Eliana Lim ingin berlalu, dengan cepat tangan Raven mencengkram lengan Eliana Lim dan menyudutkannya ke rak lemari.
"Aku belum selesai bermain-main, bukan kah kau ke sini mengincar pandora heart dan sekaligus ingin tahu dengan nisan adik tirimu!" ucap Raven dengan menyusuri leher Eliana Lim dengan moncong pistol yang berhenti di pelipis kepala Eliana Lim.
"Aku tidak mengerti maksud anda, tuan!" elak Eliana Lim dengan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Sok polos seperti keluargamu yang sudah bersama para iblis di Neraka," balas Raven yang semakin menekan moncong pistol di pelipis Eliana Lim.
Deg
Kedua mata Eliana Lim berkaca-kaca. ia mengerti ucapan Raven dan ternyata dugaannya benar ada tidak beres dengan ayah dan adik tirinya. Yang berdiri di hadapannya ini adalah seorang pembunuh berdarah dingin.
"Kenapa kau diam, heh? apa kau mau mempersiapkan diri untuk menyusul keluargamu ke neraka? Maka aku akan dengan senang ha
Mata Romeo terbelalak melihat apa yang di lakukan oleh Raven yang dengan tenangnya membunuh orang.Zeus membuang kotak palsu tersebut, ia berjalan mendekati Eliana Lim dengan menarik jasadnya kedalam kantong hitam. Kemudian mengangkat kantong hitam tersebut keluar. Berapa bodyguard khusus segera membersihkan ruangan kerja Raven dengan dari mengepel hingga mengecatnya menjadi warna putih. Bahkan golden juga di ganti menjadi putih. Beserta semua barang di dalamnya. Kecuali buku dan dokumen kantor yang tidak di ganti.Romeo tetap diam dalam posisinya.Raven berbalik meninggalkan ruangan kerjanya dan Romeo hanya menatap nanar punggung Raven. menatapi Jiwa kakaknya itu penuh kegelapan.Di luar, Aelin menepuk-nepuk dadanya dengan pelan. Ia tidak menyangkah rencananya ternyata gagal dan Raven benar-benar seperti orang sakit jiwa. Dengan tenangnya ia membunuh Eliana Lim tanpa merasakan rasa bersalah sedikitpun.“Sial, lain kali aku harus hati-hati se
“Karena anda masih mencintai Emilia Lim saat itu, tuan Raven tidak ingin menyakiti anda lebih dalam dan ia juga menderita akibat keegoisan anda selama ini. Tuanku selalu hidup tersiksa dengan racun di tubuhnya yang entah kapan akan mati sewaktu-waktu,” jelas Zeus yang memperlihatkan berapa isi capsule di dalam kantong bening yang tertulis jadwal dan jam pada bungkusan tersebut. Tidak lupa nama Raven Van Diora tercantum jelas di kertas tersebut.Romeo merasa hatinya sungguh nyilu. Melihat obat tersebut dan berusaha mengingat apa yang pernah mereka berdua lalui bersama-sama hingga saat ini.kedua matanya mulai membasahi wajah tampannya."Percuma anda menangis, waktu sudah menjadi bubuk. tidak akan pernah bisa di perbaiki lagi," ucap Zeus yang meutup makam tersebut dan menuangkan bibit bunga matahari di atasnya. kemudian di timpak tanah lagi.dengan begini, musim panas nanti. taman ini akan menjadi lautan bunga matahari dan akan tumbuh deng
Neila masih diam, ia tidak mau Jack tahu. Karena ia takut Jack kembali bekerja di dunia hitam dan berakhir seperti Ruzel.“Aku menangis, karena mimpi buruk!” bohong Neila yang masih terisak dengan tangisannya.“Mimpi buruk?”“Aku mimpi kamu pergi dengan wanita lain dan membuangku di sini, jadi aku keluar untuk memastikannya!” Neila masih melanjutkan kebohongannya untuk menutupi apa yang terjadi barusan.“Aku tidak mungkin pergi dengan wanita lain, hatiku untuk kalian berdua. Mimpi seperti itu jangan di masukkan ke dalam hati. Hari ini aku sengaja pulang awal untuk membantumu memasak dan mengasuh Angelus, apa kamu tidak senang?” tanya Jack yang mengecup kening Neila.Neila menampakkan wajah bahagianya. Ia menatapi Jack dengan mata yang masih basah.“Senang,” jawab Neila tersipu malu.“Ayo kita masuk ke dalam, bahaya di luar dengan cuaca akan hujan!” ajak Jack kepad
"Aku tidak akan membiarkan kau maupun Romeo mengugurkan bayiku," pekik Ruster dengan lantang.Wajah Raven memucat seketika."kau sudah tau, bahwa sedang kau hamil?""Aku bukan wanita bodoh, kalian mungkin bisa merahasiakan ini semua tapi sayangnya tidak berlangsung lama. kalian punya niat jahat pada kehamilanku. Bayi ini milikku, jadi biarkan aku pergi dan aku tidak minta apapun dari kalian berdua. aku tidak minta pertanggung jawaban biarkan aku dan bayiku hidup tenang hanya itu yang aku inginkan," isak Ruster dengan tangisan.Raven terdiam, ia berusaha berpikir siapa yang kasih tahu Ruster. Bahwa ia punya niat jahat setelah semua penganggu ia lenyapkan dari muka bumi.Sebuah mobil sport merk mayback lain berhenti, sosok Romeo keluar dari dalamnya menatap heran pada Ruster dan raven secara bergantian."Ada apa ini?" tanya Romeo yang melangkah mendekati keduanya."Tanyakan saja pada istrimu yang bodoh itu,” balas Raven yang
Pria itu mempunyai wajah tegas, mata setajam elang, berhidung mancung dengan aura dominant. Wanita manapun selalu berharap agar pria itu mau semalam saja untuk menyentuh mereka. Tapi semua sangat sulit mendapatkan simpatik dari pria itu. yang kini patah hati dengan melampiaskan minuman ke wine."Raven, tumben kau ke sini!" sapa seorang wanita cantik berpenampilan modis dengan mengenakan dress merah menyala sangat pas di tubuh moleknya.Raven hanya melirik malas sambil menghabiskan minumannya sampai tandas."Apa kau begitu kesepian karena Romeo asik dengan istrinya hingga kau mencari kesenangan disini?"ucap Aelin dengan melirik Raven yang semakin membuatnya bernafsu tinggi. sejak Raven dan Romeo tidak mau lagi menggunakannya sebagai alat kepuasan. selama itu juga sangat sulit menemukan pria yang bisa membuatnya menjerit nikmat saat melakukan sex personal atau trisome."Tutup mulutmu jalang, kau terlalu berisik dan merusak telingaku!” balas Raven deng
“Terima kasih dan sampai jumpa!” balas Keith yang pamit kepada Zeus yang berwajah seperti topeng tanpa ada expresi.Zeus hanya mengangguk paham dan segera pergi dari hadapan ketiganya. Ia sudah mulai menjalankan permainan kecil agar tuanya segera sadar dengan perasaan masing-masing.***Setelah pulang dari kantor Romeo memutuskan pergi ke rumah mertuanya, tepatnya akan menjadi mantan mertuanya karena ia akan bercerai dengan Ruster atas permintaan Raven. walau sebenarnya sangat berat di lakukannya oleh Romeo.Hari ini Romeo sangat merindukan istrinya dan semalam ia tidak bisa tidur nyenyak. Romeo hanya berharap Ruster mau menemuinya, karena Romeo sudah menyiapkan alasan.Romeo melirik sekilas bunga mawar putih yang terangkai indah di samping kursinya. Sebelumnya Romeo sempat mampir ke toko bunga membeli bunga mawar putih dan berharap Ruster akan suka menerimanya. Mengingat Ruster tidak suka mawar merah.Suara nafas pan
Romeo memang marah padanya dan Raven sudah tahu itu. karena Raven sama sekali tidak memperdulikan permintaan Romeo untuk mencari keberadaan Ruster.Raven mengusap kasar wajahnya sekilas, apakah ia harus turun tangan mencari istri adiknya itu yang sudah jelas ingin Raven lupakan. tapi melihat keandaan Romeo seperti ini. Raven tidak tegah melihat penderitaan adik yang paling ia sayangi selama ini dan ia juga akan berhenti mencari siapa orang yang membuat semuanya menjadi kacau.Di dalam kamar mandi.Air shower mengalir membasahi tubuhnya yang terpahat sempurna, pria itu terdiam membeku dan memejamkan matanya erat meresapi tetesan air yang dingin mengalir di permukaan kulitnya.Sudah dua bulan, Romeo kehilangan istrinya tanpa bisa melihat tanpa bisa di menyentuhnya. Romeo tidak tinggal diam. Dalam mencari keberadaan istrinya tapi keberuntungan tidak berpihak padanya.Memang sangat menyedihkan, Romeo sudah mengeluarkan uang banyak untuk membayar dektek
"Bukan urusanmu, sebaiknya kau pergi dari sini!” balas Ruster dengan nada ketus.Raven memperlihatkan senyuman lebarnya yang membuat Ruster merasa ngeri.Bunyi langkah sepatu perlahan mendekati Ruster yang menatap waspada ke arah Raven. Ruster memundurkan tubuhnya hingga sampai kesudut tembok dan Raven menghimpitnya. Dengan meraih pinggang Ruster yang membuat Ruster terlonjak kaget.Ruster menutup kedua mata almondnya dengan detak jatungnya berpacu cepat. Karena jarak mereka sangatlah dekat. membuat Ruster semakin salah tingkah dan hampir tidak bisa bernafas dengan baik.Tangan Raven mengusap lembut perut Ruster yang di pekirakan kandungannya sudah empat bulan."Bagaimana perkembangan anak kita?" tanya Raven dengan suara lembutnya."Bu..kan urusanmu," Ruster ingin menjauh dan seketika Raven menahannya. ia menatap tajam pada Ruster."Apa mau mu kesini? Tanya Ruster yang mengumpulkan semua keberanian untuk melawan Raven.Ru