VOTE YA
"Lily tetap akan tinggal di sini sampai bayinya lahir. Tidak akan ada yang tahu aku nanti melahirkan satu atau dua bayi." Mara membawa tangan Jared untuk meraba perutnya. "Anak itu akan jadi milik kita, mereka akan lahir bersama!" "Lily memang tidak aman di sini, ada yang ingin mencelakainya!" Jared mengingatkan Mara. "Kau ingat kuda yang kau tunggangi waktu itu? Lily juga yang mengambilnya dari istal. Bukan kau tujuannya tapi Lily!" Tiba-tiba Mara juga baru sadar dengan perkataan Jared. "Kau benar! tujuan mereka adalah Lily dan Anelies!" "Mereka ingin mengambil Anelies dan mencelakai Lily!" Yang jelas bukan anak-anak Jeremy yang menjadi target, karena Jeremy telah melepaskan diri dari keluarga Loghan. Jeremy menyerahkan semuanya pada Jared dan Lily, nampaknya itu pula yang membawa bencana pada mereka. "Kemungkinan mereka tahu kali ini Lily juga sedang hamil dengan putra keluarga Lington, ada terlalu banyak yang tidak menyukai hal itu!" tambah Jared. "Oh Tuhan!" kaget Mara. "Kupi
Brandon benar-benar kembali pulang ke Glasgow dan sama sekali tidak mau membahas apapun mengenai kepulangannya yang seorang diri. Brandon sedang makan malam bersama kedua orang tuanya ketika David Lington mulai bicara panjang lebar. Intinya David ingin Brandon kembali menjemput putri keluarga Loghan. Anak mudanya itu memang keras kepala dan susah diatur, tapi sayangnya cuma Brandon yang David miliki untuk mendapatkan klaim keluarga Lington."Pasangan muda yang ribut adalah hal biasa kalian akan segera berbaikan lagi!" David mempertegas ucapannya sambil memotong daging domba tanpa menoleh Brandon yang duduk tepat di depannya."Kenapa kau tidak cari anak laki-laki lain yang bisa kau atur untuk mengikuti drama kalian!" Kemudian Brandon menoleh pada ibunya. "Ibu tahu dia tidur dengan sekretarisnya, membeli wanita di klub malam, kemudian pulang sebagai suami dan ayah yang seolah sempurna.""Omong kosong apa yang kau bicarakan!" bentak David dengan nada langsung meninggi."Apa kalian berha
"Tolong pikirkan lagi perkataan ibumu." Istri David terus berusaha membujuk putranya yang tetap berkeras tidak perduli dengan putri keluarga Loghan. "Bawa Lily pulang kemari." "Lily yang ingin melakukan aborsi! dia juga tidak menginginkanku sebagai ayah dari bayinya!" Brandon tahu jika Lily menginginkan laki-laki seperti Tobias Harlot sebagai ayah dari anak-anaknya seperti apa yang pernah dia ucapkan. Sesuatu yang akan selalu membuat Brandon kesal jika mengingatnya. "Kau bisa merubah keputusannya!" "Dia belum siap, aku juga tidak ingin mempunyai anak yang hanya akan membenciku seumur hidupnya! Jadi tolong jangan membahasnya lagi! "Tidak ada seorang ibu yang ingin kehilangan anaknya." "Ini memang tidak adil! Tapi bukan aku yang memulainya! Sama halnya masalah yang sejak awal dibuat sendiri oleh George Loghan!" "Jika Lily melahirkan anakmu, maka klaimu juga akan semakin kuat." "Ibu tidak perlu khawatir aku akan mendapatkannya dengan caraku sendiri!" Brandon memang sudah bertekad
Dengan status kematiannya, George Loghan jadi kehilangan hak dan kekuasannya sebagai seorang Loghan. George mendatangi keluarga Bizil di Alaska dan terus bergerak untuk mengumpulkan orang-orang yang masih loyal padanya. Setelah status kematiannya George bukan hanya kehilangan kendali atas keluarga Loghan dia juga kehilanagn kendali atas Laboratorium yang akhirnya diambil alih oleh komplotan mafia dan sekarang justru dikuasai oleh putra dari keluarga Dexter yang merupakan musuh besar keluarga Loghan. Posisi George jadi sangat sulit tapi dia seorang Loghan tetap tidak kehabisan akal untuk segera kembali membangun semua rencana besarnya.Setelah sekian tahun, George Loghan akhirnya berhasil kembali membangun kekuasaannya dan dengan berani mendatangi pemimpin keluarga Lington di Highland.Siapapaun pasti terkejut mengetahui George Loghan yang seharusnya sudah mati sejak sekian puluh tahun tiba-tiba mendatanginya dengan segar bugar dan masih sangat muda."Mustahil!""Apa kau terkejut aku m
Hari masih pagi, Brandon baru terbangun dan langsung terlonpat dari atas ranjang karena rasa mual yang luar biasa. Perut berotot keras Brandon ikut mengejang mendorongkan rasa mual sampai ke pangkal tenggorokan tapi tetap tidak mengeluarkan apapun selain rasa payah. Brandon masih terbatuk-batuk dan tersengal lagi di atas toilet. Sampai detik ini Brandon masih belum tahu penyakit apa yang sedang dia derita. Brandon segera mandi menguyur tubuhnya di bawah derasnya air shower kemudian cepat-cepat berpakaian dan berlari untuk menghilangkan rasa mual. Di saat bersamaan Lily yang baru tiba di pulau masih lebih banyak takjub dan keheranan. "Jadi selama ini kalian tinggal di sini?" tanya Lily pada Mara yang baru mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Ya, semoga kau menyukainya." Lily menyukai pantai dan cuacannya yang hangat. "Kalian hanya tinggal berdua?" "Ada teman kami yang tinggal tidak jauh dari sini, nanti kukenalkan dengan mereka. Kau pasti akan suka." Mara mendekati Lily untuk mengg
ENAM TAHUN BERIKUTNYAKadang masa depan tetap tidak bisa ditebak bakal bergulir ke mana arahnya, demikian juga dengan hubungan Brandon dan Lily yang semakin menjauh. Sejak Lily memutuskan pergi enam tahun lalu mereka memang sudah tidak pernah bertemu atau berkomunikasi lagi. Sisanya, Brandon hanya pernah beberapa kali melihat gadis itu berada di media pemberitaan bersama dengan Tobias Harlot. Brandon juga sudah menandatangani surat pembatalan perjodohan mereka di tahun berikutnya.Brandon memang sudah bertekad untuk memimpin keluarga Lington tanpa campur tangan keluarga Loghan lagi. Hubungan antar dua keluarga bangsawan yang sudah terjalin selama berabad-abad akhirnya benar-benar putus sejak Brandon Lington memimpin keluarganya.Tepat di usianya yang ke dua puluh Lima Brandon mulai memimpin semua trah dan perusahaan Lington. Brandon memang masih sangat muda dan ini sudah memasuki tahun kedua kepemimpinannya. Brandon juga dibantu oleh sepupunya Damian Lington. Damian tiga tahun lebih t
Setelah enam tahun, bohong sekali jika Lily tidak terkejut ketika melihat Brandon Lington kembali berdiri di hadapannya. Lelaki yang juga sudah terlihat semakin matang dengan segala wujudnya yang sama sekali tidak buruk, alis tegas dan netra hijau dalamnya balas menatap Lily. "Apa kita bisa bicara?" Suara Brandon terdengar semakin berat dan ternyata Lily juga masih belum sepenuhnya lupa meski setelah enam tahun berlalu. "Ya." Lily harus mengangkat dagu untuk bisa balas menatap Brandon. "Di sini saja!" tegas lily. Brandon nampak hampir dua jengkal lebih tinggi dari Lily, tampan, tinggi tegap menjulang dengan tatapan dingin tidak terbaca. Brandon mengulurkan tangan agar Lily ikut dengannya. "Di sini terlalu ramai." "Aku harus kembali ke hotel setengah jam lagi." Lily pura-pura menengok arloji di pergelangan tangannya karena ternyata dia gugup. "Hanya ke atas!" Baru kemudian Lily menerima uluran tangan Brandon. Brandon mengajak Lily keluar dari pintu samping kemudian menaiki anak t
Setelah dari Glasgow, Lily dan Alif kembali ke Yorkshire untuk singgah di rumah kelurga Loghan. Kelima putri kembar Geby dn Jeremy sudah beranjak remaja dan masing-masing sudah berada di sekolah asrama, termasuk anak laki-laki pertama mereka. Kali ini Geby hanya tinggal di temani oleh putra mereka yang paling kecil dan paling dekat dengan Jeremy hingga terlalu dimanja oleh ayahnya dan tidak boleh di lepas.Walaupun memiliki banyak anak nyatanya rumah akan tetap kembali sunyi saat anak-anak beranjak dewasa. Ketika anak-anak mau meluangkan waktu untuk singgah berkunjung, rasanya momen seperti itulah yang akan paling di tunggu oleh orangtua manapun.Geby luar biasa bahagia dengan Lily yang juga akan selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi mereka. Meski sekarang Lily lebih banyak tinggal di Manhattan tapi Lily akan selalu datang tiap beberapa bulan sekali."Apa kalian akan segera kembali?" tanya Geby kepada Lily dan Alif ketika mereka semua sedang duduk di meja makan."Mungkin besok kami
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut