Jack menutup kedua matanya. ia tidak bisa berkata-kata lagi. ia tidak percaya dengan pesan yang mengatakan salah satu pesawat keluarga Van Diora telah kehilangan kontak.
"Aku tidak percaya,"seru Jack dengan nada penuh keyakinan.
Romeo menatapi Jack dengan air mata berlinang. ia masih menagis dan berusaha mempercayai apa kata Jack.
"Tuan pasti baik-baik, ini lelucon tidak lucu?" seru Jack yang dengan suara kerasnya.
Romeo memilih mengemudikan mobil yang setengah hancur ke arah rumah yang ia huni bersama dengan Raven dan Ruster.
Seketika kedua mata Jack dan Romeo terbelalak. rumah sebesar istana sudah hancur dan berbaur dengan tanah. bahkan sisa puing-puing dan reruntuhan terlihat mengenaskan.
Jack merasakan firasat memburuk. ia segera mengambil pistol milik Raven yang berisi peluru berapa buah.
Melihat tingkah Jack, Romeo mulai waspada. ia bersiap-siap mengemudikan mobilnya. jika ada yang mendekat dan menembaki mobil khusus
"Wajah yang menyebalkan. aku benci dengan tatapan dan wajah sedingin itu," gerutu pria itu seperti sikap seorang wanita. dengan tangan bersedekap di dadanya. rambut kemasan yang panjang berayun-ayun mengikuti angin dan pakaian yang tipis juga mengikuti alunan angin yang berhembus ke arahnya.Raven masih dalam posisi siap menarik pelatuk di salah satu jemarinya. ia yakin pria ini adalah penghuni PANDORA HEART. seperti yang pernah di ceritakan kakek Karlos dan ibunya ketika ia masih kecil dulu."Aku bosan main-main dengan benda manusia yang tidak akan mempan padaku, aku akan mengembalikanmu ke kota," ucap pria itu dengan mengeluarkan tawarannya.Raven masih belum terbujuk, sebaliknya ia sudah menarik salah satu pelatuk, peluru yang keluar tidak mengenai tubuh pria itu. hanya menancap ke batang pohon."Aku sudah bilang benda itu tidak ada gunanya," ucap pria itu yang langsung terbang ke atas dan menerkam Raven dengan buas.Mata Raven langsung mengelap
Ruster menoleh ke arah Liam dengan wajah terkejut. Liam Halminton menampilkan senyum sinis. "Rumah kalian sudah aku ratakan dengan tanah, mungkin saja anak dan suamimu sudah menjadi abu." "TIDAK MUNGKIN," pekik Ruster histeris. "Terserah dirimu mau percaya atau tidak," ucap Liam Halminton yang melemparkan satu koran berisi ke hancuran di Los Angels kepada Ruster. Ruster mengambil koran itu dengan hati-hati. ia melihat salah satu wilayah yang di yakini sebagai rumah Van Diora. "Aku akan meminta orang untuk membawakan kepala suamimu ke sini," lanjut Liam Halminton dengan tawa gilanya. Air mata Ruster menetes membasahi koran yang memuat kawasan elit yang hancur total. "Meo, Ven," lirih Ruster dengan tangisannya. Ruster terus menagis, ia yakin kedua suaminya tidak meninggal. begitu juga dengan putri lucunya yang bernama Time. *** Di ruang tanpa waktu. salju turun perlahan-lahan. pria dengan say
"Sial," umpat Jack yang dengan suara kasar.Romeo sudah tahu, ia kini sudah menjadi incaran para teoris. kepalanya kini berharga miliaran. bukan hal yang aneh bagi Romoe."Kita sekarang harus hati-hati bergerak," ucap Jack."Ya," balas Romeo yang masih mencemaskan keberadaan istri dan putrinya. entah di mana saat ini. hal ini membuat Romeo tidak tenang sama sekali."Sayang," gumam Romeo pelan.Mobil yang di kendarin oleh Romeo kembali melaju tanpa arah.Jack masih berusaha mengerakan satelit pusat untuk mencari keberadaan Nyonya muda Van Diora.***Di markas pusat, Raven yang berhasil kabur dari ruang perawatan. berjalan tertatih-tatih untuk keluar dari ruang perawatan."Anda mau kemana?" sahut Sehan Lin yang di tugaskan Silver Jong untuk melindungi Raven.Raven menoleh ke arah pria asia yang bertubuh tinggi dan memakai baju khusus yang sama seperti yang di pakai oleh paman Marco Jong."Bukan urusanmu," balas
"Kita coba saja pastikan kebenaranya," balas Romeo yang nekat pergi untuk memastikan kebenaran informasi itu benar atau tidak. meskipun resiko mengantar nyawa. ia harus segera menyelamatkan Ruster yang merupakan belahan hatinya. Jack akhirnya setuju. ia menghubungi Keith yang kini ada di Los Angels. Keith yang mendapatkan laporan dari Jack. bergegas untuk menyusul keberadaan Jack dengan membawa puluhan pasukan inter. sedangkan Vio di serahkan kepada Aelin. "Sayang, kamu harus pulang dengan selamat?" ucap Aelin yang langsung mencium Keith dengan penuh gairah. Keith membalas ciuman Alein dengan lumatan di sertai dengan melilit lidah Aelin untu bernari bersama dengan lidahnya. "Aku pasti akan kembali," pamit Keith yang menyentuh bibir Aelin. Alein menatapi kepergian Keith bersama dengan berapa inter lainnya. *** Di salah satu villa kusam, Liam kembali ke villa dengan hati mengumpat. ia tidak henti-hentinya mengutuk R
"Tidak.... aku mohon jangan," pinta Ruster memohon. ia tidak mau Liam Halminton memasuki tubuhnya. karena yang boleh melakukannya hanya kedua suaminya dan Ruster tidak ingin menjadi wanita kotor. "Bibirmu mengatakan tidak, tapi tubuhmu mengatakan iya?" balas Liam Halminton yang masih memajukan mundur kedua jamarinya dari celah inti Ruster. hingga Ruster berteriak kesakitan tapi Liam Halminton tidak perduli akan teriakan Ruster yang memilukan. "Diam!" perintah Liam yang marah mendengar jeritan Ruster dan masih saja melawannya. Liam Halminton yang sudah penuh kemarahan kembali menampar wajah Ruster dan ia masukkan rudalnya ke dalam celah tubuh Ruster yang satunya. "AHHHHHHHHH..." pekik Ruster kesakitan. ketika merasakan gerakan kasar dari barang Liam halminton di celah analnya yang keluar masuk. "Bagaimana? apa kau suka di anal?" tanya Liam yang semakin bergerak cepat dan tidak memperdulikan teriakan Ruster yang kesakitan. Liam Halminton
Berapa orang mengarahkan pistol ke arah Romeo dan siap menembak.Ruster tidak ingin melihat kematian Romeo, ia ingin membuat tawaran dengan Liam Halminton. tetapi cinta Romeo yang kuat. tidak akan melepaskan Ruster untuk si bajiangan Liam. walaupun ia kehilangan nyawa sekalipun. karena keluarga Van Diora akan tetap belanjut. meskipun ia dan Raven sudah tiada. karena kedua putranya di lindungi oleh Zeus.Dor Dor Dor DorSemua peluru yang seharusnya mengenai Romeo telah di tembak mundur dalam satu kali tembakan.Satu persatu pengawal Liam Halminton terjatuh satu persatu ke lantai. sisa berapa yang masih hidup. karena peluru itu tidak mengenai mereka.Liam Halmiton melihat sekelilingnya, ia yakin ada sniper ahli di dalam ruangan bawah tanah.tetapi bagaimana bisa masuk ke dalam bawah tanah dan tahu akses kode rahasianya."Siapa yang berani mencari mati denganku?" pekik Liam Halminton yang di kelilingi berapa bawahanya.Dor Dor
"Jangan banyak berbicara," balas Raven yang menutup mata Romeo dengan jemarinya."Ven, syukurlah kamu selamat. aku berharap di masa depan kamu menjaga istri kita berdua," lirih Romeo yang tahu ia tidak akan selamat.Raven tidak berbicara, ia melepaskan mantel di tubuhnya dan memakaikan ke tubuh Ruster. lalu ia mengangkat kedua tubuh seorang diri. tidak seorang pun yang berani mendekati Raven yang kini menjadi iblis. hanya Lius Versalius yang bisa mengatasi sisi gelap Raven. ia menarik tubuh Romeo dan menaruh di atas bahunya.Raven mengikuti Lius Versalius. ia memasukan tubuh Ruster ke dalam helikopter dan Lius Versalius yang menjadi pilot membawa helikopter ke arah rumah sakit Vollente.Para pesawat dan dokter sudah siap siaga menjemput pasien khusus di atas gedung rumah sakit.Saat pesawat mendarat dengan selamat, Raven menarik lengan Lius."Pakai salah satu ginjal milikku untuk menyelamatkan Romeo!" pinta Raven memohon. karena mereka anak
***Satu minggu kemudian, Ruster masih menyesali apa yang ia alami. hingga membahayakan nyawa kedua suami yang amat ia cintai.Kini, Air mata Ruster tiada henti-hentinya menetes.Romeo yang duduk di sisi ranjang masih menatapi istri tercinta yang menagis pilu."Maafkan aku," lirih Ruster yang sudah siap di gugat cerai oleh Romeo maupun Raven.Romeo mengenggam kedua tangan Ruster yang kurus kering dengan genggaman kuat."Sayang, maafkan aku yang terlambat datang menyelamatkanmu."Ruster melirik wajah Romeo yang cengkung dan di tumbuhi jambang lembat. karena tidak mengurus diri selama seminggu."Jangan pernah meninggalkan kami berdua, kamu sudah janji apapun yang terjadi.""Tapi aku sudah kotor," balas Ruster dengan tangisan pecahnya. ia memberontak dan menjerit histeri. setiap kali ingatan itu menyusup dalam kepalanyaRomeo langsung meraih tubuh Ruster dan memeluknya. ia mengeraskan rahangnya. apa yang di lakukan o
"Aku sayang padamu," ucap keduanya dengan memeluk Ruster bersamaan.Dahi Ruster semakin mengerut dalam, tetapi ia menikmati permainan kedua suaminya kali ini.Romeo mengandeng tangan Ruster di kiri dan Raven di kanan.Pintu utama di buka.Kedua mata Ruster terbelalak besar. ia melihat banyak tamu undangan yang hadir dan ada ibu juga adiknya."Ini?" tanya Ruster heran."Acara pernikahan kita," balas keduanya bersamaan."Ha?" balas Ruster yang masih binggung. tapi masih mengikuti keduanya berjalan ke altar."Dulu kita menipumu pakai pastor palsu untuk menikah, sekarang kita pakai yang asli. tepatnya kita akan menikah hari ini," jelas Romeo.Ruster melihat ke wajah Raven untuk meminta penjelasan."Maafkan kami berdua yang menipumu selama berapa tahun ini, pernikahan dulu tidak sah. ini yang sah," ucap Raven dengan senyuman lembut yang membuat hati Ruster meleleh."Jahat, kalian berdua sangat jahat. sampai aku
Romeo dan Raven saling memandang satu sama lain."Baik Bu. kami akan mempertaruhkan nyawa untuk menjaga Ruster selamanya dan tidak akan membiarkan siapapun mendekatinya," balas keduanya secara bersamaan.Ibu Ruster terkejut dengan tekat keduanya. lebih terkejut lagi, kenapa ia bisa melihat ada kembar yang segila keduanya yang mau berbagi istri.Selesai dengan acara pernikahan Keith dan Aelin.Ruster mengeluh sakit kaki, ia meminta kedua suaminya untuk memijat-mijatkan kedua kakinya. dengan posisi terbaring terlentang di atas ranjang yang besar dan empuk."Apa aku sudah tua? jadi badan aku sakit semua?" tanya Ruster kepada Raven dan Romeo."Siapa bilang kamu tua," balas Romeo yang tidak terima dengan perkataan Ruster yang mengatakan kata tua.Sedangkan Raven hanya diam. otaknya sedang sibuk dengan rencana selanjutnya. rencana yang akan membuat Ruster terkaget-kaget."Ven..." sahut Ruster pada Raven yang diam mematung sejak
Ruster melihat ke arah belakang, ia melihat tinggi sampai suara kedua suaminya memang sama satu sama lain."Kenapa aku baru sadar?" batin Ruster yang selama ini hanya bisa membedakan keduanya. kecuali orang lain akan susah."Mungkin aku spesial," lanjut Ruster dalam hati dengan perasaan bangga.Selesai memilih pakaian, ketiganya memutuskan segera pulang ke rumah. karena perut Raven sudah berbunyi nyaring.Romeo mengerutkan keningnya yang menatap Raven dengan tatapan jengkel."Sekarang perut Raven yang berbunyi, kemarin dirimu. kalian berdua ini selalu kompak deh," ucap Ruster dengan wajah senang. karena ia sudah malas mau jalan ke tempat lain lagi, beruntungnya nasib baik berpihak padanya.Raven hanya diam dengan wajah tidak senang. ia bisa saja memaksakan diri makan junk food atau makan luar. tetapi permintaan Ruster yang membuatnya tidak bisa mengatakan kata tidak.Sesampai di rumah, Ruster segera masuk ke kamar untuk melihat keanda
"Ven, kita harus menyelesaikan semua ini secepatnya. sebelum ketahuan oleh Ruster!" perintah Romeo kepada Raven."Kau juga, jangan sampai bocor. kita akan memperlihatkan pernikahan terindah dan termewah untuk Ruster," balas Raven dengan sikap seriusnya.Kedua kembar saling berpelukan, lalu tertawa renyah bersamaan."Kalian berdua kenapa?" tanya Ruster yang heran melihat kelakuan kedua suamianya yang super ajaib hari ini."Biasa, kita teringat permainan masa kecil. permainan yang kalah dan menang," dusta Romeo yang mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. sedangkan Raven memasang wajah masam.Ruster tertawa pelan, ketika melihat wajah Raven yang masam yang menandakan kalah permainan."Jangan marah lagi, ayo berangkat bersama-sama!" perintah Ruster menarik kedua tangan si kembar.Kedua pria sengaja jatuh ke dalam pelukkan Ruster dan bermanja-manja.
Ruster yang jengkel dengan kelakuan keduan suaminya. Ia memilih duduk di kursi lain daripada duduk di kursi yang membuatnya susah memilih. salah-salah di antara kedua suaminya akan bertengakr karena menganggap dirinya piluh kasih.Raven dan Romeo langsung pindah tempat duduk, melihat Ruster memilih duduk di tempat lain. daripada duduk di kursi yang mereka berdua tawarkan.Keduanya mengelus paha Ruster secara bersamaan sebagai arti lain.Ruster melototkan kedua matanya.Kedua pria kembar tersenyum lebar tanpa merasakan kesalahan.Ruster ingin mengumpat kedua suaminya kurang ajar. Tapi ia sudah terlena dengan sentuhan liar kedua suaminya yang semakin naik ke atas pahanya.Kryukkkk KryukkkkSuara perut Romeo yang super nyaring, membuat dahi Raven berkerut dalam. Lagi-lagi kesenangannya terhenti oleh ulah Romoe."Maaf," ucap Romeo
Jika orang yang sedang senyum itu adalah Romeo. mereka berdua tidak akan kaget seperti ini. tapi orang ini adalah Raven. maka di pastikan bencana akan datang dalam waktu dekat.Takut mendapatkan kemarahan, keduanya segera pamit dengan alasan mau fitting baju pegantin untuk acara bagian malam.Ruster sebenarnya sedikit terkejut dengan keputusan keduanya. yang tetiba pergi begitu tergesah-gesah.Sedangkan Raven masih duduk santai dengan kedua mata menatapi isi undangan pernikahan yang telalu simpel dan elegan.Jika di pikir-pikir, ia dan Romeo tidak pernah memakai kertas undangan untuk pernikahan Ruster. sesaat Raven merasa ia menajdi pria menyedihkan di dunia. untuk kertas seperti ini saja tidak mampu ia persiapkan untuk undangan tamu, saat menikahi Ruster."Sedang melihat apa?" tanya Ruster yang penasaran dengan sikap Raven yang diam sejak tadi."Melihat kertas undangan ini, begitu simple dan elegan. jika di pikir-pikir, aku dan Romeo tidak
"Lapar dalam arti apa?" tanya Raven yang berpura-pura bodoh. ia tahu Ruster meminta hal lain. Ruster yang kesal, langsung memukul wajah Raven dengan lembut. "Jangan pura-pura bodoh," seru Ruster yang dengan nada sedikit marahnya. Kemarahan Ruster di tangkapi dengan tawa oleh Raven. "Kau mulai jadi wanita binar," balas Raven yang menatapi Ruster dengan tatapan penuh nafsu. "Binar untuk suami sendiri, tidak salah kan?" balas Ruster yang mengedipkan salah satu mata dan mengigit bibir bawahnya. "Ya, tidak salah. justru sangat menyenangkan. aku suka itu," ucap Raven yang langsung menahan tengkuk Ruster. lalu mencium bibir Ruster semakin dalam di sertai dengan pangutan. Klekkk... Pintu terbuka dan Resti merasa bersalah. ia tidak tahu kedua tuannya sedang bermestraan di dalam ruangan kerja. "Ma-maaf... saya tidak sengaja," ujar Resti jujur. Raven hanya mendengus kesal. sedangkan Ruster berusaha mera
Kedua ayah hanya menatapi kedua anak kembar dengan tatapan kaget, bagaimana tidak, di usia yang masih belum 10 tahun, keduanya sudah akan masuk kuliah. "Daddy, kita mau pergi main-main dengan paman Zeus. boleh ya?" pinta Karlos memohon kepada Raven. "Ayolah Daddy, kita tidak akan nakal dan membuat Daddy cemas. boleh ya," pinta Raph kepada Romeo. Romeo melirik ke arah Raven dan begitu juga dengan Raven. keduanya saling menghela nafas panjang. bagaimanapun mereka sangat susah untuk memgatakan tidak kepada kedua anak kembar yang kini mulai tumbuh besar. "Janji jangan melakukan hal macam-macam yang membahayakan nyawa?" ucap Romeo pada akhrinya. "Tentu saja," jawab keduanya bersamaan. Raven mengelus kepala putra kesayangnya dan memeluknya dengan cinta. "Belajar yang cepat, agar bisa mengantikan daddy di masa depan. daddy capek kerja," ucap Raven kepada Karlos yang akan mengantikan dirinya di masa depan. Karlos menatapi
Melihat keduanya masih diam, Lius berjalan selangkah ke depan. Devan langsung mengakui apa yang terjadi barusan.BukSatu tinju melayang di wajah Devan Holland.Tanpa kata-kata Lius berjalan ke arah Romeo. satu kali pukulan juga di terima oleh Romeo. Tidak ingin menghabiskan banyak waktu, Lius memilih mencari ruangan Raven dan ia melakukan serangkaian pemeriksaan. Lalu matanya melihat ke arah Raven yang tertidur dengan tenang.Devan dan Romeo masih di luar menunggu dengan was-was.Kali ini Lius tidak marah, ia hanya berjalan keluar dan hal ini membuat keduanya terheran.Romeo memilih kembali ke dalam kamar yang merupakan kamar Ruster, tetapi ia tidak menemukan Ruster di manapun.Panik, itu lah yang di rasakan oleh Romeo. ia mencari istrinya di semua tempat dan terakhir mengingat kamar raven. tebakan Romeo benar, ia melihat Ruster duduk di samping Raven dan mengenggam jemari Raven yang dingin."Apa yang terjadi," tanya Ruster me