“Yusuf!”
Langkah Yusuf berhenti sebelum dia mencapai pintu utama rumah. Dia berbalik dengan muka masam, melihat sang ayah yang sedang membaca koran ditemani segelas teh hangat di ruang tengah.
“Hari ini ulang tahun kamu, kan?” tanya Pak Abizard memastikan.
“Kenapa emangnya?”sahut Yusuf tawar.
“Kami berencana untuk—“
“Nggak perlulah, Papa kan tau aku nggak suka pesta,” sambar Yusuf.
“Coba dengarkan dulu Papa ngomong, Papa kan belum selesai. Papa tau kamu nggak suka pesta, makanya kami cuma akan ngadain makan malam bersama aja. Kamu datang kan, Nak?”
“Nggak perlulah, Pak. Aku males.”
“Apa gunanya makan malam ngerayain ulang tahun kamu kalau yang ulang tahun malah nggak ikutan? Lagian nanti ada tamu istimewa, loh ... sayang banget kalau dia sudah jauh-jauh datang tapi kamunya nggak menghargai.”
Yusuf tertegun, muncul sesoso
Mata Yusuf terbelalak seolah sedang menyaksikan penampakan hantu di depan mukanya. Bukan ibunya yang datang sesuai harapan, malah ibu Malik yang jelas-jelas telah menghancurkan hidupnya! Ini sama sekali bukan hadiah ulang tahun, tapi sebuah petaka!“Apa-apaan ini, Pa? Apa maksudnya?!” tanya Yusuf berang.Pak Abizard sesaat melirik pada Malik dan juga kedua orang tuanya yang masih duduk dengan kikuk di meja makan. “Suf ... Papa memutuskan untuk membawa Tante Erika ke rumah, kami akan meresmikan pernikahan kami di mata hukum. Papa berharap kamu bisa mengerti, sekarang kamu juga punya sosok mama lagi.”Rasanya Yusuf ingin menggosok daun telinganya sendiri dengan sikat, dia tidak salah dengar bukan? Alih-alih meminta maaf kepada istri pertamanya yang sah, Pak Abizard malah akan membawa si wanita ular ke dalam rumah mereka?!“Pa ...” Yusuf sampai kehabisan kata-ka
Usulan gila itu terbersit secara spontan saja dari mulut Yusuf, tapi pada akhirnya dia dan Bella sungguh-sungguh berpikir untuk tinggal bersama. Meski Bella cemas juga sebab takut hal ini akan diketahui oleh orang tuanya, bagaimana mereka akan bereaksi, Bella tak berani untuk memikirannya.Sepulang kerja hari ini Yusuf langsung mengajak Bella untuk melihat-lihat beberapa apartemen yang rencananya akan dia beli. Studio apartemen lama milik Yusuf terlalu kecil jika ingin ditempati sehari-hari, terlebih untuk dua orang.Apartemen pertama yang mereka pilih terletak di kawasan elit selatan jakarta, berada di lantai paling atas dengan pemandangan balkon yang sangat indah. Terdapat dua kamar utama dan satu kamar tamu, living room yang cukup luas, serta kamar mandi lengkap dengan bath up. Mulut Bella sampai menganga saking takjubnya.“Apartemen ini bahkan lebih luas dari rumah orang tua aku, Mas. Kayaknya ini b
Malik keluar dari kamar dengan santai lalu menuruni anak tangga sambil bersiul. Erika yang sudah menyiapkan meja makan lengkap menu sarapan menyambut kedatangan puteranya dengan wajah berseri.“Pagi, Malik.”“Pagi, Ma.” Malik duduk tanpa prasangka apapun.“Abang kamu udah seminggu ini nggak pulang, kamu ketemu dia di kantor, kan?” tanya Erika seraya menyendok nasi goreng ke atas piring di depan Malik.“Ketemulah, tapi ya ... nggak saling ngomong aja.”Wajah cantik Erika berubah kecut. “Mama pengin banget minta maaf sama dia. Mama nggak mau semuanya berakhir seperti ini, biar bagaimana juga, dia itu kan anak papa kamu juga, dia itu pewaris perusahaan.”“Buat apa sih, Ma? Ngapain juga Mama buang energi untuk orang yang nggak peduli sama sekali sama Mama? Mama mestinya cukup ngeliat aku aja, aku ini anak
“Maaf ya, Tante. Aku juga nggak nyangka banget sikap Mas Yusuf bakalan kayak tadi. Dia lagi sensitif banget kayaknya.” Bella berkata setelah dirinya dan Erika sampai di teras gedung majalah GLAM.Erika menyeka ujung matanya yang sedikit basah, dia tak bisa mengendalikan perasaan sedih yang menyesaki dadanya. “Kamu nggak perlu minta maaf, Bella. Itu bukan salah kamu, memang semua ini salah Tante, kok. Tante yang udah bikin hidup Yusuf menderita, dia tumbuh tanpa sosok seorang ibu, itu karena Tante. Tante sama sekali nggak akan membela diri.Bella mengangguk pelan, sekarang dia sendiri bingung harus bagaimana nanti membujuk Yusuf. Bila pria yang satu itu sudah merajuk, memang sangat sulit merebut hatinya kembali.“Mama ngapain di sini?”Suara Malik sama-sama menarik perhatian mereka. Dia baru saja hendak masuk ke dalam gedung kantor. Sesaat Malik dan Bella bertatapan, Bella segera buang
Brak!!!Suara tas yang dibanting ke meja mengejutkan Ruby sampai nyaris rasanya jantungnya copot dari tempat. Ruby yang meja kerjanya tepat di samping meja kerja Bella menatap Bella dengan mata melotot.“Woi! Kenapa? Ngamuk-ngamuk aja? Ada masalah apaan, Neng?” tanya Ruby.Mata Ruby berkilat-kilat marah, bibirnya meliuk-liuk kesal.“Bella? Ada masalah apa?” ulang Ruby.“Aku muak banget sama Pak Yusuf!” jawab Bella akhirnya mengaku, tak tahan lagi menutupi segalanya dari Ruby.“Pak Yusuf? Tunggu ... tunggu ... Bel, kamu pacaran beneran sama dia? Kalian betulan punya hubungan?” tanya Ruby sambil menatap Bella lekat-lekat.Bella mengucek mukanya frustrasi, lalu dalam sekali embusan napas dia menjawab, “Iya. Aku jujur, deh. Aku emang ada hubungan sama dia.”&
Sembari terus fokus mengendalikan setir mobilnya, pikiran Yusuf terbang mengingat apa yang dikatakan oleh Leila kepadanya. Dia sadar benar apa yang dikatakan oleh Leila tak bisa diabaikan begitu saja, cepat atau lambat hal itu akan membawa masalah bagi hubungannya bersama Bella.Oh, Bella! Yusuf tercekat tiba-tiba. Bella mungkin akan ngambek setelah diabaikan begitu saja. Kebetulan saat itu mata Yusuf terarah pada sebuah kios bunga yang berada di pinggir jalan, buru-buru Yusuf membelok setirnya lalu menginjak rem.Dia belikan sebuket bunga mawar merah, dengan harapan untuk meluluhkan hati Bella yang saat ditinggal tadi tengah dongkol.Yusuf lalu mengecek ponsel pintarnya, pesan yang sejak tadi dia kirimkan tak kunjung dibalas oleh Bella, sepertinya dia masih ngambek sampai sekarang, dan itu sepenuhnya bisa dimengerti oleh Yusuf.Modal tekad dan keyakinan, Yusuf mengemudikan mobil BMW-nya
Sendok dan garpu di tangan Bella dia letakkan ke atas piring, kupingnya dia tajamkan agar bisa mendengar lebih jelas panggilan Yusuf dengan si penelepon yang disapanya sebagai “mama”, betulkah ibu Yusuf yang menelepon? Tapi kenapa tiba-tiba? Untuk apa?“Ini Mama?” ulang Yusuf sekali lagi. “Mama?”“Iya ini Mama.”Jawaban konfirmasi itu mendadak membuat tubuh Yusuf membeku, jantungnya berdebar kencang seketika, penasaran apa motif ibunya yang sudah lama tak ada kabar tiba-tiba menelepon dirinya.“Ada apa, Ma? Mama ganti nomor? Mama lagi di mana sekarang?”Lantaran lama tak berkomunikasi, Yusuf tak bisa menahan diri untuk tak menghujani ibunya dengan pertanyaan. Melihat Bella ikut mendengarkan percakapan mereka, Yusuf memutuskan untuk mengaktifkan loudspeaker agar dia bisa ikut mendengarkan dengan mudah. Sekilas Bella
"Kalau emang kamu mengartikannya kayak gitu, Mama nggak akan keberatan," sahut Bu Tiara mengundang rasa ingin tahu Yusuf lebih lagi."Mama tau itu bukan soal gampang--""Tapi Mama juga tau kamu itu anak genius, kamu anak yang pintar, kamu pasti tau cara menggelapkan uang perusahaan tapi atas nama papa kamu."Kalimat barusan itu dilontarkan oleh Bu Tiara begitu entengnya, seakan tak ada beban sama sekali, meski sebetulnya yang dia katakan jelas-jelas adalah hal keji yang kotor. Mata Yusuf melebar, mukanya pucat. Jadi itu maksud Mama? batinnya.Seakan mengetahui bahwa puteranya tampak ragu, Bu Tiara meraih tangan Yusuf untuk meyakinkan dirinya. "Suf ... kamu mau hidup bersama Mama, kan? Kamu mau kita hidup tenang selamanya, kan? Mama udah menyiapkan posisi bagus untuk kamu, Leila juga akan membantu kita. Apa lagi yang kamu raguin?"Yusuf menarik napas sesak seraya melep
Tiga tahun telah berlalu sejak pernikahan Malik dan Leila berlangsung dengan lancar. Keduanya memutuskan untuk pindah ke Turki tahun lalu sebab bisnis fashion yang dikelola oleh Leila berkembang pesat di Turki seperti yang dia harapkan. Sama halnya dengan Malik dan Leila, hubungan Bella dan Yusuf pun terbilang stabil selama tiga tahun ini. Deniz kini telah menginjak usia lima tahun, baru-baru ini dia telah masuk ke Taman Kanak-kanak, dan hari-harinya pun lebih banyak dihabiskan di rumah neneknya, entah itu bersama Erika maupun Tiara yang kerap datang untuk menjemputnya. Seperti pada minggu pagi hari ini, suasana rumah Bella terlalu senyap, nyaris tak ada suara terdengar. Deniz sedang berada di rumah Erika menghabiskan libur akhir pekannya, di rumah hanya ada Bella dan Yusuf. Suami istri itu masih terlelap di atas tempat tidur empuk mereka meski jam telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Semalam entah berapa kali Yusuf menggempur Bella tanpa tahu waktu dan lel
Janji Yusuf sungguh dia tepati. Berkat dirinya, Malik hanya mendapat hukuman satu tahun penjara, dengan beberapa syarat tentunya. Setelah lepas sebagai tahanan kota selama enam bulan pula, Malik akhirnya bisa pulang ke Indonesia. Ada rencana besar yang akan dia laksanakan di sana. Seluruh keluarga dan kerabat berkumpul di rumah induk yang kini ditempati Yusuf dan Bella untuk menyambut kepulangannya.Selain rasa kangennya terhadap puterinya sudah menggunung, dia pula telah berencana untuk menikahi Leila. Kabar itu sudah lebih dulu diketahui Yusuf dan Bella, keduanya mendukung niat mulia Malik.Sejak menjanda, Leila memang tidak punya niatan untuk mencari pengganti Yusuf, fokusnya hanya merawat puterinya yang diberi nama Aisyah Aktaf. Aisyah seusia dengan Deniz, sekarang usianya telah lebih dari dua tahun, sedang gemar-gemarnya berlatih bicara dan berjalan, sedang usia-usia paling gemasnya.Ketika tahu Malik ak
Sejak lama, nama lain Malik adalah BAYANGAN. Dia memang tak lebih dari bayangan Yusuf. Sejak lahir, Yusuf telah mendapat pengakuan, sesuatu yang tak pernah didapat oleh Malik. Seluruh keluarga dan kolega bisnis Pak Abizard melihat Yusuf sebagai penerus yang mampu, disegani, terpandang, dan punya karisma sebagai calon pemimpin hebat.Hal lain diperoleh oleh Malik. Dia adalah kebalikan, dia adalah aib yang harus disembunyikan, ibarat sampah yang harus ditimbun, atau dibuang jauh-jauh agar tak tercium baunya.Ketika kecil dulu, Malik selalu menatap iri sekaligus kagum kepada Yusuf. Yusuf sungguh sempurna di matanya. Sebagai anak yang tumbuh seorang diri, dia melihat Yusuf tak ubahnya seorang kakak, kakak yang dia harapkan bisa menjaga dan melindungi dia. Malik pernah beberapa kali mencoba mendekati Yusuf, ingin mengajaknya bermain selayaknya anak pada umumnya.Namun, pandangan Malik terhadap Yusuf seketika
Air mata Bella tak kunjung berhenti mengalir, dia terus berada di samping Yusuf yang telah berada di ruang perawatan. Pikiran-pikiran buruk terus mengisi benaknya.“Mas Yusuf ... Tolong jangan tinggalin aku sama Deniz, Mas bahkan sekarang lagi jauh dari Deniz. Aku mohon, Mas. Tolong kuat untuk anak kita ... Kita baru aja menikah, akhirnya kita bisa bersama, tapi kenapa semua langsung jadi buruk lagi?” isak Bella tak kuasa menahan kesedihan.Yusuf yang baru siuman dengan perut diperban berucap tawar, “Apa, sih kamu? Berisik banget, aku mau istirahat, tau.”“Mas Yusuf!” pekik Bella sambil mengguncang tubuh Yusuf. “Ya Tuhan ... aku kira Mas nggak akan bangun lagi! Aku udah panik banget tau, nggak?! Aku panggil Dokter ya sekarang!”“Nggak usah,” sahut Yusuf seraya bangkit untuk duduk.“Jangan dipaksa
“Kamu yang psikopat! Kamu yang nggak sadar diri kamu siapa!” teriak Bella sambil berusaha mendorong Malik agar menjauh darinya.Dengan senyum miring yang tampak mengerikan, Malik menarik Bella agar lebih dekat dengannya. “Aku dengar kamu melahirkan anak laki-laki, sayang banget ya, Bella ... seharusnya bayi itu perempuan ...”Mata Bella terbelalak mendengarnya, seolah dia tahu yang akan dikatakan Malik selanjutnya.“Kamu tau kenapa? Supaya aku bisa menyentuh dia juga suatu saat nanti. Hi hi~”“Nggak punya otak! Padahal kamu sendiri yang sekarang udah punya anak perempuan! Sadar kamu!”“Aku enggak anggap anak itu adalah anak aku, sayang sekali, Bella ...”Tawa Malik terdengar begitu menggelikan sekaligus mencekam. Bella yang sudah naik pitam berniat melayangkan satu pukulan di rahang Malik, tapi
Usai berjalan-jalan bersama dan menikmati keindahan kota Kapadokia, Ririn mengajak Yusuf dan Bella untuk mengunjungi kedai kopi yang dia kelola sendiri. Kedai kopi itu juga masih berada di sekitar kota Kapadokia, orang-orang bisa menikmati segelas kopi di teras sambil memandang jalan-jalan dan kota yang indah.“Ya beginilah kerjaan aku sekarang, Suf. Aku udah nggak mau kerja kantoran lagi, menurut aku lebih enak buka usaha begini,” ujar Ririn sambil meletakkan nampan berisi tiga gelas kopi espresso. “Malik juga kemarin datang ke sini buat minum kopi. Dia juga kayaknya lagi betah di sini.”Bella langsung mengerling menatap Yusuf seolah ada teror di depan matanya. “Malik? Buat apa dia di sini?” Spontan Bella bertanya.“Kenapa emangnya?” Ririn balik bertanya. “Malik juga kan separuh orang Turki, sama kayak Yusuf. Dia juga udah sering kayaknya bolak-balik ke sini.&r
Enam bulan setelah menikah, Bella dan Yusuf memutuskan untuk melaksanakan bulan madu mereka yang tertunda, yaitu pergi ke Kapadokia, Turki.Lantaran Deniz masih berumur sekitar 7 bulan, dia tak dibolehkan Yusuf untuk ikut. Dan karena itu pula mereka hanya akan pergi selama satu minggu. Deniz sementara akan dirawat dan dijaga oleh seorang perawat yang khusus diminta datang ke rumah.Berat betul hati Bella untuk meninggalkan Deniz selama satu minggu, meskipun ASI bahkan telah dia siapkan selama satu minggu ke depan, namun rasanya tetap berat untuk meninggalkan Deniz yang masih bayi.“Apa kita tunda aja lagi Mas sampe dua tahun? Tiga tahun?” tanya Bella pada malam sebelum berangkat.Yusuf yang sedang menyiapkan pakaian ke dalam koper mengerling sebal. “Nggak sekalian tunda sepuluh tahun? Kamu tenang aja, Deniz di tangan yang tepat, kok. Anggap aja kamu ibu pekerja yan
Hari yang telah lama ditunggu-tunggu Bella dan Yusuf akhirnya tiba juga, hari pernikahan mereka. Sebelumnya hari bahagia ini tak pernah mereka kira akan tiba, terutama bagi Bella. Semua masih terasa bagai mimpi baginya. Menikah dengan Yusuf? Terdengar seperti lelucon tidak lucu, tapi kali ini sungguh bukan lelucon.Jauh-jauh hari segala persiapan telah dipastikan Yusuf tidak ada kesalahan. Mulai dari gedung pernikahan, dekorasi, tema, sampai siapa-siapa saja yang diundang, dia tak mau ada kesalahan sedikit pun. Semua harus sempurna.Tema yang dipilih oleh Yusuf adalah putih, white wedding, sebab putih adalah simbol kesucian, bersih, sebagai permulaan yang baru baginya dengan Bella. Di matanya, Bella bukanlah bekas istri orang lain, pun di mata Bella, Yusuf bukanlah seorang duda dari Leila. Bagi mereka, ini adalah pernikahan pertama untuk mereka masing-masing.Jantung Bella rasanya mau copot, sejak semal
“Apa kegiatan Mama akhir-akhir ini?” tanya Yusuf berbasa-basi.“Biasalah, Mama sekarang merawat bunga, kebun kecil di rumah. Tapi, sebentar lagi Mama akan pergi,” beber Tiara.Alis Yusuf terangkat sedikit. “Ke mana? Buat apa?”“Baliklah, Suf. Udah terlalu lama Mama di sini. Udah seharusnya Mama pulang ke Amerika, ada bisnis yang harus Mama kerjakan lagi. Kamu kan nggak bisa ikut juga.”“Hm. Aku harus menjaga Bella sama Deniz sekarang, seenggaknya Mama tunggu sampe aku nikah bulan depan.”“Iya ... pasti.”Tiara duduk di bangku taman, keduanya kompak terdiam selama beberapa detik. Tiara membasahi bibir sendiri, menutupi rasa gugup yang menyerangnya. “Yusuf ... untuk semua yang terjadi, Mama betul-betul minta maaf, ya. Mama akui, Mama memang bersalah.”