Maura istrinya Mas Arka," ucap Maura sambil memainkan tangannya. "Iya Mbak, saya Arsila,Jawab

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Pindah ke rumah baru

    "Mas! Bangun dong udah siang ni, emang mau tidur aja kamu Sayang gak mau bangun," bisikku pada Mas Arka sambil mengelus punggungnya dan mengecup bibirnya. "Sayang, kamu masih belum puas dengan permainan kita semalam," Mas Arka langsung bangkit dan menarikku ke atas tempat tidur, permainan pun dimulai lagi. "Udah Mas, Aku capek Mas," rengekku sambil tidur diatas dadanya yang bidang saat kami sudah menuntaskan permainan. "Mas! Nanti kita akan tinggal dimana Setelah ini? Apa kita akan serumah dengan Maura Mas?" Tanyaku dengan manja karena aku ingin Mas Arka selalu berada disisiku. "Kamu maunya gimana?" "Aku mau kita tinggal dirumah baru kita di Jakarta saja Mas, Aku nggak mau tinggal serumah sama Maura biar bagaimanapun kitakan punya privasi sendiri Mas! Walaupun aku tahu jika istri kamu itu baik tapi tetap saja rumah tangga kita Aku yang urus. "Terserah kamu saja, yang penting kamu bahagia itu yang terpenting dan Mas mau kamu cepet hamil, karena Mas sudah ingin sekali punya anak."

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Arka bersama Maura

    Aku kesal sekali karena Mas Arka menerima telepon yang Aku tidak tahu dari siapa itu padahal ini hari libur dan Aku ingin seharian ini selalu berada di dekat suamiku. Selesai menerima telepon Mas Arka kembali duduk bersamaku, kali ini ia langsung mengecup pucuk kepalaku mungkin ia tahu jika aku merajuk. "Telepon dari siapa sih Mas! Kayaknya penting sampai terimanya harus jauh-jauh dari Aku, mencurigakan!" Gerutuku dengan wajah yang ditekuk. "Itu telepon dari Maura, Mas menjauh karena mungkin ada hal yang penting, walau bagaimanapun dia kan tetap istri Mas, tidak mungkin Mas mengabaikannya." "Mas itu tetap cinta dan sayangnya hanya sama kamu seorang," ucap Mas Arka membuatku berbunga-bunga. "Emang Maura mau apa Mas telepon kamu?" "Dia hanya bertanya kapan Mas balik ke Bandung, karena Mas harus adil sama kalian berdua." "Trus Mas jawab apa?" "Mas jawab kalau minggu depan Mas baru bisa kesana lagian kan Mas baru aja kembali kesini mana mungkin balik lagi kesana." "Mas! Nanti kala

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Teman Baru

    Di Jakarta Aku tidak merasa kesepian karena sudah punya Mira teman baru ku selama Mas Arka ke Bandung, Aku menghabiskan waktu bersama Mira. Kami pergi ke salon untuk perawatan agar nanti jika suami Kami kembali akan terlihat cantik dan mempesona. Kami juga ke mall untuk berbelanja pakaian dinas malam, Aku yang tadinya tidak tahu soal baju dinas malam itu, berkat Mira jadi tahu dan membeli beberapa helai untuk ia pakai jika suamiku kembali nanti. Sepulang dari salon dan Mall, Aku langsung mencoba gaun dinas malamku yang tadi ku beli bersama Mira. di dalam kamar aku tertawa sendiri melihat tubuhku dibalut lingerie merah yang sudah kubeli. Apakah benar jika Aku mengenakan lingerie itu Mas Arka akan suka dan bergairah melihatnya. Aku mencoba semua lingeri yang sudah Aku beli dengan berbagai warna dan saat suamiku pulang nanti akan langsung di pakai. Aku sudah tak sabar ingin mengenakan lingerie itu untuk menyambut kedatangan Mas Arka malam ini karena menurut jadwal malam ini Mas Arka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Orang tak dikenal

    Mataku terbelalak saat melihat layar ponsel, ternyata nomor yang tidak aku kenal, entah siapa yang menelpon tapi sungguh Aku tak berani untuk menjawabnya. Aku mengabaikan panggilan telepon yang masuk karena tidak ingin menjawabnya. Ponselku berdering lagi tapi tetap saja ku abaikan. Tiba-tiba ada notifikasi dari aplikasi hijau. Ternyata masih dari nomor yang menelpon tadi. [Hai, apa kabarmu disana? Kuharap kamu baik-baik saja] [Aku dengar kamu sudah menikah, padahal aku berharap jika kamu akan menjadi wanitaku tapi kau sudah menjadi wanita lelaki lain] [ Sungguh Aku merasa sangat kecewa padamu] [Tapi Aku akan selalu menjagamu dari kejauhan] [Salam sayang dariku, Lelaki hatimu] Deck, hatiku merasa kaget membaca pesan dari lelaki yang sama sekali tidak aku kenal, foto profilnya pun tidak ada jadi aku tak bisa mengenalinya. Sungguh Aku penasaran dibuatnya. Ingin membalasnya tapi dalam hatiku ada keraguan, bagaimana jika itu Mas Arka yang hanya ingin mempermainkanku saja, batink

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kehamilan Arsila dan pembantu baru

    "Selamat pagi Bu, perkenalkan saya Jum yang kemarin sudah menghubungi Ibu untuk bekerja disini," ucap Wanita yang tampak sudah sedikit menua. "Silakan masuk Bik! Mari silahkan duduk," ajak Arsila dengan ramah pada calon pembantu rumah tangganya. "Iya Bu, terimakasih sudah mengijinkan saya bekerja disini." "Sama-sama Bik. Kita langsung ke dapur saja kalau begitu Bik," Arsila langsung memberitahukan tugas apa saja yang akan dilakukan Bik Jum dan menunjukan tempat tidurnya karena bik Jum berasal dari kampung maka tidak mungkin jika ia harus pulang setiap harinya. "Semoga betah ya bik, kerja sama saya." "Iya Bu." "Ya sudah kalau begitu saya ke kamar dulu ya Bik, hari ini bibik bisa istirahat dulu karena perjalanan jauh dari kampung, Bibik bisa mulai bekerja nanti karena tak terlalu banyak yang dikerjakan bik, saya hanya berdua saja sama suami saya." "Terimakasih Bu, kalau begitu Bibi pamit untuk ke kamar sebentar dan nanti akan langsung bekerja sesuai arahan Ibu." Arsila senang kar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kecelakaan

    "Maaf sebelumnya Bu, sebenarnya istri saya sedang dan sekarang dirawat di rumah sakit, sehingga saya tidak merasa tenang Bu. Tapi sebagai sopir saya harus mengantarkan Ibu." "Siapa yang menjaga istri Mamang di rumah sakit?" "Tidak ada siapa-siapa Bu, saat ini istri saya sendiri," jawab Mang Jajang sedih. "Ya sudah kalau begitu Mamang pulang saja izin berangkat sendiri, ini uang untuk biaya rumah sakit, semoga setelah saya kembali istri Mamang sudah sembuh." Ucap Maura sambil memberikan sejumlah uang kertas berwarna merah beberapa lembar pada driver yang sudah setia Anda. "Terimakasih Bu! Ibu hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut ya Bu." "Saya berangkat kalian jaga rumah dengan baik," Maura mengingatkan para pembantunya yang sudah berdiri mengantarnya di depan pintu pagar. "Baik Bu, ibu hati-hati di jalan," jawab para pembantu yang berkumpul tiga orang sedang tersenyum penuh kemenangan seolah bebas dari penjara. Bagaimana tidak senang karena sebagai majikan Maura begitu mengeka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kondisi Maura pasca kecelakaan

    "Dokter kenapa diam? Katakan yang sebenarnya dok?""Istri Anda saat ini belum sadar kan diri, kepalanya sedikit kena benturan tapi kakinya patah dan untuk saat ini ia belum bisa berjalan," jelas sang dokter yang bernama Pasha."Apa dok! Istri saya lumpuh," lirih Arka sambil mengusap air matanya."Saya belum bisa memastikan, kita lihat hasil pemeriksaannya besok, permisi."Mendengar berita itu membuat Arka terduduk lemas, Arsila hanya mampu menenangkannya meski sebenarnya ia bingung harus berbuat apa. Ada rasa cemburu dalam diri Arsila melihat suaminya begitu panik dan bersedih, apakah Arka akan berbuat hal yang sama jika ia sakit."Mas! Kamu yang tenang ya, Mbak Maura pasti akan baik-baik saja," tukas Arsila sambil mengelus-elus punggung Arka dengan lembut.Arsila bisa melihat dari manik mata Arka yang begitu merasa bersalah atas kecelakaan yang menimpa Maura. "Iya, Sayang! Makasih kamu sudah mau menemani Mas buat jagain Maura, Mas hanya takut terjadi apa-apa pada Maura, bagaimanapu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15

Bab terbaru

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Bertemu Nadia teman lama Arsila

    "Arsila!" "Kamu siapa? Kamu mengenalku?" Tanya Arsila yang meringis kesakitan. Karena kepala mereka terbentur satu sama lain. "Kamu lupa denganku?"Arsila berusaha mengingat seseorang yang ada di hadapannya, pikirannya jauh ke beberapa tahun silam. "Nadia! Kamu Nadia kan?" "Sekarang kamu sudah jadi dokter? Nad! Wah keren banget kamu," Arsila baru mengingat sosok wanita yang tak sengaja ia tabrak."Arsila kamu ngapain disini? Siapa yang sakit? Ibu kamu atau Ayahmu yang sakit?" Tanya Nadia dengan memegang pundak Arsila. Arsila tersenyum lalu menggelengkan kepalanya " bukan Nad! Istri Mas Arka yang sakit," Jelas Arsila. "Istri Arka mantan kamu itu? Yang sudah jelas-jelas ninggalin kamu demi perempuan kaya," ucap Nadia penuh emosi. Bagaimana tak emosi, Nadia tahu betul perjalanan cinta Arsila dan Arka hingga mereka terpaksa berpisah karena Arka harus menikahi wanita kaya pilihan orang tuanya. "Iya Nad, Maaf.""Kamu gak salah Sil! Ngapain kamu liat Istri laki-laki yang benar-benar

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kondisi Maura pasca kecelakaan

    "Dokter kenapa diam? Katakan yang sebenarnya dok?""Istri Anda saat ini belum sadar kan diri, kepalanya sedikit kena benturan tapi kakinya patah dan untuk saat ini ia belum bisa berjalan," jelas sang dokter yang bernama Pasha."Apa dok! Istri saya lumpuh," lirih Arka sambil mengusap air matanya."Saya belum bisa memastikan, kita lihat hasil pemeriksaannya besok, permisi."Mendengar berita itu membuat Arka terduduk lemas, Arsila hanya mampu menenangkannya meski sebenarnya ia bingung harus berbuat apa. Ada rasa cemburu dalam diri Arsila melihat suaminya begitu panik dan bersedih, apakah Arka akan berbuat hal yang sama jika ia sakit."Mas! Kamu yang tenang ya, Mbak Maura pasti akan baik-baik saja," tukas Arsila sambil mengelus-elus punggung Arka dengan lembut.Arsila bisa melihat dari manik mata Arka yang begitu merasa bersalah atas kecelakaan yang menimpa Maura. "Iya, Sayang! Makasih kamu sudah mau menemani Mas buat jagain Maura, Mas hanya takut terjadi apa-apa pada Maura, bagaimanapu

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kecelakaan

    "Maaf sebelumnya Bu, sebenarnya istri saya sedang dan sekarang dirawat di rumah sakit, sehingga saya tidak merasa tenang Bu. Tapi sebagai sopir saya harus mengantarkan Ibu." "Siapa yang menjaga istri Mamang di rumah sakit?" "Tidak ada siapa-siapa Bu, saat ini istri saya sendiri," jawab Mang Jajang sedih. "Ya sudah kalau begitu Mamang pulang saja izin berangkat sendiri, ini uang untuk biaya rumah sakit, semoga setelah saya kembali istri Mamang sudah sembuh." Ucap Maura sambil memberikan sejumlah uang kertas berwarna merah beberapa lembar pada driver yang sudah setia Anda. "Terimakasih Bu! Ibu hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut ya Bu." "Saya berangkat kalian jaga rumah dengan baik," Maura mengingatkan para pembantunya yang sudah berdiri mengantarnya di depan pintu pagar. "Baik Bu, ibu hati-hati di jalan," jawab para pembantu yang berkumpul tiga orang sedang tersenyum penuh kemenangan seolah bebas dari penjara. Bagaimana tidak senang karena sebagai majikan Maura begitu mengeka

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kehamilan Arsila dan pembantu baru

    "Selamat pagi Bu, perkenalkan saya Jum yang kemarin sudah menghubungi Ibu untuk bekerja disini," ucap Wanita yang tampak sudah sedikit menua. "Silakan masuk Bik! Mari silahkan duduk," ajak Arsila dengan ramah pada calon pembantu rumah tangganya. "Iya Bu, terimakasih sudah mengijinkan saya bekerja disini." "Sama-sama Bik. Kita langsung ke dapur saja kalau begitu Bik," Arsila langsung memberitahukan tugas apa saja yang akan dilakukan Bik Jum dan menunjukan tempat tidurnya karena bik Jum berasal dari kampung maka tidak mungkin jika ia harus pulang setiap harinya. "Semoga betah ya bik, kerja sama saya." "Iya Bu." "Ya sudah kalau begitu saya ke kamar dulu ya Bik, hari ini bibik bisa istirahat dulu karena perjalanan jauh dari kampung, Bibik bisa mulai bekerja nanti karena tak terlalu banyak yang dikerjakan bik, saya hanya berdua saja sama suami saya." "Terimakasih Bu, kalau begitu Bibi pamit untuk ke kamar sebentar dan nanti akan langsung bekerja sesuai arahan Ibu." Arsila senang kar

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Orang tak dikenal

    Mataku terbelalak saat melihat layar ponsel, ternyata nomor yang tidak aku kenal, entah siapa yang menelpon tapi sungguh Aku tak berani untuk menjawabnya. Aku mengabaikan panggilan telepon yang masuk karena tidak ingin menjawabnya. Ponselku berdering lagi tapi tetap saja ku abaikan. Tiba-tiba ada notifikasi dari aplikasi hijau. Ternyata masih dari nomor yang menelpon tadi. [Hai, apa kabarmu disana? Kuharap kamu baik-baik saja] [Aku dengar kamu sudah menikah, padahal aku berharap jika kamu akan menjadi wanitaku tapi kau sudah menjadi wanita lelaki lain] [ Sungguh Aku merasa sangat kecewa padamu] [Tapi Aku akan selalu menjagamu dari kejauhan] [Salam sayang dariku, Lelaki hatimu] Deck, hatiku merasa kaget membaca pesan dari lelaki yang sama sekali tidak aku kenal, foto profilnya pun tidak ada jadi aku tak bisa mengenalinya. Sungguh Aku penasaran dibuatnya. Ingin membalasnya tapi dalam hatiku ada keraguan, bagaimana jika itu Mas Arka yang hanya ingin mempermainkanku saja, batink

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Teman Baru

    Di Jakarta Aku tidak merasa kesepian karena sudah punya Mira teman baru ku selama Mas Arka ke Bandung, Aku menghabiskan waktu bersama Mira. Kami pergi ke salon untuk perawatan agar nanti jika suami Kami kembali akan terlihat cantik dan mempesona. Kami juga ke mall untuk berbelanja pakaian dinas malam, Aku yang tadinya tidak tahu soal baju dinas malam itu, berkat Mira jadi tahu dan membeli beberapa helai untuk ia pakai jika suamiku kembali nanti. Sepulang dari salon dan Mall, Aku langsung mencoba gaun dinas malamku yang tadi ku beli bersama Mira. di dalam kamar aku tertawa sendiri melihat tubuhku dibalut lingerie merah yang sudah kubeli. Apakah benar jika Aku mengenakan lingerie itu Mas Arka akan suka dan bergairah melihatnya. Aku mencoba semua lingeri yang sudah Aku beli dengan berbagai warna dan saat suamiku pulang nanti akan langsung di pakai. Aku sudah tak sabar ingin mengenakan lingerie itu untuk menyambut kedatangan Mas Arka malam ini karena menurut jadwal malam ini Mas Arka

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Arka bersama Maura

    Aku kesal sekali karena Mas Arka menerima telepon yang Aku tidak tahu dari siapa itu padahal ini hari libur dan Aku ingin seharian ini selalu berada di dekat suamiku. Selesai menerima telepon Mas Arka kembali duduk bersamaku, kali ini ia langsung mengecup pucuk kepalaku mungkin ia tahu jika aku merajuk. "Telepon dari siapa sih Mas! Kayaknya penting sampai terimanya harus jauh-jauh dari Aku, mencurigakan!" Gerutuku dengan wajah yang ditekuk. "Itu telepon dari Maura, Mas menjauh karena mungkin ada hal yang penting, walau bagaimanapun dia kan tetap istri Mas, tidak mungkin Mas mengabaikannya." "Mas itu tetap cinta dan sayangnya hanya sama kamu seorang," ucap Mas Arka membuatku berbunga-bunga. "Emang Maura mau apa Mas telepon kamu?" "Dia hanya bertanya kapan Mas balik ke Bandung, karena Mas harus adil sama kalian berdua." "Trus Mas jawab apa?" "Mas jawab kalau minggu depan Mas baru bisa kesana lagian kan Mas baru aja kembali kesini mana mungkin balik lagi kesana." "Mas! Nanti kala

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Pindah ke rumah baru

    "Mas! Bangun dong udah siang ni, emang mau tidur aja kamu Sayang gak mau bangun," bisikku pada Mas Arka sambil mengelus punggungnya dan mengecup bibirnya. "Sayang, kamu masih belum puas dengan permainan kita semalam," Mas Arka langsung bangkit dan menarikku ke atas tempat tidur, permainan pun dimulai lagi. "Udah Mas, Aku capek Mas," rengekku sambil tidur diatas dadanya yang bidang saat kami sudah menuntaskan permainan. "Mas! Nanti kita akan tinggal dimana Setelah ini? Apa kita akan serumah dengan Maura Mas?" Tanyaku dengan manja karena aku ingin Mas Arka selalu berada disisiku. "Kamu maunya gimana?" "Aku mau kita tinggal dirumah baru kita di Jakarta saja Mas, Aku nggak mau tinggal serumah sama Maura biar bagaimanapun kitakan punya privasi sendiri Mas! Walaupun aku tahu jika istri kamu itu baik tapi tetap saja rumah tangga kita Aku yang urus. "Terserah kamu saja, yang penting kamu bahagia itu yang terpenting dan Mas mau kamu cepet hamil, karena Mas sudah ingin sekali punya anak."

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Pernikahan Arka dan Arsila

    "Mas! Aku gak mimpikan Mas?" Tanyaku sambil menggenggam tangan Mas Arka saat kami sudah sampai di depan rumahnya. Tanpa menjawabku Mas Arka langsung terhubung dengan saya untuk segera Masuk dan bertemu Maura pertanyaan istrinya. "Maura... Maura," teriak Mas Arka. "Iya tuan," jawaban seorang wanita paruh baya dengan menggunakan seragam. "Ibu Mana Bik?" Tanya Mas Arka pada wanita paruh baya itu. "Ibu ada di halaman belakang Tuan." "Baiklah, terima kasih." Kami berjalan menuju halaman belakang, melihat pandangan ke isi rumah Mas Arka yang megah bak istana, nyamannya tinggal disini batinku. "Maura," sapa Mas Arka saat kami sudah sampai di halaman belakang. "Iya Mas! Kamu sudah datang," jawab Maura dengan suara pelan. Lembut sekali suaranya. "Ini wanita yang Mas ceritakan itu, ucap Mas Arka memperkenalkanku pada istrinya, Aku hanya bisa tertunduk di hadapannya. "Arsila! Perkenalkan saya Maura istrinya Mas Arka," ucap Maura sambil memainkan tangannya. "Iya Mbak, saya Arsila,Jawab

DMCA.com Protection Status