Malam di kamar kerja Reno, aku di kamar berkutat dengan pikiranku kapan saat yang tepat mengatakan kepada Reno perihal kedatangan Irene. Aku tidak ingin menyimpannya terlalu lama, takut nanti Irene tanpa sepengaetahuanku menemui Reno. Dia sudah tahu tempat tinggal Reno, pasti dia tahu tempat kerja Reno. “ Belum tidur?” tanya Reno mengagetkanku. “ Apa yang sedang kamu pikirkan sampai terkaget-kaget mendengar suaraku?” tanyanya. “ Hum..” “ Merancang pose nikmat malam ini?” Flora melempar bantal ke arah Reno, “Lebih dasyat daripada itu.” “Wow. Perlukah kita minum wine?” “ Singkirkan pikiran ngeresmu !” Kata Flora kesal. “Sorry, apa itu ngeres? Suatu yang hot-hot?” “ Scary.” Jawab Flora . “ So, what’s the problem.” “ Yang saya takutkan selama ini terjadilah!” “ Apa yang kau takutkan?” “ Kemarin Irene datang ke kondo kita.” Terlihat wajah Reno marah padam, urat di wajahnya terlihat jelas, bibirnya ditarik ke belakang memperlihatkan gigi yang mencengkeram. Flora ketakutan me
Flora menerima telepon dari mbak Maya, bahwa mama jatuh di kamar mandi ,sekarang sedang dirawat di rumah Sakit . Flora bingung, takut dan gelisah. Bingung , jika menjenguk mama di Surabaya, tentu memerlukan perjalanan yang jauh dan melelahkan bagi Dean, Ia harus kubawa, karena ia masih bayi dan menyusu, , terlambat sedikit saja dia langsung menangis, batnnya . Takut, kehilangan mama yang sangat dicintai anak-anaknya, Rasanya baru saja berkumpul kemudian berpisah di bandara Cangi. Gelisah, menyampaikan ke Reno sekarang atau tunggu sampai dia pulang kantor. Hari ini dia sedang meeting membahas proyek pembangunan hotel di Bangkok. Apalagi mbak Maya mengatakan bahwa mama jatuh di kamar mandi , tanpa ada yang tahu. “Mama koma, tidak sadarkan diri. Kata dokter pembuluh darah mama pecah.” “Yana menelpon mama, tapi tidak ada jawaban. Karena gelisah, Yana dan Meilani ke rumah mama. “ kata Mbak Maya dengan menangis. “Kata Yana kemarin mama masih sehat, masih nyetir ke rumah Yana,” ka
Flora terbangun ketika mendengar suara Reno tertawa, membuka matanya ,melihat Reno duduk di ujung tempat tidur sedang menelpon. "Are you happy? " tanya Reno. “ You think I’m happy to meet you? I’m scared met you.” Reno mendengkus kasar, dengkusannya membuat Flora bertanya dalam hati siapa yang menelpon Reno. Flora menatap Reno yang asyik menelpon seseorang, wanita atau pria? Batin Flora. "Flora ? No, she’s sleeping" . Mendengar namanya disebut, Flora langsung bangun," Siapa yang menelponmu pagi-pagi?" tanyanya. Reno langsung mematikan telepon , melempar ponselnya ke tempat tidur, tdak lama terdengar dering telepon yang sangat tidak diharapkan Flora. Dibiarkan terus berdering. “Kenapa kamu tidak angkat?” tanya Reno. “Angkatlah buatku, aku lagi malas.!” Jawab Flora, menatap Reno lekat-lekat ingin mengetahui reaksi Reno. Reno mengambil ponsel Flora dari nakas,” Devil woman? Siapa itu?” tanya Reno. “Bacalah messagenya, kamu akan tahu!” Reno menggulir dan membaca message.
Flora tahu, Reno adalah publik figur di Singapura bahkan di Jakarta. Dia tidak ingin mengambil resiko jika tiba-tiba kelainan s*ksual Reno diekspos di media sosial. Flora berdecak kesal, Irene benar-benar psikopat! Cis,Succubus, wanita iblis yang suka menggoda laki-laki, menggairahkan, rambut panjang bergelombang dan memiliki lekuk tubuh yang sempurna persis yang dimiliki Irene. Succubus makhluk mitologi Yunani , cerdas, licik dan mematikan. Karakter Irene ! Mungkin kecantikan dan karakternya membuat Reno takluk padanya? Batin Flora. Aku bersiteru dengan iblis wanita yang akan merusak kehidupan rumah tanggaku. Mampukah aku bertahan? Setahun sudah aku mencoba bertahan, mencoba menghinakan diriku seperti seorang p*lacur membuat Reno bergairah secara normal, menahan semua kekerasan yang dibuat Reno jika fantasi liarnya muncul tanpa bisa kukendalikan bahkan aku turut liar dan tak terkendali mengikuti gaya permainannya yang menurutku sudah di luar nalar,batin Flora lalu menangis terisak-
Flora tidak bisa tidur,terus memikirkan kejadian yang menimpa Reno dan kelakuan Liza terhadapnya. Apakah Irene telah mencuci otak Liza, tapi kapan Irene bisa menjumpai Liza dan Ami , bukankah tidak mudah masuk ke lingkungan asrama tanpa tanda pengenal dari keluarga? Tubuhnya bergetar ketakutan, membayangkan tubuh Reno penuh bilur-bilur bekas cambukan dan darah mengering di tubuhnya.Perasaan dan pikiran Flora terguncang hebat. Kejadian tadi membuat mental Flora tidak stabil, berimbas pada air susunya yang tidak mengalir seperti biasa membuat Dean menyesap dan menghisap kuat-kuat agar air susu yang diinginkan bisa keluar dengan lancar. Jemari kecilnya bergerak-gerak memegang payudara Flora, ada kegelisahan karena ASI menetes lambat. Akhirnya Dean merengek kemudian menangis, susah payah Flora memeras payudaranya serta mengubah posisi agar air susunya bisa keluar. Dengan penuh perjuangan , Dean akhirnya bisa menyusu kemudian tertidur lelap .Flora tidak dapat memejamkan matanya, takut p
Diruang interogasi, Flora ditanya dengan berbagai pertanyaan yang membingungkan Flora. Untung ia didampingi pengacara perusahaan RB&J Buildings milik Reno. Flora tahu bukan Reno yang menyuruh dirinya didampingi pengacara perusahaan, tapi Krishna. Masa kelam Reno dan siapa Irene sebenarnya sangat diketahui oleh Krishna dan menurut Krishna dia sudah memaparkan kepada polisi. "Mungkin Flora diminta untuk mempertegas apa yang telah aku paparkan,"kata Krishna. Saat itu Flora menyesal, salah satu bukti akurat adalah buku harian Reno. Tapi buku harian sudah dimusnahkan karena Flora tidak ingin suatu saat akan diketahui oleh anak-anak Liza, Ami dan Dean. Liza yang dikatakan akan bunuh diri setelah mendengar informasi dari Irene membuat Flora bersyukur dalam hati. Memang aku tidak punya bukti akurat, tapi mendengar Liza akan bunuh diri setelah mengetahui bahwa mamanya masih hidup membuat Flora ketakutan. Bagaimana jika dia tahu papa dan mama biologisnya mempunyai kelainan s*ksual ? Liza pas
Acara peringatan empat puluh malam mama telah lewat beberapa hari. Mbak Maya, mbak Yani kembali ke tempat mereka masing-masing, tinggal aku dan Dean yang masih tinggal di rumah mama yang sepi. Setelah semua pulang ketempat masing-masing Flora menata rumah, menata kembali halaman yang terlihat gersang, dik Yana dan Meilani senang melihat rumah kembali terlihat terawatt. “Mengapa kalian tidak tinggal di sini saja?” tanya Flora. “Mamah dan papah Meilani tidak mengijinkan kami pergi, mereka kesepian jika kami pergi.” Mama dan papa Meilani keturunan Chinese, Meilani anak satu-satunya, mereka punya perusahaan pemasok makanan ternak ke seluruh daerah Jawa Timur.Yana sekarang dipercaya papanya Meilani menangani perusahaan, karena Meilani tidak mempunyai kemampuan menangani perusahaan makanan ternak, dia lebih fokus pada toko kecil yang dimilikinya menjual perlengkapan bayi. “Kapan mbak Flora balik ke Singa?” tanya Meilani. “Kalau sudah bosan di Surabaya, aku balik.” Kataku berusaha memak
Dua minggu sudah Flora tinggal di Surabaya, ada keinginannya untuk mengadakan interaksi dengan teman-temannya, karena selama ini setiap hari dia interaksi dengan Dean yang semakin hari semakin menggemaskan. Kadang-kadang Meilani dan Yana ke rumah, tapi hanya sementara membawa camilan atau masakan mamanya Meilani. Aku harus menata hatiku jangan sampai gesture tubuhku mengatakan ada sesuatu dengan pernikahanku.Flora tahu teman-temannya kalau bertanya sampai ke akar-akarnya bahkan sampai ke ruang pribadi, apalagi Merlyana, Reno sama sekali tidak ada khabar. Juga dari Krishna. Ada keinginan menghubungi Krishna tapi ditahannya, Flora ingin mengetahui keadaan Liza dan Ami, ditahannya takut akan mengecewakan hatinya jika teleponnya ditolak Liza.Karena hati dan pikirannya gatal terus ingin mengetahui keadaan Reno.Liza dan Ami, akhirnya Flora menelpon Krishna. “Hallo, Krishna?” “Hi. Mrs. Jatmiko, how are you?” “I’am and Dean fine.And how are you?” “I’m fine.Hmm..Do you want to talk with R