Merasa di tatapi sejak tadi, Raven meletakkan piring di meja nakas. ia menyentuh dagu Ruster dan tatapan mereka saling beradu. Perlahan ibu jari Raven mengusap bibir Ruster yang sejak dari tadi menjadi pusat perhatiannya.
Tanpa banyak kata Raven mendekat mengecup bibir Ruster. awalnya ciuman ringan berubah menjadi lumatan penuh nafsu, bunyi decakkan bibir mengisi keheningan kamar. Ruster mendesah di sela ciumannya saat Raven mengusap daerah selangkangkannya di balik celana dalamnya.
Mereka saling menyentuh penuh nafsu kali ini, Ruster tanpa malu-malu menerima sentuhan Raven yang sangat memabukkan. Tanpa mereka sadari, Romeo sudah berada di dalam kamar berdiri dan memperhatian betapa panasnya istrinya di cumbu Raven. nafsunya memuncak rasa haus ingin menyentuh Ruster sangat kuat. Romeo memejamkan matanya erat menahan gejolak birahi yang menyiksanya tapi ia kalah, ia tidak kuasa.
Romeo akhirnya mendekat berdiri di sisi ranjang, menengadahkan kepala Ruster ke atas
"Katakan lah ada apa?" tanya Raven dengan mata menajamnya."Malam tadi aku kan bersenang-senang di club.""Itu kan memang kebiasanmu yang tidak pernah berubah dan selalu mencoba pisang para pria," balas Raven yang masih dengan nada mencibirnya dan sekaligus sudah curiga dengan Aelin"Diam dulu, dengar apa yang ku ceritakan!” protes Aelin yang memukul paha Raven.Raven mendengus dan memutar bola matanya dengan malas."Terus?""Terus aku melihat Emilia Lim berada di sana," ucap Aelin yang membuat tubuh Raven membeku sedetik. Kemudian kening Raven berkerut dalam karena tidak mungkin Emilia Lim berada disana karena ia sudah membunuh nyawa wanita itu. kemudian mengubur jasadnya di taman bunga milik paman Chris. Yang rumahnya bersebelahan dengan rumahnya saat ini.Tidak mungkin juga, wanita itu bangkit dari liang kubur. Saat itu, Raven memutuskan tinggal di rumah paman Chris dalam waktu yang lama seorang diri dengan di temani Ru
“Iya dan aku ingin melihat bunga matahari,” ucap Ruster yang tetiba ingin melihat bunga matahari.Ruster pasti ngidam, itulah yang di pikirkan oleh Romeo saat ini dan ia akan selalu memenuhi permintaan Ruster selama ia mampu. Tapi tidak untuk melepaskannya, Romeo merasa ia tidak akan sanggup melakukannya.Dari arah lain, seorang wanita melihat plat nomor mobil tersebut. Ia langsung meminta para preman yang ia bayar untuk menabrak mobil tersebut.Preman yang sudah menerima uang tersebut, langsung menjalankan misi.Romeo yang terus mengemudikan mobil di kejutkan oleh sebuah mobil melaju cepat ingin menabrak mobilnya, seketika Romeo banting setir ke kiri menghidari tabrakkan yang bisa berakibat fatal.Mobil Romeo berputar beberapa kali dan menabrak pembatas jalan hingga terjun ke bawah. Kemudian tersangkut di pohon.Nafas Romeo ngos-ngosan, untung jalanan terlihat lengah kalau saja padat ia tidak tau apa yang akan terjadi dan
Zeus hanya diam, karena ia mempunyai rencana sendiri. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada tuannya.***Kondisi Ruster mulai beransur membaik, dengan setia Romeo selalu di samping istrinya setiap hari. setelah pulang kerja pun Romeo akan selalu membawakan makanan kesukaan Ruster yang sekarang sangat hobby ngemil belakangan ini.Saat ini saja Ruster sangat ingin makan rujak yang ia lihat di tv dan merengek seperti anak kecil. meminta Romeo membelikannya tanpa perduli jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan ini bukan di Indonesia.“Oke aku akan pergi membelikannya untukmu, asal kau tidak kabur dari sini!” ucap Romeo yang pastrah."Kau yakin ingin membelikan untukku?" tanya Ruster yang memperhatikan Romeo yang mengenakan kaos lengan panjangnya."Tentu, kenapa tidak!” jawan Romeo tegas."Tapi ini sudah malam sekali.”"Tidak mengapa,” balas Romeo yang menyunggingkan senyumnya dan mendekati Ruster.
Romeo memanggil kepala pelayan bernama Jimmy.Jimmy segera menghampiri Romeo yang memintanya menunjukan kamar yang akan di tempati oleh Eliana Lim."Ikutlah dengan Jimmydan beristirahat lah,” ucap Romeo."Terima kasih tuan,” balas Eliana Lim dengan menyunggingkan senyum termanisnya.Romeo langsung mengalihkan pandangannya dari wajah Eliana Lim yang sangat mirip dengan Emilia Lim dan tidak bisa di bohongi. Romeo masih memendam rasa dengan Emilia Lim. Tepatnya masih belum melupakan wanita itu.Eliana Lim melangkah mengikuti Jimmy dan Romeo hanya menatap nanar punggung wanita itu terlihat ada kerapuhan disana. Kemudian, Romeo merongkoh saku celananya mengambil ponsel menghubungi seseorang dektektif yang sudah terkenal hebat menangani kasus orang hilang dan yang lainnya."Hallo, aku ingin kau besok menemuiku!” perintah Romeo.“Baik,” jawab detective itu dari balik ponsel.***Di ruma
"Kenapa kau bersikap aneh?" tanya Romeo yang berkacak pinggang dengan mendengus kasar."Kenapa kau malah bertanya? Kenapa kau seolah membuatku terlihat seperti orang bodoh nyatanya aku tau kebenarannya,” ujar Ruster liirh."Apa maksud mu?" tanya Romeo meninggikan suaranya dengan rahang yang mengeras."Wanita itu kekasihmu." Pekik Ruster dengan suara tak kalah hebat tinggi dengan Romeo.Wajah Romeo mencair, ia lupa jika Ruster sudah melihat foto Emilia Lim dan wajar Ruster marah padanya. bahkan salah paham dengan berpikir Eliana Lim adalah Emilia Lim."Kau salah, dia saudara kembar Emilia Lim!” jelas Romeo.Ruster mengalihkan pandangannya, enggan menatapi suaminya yang melangkah mendekatinya."Aku hanya membantunya dia yang kesulitan di kota ini untuk mencari keberadaan Emilia Lim. hanya itu dan tidak lebih.”"Ya... aku yang salah, tidak seharusnya aku marah atau bertanya karena aku bukan siap
“Sudah sadar?” tanya Lius yang menganti cairan infus dan memberikan berapa suntikan jarum kepada Raven.“Ya, berapa lama aku di sini?”“Sudah sebulan kau tidak sadarkan diri dan Zeus yang mengurus semuanya. Ngomong ia mirip dengan sikap Ruzel. Apakah mereka kakak adik?” tanya Lius yang tetiba penasaran. Karena ia tidak pernah melihat Zeus sebelumnya. Jika Ruzel selalu ia lihat dan terlibat kerjasama.“Bukan, dia manusia yang di ciptakan dari sel Ruzel di lab terkutuk itu. kakek Raphael menemukannya dan membawanya pulang.”“Oh pantasan mirip, cloning rupanya. Tapi sepertinya hasil yang memuaskan, jika orang lain tahu. Ia akan jadi incaran untuk penelitian.”“Tidak seorangpun akan tahu. Van Diora sudah melenyapkan semua datanya dan Ruzel sudah meninggal. Jadi semua orang akan mengira Zeus adalah Ruzel yang sudah tiada.”“Hmmm…”Tok tok tok
Eliana Lim menunduk menggigit bibir bawahnya. saat Romeo memperhatikannya dengan intens. Dalam hati bergarap Romeo segera menyentuhnya.Wanita ini seolah cerminan dari Emilia Lim dengan kecantikan, kelembutan dan mungkin karena mereka kembar identik yang sangat mirip sekali hampir tidak ada celah untuk membedakannya. Seperti ia dan Raven. Membuat Romeo semakin pusing dengan perasaanya saat ini."Aku sudah membayar dektektif untuk mencari keberadaan kakakmu, semoga ini bisa berhasil!" ucap Romeo yang berusaha mencairkan suasana dan membuat otaknya tetap waras bekerja."Benarkah? terima kasih tuan,” balas Eliana Lim dengan nada senang memeluk tubuh Romoe secara tiba-tiba. Tetapnya ia sengaja melakukanya untuk mengoda Romeo agar jatuh hati kepadanya.DegWangi tubuh yang sama persis dengan Emilia Lim. Semakin membuat jantung Romeo berdetak kencang."Maaf!" ucap Eliana yang melepaskan pelukannya tapi segera di tahan oleh Romeo dan entah ap
Raven menatapi kecantikan yang sempurna dari kedua kaki Ruster yangterbuka lebar di hadapannya. begitu basah begitu dan menggiurkan.Ruster melengkungkan tubuhnya ke depan saat kepala Raven berada di selangkangannya, dengan menjilati liang kewanitaannya yang suara decakkan dari lidah Raven yang terdengar jelas mengakses tiap titik sensitifnya tanpa terlewatkan satu inchipun dari mulutnya.Raven semakin membuka lebar lipatan inti tubuh Ruster dan mengulum klitorisnya, menghisapnya dengan lahapnya.Sangat basah dan mengkilap, tidak hentinya Raven memanjakan daerah sensitif itu dengan setiap sentuhan penuh dengan pujaan.Tubuh Ruster bergetar dan meremas sprai tempat tidur Raven, karena ia sudah tidak sanggup menerima rasa panas yang sebentar lagi menerjang tubuhnya. Ruster mendapatkan perlepasannya saat meneriakkan nama Raven dengan merdu."Aaahhh...Raven ..aahhh..!"Raven terkekeh garing dengan memasukkan kedua jari tangannya menghujam liang