Romeo semakin tidak sabaran, ia menarik kemejanya secara paksa hingga kancingnya berhamburan di mana-mana. Kemudian melemparnya secara asal kemeja yang sudah basah ke arah lantai. Dalam posisi menyentuh lekuk tubuh Ruster. Romeo menanggalkan celananya, ia berlutut di bawah membuka dan membuka kedua kaki Ruster. yang satu nya di letakkan nya di bahu bidang nya.
"Aahhh..ya ...ahhh.." pekik Ruster yang menjambak rambut Romeo. saat Romeo menghisap daerah intinya dan lidah Romeo bergerak lincah. menjilati klitoris Ruster sampai ke liang anusnya.
Ruster merasa tubuhnya sudah seperti agar-agar dan ia tidak kuat lagi untuk berdiri. Jika Romeo tidak menahan tubuhnya, Ruster merasa ia sudah ambruk.
"Milikku dan hanya milikku seorang," ucap Romeo beberapa kali berdiri mencium bibir Ruster dan berusaha menyatukan rudalnya ke dalam lembah yang sudah sangat basah dan siap untuk di masukinya.
Sangat perlahan Romeo memasuki inti Ruster dan ia terdiam sesaat. Untuk merasa
"Tuan, mau sarapan dulu?" tanya Eliana Lim dengan basa-basi.Romeo mengerutkan keningnya, ia sejujurnya kurang suka dengan kehadiran Eliana Lim. Setelah apa yang terjadi semalam yang membuat Raven sungguh murkah, hingga menyakiti hati istrinya."Tidak,” jawab Romeo yang melanjutkan langkahnya menuju ke arah pintu utama.Elina Lim tidak menyerah. Ia berlari mengejar Romeo."Malam ini apa tuan sibuk, aku ingin tuan menemaniku pergi keluar,” ucap Eliana Lim penuh harapan."Jangan merasa kau sudah sangat dekat denganku, sehingga mengharapkan lebih dari seorang pelayan."Wajah Eliana Lim langsung memucat dengan jawaban Romeo barusan."Tuan, aku… tidak berma-“ Eliana Lim mengantungkan kalimatnya."Kejadian malam tadi tidak kesengajaan, aku tidak ada niat sedikit pun untuk bersentuhan denganmu. Lebih baik kau tidak berharap banyak," jelas Romeo dengan kata-kata dinginnya.Eliana Lim menunduk malu, ia me
Eliana Lim ingin berlalu, dengan cepat tangan Raven mencengkram lengan Eliana Lim dan menyudutkannya ke rak lemari."Aku belum selesai bermain-main, bukan kah kau ke sini mengincar pandora heart dan sekaligus ingin tahu dengan nisan adik tirimu!" ucap Raven dengan menyusuri leher Eliana Lim dengan moncong pistol yang berhenti di pelipis kepala Eliana Lim."Aku tidak mengerti maksud anda, tuan!" elak Eliana Lim dengan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya."Sok polos seperti keluargamu yang sudah bersama para iblis di Neraka," balas Raven yang semakin menekan moncong pistol di pelipis Eliana Lim.DegKedua mata Eliana Lim berkaca-kaca. ia mengerti ucapan Raven dan ternyata dugaannya benar ada tidak beres dengan ayah dan adik tirinya. Yang berdiri di hadapannya ini adalah seorang pembunuh berdarah dingin."Kenapa kau diam, heh? apa kau mau mempersiapkan diri untuk menyusul keluargamu ke neraka? Maka aku akan dengan senang ha
Mata Romeo terbelalak melihat apa yang di lakukan oleh Raven yang dengan tenangnya membunuh orang.Zeus membuang kotak palsu tersebut, ia berjalan mendekati Eliana Lim dengan menarik jasadnya kedalam kantong hitam. Kemudian mengangkat kantong hitam tersebut keluar. Berapa bodyguard khusus segera membersihkan ruangan kerja Raven dengan dari mengepel hingga mengecatnya menjadi warna putih. Bahkan golden juga di ganti menjadi putih. Beserta semua barang di dalamnya. Kecuali buku dan dokumen kantor yang tidak di ganti.Romeo tetap diam dalam posisinya.Raven berbalik meninggalkan ruangan kerjanya dan Romeo hanya menatap nanar punggung Raven. menatapi Jiwa kakaknya itu penuh kegelapan.Di luar, Aelin menepuk-nepuk dadanya dengan pelan. Ia tidak menyangkah rencananya ternyata gagal dan Raven benar-benar seperti orang sakit jiwa. Dengan tenangnya ia membunuh Eliana Lim tanpa merasakan rasa bersalah sedikitpun.“Sial, lain kali aku harus hati-hati se
“Karena anda masih mencintai Emilia Lim saat itu, tuan Raven tidak ingin menyakiti anda lebih dalam dan ia juga menderita akibat keegoisan anda selama ini. Tuanku selalu hidup tersiksa dengan racun di tubuhnya yang entah kapan akan mati sewaktu-waktu,” jelas Zeus yang memperlihatkan berapa isi capsule di dalam kantong bening yang tertulis jadwal dan jam pada bungkusan tersebut. Tidak lupa nama Raven Van Diora tercantum jelas di kertas tersebut.Romeo merasa hatinya sungguh nyilu. Melihat obat tersebut dan berusaha mengingat apa yang pernah mereka berdua lalui bersama-sama hingga saat ini.kedua matanya mulai membasahi wajah tampannya."Percuma anda menangis, waktu sudah menjadi bubuk. tidak akan pernah bisa di perbaiki lagi," ucap Zeus yang meutup makam tersebut dan menuangkan bibit bunga matahari di atasnya. kemudian di timpak tanah lagi.dengan begini, musim panas nanti. taman ini akan menjadi lautan bunga matahari dan akan tumbuh deng
Neila masih diam, ia tidak mau Jack tahu. Karena ia takut Jack kembali bekerja di dunia hitam dan berakhir seperti Ruzel.“Aku menangis, karena mimpi buruk!” bohong Neila yang masih terisak dengan tangisannya.“Mimpi buruk?”“Aku mimpi kamu pergi dengan wanita lain dan membuangku di sini, jadi aku keluar untuk memastikannya!” Neila masih melanjutkan kebohongannya untuk menutupi apa yang terjadi barusan.“Aku tidak mungkin pergi dengan wanita lain, hatiku untuk kalian berdua. Mimpi seperti itu jangan di masukkan ke dalam hati. Hari ini aku sengaja pulang awal untuk membantumu memasak dan mengasuh Angelus, apa kamu tidak senang?” tanya Jack yang mengecup kening Neila.Neila menampakkan wajah bahagianya. Ia menatapi Jack dengan mata yang masih basah.“Senang,” jawab Neila tersipu malu.“Ayo kita masuk ke dalam, bahaya di luar dengan cuaca akan hujan!” ajak Jack kepad
"Aku tidak akan membiarkan kau maupun Romeo mengugurkan bayiku," pekik Ruster dengan lantang.Wajah Raven memucat seketika."kau sudah tau, bahwa sedang kau hamil?""Aku bukan wanita bodoh, kalian mungkin bisa merahasiakan ini semua tapi sayangnya tidak berlangsung lama. kalian punya niat jahat pada kehamilanku. Bayi ini milikku, jadi biarkan aku pergi dan aku tidak minta apapun dari kalian berdua. aku tidak minta pertanggung jawaban biarkan aku dan bayiku hidup tenang hanya itu yang aku inginkan," isak Ruster dengan tangisan.Raven terdiam, ia berusaha berpikir siapa yang kasih tahu Ruster. Bahwa ia punya niat jahat setelah semua penganggu ia lenyapkan dari muka bumi.Sebuah mobil sport merk mayback lain berhenti, sosok Romeo keluar dari dalamnya menatap heran pada Ruster dan raven secara bergantian."Ada apa ini?" tanya Romeo yang melangkah mendekati keduanya."Tanyakan saja pada istrimu yang bodoh itu,” balas Raven yang
Pria itu mempunyai wajah tegas, mata setajam elang, berhidung mancung dengan aura dominant. Wanita manapun selalu berharap agar pria itu mau semalam saja untuk menyentuh mereka. Tapi semua sangat sulit mendapatkan simpatik dari pria itu. yang kini patah hati dengan melampiaskan minuman ke wine."Raven, tumben kau ke sini!" sapa seorang wanita cantik berpenampilan modis dengan mengenakan dress merah menyala sangat pas di tubuh moleknya.Raven hanya melirik malas sambil menghabiskan minumannya sampai tandas."Apa kau begitu kesepian karena Romeo asik dengan istrinya hingga kau mencari kesenangan disini?"ucap Aelin dengan melirik Raven yang semakin membuatnya bernafsu tinggi. sejak Raven dan Romeo tidak mau lagi menggunakannya sebagai alat kepuasan. selama itu juga sangat sulit menemukan pria yang bisa membuatnya menjerit nikmat saat melakukan sex personal atau trisome."Tutup mulutmu jalang, kau terlalu berisik dan merusak telingaku!” balas Raven deng
“Terima kasih dan sampai jumpa!” balas Keith yang pamit kepada Zeus yang berwajah seperti topeng tanpa ada expresi.Zeus hanya mengangguk paham dan segera pergi dari hadapan ketiganya. Ia sudah mulai menjalankan permainan kecil agar tuanya segera sadar dengan perasaan masing-masing.***Setelah pulang dari kantor Romeo memutuskan pergi ke rumah mertuanya, tepatnya akan menjadi mantan mertuanya karena ia akan bercerai dengan Ruster atas permintaan Raven. walau sebenarnya sangat berat di lakukannya oleh Romeo.Hari ini Romeo sangat merindukan istrinya dan semalam ia tidak bisa tidur nyenyak. Romeo hanya berharap Ruster mau menemuinya, karena Romeo sudah menyiapkan alasan.Romeo melirik sekilas bunga mawar putih yang terangkai indah di samping kursinya. Sebelumnya Romeo sempat mampir ke toko bunga membeli bunga mawar putih dan berharap Ruster akan suka menerimanya. Mengingat Ruster tidak suka mawar merah.Suara nafas pan