Berapa menit kemudian, Devan Holland kembali ke dalam ruangan. ia menyerahkan berapa obat tablet hisap dan menyuntikan obat demam khusus untuk Romeo. karena Romeo masih tahap menjalani pengobatan ginjal yang di transfer oleh Lius Versalius. maka tidak bisa menerima sembarangan obat untuk sementara.
"Van, tolong rahasiakan dari Raven. soal aku mengeluh demam, aku tidak ingin dia cemas. kamu tahukan betapa lebaynya dia," pinta Romeo memohon pada Devan Holland.
Devan Holland berpikir sejenak. karena apa yang di katakan oleh Romeo memang ada benarnya. mengingat sikap Raven yang posesif pada Romeo dan cemas berlebih-lebihan.
"Aku tidak bisa meminta bantuan pada Jack. kamu tahukan Jack itu mulut ember," ucap Romeo tertawa pelan.
"Ok. aku akan merahasiakannya dan sekarang kamu kembali ke dalam ruangan kamar pasien. jika lama-lama di sini malah akan di curigai," nasehat Devan Holland yang tidak curiga sama sekali dengan apa yang di lakukan oleh Romeo barusan.
Selesai mandi, Raven merasa ngantuk dan ia meliihat Ruster dan Raven sudah saling berpelukan. dengan langkah cepat. Raven memakai baju dan menaiki atas ranjang untuk memeluk tubuh Ruster dari belakang.Berapa menit kemudian, Romeo yang sudah memastikan Raven sudah tertidur lelap dengan obat tidur yang sudah ia masukan ke dalam cream sup yang di santap oleh Raven. perlahan-lahan turun dari atas ranjang dan menganti semua pakaianya."Waktunya bermain game," gumam Romeo pelan.Jack yang sudah berdiri di depan pintu kamar, segera memberikan hormat kepada Romeo. begitu juga dengan Jimmy."Kita mau kemana?" tanya Jimmy yang memang lebih berpihak pada Romeo.Mata Romeo menatapi Jimmy yang sedikit kurus."Bagaimana keandaanmu?" tanya Romeo yang cemas dengan Jimmy."Sudah sembuh dan saya sibuk memantau proses pembangunan rumah. jadi saya sedikit kerja keras," ucap Jimmy jujur."Jangan memaksakan diri bekerja keras, aku tidak ingin kamu
Para penjahat banyak yang setuju dengan tawaran Liam Halminton yang mengajak kerjasama lagi dan sekaligus menawarkan harga tinggi untuk kepala dua kembar. bagi siapa yang berhasil mendapatkannya.***Romeo berjalan masuk ke dalam kamar, sebelum ia tidur memeluk tubuh istri tercinta. Romeo memilih untuk mandi terlebih dahulu. karena Romeo tidak ingin mengotori tubuh Ruster dengan aroma bangkai."Semua akan indah pada waktunya," gumam Romeo dengan senyuman jahat.Hati Romeo perlahan-lahan menghitam, ia seolah menjelma menjadi sosok Raven."Aku tidak sabar melihat kau membusuk dalam keandaan hidup-hidup," lanjut Romeo yang menyentuh cermin yang memantulkan banyangan dirinya.Kegelapan hati Romeo menarik jiwa Pandora Heart bereaksi. Lucifer tidak keluar dari pandora Heart. tetapi ia menyusup ke celah hitam di hati Romeo."Akhirnya kau jatuh ke dalam neraka," suara Lucifer di dalam hati Romeo.Romeo masih menatap c
"Cepat tidur, jangan cari kesempatan dalam kesempitan. kau akan tahu akibatnya," tegur Raven yang merasakan kecemburuan dan iri hati kepada Romeo yang mendapatkan ciuman Ruster.Ruster yang tahu kecemburuan dalam setiap nada bicara Raven. ia membalikan tubuhnya. lalu menatapi mata Raven yang berkabut.Jemari lembut Ruster mulai menyentuh rahang kokoh Raven yang sudah berjambang lebat."Kapan dirimu akan merapikan jambang ini?" tanya Ruster yang mengulum senyuman.Raven masih bungkam.Ruster mulai genit, ia menahan tengkuk Raven. lalu memberikan sebuah ciuman untuk Raven."Besok harus rapi," ucap Ruster yang mengusap wajah Raven. lalu melirik ke arah Romeo yang juga sama berantahkannya dengan penampilan Raven."Kau juga sama, kalian harus rapi besok. aku tidak mau melihat tampang kalian seperti ini!" perintah Ruster dengan ancamanya yang membuat kedua pria terdiam."Besok kita rapika kok," ucap keduanya bersamaan dengan me
"Tunggu Raven sudah sembuh dan dirimu juga sudah benar-benar pulih. kita akan pulang bersama-sama untuk menjaga anak-anak kita," ucap Romeo yang menyentuh wajah Ruster dengan sentuhan lembut.Ruster menampakan senyuman di bibirnya."Iya, kita akan mengasuh anak-anak sampai kita tua bersama-sama.""Nah begitu dong, istriku kan wanita kuat dan tidak akan membuat kita berdua seperti tampang pengamen seperti ini."Ruster terkekeh renyah. ia mencubit pinggang Romeo ke sekian kalinya."Besok pagi harus rapi," ucap Ruster dengan ancamannya."Siap Ratu," balas Romeo yang menampakan wajah kesakitan akibat di cubit oleh Ruster di tempat yang sama lagi.***Di perusahan, Jack kalang kabut. ia mendapatkan informasi dari para bawahan. bahwa Liam Halminton kembali bertingkah dan kali ini akan lebih menyusahkan lagi daripada sebelumnya."Mati," batin Jack yang tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada Raven. jika sampai Raven ta
"Aku tidak menjebakmu, seperti pikiranmu. karena aku sangat sayang padamu dan ingin menyelamatkan hidupmu. kau adalah satu-satunya anak lelaki paman Holland," jelas Raven dengan wajah seriusnya.Tetapi Devan Holland tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Raven padanya. ia dan Raven tidak cocok. karena raven lebih sayang sama Lius Versalius ketimbang dirinya yang setia di markas dan di rumah sakit."Ikut aku, aku akan menunjukan sesuatu padamu. tetapi kau harus merahasiakan dari Romeo dan kau bisa mengemudikan?" tanya Raven serius yang siap pergi dengan kondisi tubuh yang tidak baik.Devan Holland merasa tersindir dengan perkataan Raven."Tentu saja bisa, kau meremehkan aku karena aku cantik?" tanya Devan Holland yang tidak suka orang meremehkan penampilannya."Bukan, tapi tempat yang kita tujuh sangat beresiko tinggi. aku butuh orang mengemudi gila-gilaan seperti Romeo," balas Raven yang meraih jubah kedokteran milik Devan Holland yang terle
"Kita keluar!" perintah Raven yang langsung di ikuti oleh dua pengawal di balakang. begitu juga dengan Devan Holland yang langsung keluar untuk menjaga Raven Van Diora. ia takut di amuk sang ayah, jika pemimpin Van Diora sampai kenapa-napa."Yoi... kak Devan?" sahut Silver Jong yang menyapa Devan Holland dengan pakaian militer."Kau kenapa di sini?" tanya Devan Holland kaget."Tugas dari ayah," dusta Silver Jong.Devan Holland antara percaya dan tidak percaya. ia tahu anak nakal ini sering berbohong, sejak berteman baik dengan si keparat bernama Sehan Lin."Aku akan jaga-jaga di luar, kalian masuk aja duluan?" ucap Silver Jong yang menarik sesutu di antara tumpukan pasir dan sebuah pintu terbuka. lalu ada tangga terhubung ke bawah tanah.Raven segera memakai masker khusus yang di serahkan oleh Silver Jong dan Devan Holland masker biasa. karena ia sudah biasa dengan urusan seperti udara ruang bawah tanah. berbeda dengan Raven yang memiliki tu
Devan Holland yang panik, segera memopong Raven keluar dari dalam mobil. apa yang di lakukan oleh Devan Holland menarik banyak perhatian. termasuk sang ayah bernama James Holland yang memang ke rumah sakit untuk mencari keberadaan menantu tercintanya ituyang belum pulang-pulang dari pagi hingga membuat putrinya cemas tak kaluan."Devan?" gumam James Holland yang langsung mengejar anaknya yang mendorong bangsal yang di tepati ke ruangan khusus yang memang di persiapkan untuk keluarga Vollente atau Van Diora."Apa yang terjadi," tanya James Holland yang ikutan panik."Aku tidak tahu, Raven tetiba tidak sadarkan diri. saat menyetir mobil ke dalam pakiran," jelas Devan Jujur. karena ia juga tidak tahu Raven akan seperti ini.James Holland mengambil kendali untuk memeriksa tubuh Raven dan mendapatkan tubuh Raven mulai demam. rasa penasaran pada hati James Holland semakin kuat, ia segera melakukan pemeriksaan keseluruhan pada tubuh yang akan menjadi pemimpin ke
Devan Holland langsung mengerti, kenapa misi ini di berikan untuknya dan Raven yang biasa tidak pernah membocorkan semua data hasil penyelidikan. kini membocorkannya. "Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya?" seru Romeo dengan air mata berlinang. James Holland menutup matanya sesat. ia tahu kalau menguras semua darah Romeo juga tidak akan bisa menyelamatkan Raven. tetapi masih ada satu cara, yaitu memanggil ayah kandung Shean Vollente ke Los Angels. maka kemungkinan besar akan menyelamatkan Raven. karena keduanya memiliki golongan darah yang sama dan sama-sama kena racun yang berjenis sama juga. "Aku mohon, aku akan membelikan apapun yang paman mau. asal Raven kembali," pinta Romeo memohon hingga berlutut di depan James Holland. "Aku tidak menginginkan apapun, hal yang paling aku inginkan tak bisa aku dapatkan. jadi percuma saja kau menawari aku," jelas James Holland yang masih mencintai Lily. Romeo terdiam ia tidak percaya dengan perk
"Aku sayang padamu," ucap keduanya dengan memeluk Ruster bersamaan.Dahi Ruster semakin mengerut dalam, tetapi ia menikmati permainan kedua suaminya kali ini.Romeo mengandeng tangan Ruster di kiri dan Raven di kanan.Pintu utama di buka.Kedua mata Ruster terbelalak besar. ia melihat banyak tamu undangan yang hadir dan ada ibu juga adiknya."Ini?" tanya Ruster heran."Acara pernikahan kita," balas keduanya bersamaan."Ha?" balas Ruster yang masih binggung. tapi masih mengikuti keduanya berjalan ke altar."Dulu kita menipumu pakai pastor palsu untuk menikah, sekarang kita pakai yang asli. tepatnya kita akan menikah hari ini," jelas Romeo.Ruster melihat ke wajah Raven untuk meminta penjelasan."Maafkan kami berdua yang menipumu selama berapa tahun ini, pernikahan dulu tidak sah. ini yang sah," ucap Raven dengan senyuman lembut yang membuat hati Ruster meleleh."Jahat, kalian berdua sangat jahat. sampai aku
Romeo dan Raven saling memandang satu sama lain."Baik Bu. kami akan mempertaruhkan nyawa untuk menjaga Ruster selamanya dan tidak akan membiarkan siapapun mendekatinya," balas keduanya secara bersamaan.Ibu Ruster terkejut dengan tekat keduanya. lebih terkejut lagi, kenapa ia bisa melihat ada kembar yang segila keduanya yang mau berbagi istri.Selesai dengan acara pernikahan Keith dan Aelin.Ruster mengeluh sakit kaki, ia meminta kedua suaminya untuk memijat-mijatkan kedua kakinya. dengan posisi terbaring terlentang di atas ranjang yang besar dan empuk."Apa aku sudah tua? jadi badan aku sakit semua?" tanya Ruster kepada Raven dan Romeo."Siapa bilang kamu tua," balas Romeo yang tidak terima dengan perkataan Ruster yang mengatakan kata tua.Sedangkan Raven hanya diam. otaknya sedang sibuk dengan rencana selanjutnya. rencana yang akan membuat Ruster terkaget-kaget."Ven..." sahut Ruster pada Raven yang diam mematung sejak
Ruster melihat ke arah belakang, ia melihat tinggi sampai suara kedua suaminya memang sama satu sama lain."Kenapa aku baru sadar?" batin Ruster yang selama ini hanya bisa membedakan keduanya. kecuali orang lain akan susah."Mungkin aku spesial," lanjut Ruster dalam hati dengan perasaan bangga.Selesai memilih pakaian, ketiganya memutuskan segera pulang ke rumah. karena perut Raven sudah berbunyi nyaring.Romeo mengerutkan keningnya yang menatap Raven dengan tatapan jengkel."Sekarang perut Raven yang berbunyi, kemarin dirimu. kalian berdua ini selalu kompak deh," ucap Ruster dengan wajah senang. karena ia sudah malas mau jalan ke tempat lain lagi, beruntungnya nasib baik berpihak padanya.Raven hanya diam dengan wajah tidak senang. ia bisa saja memaksakan diri makan junk food atau makan luar. tetapi permintaan Ruster yang membuatnya tidak bisa mengatakan kata tidak.Sesampai di rumah, Ruster segera masuk ke kamar untuk melihat keanda
"Ven, kita harus menyelesaikan semua ini secepatnya. sebelum ketahuan oleh Ruster!" perintah Romeo kepada Raven."Kau juga, jangan sampai bocor. kita akan memperlihatkan pernikahan terindah dan termewah untuk Ruster," balas Raven dengan sikap seriusnya.Kedua kembar saling berpelukan, lalu tertawa renyah bersamaan."Kalian berdua kenapa?" tanya Ruster yang heran melihat kelakuan kedua suamianya yang super ajaib hari ini."Biasa, kita teringat permainan masa kecil. permainan yang kalah dan menang," dusta Romeo yang mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. sedangkan Raven memasang wajah masam.Ruster tertawa pelan, ketika melihat wajah Raven yang masam yang menandakan kalah permainan."Jangan marah lagi, ayo berangkat bersama-sama!" perintah Ruster menarik kedua tangan si kembar.Kedua pria sengaja jatuh ke dalam pelukkan Ruster dan bermanja-manja.
Ruster yang jengkel dengan kelakuan keduan suaminya. Ia memilih duduk di kursi lain daripada duduk di kursi yang membuatnya susah memilih. salah-salah di antara kedua suaminya akan bertengakr karena menganggap dirinya piluh kasih.Raven dan Romeo langsung pindah tempat duduk, melihat Ruster memilih duduk di tempat lain. daripada duduk di kursi yang mereka berdua tawarkan.Keduanya mengelus paha Ruster secara bersamaan sebagai arti lain.Ruster melototkan kedua matanya.Kedua pria kembar tersenyum lebar tanpa merasakan kesalahan.Ruster ingin mengumpat kedua suaminya kurang ajar. Tapi ia sudah terlena dengan sentuhan liar kedua suaminya yang semakin naik ke atas pahanya.Kryukkkk KryukkkkSuara perut Romeo yang super nyaring, membuat dahi Raven berkerut dalam. Lagi-lagi kesenangannya terhenti oleh ulah Romoe."Maaf," ucap Romeo
Jika orang yang sedang senyum itu adalah Romeo. mereka berdua tidak akan kaget seperti ini. tapi orang ini adalah Raven. maka di pastikan bencana akan datang dalam waktu dekat.Takut mendapatkan kemarahan, keduanya segera pamit dengan alasan mau fitting baju pegantin untuk acara bagian malam.Ruster sebenarnya sedikit terkejut dengan keputusan keduanya. yang tetiba pergi begitu tergesah-gesah.Sedangkan Raven masih duduk santai dengan kedua mata menatapi isi undangan pernikahan yang telalu simpel dan elegan.Jika di pikir-pikir, ia dan Romeo tidak pernah memakai kertas undangan untuk pernikahan Ruster. sesaat Raven merasa ia menajdi pria menyedihkan di dunia. untuk kertas seperti ini saja tidak mampu ia persiapkan untuk undangan tamu, saat menikahi Ruster."Sedang melihat apa?" tanya Ruster yang penasaran dengan sikap Raven yang diam sejak tadi."Melihat kertas undangan ini, begitu simple dan elegan. jika di pikir-pikir, aku dan Romeo tidak
"Lapar dalam arti apa?" tanya Raven yang berpura-pura bodoh. ia tahu Ruster meminta hal lain. Ruster yang kesal, langsung memukul wajah Raven dengan lembut. "Jangan pura-pura bodoh," seru Ruster yang dengan nada sedikit marahnya. Kemarahan Ruster di tangkapi dengan tawa oleh Raven. "Kau mulai jadi wanita binar," balas Raven yang menatapi Ruster dengan tatapan penuh nafsu. "Binar untuk suami sendiri, tidak salah kan?" balas Ruster yang mengedipkan salah satu mata dan mengigit bibir bawahnya. "Ya, tidak salah. justru sangat menyenangkan. aku suka itu," ucap Raven yang langsung menahan tengkuk Ruster. lalu mencium bibir Ruster semakin dalam di sertai dengan pangutan. Klekkk... Pintu terbuka dan Resti merasa bersalah. ia tidak tahu kedua tuannya sedang bermestraan di dalam ruangan kerja. "Ma-maaf... saya tidak sengaja," ujar Resti jujur. Raven hanya mendengus kesal. sedangkan Ruster berusaha mera
Kedua ayah hanya menatapi kedua anak kembar dengan tatapan kaget, bagaimana tidak, di usia yang masih belum 10 tahun, keduanya sudah akan masuk kuliah. "Daddy, kita mau pergi main-main dengan paman Zeus. boleh ya?" pinta Karlos memohon kepada Raven. "Ayolah Daddy, kita tidak akan nakal dan membuat Daddy cemas. boleh ya," pinta Raph kepada Romeo. Romeo melirik ke arah Raven dan begitu juga dengan Raven. keduanya saling menghela nafas panjang. bagaimanapun mereka sangat susah untuk memgatakan tidak kepada kedua anak kembar yang kini mulai tumbuh besar. "Janji jangan melakukan hal macam-macam yang membahayakan nyawa?" ucap Romeo pada akhrinya. "Tentu saja," jawab keduanya bersamaan. Raven mengelus kepala putra kesayangnya dan memeluknya dengan cinta. "Belajar yang cepat, agar bisa mengantikan daddy di masa depan. daddy capek kerja," ucap Raven kepada Karlos yang akan mengantikan dirinya di masa depan. Karlos menatapi
Melihat keduanya masih diam, Lius berjalan selangkah ke depan. Devan langsung mengakui apa yang terjadi barusan.BukSatu tinju melayang di wajah Devan Holland.Tanpa kata-kata Lius berjalan ke arah Romeo. satu kali pukulan juga di terima oleh Romeo. Tidak ingin menghabiskan banyak waktu, Lius memilih mencari ruangan Raven dan ia melakukan serangkaian pemeriksaan. Lalu matanya melihat ke arah Raven yang tertidur dengan tenang.Devan dan Romeo masih di luar menunggu dengan was-was.Kali ini Lius tidak marah, ia hanya berjalan keluar dan hal ini membuat keduanya terheran.Romeo memilih kembali ke dalam kamar yang merupakan kamar Ruster, tetapi ia tidak menemukan Ruster di manapun.Panik, itu lah yang di rasakan oleh Romeo. ia mencari istrinya di semua tempat dan terakhir mengingat kamar raven. tebakan Romeo benar, ia melihat Ruster duduk di samping Raven dan mengenggam jemari Raven yang dingin."Apa yang terjadi," tanya Ruster me