Karena tidak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, akhirnya Jasuke memutuskan memberi alamat rumahnya kepada dua wanita yang akan keluar dari rumah sakit hari ini. Selain karena salah satu dari wanita itu yang memaksa, Jasuke juga merasa tidak enak karena wanita itu seperti terus menyindirnya.Awalnya Jasuke memang merasa semua nampak biasa saja. Namun makin kesini, salah satu dari wanita yang pernah dia tolong, menunjukan sikap yang agak lain. Sikap wanita yang akrab dipanggil Walanda itu, seperti sedang menahan kesal kepadanya. "Sepertinya salah satu dari mereka menyukai anda, Tuan," terka Venita, wanita yang sedari tadi memilih diam di saat Walanda dan Matilda menghampiri mereka. Namun sekarang Venita kembali bersuara setelah dua wanita itu pergi."Menyukai saya, maksud kamu?" dengan wajah yang nampak kaget, Jasuke melempar pertanyaan karena dia sungguh tidak mengerti atas ucapan yang keluar dari mulut wanita yang saat ini masih bersamanya.Venita sendiri malah tersenyum sebe
Jasuke nampak tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar. Matanya sejenak menatap wanita yang baru mengatakan sesuatu, lalu mata itu dia alihkan arah pandangnya, kepada wanita yang duduk di sofa. Mendengar ucapan Zanda, Jasuke yakin kalau wanita yang duduk di ruang tengah sendirian dan sekarang sedang menatap kedatangannya, memiliki sebuah masalah yang cukup serius Dari ucapan Zanda juga, Jasuke mnyimpulkan kalau masalah yang menimpa wanita itu pasti ada hubungannya dengan kehamilan."Kenalin, Tuan, ini suadara saya, namanya Carica," ucap Zanda berikutnya begitu wanita yang dia kenalkan bangkit dari duduknya."Ini Tuan Jas, yang pernah aku ceritakan sama kamu beberapa waktu lalu," Zanda kembali bersuara sembari menatap wanita yang diakuinya sebagai sauadara.Wanita bernama Carica itu lantas tersenyum dan mengangkat tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Jasuke. Sosok Dewa itu pun ikut tersenyum dan langsung menyambut tangan Carica.Keduanya saling menyebut nama dan Jasuke
Tepat dan sesuai yang sudah Jasuke duga, dua wanita yang pernah mengajaknya bercinta, kini kembali melakukan hal yang sama, tak lama setelah mereka selesai menikmati makan malam. Dua wanita bersuami itu sungguh sangat agraseif sampai membuat Jasuke menggelengkan kepalanya beberapa kali.Jasuke sendiri entah kenapa dia tidak sanggup menolak permintaan dua wanita yang katanya bersahabat telah lama itu. Hanya saja tadi Jasuke sempat merasa tidak enak hati karena di luar kamar yang digunakan untuk bercinta, ada seorang wanita yang duduk sendirian.Awalnya sebagai basa-basi, Jasuke meminta wanita itu untuk ikut bergabung dan bercinta dengan cara main tiga lawan satu. Tapi dengan halus, wanita itu menolak dengan alasan yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Padahal kalau boleh jujur, wanita bernama Carica sendiri sebenarnya sangat penasaran dengan permainan ranjang Jasuke. Apa lagi wajah Jasuke yang begitu tampan, mampu membuat khayalan Carica melambung tingggi, membayangkan tubuh teg
Carica terdiam. Penawaran yang baru saja terlontar untuknya, membuat hati wanita cantik itu semakin merasakan resah yang luar biasa. Di dalam rasa bingung yang melanda, Carica hanya bisa menundukan wajahnya agar lelaki yang bersamanya tidak bisa membaca apa yang dia pikirkan melalui sorot mata."Kenapa malah diam? Mau pegang tidak?" pria tampan itu kembali menggodanya. Meski Carica menunduk, Jasuke sangat yakin kalau wanita itu pasti juga penasaran dengan bagian tubuh miliknya yang menjadi idaman para wanita. "Malu, Mas, nanti ada yang lihat," jawab Carica lirih dengan wajah yang masih tidak berani menatap lawan bicaranya. "Malu sama siapa? Yang lain kan sudah pada tidur?" Jasuke terus melancarkan aksinya. Ucapan yang keluar dari mulut Carica semakin meyakinkan Jasuke kalau wanita itu juga sebenarnya juga ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi."Nanti kalau Zanda dan Venita bangun bagaimana? aku nanti nggak enak sama mereka?" sambil berkata, kali ini Carica memberanikan diri mena
Tepat sesuai dugaan, wanita itu memang menginginkan sesuatu yang lebih, setelah mengenal sosok tampan yang saat ini bersamanya. Jasuke sangat yakin kalau wanita yang bersama Carica ingin segera melakukan hubungan badan dengannya tanpa menunggu hari esok, seperti yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Yang membuat Jasuke heran, kenapa wanita itu memilih berhubungan badan di kamar mandi. Padahal di sana juga ada ranjang yang sangat nyaman. Namun karena sudah terlanjur terjadi, Jasuke cukup diam dan melanjutkan permainan yang sudah membuat sosok dewa itu ketaghan."Tuan, saya sangat lemas. Bisakah kita pindah di atas ranjang?" Carica akhirnya menyerah.Wanita yang sedari tadi duduk di pangkuan Jasuke dengan tubuh bergerak naik turun, memilih diam dengan lubang yang masih tertancap benda menegang mlik Jasuke."Baiklah, ayo kita pindah. Kamu masih bisa berjalan kan?" melihat gelengan kepala yang sebagai jawaban, Jasuke lantas tersenyum. "Baiklah, biar kamu aku gendong."Carica sontak t
Saat ini Jasuke sudah berada di sebuah cafe. Dia tidak sendiri, ada Carica dan seorang pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama panggillan Hosi. Pria tersebut adalah orang yang memiliki misi bersama Carica untuk balas dendam."Nanti dulu, kalian kan sudah memiliki pasangan masing-masing? Apa kalian sudah saling berpisah dengan pasangan kalian atau bagaimana?" tanya Jasuke disela-sela obrolan yang berlangsung belum lama ini."Kami sedang menjalani sidang berceraian, Tuan. Maka itu sebelum kami benar-benar berpisah, kami ingin membuat para pengkhianat itu tercengang jika nanti kami bisa memiliki seorang anak," ucap Carica, kembali memberi penjelasan. Tapi kali ini yang dikatakan wanita itu lebih lengkap."Tapi, apa anda yakin? Anda bisa mengabulkan keinginan kami?" pria bernama Hosi bertanya penuh keraguan. Sudah pasti pria tersebut tidak percaya begitu saja atas keajajban yang bisa Jasuke ciptakan.Seketika Jasuke menyeringai. "Hampir semua orang memang tidak percaya saat pertama k
Dua orang pria yang merupakan bagian dari kelompok Naga merah, begitu merasa beruntung karena bisa menemukan sosok yang sedang mereka cari. Keduanya bersama rekan yang lain memang sedang berpencar, mencari sosok yang memiliki kekuatan khusus. Dengan mengandalkan beberapa informasi yang di dapatkan dari rekan sekelompoknya, termasuk beberapa rekannya yang pernah melihat mobil yang baru saja mereka lihat.Tentu saja dua pria itu sangat senang, karena informasi yang mereka dapatkan sangat dibutuhkan oleh ketua mereka. Dan pastinya mereka akan mendapatkann bonus yang lumayan besar, yang bisa mereka gunakan untuk bersenang-senang dengan para wanita.Tak butuh waktu lama, dengan melajukan motornya menggunakan kecepatan yang cukup tinggi, dua pria itu kini sudah sampai di markas mereka. Setelah motor terparkir di tempatnya, mereka segera beranjak ke tempat bos mereka saat ini."Ada apa? Kenapa kalian terlihat begitu senang?" tanya sang ketua begitu dua anak buahnya menghadap di depannya. D
Niat hati ingin langsung pulang, Jasuke malah terdiam di sebuah sudut kota dengan hati yang mendadak diliputi delima. Saat tak sengaja ingatannya tertuju pada nama wanita yang akan menjadi target Jasuke untuk menanam benih, di situlah rasa dilema itu hadir."Apa aku sebaiknya pergi ke rumah Lavena saja?" Jasuke kembali bergumam. Entah sudah berapa kali sosok dewa itu menyebut nama wanita yang dia kenal belum lama ini. Mendadak wanita itu menjadi pokok utama yang Jasuke pikirkan hanya karena alasan sebuah benih yang harus dia salurkan.Brug!Sebuah gerakan yang sangat cepat dan muncul secara tiba-tiba, membuat Jasuke kaget bukan main. Dia yang sedang berdiri di bawah pohon dan berada di tepi jajan, mendadak tubuhnya bergoyang karena mendapat guncangan dari seseorang yang baru saja menabrak tubuhnya."Akhh!" Jasuke berteriak dengan cukup kencang. Bukan karena sakit, tapi karena dia cukup kaget dengan yang terjadi pada tubuhnya, sampai Jasuke tidak bisa menahan keseimbangan dan mengakiba
Setelah terjadi percakapan yang cukup panjang dengan kedua rekan dewanya, saat ini Jasuke memilih duduk menyendiri, merenungi semua nasehat yang menghampiri dirinya. Saran dan nasehat dari dua dewa berwajah kembar, cukup membantunya untuk merenung agar Jasuke bisa mengambil pilihan yang tepat.Jasuke duduk termenung sembari menatap langit. Pikirannya menerawang pada semua hal yang telah dia lalui. Jasuke membandingkan dirinya sendiri, kala dirinya masih bertugas menjadi dewa dengan saat dia menjalani kehidupan layaknya manusia.Cukup lama sosok dewa itu merenung di halaman rumahnya. Bahkan dia merasa bosan kala jalan pikirannya terasa buntu karena sama sekali tidak menemukan solusi yang tepat menurutnya. Jasuke pun kembali berpikir untuk mengalihkan dilema yang bergelayut dalam benaknya."Apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lavena saja ya?" gumamnya kala teringat satu nama wanita yang akan menjadi tempat terakhir Jasuke untuk menanam benih. "Benar, sebaiknya aku ke sana. Mungkin saja
Dick terduduk dengan perasaan yang sangat kacau. Matanya menatap nanar ke arah cahaya merah yang mengandung kekuatan besar, yang baru saja dia miliki. Dick tidak menyangka, kekuatan yang sangat dia harapkan, hanya sekejap bersarang pada tubuhnya. Marah dan menyesal kini berbaur dalam benak sosok dewa itu. Dick menyesal bukan karena kesalahannya yang telah berbuat curang kepada rekan sesama dewa, tapi Dick menyesal, karena dia memilih terlebih dahulu datang ke markas naga merah demi menguasai kelompok tersebut.Dick berandai-andai, jika dia memilih untuk langsung menyerang dunia para dewa, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Dick masih memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya. Bahkan, bisa saja dia berhasil mewujudkan keinginannya itu berkat kekuatan besar yang dia miliki.Namun sayang, harapan tinggal harapan. Dick sudah tidak bisa berkutik lagi karena saat ini dia sudah tidak berdaya sama sekali. Dick bahkan merasa kekuatan lain yang dia miliki juga ikutan lenyap bersam
"Apa yang terjadi? Kenapa ruangan menjadi gelap begini?" tanya Nano disela-sela dirinya sedang mencari keberadaan Mato. Sosok dewa itu nampak terkejut dengan perubahan keadaan yang berlangsung mendadak di depan matanya. Ruangan yang tadinya nampak cerah karena cahaya matahari yang menembus dari atap kaca, tiba-tiba menjadi gelap dengan keadaan langit yang sangat mendung. Perubahan cuaca secara signifikan tersebut tentu saja membuat dua dewa yang ada dalam satu ruangan merasa heran."Apa mungkin, ini pengaruah dari kekuatan jahat yang ada dalam tubuh Dick?" tanya Zano menyimpulkan segala yang dia pikirkan sejak perubahan susana itu terjadi."Wah, bisa jadi itu! Jangan-jangan saat ini, Dick sedang mengeluarkan kekuatannya?" Nano mendadak panik kala mengungkapkan dugaannya yang tidak sengaja terbesit dalam pikirannya. "Bagaimana ini? Kita lanjutkan mencari Mato apa membantu Jasuke terlebih dahulu?"Zano menggeleng. "Aku tidak tahu. Saat ini keduanya sangat penting," jawabnya. Nano pun
Jasuke menyeringai. Sosok dewa itu sama sekali tidak merasa gentar kala matanya menangkap sosok Dick, yang penampilannya jelas sangat berbeda. Bahkan dalam benak Jasuke, dia sudah tidak sabar untuk menaklukan dewa yang dia buru, sejak beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Jasuke bukan baru datang ke tempat itu. Dia sudah sejak beberapa waktu yang lalu, sampai di markas Naga merah. Jasuke dan dua dewa berwajah kembar memilih fokus mencari keberadaan Mato, yang kemungkinan berada di salah satu ruangan, setelah tadi mereka mendapat surat ancaman.Namun, kala mereka memasuki ruang utama markas tersebut, Jasuke dikejutkan dengan suara perdebatan. Jasuke pun penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Dia dan dewa berwajah kembar, memilih mendekat ke ruang yang nampak ramai dengan persebut. Namun Betapa terkejutnya Jasuke kala dia mengetahui, siapa yang sedang berdebat di sana.Jasuke sempat terperangah melihat keadaan Dick yang jauh berbeda. Bahkan, dari penampilannya saja, Jasuke sudah me
Empat sosok dewa masih berbincang sampai detik ini. Mereka membahas sesuatu yang menurut mereka penting sangat penting.Mereka berbagi pendapat dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi jika sosok dewa yang menjadi buruan mereka, datang dan mengusik ketenangan dunia dewa.Pyar!Tiba-tiba sebuah suara keras, terdengar dari arah halaman depan rumah. Keempat dewa tentu saja kaget mendengar suara tersebut. Tanpa pikir panjang salah satu dari mereka, bangkit dan beranjak keluar untuk mengecek keadaan."Apa ini?" gumam salah satu sosok dewa sembari memungut sesuatu yang tergeletak di atas rumput. Di sana, sosok dewa itu juga menyaksikan salah satu tempat tanaman hias yang terbuat dari tanah liat, nampak pecah dan tanahnya berserakan.Setelah memungut sesuatu yang dia temukan, Sosok dewa itu kembali beranjak masuk untuk menunjukan benda yang dia bawa. "Apa yang pecah, Zano?" tanya Nano begitu melihat Zano menghambiri ketiga dewa lainnya."Tempat tanaman yang ada di at
"Orang rumah pada kemana? Kok sepi?" Jasuke nampak terkejut begitu dirinya sudah sampai di kediamannya dan rumah terlihat sepi.Mata Jasuke mengedar ke segala penjuru ruangan, tapi hanya hening yang dia dapatkan. Jasuke pun berteriak memanggil dua nama dewa. Sekian detik dia berteriak, sama sekali tidak ada sahutan."Apa mereka sedang pergi?" gumam Jasuke sembari mendaratkan pantatnya di atas sofa. Dia merogoh kantung jubah yang dia kenakan dan mengeluarkan ponsel miliknya. "Astaga! Ponselnya mati," keluhnya baru sadar. Entah ponsel miliknya mati sejak kapan, Jasuke sama sekali tidak mengetahuinya. Namun bukannya segera menambah daya, Jasuke malah meletakan ponsel tersebut di atas meja dan dia merebahkan tubuhnya."Mungkin mereka sedang pergi, biarin aja lah," Jasuke kembali bergumam dan dia memilih bengong di sana. Namun, tak lama setelah itu, Jasuke malah dkejutkan dengan kedatangan sosok yang dia kenal secara tiba-tiba dan sudah berdiri di hadapannya."Mahedewa!" pekiknya. Jasuke
Jasuke terdiam sembari mendaratkan pantatnya di tepi ranjang. Sesekali dia memperhatikan wajah wanita yang terlelap di atas ranjang tersebut. Dia begitu Cantik dan kelihatan masih muda. Saat itu juga Jasuke kembali teringat akan sikap wanita itu yang mendadak marah hanya karena candaannya.Jasuke masih diselimuti rasa heran dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang dengan mudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati seorang pria, hanya karena wajah pria yang tampan. Apa semua wanita seperti itu.Namun kala Jasuke kembali mengingat semua kejadian yang telah dia lalui, terutama yang terhubungan dengan wanita, Jasuke malah jadi senyum-senyum sendiri kala menyimpulkan sebuah fakta, memang beberapa wanita selalu ingin kembali bercinta dengannya dengan alasan yang sama, yaitu, wajah Jasuke yang sangat tampan."Tuan Jas, Nikmatilah tubuh saya, Tuan, Ayok, Aku siap," tiba-tiba Lucia mengigau dan tentunya Jasuke kaget mendengarnya. Sosok dewa yang tadi se
Pada akhirnya Jasuke dibuat bimbang karena isengnya. Wanita yang telah dia tolong, justru terlihat agresif dalam menanggapi ucapan Jasuke yang berawal dari candaan. Jasuke bahkan sampai terdiam untuk beberapa saat, mencari cara untuk mengatasi masalah yang menurutnya cukup rumit dan membuat Jasuke berpikir keras."Kenapa anda malah diam? Apa anda sedang berpikir untuk mencari alasan agar bisa pergi dari sini dan menghindari saya?" tuduhan Lucia membuat Jasuke seketika tersentak. "Baiklah. Mungkin memang anda ingin menghindar dari keadaan seperti ini, sebaiknya aku masuk kamar."Belum sempat Jasuke mengeluarkan suaranya, Lucia terlebih dahulu beranjak meninggalkan Jasuke di ruang tamu. Jasuke pun semakin merasa tidak enak hati karena telah mengecewakan si pemilik rumah.Setelah lama terdiam dengan merenungi apa yang baru saja terjadi, begitu Lucia masuk kamar, Jasuke pun memilih beranjak menuju kamar yang sudah disediakan Lucia untuk dirinya beristirahat serta menjalankan misinya.Se
Pada akhirnya malam ini Jasuke harus menginap di rumah Lucia. Demi sebuah misi yang sebentar lagi akan berakhir, sosok dewa itu tidak ada pilihan lain lagi, yang bisa dia gunakan selain bermalam di rumah wanita yang dia tolong. Setelah banyak hal yang dia bicarakan dengan sepasang suami istri yang hendak dia tolong, Saat ini Jasuke sudah kembali berada di rumah Lucia."Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri? Apa ada sesuatu yang sangat menyenangkan, sampai kamu tersenyum sendiri seperti itu?" tanya Jasuke kala matanya menangkap raut wajah Lucia yang nampak bahagia. Sedari tadi diam-diam, Jasuke memang memperhatikan tingkah wanita muda yang bersamanya saat ini.Lucia nampak kaget mendengar ucapan tamunya. Tapi itu hanya sebentar saja, karena selebihnya dia kembali tersenyum dan kali ini senyuman wanita itu cukup lebar. "Tentu saja saya tersenyum karena saya sedang merasa senang. Hari ini banyak kejadian yang membuat saya senang dan tentunya saya merasa sangat bahagia tanpa beba