“Mana dia?” tanya Romeo dengan menarik kursi dan duduk untuk sarapan siang.
“Ha? Bukannya dia ke kantor ya?” balas Ruster yang binggung, karena selama berapa hari ini. Ia tidak melihat Raven dan hubungannya dengan Romeo juga semakin baik. Selama ini Ruster mengira yang menemaninya tidur dan menyuapi ia makan adalah Romeo. Serta memasang menemukan cincin pernikahan yang di kira Ruster tidak akan di temukan lagi, karena lumpur di kolam renang sudah di sedot semua.
Romeo mengerutkan dahinya.
“Dia tidak menyentuhmu?” tanya Romeo tetiba.
“Aku lagi datang bulan berapa hari lalu, mana bisa di sentuh.”
Dahi Romeo semakin mengerut semakin dalam, tidak biasanya Ruster datang bulan secepat ini dan sebulan ini dua kali.
Ruster tidak menyadari apa yang sedang di pikirkan oleh Romeo. Ia menata semua masakkannya di atas meja makan dengan banyak hidangan.
Romeo memakannya dengan lahap, karena ia m
“Romoe,” batin Ruster.Kini Romeo tepat berada di belakang tubuh Ruster dan mencium tengkuk lehernya. kemudian menunduk menghisap puncak dada Ruster. Karena jebakkanya untuk memnacing Raven sudah sukses besar."Romeo…. Aaaahhh!" Ruster memejamkan matanya, saat Romoe membisikkan kata kata manis untuknya.Sementara Raven sudah berlutut menyangga satu kaki Ruster di bahunya dan membuka lipatan inti tubuh Ruster. Kemudian, mengusap klitorisnya dengan gerakan memutar."Aahhh!!" Ruster mendesah saat ketiga jari Raven memasuki liangnya dan menghujamnya dengan cepat. Desahan Ruster langsung di redam oleh Romeo yang mencium bibir Ruster yang bergetar mengoda dan melumatnya dengan rakus berapa detik.Kemudian, ikut berlutut membuka bokong Ruster dan menjilat liang anusnya. jari tengahnya memasuki liang anus Ruster dan Keluar masuk dengan gerakan lambat.Ruster merasa tubuhnya bergetar semakin lebih hebat. saat jari tangan Rave
Mata Raven menatapi langit-langit berwarna putih pucat di ruang kerjanya yang remang-remang. Air matanya terus mengalir deras. Ia sungguh benci mewarisi gen cengeng dari salah satu ayahnya yang bernama Rayyan. Keberanian dan kekuatan dari ayah kandungnya yang bernama Reihan, sedangkan sisanya dari ayah keduanya dan ibunya.Raven berpikir, Kemungkinan besar Ruster memanfaatkan kebaikan Romeo dengan berpura-pura manis menjadi wanita penurut dan membuat Romeo jatuh hati padanya. Kemudian, Ruster akan mencampakkan adiknya dan menghianatinya seperti kenangan masa lalu beberapa tahun silam yang berputar di benaknya.Dulu dia dan Romeo pernah menolong seorang wanita yang hampir di perkosa para preman di pinggir jalan, wanita yang sangat cantik dan polos bernama Emilia Lim. yang kemudian, Romeo mengajak tinggal di rumahnya karena Emilia Lim tidak memiliki dengan alasan tempat tinggal.Selama bersama, Raven sempat jatuh hati pada pesonanya. tapi
“Zel, tolong jaga Raven buat Mommy. Dia mimpi buruk lagi, tadi ia hubungi Mommy dengan penampilan kacau. Mommy tidak tahu kenapa bisa seperti ini, Raven sudah lama tidak mimpi buruk lagi,” jelas Reina dengan isak tanggis semakin histeris.“Tenang Mom, aku segera ke rumah Raven. Mom jangan menaggis lagi, aku akan menjaga Raven dan memberitahu Lius soal keandaan Raven hari ini.”“Tolong ya, Ruzel.”“Iya Mom,” balas Ruzel yang menutup telepon dan bergegas mengemudikan mobil dengan cepat ke arah rumah Van Diora.Ruzel masuk dari jalan rahasia. Ia membuka pintu kamar dan tidak menemukan keberadaan Raven dan berjalan cepat ke ruang kerja.Jantung Ruzel hampir berhenti, saat melihat Raven terkapar di lantai. Ia segera memopongnya dan membawa Raven kabur dari rumah. Sebenarnya ia sangat marah pada Romeo, tapi ia tidak bisa meninju Romoe. Raven dan beserta keluarga meminta ia merahasiakan semuanya yang terjadi
“Kau salah Ruzel, kami tidak mempriotaskan Romeo. Tapi dia akan mengagalkan semua rencana kita. Kamu tahukan apa yang terjadi lima tahun lalu. Aku tidak yakin, Romeo sekarang tidak ada hati sama wanita itu!” jelas Raven dengan menyilangkan kedua kaki panjangnya.Ruzel terdiam, apa yang di katakan oleh Reihan memang benar. Kemungkinan besar 99% Romeo akan memgagalkan rencana yang sudah di susun untuk memancing ayah dari wanita itu keluar.“Maaf, aku terbawa emosi. Aku telalu sayang pada tuan muda,” ucap Ruzel jujur.“Aku tahu dan hanya kau yang bisa aku harapkan daripada Jack yang mulut ember itu.”Ruzel mengangguk mengerti.“Aku harus pulang ke Seoul, sebelum Reina terbangun dari tidurnya. Sisanya tolong bereskan,” perintah Reihan yang berdiri dari tempat duduknya.“Jangan lupa, sering-sering kasih kabar. Kamu itu selalu suka menghilang seperti hantu,” timpal Rayyan yang meran
Tapi ada yang aneh dari sikap Ruster, tubuhnya terlihat menggigil. wajahnya memucat seperti seorang yang demam.“Apakah kau sakit?” ucap Raven dengan pandangan beralih di kedua tangan Ruster yang di sembunyikan di balik tubuhnya."Perlihatkan padaku," perintah Raven dengan menyodorkan telapak tangan kanannya ke hadapan Ruster untuk meminta Ruster memberikan sesuatu yang telah di sembunyikannya.Ruster menggeleng, butiran keringat dingin mengalir di pelipisnya."Tunjukkan pada ku atau.." kalimat Raven menggantung, matanya menatap nakal pada belahan dada yang terpampang indah.Ruster tau kemana fikiran negatif Raven berkelana, pria jahat ini pasti ingin memaksanya bercinta di sore hari seperti dulu."Akkh!" ringisan kesakitan Ruster terdengar jelas, saat Raven menyambar lengannya mencengkramnya kuat. Pasti akan meninggalkan bekas merah dan memar setelahnya.Kotak hitam itu terjatuh dan semua isinya berserakkan termasuk
"Entahlah kau cek saja keruangannya, aku buru-buru dan sampai jumpa!" pamit Romeo yang melanjutkan langkahnya dan Aelin mengikuti Romeo yang membuka pintu mobil."Meo, tunggu aku. kau ingin ke mana?""Aku ingin pulang sebentar.""Aku ikut ya.." pinta Aelin memohon dan membuka pintu mobil di samping. kemudian sudah duduk manis di dalam mobil Romeo.“Wanita ini sungguh merepotkan, kalau aku pulang bersama Aelin. Maka,” batin Romeo yang takut Ruster salah paham padanya. tapi Aelin juga kerabatnya, walau dulu mereka pernah terjalin hubungan yang intens."Sepertinya aku tidak jadi pulang,” ucap Romeo tetiba."Ya sudah kita makan siang bareng," Ajak Aelin yang tidak menyerah.Romeo pasrah karena Aelin pasti tetap memaksanya, Romeo duduk di kursi kemudinya menyetir mobilnya meninggalkan area perkantoran dengan hati panas.***Kecupan dan jilatan masih di lakukan Raven di saat Ruster sudah terlelap
Sesampai di rumah, Aelin masuk ke dalam dengan menaiki anak tangga. Ia membuka pintu kamar Raven dan pandangannya jatuh pada seorang wanita yang di samping Raven.“Raven?” suara jeritan seorang wanita tiba-tiba datang dari arah pintu kamar Raven.Ruster mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita berdiri di depan pintu. Wajah cantik dengan kulit eksotisnya mengeras melihat kemestraan mereka berdua.Ruster yang melihat hal itu, buru-buru menjauhkan diri dan berusaha untuk duduk normal. Namun Raven enggan melepaskan pelukkannya.“Ven… lepasin..” Ruster memohon, namun Raven bergeming.Raven semakin merapatkan tubuh Ruster dengan tubuhnya. Kedua tangannya yang semula berada di punggung Ruster mulai bergerak naik dan menangkup wajah Ruster.Raven menatap Ruster dengan mesra, lalu dengan satu gerakan pasti. Raven mendaratkan bibirnya ke bibir Ruster. Raven menciumnya dengan intim, melumat bibir penuh milih Ruster
"Hemm….Aku sangat lelah," balas Ruster tanpa bisa di cegah sebutir air matanya mengalir.Romeo yang melihatnya langsung menyeka dengan ibu jarinya."Kenapa kau menangis?""Tidak ada, hanya saja aku ingin tidur lebih lama lagi."Ruster tidak bisa mengatakan pada Romeo, bahwa ia sudah lelah dengan janji manis dan kebohogan Romeo selama ini."Usstt…." jari telunjuk tangan Romeo menutupi bibir Ruster." Jangan bicara seperti itu lagi,” lanjut Romeo dengan wajah sedihnya."Boleh kah aku bertanya sesuatu?" tanya Ruster menegakkan tubuhnya bersandar meraih tangan Romeo dan menggenggamnya erat."Tentang?""Emilia Lim."Mimik wajah Romeo berubah datar, ia mengernyitkan keningnya bingung dari mana Ruster tau nama itu. ia yakin, pasti Raven yang memberitahukannya pada Ruster. tentang apa sebenarnya maksud kakaknya dengan sengaja membuka masa lalunya pada Ruster."Aku menemukan kotak di dalam lemari
"Aku sayang padamu," ucap keduanya dengan memeluk Ruster bersamaan.Dahi Ruster semakin mengerut dalam, tetapi ia menikmati permainan kedua suaminya kali ini.Romeo mengandeng tangan Ruster di kiri dan Raven di kanan.Pintu utama di buka.Kedua mata Ruster terbelalak besar. ia melihat banyak tamu undangan yang hadir dan ada ibu juga adiknya."Ini?" tanya Ruster heran."Acara pernikahan kita," balas keduanya bersamaan."Ha?" balas Ruster yang masih binggung. tapi masih mengikuti keduanya berjalan ke altar."Dulu kita menipumu pakai pastor palsu untuk menikah, sekarang kita pakai yang asli. tepatnya kita akan menikah hari ini," jelas Romeo.Ruster melihat ke wajah Raven untuk meminta penjelasan."Maafkan kami berdua yang menipumu selama berapa tahun ini, pernikahan dulu tidak sah. ini yang sah," ucap Raven dengan senyuman lembut yang membuat hati Ruster meleleh."Jahat, kalian berdua sangat jahat. sampai aku
Romeo dan Raven saling memandang satu sama lain."Baik Bu. kami akan mempertaruhkan nyawa untuk menjaga Ruster selamanya dan tidak akan membiarkan siapapun mendekatinya," balas keduanya secara bersamaan.Ibu Ruster terkejut dengan tekat keduanya. lebih terkejut lagi, kenapa ia bisa melihat ada kembar yang segila keduanya yang mau berbagi istri.Selesai dengan acara pernikahan Keith dan Aelin.Ruster mengeluh sakit kaki, ia meminta kedua suaminya untuk memijat-mijatkan kedua kakinya. dengan posisi terbaring terlentang di atas ranjang yang besar dan empuk."Apa aku sudah tua? jadi badan aku sakit semua?" tanya Ruster kepada Raven dan Romeo."Siapa bilang kamu tua," balas Romeo yang tidak terima dengan perkataan Ruster yang mengatakan kata tua.Sedangkan Raven hanya diam. otaknya sedang sibuk dengan rencana selanjutnya. rencana yang akan membuat Ruster terkaget-kaget."Ven..." sahut Ruster pada Raven yang diam mematung sejak
Ruster melihat ke arah belakang, ia melihat tinggi sampai suara kedua suaminya memang sama satu sama lain."Kenapa aku baru sadar?" batin Ruster yang selama ini hanya bisa membedakan keduanya. kecuali orang lain akan susah."Mungkin aku spesial," lanjut Ruster dalam hati dengan perasaan bangga.Selesai memilih pakaian, ketiganya memutuskan segera pulang ke rumah. karena perut Raven sudah berbunyi nyaring.Romeo mengerutkan keningnya yang menatap Raven dengan tatapan jengkel."Sekarang perut Raven yang berbunyi, kemarin dirimu. kalian berdua ini selalu kompak deh," ucap Ruster dengan wajah senang. karena ia sudah malas mau jalan ke tempat lain lagi, beruntungnya nasib baik berpihak padanya.Raven hanya diam dengan wajah tidak senang. ia bisa saja memaksakan diri makan junk food atau makan luar. tetapi permintaan Ruster yang membuatnya tidak bisa mengatakan kata tidak.Sesampai di rumah, Ruster segera masuk ke kamar untuk melihat keanda
"Ven, kita harus menyelesaikan semua ini secepatnya. sebelum ketahuan oleh Ruster!" perintah Romeo kepada Raven."Kau juga, jangan sampai bocor. kita akan memperlihatkan pernikahan terindah dan termewah untuk Ruster," balas Raven dengan sikap seriusnya.Kedua kembar saling berpelukan, lalu tertawa renyah bersamaan."Kalian berdua kenapa?" tanya Ruster yang heran melihat kelakuan kedua suamianya yang super ajaib hari ini."Biasa, kita teringat permainan masa kecil. permainan yang kalah dan menang," dusta Romeo yang mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. sedangkan Raven memasang wajah masam.Ruster tertawa pelan, ketika melihat wajah Raven yang masam yang menandakan kalah permainan."Jangan marah lagi, ayo berangkat bersama-sama!" perintah Ruster menarik kedua tangan si kembar.Kedua pria sengaja jatuh ke dalam pelukkan Ruster dan bermanja-manja.
Ruster yang jengkel dengan kelakuan keduan suaminya. Ia memilih duduk di kursi lain daripada duduk di kursi yang membuatnya susah memilih. salah-salah di antara kedua suaminya akan bertengakr karena menganggap dirinya piluh kasih.Raven dan Romeo langsung pindah tempat duduk, melihat Ruster memilih duduk di tempat lain. daripada duduk di kursi yang mereka berdua tawarkan.Keduanya mengelus paha Ruster secara bersamaan sebagai arti lain.Ruster melototkan kedua matanya.Kedua pria kembar tersenyum lebar tanpa merasakan kesalahan.Ruster ingin mengumpat kedua suaminya kurang ajar. Tapi ia sudah terlena dengan sentuhan liar kedua suaminya yang semakin naik ke atas pahanya.Kryukkkk KryukkkkSuara perut Romeo yang super nyaring, membuat dahi Raven berkerut dalam. Lagi-lagi kesenangannya terhenti oleh ulah Romoe."Maaf," ucap Romeo
Jika orang yang sedang senyum itu adalah Romeo. mereka berdua tidak akan kaget seperti ini. tapi orang ini adalah Raven. maka di pastikan bencana akan datang dalam waktu dekat.Takut mendapatkan kemarahan, keduanya segera pamit dengan alasan mau fitting baju pegantin untuk acara bagian malam.Ruster sebenarnya sedikit terkejut dengan keputusan keduanya. yang tetiba pergi begitu tergesah-gesah.Sedangkan Raven masih duduk santai dengan kedua mata menatapi isi undangan pernikahan yang telalu simpel dan elegan.Jika di pikir-pikir, ia dan Romeo tidak pernah memakai kertas undangan untuk pernikahan Ruster. sesaat Raven merasa ia menajdi pria menyedihkan di dunia. untuk kertas seperti ini saja tidak mampu ia persiapkan untuk undangan tamu, saat menikahi Ruster."Sedang melihat apa?" tanya Ruster yang penasaran dengan sikap Raven yang diam sejak tadi."Melihat kertas undangan ini, begitu simple dan elegan. jika di pikir-pikir, aku dan Romeo tidak
"Lapar dalam arti apa?" tanya Raven yang berpura-pura bodoh. ia tahu Ruster meminta hal lain. Ruster yang kesal, langsung memukul wajah Raven dengan lembut. "Jangan pura-pura bodoh," seru Ruster yang dengan nada sedikit marahnya. Kemarahan Ruster di tangkapi dengan tawa oleh Raven. "Kau mulai jadi wanita binar," balas Raven yang menatapi Ruster dengan tatapan penuh nafsu. "Binar untuk suami sendiri, tidak salah kan?" balas Ruster yang mengedipkan salah satu mata dan mengigit bibir bawahnya. "Ya, tidak salah. justru sangat menyenangkan. aku suka itu," ucap Raven yang langsung menahan tengkuk Ruster. lalu mencium bibir Ruster semakin dalam di sertai dengan pangutan. Klekkk... Pintu terbuka dan Resti merasa bersalah. ia tidak tahu kedua tuannya sedang bermestraan di dalam ruangan kerja. "Ma-maaf... saya tidak sengaja," ujar Resti jujur. Raven hanya mendengus kesal. sedangkan Ruster berusaha mera
Kedua ayah hanya menatapi kedua anak kembar dengan tatapan kaget, bagaimana tidak, di usia yang masih belum 10 tahun, keduanya sudah akan masuk kuliah. "Daddy, kita mau pergi main-main dengan paman Zeus. boleh ya?" pinta Karlos memohon kepada Raven. "Ayolah Daddy, kita tidak akan nakal dan membuat Daddy cemas. boleh ya," pinta Raph kepada Romeo. Romeo melirik ke arah Raven dan begitu juga dengan Raven. keduanya saling menghela nafas panjang. bagaimanapun mereka sangat susah untuk memgatakan tidak kepada kedua anak kembar yang kini mulai tumbuh besar. "Janji jangan melakukan hal macam-macam yang membahayakan nyawa?" ucap Romeo pada akhrinya. "Tentu saja," jawab keduanya bersamaan. Raven mengelus kepala putra kesayangnya dan memeluknya dengan cinta. "Belajar yang cepat, agar bisa mengantikan daddy di masa depan. daddy capek kerja," ucap Raven kepada Karlos yang akan mengantikan dirinya di masa depan. Karlos menatapi
Melihat keduanya masih diam, Lius berjalan selangkah ke depan. Devan langsung mengakui apa yang terjadi barusan.BukSatu tinju melayang di wajah Devan Holland.Tanpa kata-kata Lius berjalan ke arah Romeo. satu kali pukulan juga di terima oleh Romeo. Tidak ingin menghabiskan banyak waktu, Lius memilih mencari ruangan Raven dan ia melakukan serangkaian pemeriksaan. Lalu matanya melihat ke arah Raven yang tertidur dengan tenang.Devan dan Romeo masih di luar menunggu dengan was-was.Kali ini Lius tidak marah, ia hanya berjalan keluar dan hal ini membuat keduanya terheran.Romeo memilih kembali ke dalam kamar yang merupakan kamar Ruster, tetapi ia tidak menemukan Ruster di manapun.Panik, itu lah yang di rasakan oleh Romeo. ia mencari istrinya di semua tempat dan terakhir mengingat kamar raven. tebakan Romeo benar, ia melihat Ruster duduk di samping Raven dan mengenggam jemari Raven yang dingin."Apa yang terjadi," tanya Ruster me