Share

pertemuan dengan papa dan mama

Author: nitaerniaw
last update Last Updated: 2022-06-20 14:08:48

Siang ini aku berencana untuk menemui kedua orang tuaku. Setelah berkali-kali memantapkan hati dan dengan memberanikan diri, akhirnya kemarin aku menghubungi pak Agus, sahabat papa sekaligus orang kepercayaannya.

Disinilah aku sekarang, duduk sendirian di ruang vip sebuah kafe yang sudah di pesan oleh pak Agus, menunggu dengan cemas kedatangan orang tuaku. Entahlah, tapi aku sedikit ragu apakah mereka mau menemuiku. 

Sebenarnya bisa saja aku langsung datangi rumah, tapi ya itu tadi, aku belum memiliki keberanian untuk menemui mereka tanpa ada orang ketiga.

Setengah jam sudah berlalu dari waktu yang dijanjikan pak Agus, tapi mereka masih juga belum terlihat datang. Dudukku mulai terasa gelisah, aku tidak yakin mereka mau menemuiku setelah kejadiaan enam tahun yang lalu.

"Pergilah! Kalau menurutmu Arka itu pasangan yang cocok untukmu. Tapi, sampai kapanpun papa tidak akan pernah merestui kalian!" ucap papa kala itu dengan marah.

Aku hanya bisa menangis dan berlalu dari hadapan papa tanpa membantah satu katapun. Karena waktu itu mata dan hatiku sudah di butakan oleh cintaku pada mas Arka. 

Waktu itu mamapun tidak bisa berbuat apa-apa, karena keputusan yang dibuat papa tidak bisa diganggu gugat lagi. Mama terus berusaha membujukku untuk meninggalkan mas Arka, tapi aku kekeh tidak mau.

Semenjak kejadian itulah semua fasilitas yang selama ini aku gunakan di cabut oleh papa. Untunglah saat itu aku sudah bekerja sehingga aku tidak begitu kebingungan.

¤¤¤¤¤

"Rada …."

Terdengar suara serak seperti menahan tangis yang beberapa tahun ini selalu ku rindukan. Aku menoleh ke arah pintu ruangan, seketika tenggorokanku serasa tercekat, tiba-tiba mataku mulai berembun. 

Wanita yang ku rindukan itu berdiri di depan pintu dengan Papa dan Pak Agus tampak di belakangnya. Ya, dia adalah Mamaku.

Aku berdiri lalu menghambur ke dalam pelukannya dengan tangis yang tersedu-sedu, aku memeluknya semakin erat, begitu pula Mama dengan tangisnya yang terdengar menyayat hati.

"Sudah-sudah lebih baik kita duduk dulu," ujar Papa tiba-tiba menyela, membuat kami yang sedang berpelukan dalam tangis langsung saling melepaskan.

"Maafin, Rada, pa?! Rada salah sama papa," ucapku tiba-tiba bersimpuh di hadapan Papa dan memeluk kakinya. Membuat mereka sangat kaget dengan apa yang kulakukan. 

"Sudahlah, Rada, ayo kita bicarakan di dalam saja, malu di lihat banyak orang," sela Pak Agus membimbingku untuk kembali berdiri, ku lihat Papa hanya diam dan tak mau menatapku.

Mungkinkah luka yang ku buat terlalu dalam sehingga membuat Papa hingga kini masih membenciku.

"Gimana kabarmu, Nak? Kemana saja kamu selama ini, kenapa tidak pernah pulang?! Segitu bencikah kamu sama kami?!" ujar Mama memberondong dengan banyak pertanyaan setelah kamu duduk di kursi yang berada di ruangan itu.

"A--aku …," suaraku tercekat, tak dapat lagi meneruskan kata-kataku. Hatiku terasa seperti di sayat-sayat dengan pisau, mendengar Mama ternyata selama ini mengharapkanku pulang.

Bodohnya aku yang selama ini hanya mengira-ngira tentang mereka.

"Kenapa kamu tidak langsung pulang ke rumah? Mana suamimu? Kalian sudah punya anak belum?" lanjut Mama lagi dengan banyak pertanyaan.

"Apa tujuan kamu tiba-tiba ingin bertemu dengan kami?" sela Papa tiba-tiba setelah dari tadi hanya diam.

"Aku … mau minta maaf sama Papa dan Mama. Maafin Rada, Pa, Ma, sudah bikin sedih kalian. Rada anak yang tidak tahu terima kasih, Rada anak yang tidak berguna, Rada anak yang …."

"Cukup, Nak, jangan kau teruskan lagi!" potong Papa membuatku tidak meneruskan perkataan.

"Semua yang sudah terjadi, lupakan saja! Papa udah maafin kamu, tapi yang membuat Papa sedih adalah kenapa kamu tidak pernah pulang ke rumah?!" lanjut Papa, terdengar kecewa dari nada bicaranya.

"Bukankah Papa sudah mengusirku waktu itu? Papa bilang tak sudi lagi bertemu denganku. Makanya aku tidak berani pulang selama ini," jawabku sambil terisak.

"Ya Allah, Nak? Hanya gara-gara itu membuatmu tidak berani pulang? Seharusnya kamu berusaha mengambil hati kami dengan terus datang kerumah. Tidak mungkin akan kami usir terus!" ucap Papa akhirnya menangis juga.

Aku mendekati Papa dan kemudian memeluknya, Mamapun ikut memeluk hingga akhirnya kami bertiga saling memeluk dalam tangis. 

"Aku senang melihat kalian kembali seperti ini," terdengar suara Pak Agus dari depan pintu, rupanya dia baru akan masuk dan melihat kami bertiga saling berpelukan.

Kamipun mengurai pelukan kami, karena ternyata Pak Agus datang dengan pramusaji yang membawa makanan untuk makan siang kami. Kami bertiga saling tersenyum kemudian menghapus air mata masing-masing.

Setelah pramusaji itu selesai menata hidangan di atas meja dan sudah berlalu pergi, kami bertiga pun mulai untuk makan, karena perut yang sudah keroncongan minta diisi.

"Loh, Gus, sini ngapain kamu berdiri disitu kaya satpam aja!" ajak Papa karena temannya itu hanya berdiri di bibir pintu sambil melihat kami yang tengah makan.

"Iya, Pak Agus, ayo sini bareng-bareng kita makan siangnya!" sambungku ikut mengajaknya.

Akhirnya Pak Agus menerima ajakan kami untuk makan bersama-sama.

¤¤¤¤¤¤¤

Selesai makan siang, aku membicarakan masalah pekerjaan pada Papa. Aku meminta pekerjaan yang tidak harus setiap hari berangkat ke kantor. Karena aku tidak mau mas Arka curiga. Papa menyarankanku untuk mulai mempelajari seluk beluk perusahaan, karena nantinya akulah yang akan menggantikannya, tapi untuk sekarang aku belum siap. Fokusku sekarang adalah untuk memberi pelajaran pada mas Arka dan istri barunya itu.

Aku belum menceritakan masalah rumah tanggaku pada Papa. Nanti bila tiba waktunya semuanya tidak akan aku tutup-tutupi lagi.

"Oya, cucu Papa sudah umur berapa sekarang?" tanya Papa setelah pembicaraan kami tentang pekerjaan selesai.

Akhirnya didapat keputusan tentang pekerjaan apa yang cocok untuk dikerjakan di rumah. Tadinya Papa mau memberiku atm cuma-cuma untuk peganganku, tapi aku mau. Aku ingin uang yang aku gunakan murni hasil keringatku sendiri meskipun itu aku kerja di perusahaan Papa.

"Empat tahun, Pa, namanya Musda," jawabku.

"Anakmu perempuan, Rada?" kali ini Pak Agus yang bertanya.

"Iya, Pak."

"Ini ya, fotonya?" tanya Mama tiba-tiba sambil memperlihatkan foto dari dalam gawaiku, karena sedari tadi Mama memang sibuk mengotak-atik gawaiku.

"Masya Allah, cantik sekali persis sepertimu, Nak!" ujar Papa begitu melihat foto Musda, Pak Agus juga tampak menganggukkan kepalanya tanda menyetujui.

"Besok-besok ajak dia untuk menemui kami, ya, Nak," pinta Mama dengan tatapan penuh harap.

Aku menganggukkan kepala, menyesal aku hari ini tidak membawa Musda. Pasti dia senang sekali bisa bertemu nenek dan kakeknya yang selama ini selalu ditanyakan.

¤¤¤¤¤¤

Sorenya ketika aku pulang, ku ketuk berulang kali pintu yang tertutup itu tapi tidak ada yang membukakannya. Lalu aku coba untuk mendorongnya, ternyata pintu tidak di kunci. Ceroboh sekali ulat bulu itu.

Begitu aku masuk, aku tercengang melihat pemandangan di dalam rumah. Bagaimana tidak, mainan Musda berserakan di sembarang tempat, belum lagi bungkus bekas jajanan Musda. 

Ketika melangkahkan kaki menuju ruang tengah, terlihat Musda tertidur di depan televisi dengan dikelilingi oleh mainannya juga. Tidak tampak Melli, entah dimana pelakor itu berada.

Ku angkat tubuh Musda untuk memindahkannya ke dalam kamar. Tapi ketika baru saja ku angkat, tiba-tiba Musda membuka matanya dan langsung memelukku sambil menangis.

"Bunda dari mana aja? Kenapa Musda nggak di ajak?" tanyanya sambil menangis.

"Maafin Bunda , ya? Tadi Bunda ada urusan, Nak." jawabku sambil mengusap rambut panjangnya.

"Musda udah makan?" tanyaku, Musda menggelengkan kepalanya.

"Bunda Melli nggak mau ngambilin makan Musda, dia nyuruh Musda makan jajan yang ada di kulkas, Bun! Musda juga belum mandi dari pagi," ucap Musda mulai mengadu padaku.

Ya Allah, kenapa aku baru menyadari kalau baju yang dipakai Musda itu baju yang dipakainya semalam untuk tidur. Keterlaluan si Melli itu! Anakku tidak diurusnya, rumah pun dia tidak mau membereskan. Maafkan bunda, Nak, gara-gara mau bikin ayahmu menderita kamu sampai harus jadi korbannya.

Segera ku mandikan gadis kecilku itu, lalu menggantikannya dengan baju yang bersih. Setelah selesai mendandani Musda, aku berniat untuk ke dapur, melihat apakah ada makanan yang bisa dimakan.

"Astagfirullah! Apa-apaan ini!" ucapku sedikit berteriak.

Kulihat cucian piring tadi pagi masih belum dicuci, padahal itu bekas makan mereka tadi pagi. Ku abaikan saja semua itu, aku mengambil telur dan kemudian menggorengnya. Ku buka magic com ternyata nasinya tinggal sedikit itu pun sudah hampir kering. Ku pilih nasi yang lembut dan menaruhnya di piring, lumayanlah cukup untuk makan Musda.

Ketika sedang menyuapi Musda makan di dalam kamar, tiba-tiba terdengar teriakan dari luar.

"Aawww!!"

¤¤¤¤¤¤¤

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Amelia Hastuti
lanjut ceritanya makin asyiik thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   pertengkaran

    Aawww!Terdengar teriakan dari arah depan, suaranya terdengar tidak asing buatku, seperti suara si Melli."Bentar ya, Nak?" ucapku pada Musda, aku bermaksud untuk melihat apa yang terjadi sampai ulat bulu itu berteriak.Aku berjalan keluar dari kamar gadisku dan menuju ke arah suara teriakan tadi. Seketika aku ingin tertawa begitu melihat Melli masih berbaring terlentang di lantai."Kenapa kamu, Mel?" tanyaku menahan tawa karena melihatnya yang tampak kesakitan."Tolongin kenapa, Mbak! Ini semua gara-gara anakmu itu yang sembarangan meletakkan mainannya, membuatku kepleset!" rutuknya sambil meringis. Uhh, pasti rasanya sakit sekali, uups!"Hei … kenapa malah menyalahkan anakku?! Kamu di suruh jagain Musda tapi malah di tinggal sendirian, kemana tadi kamu?!" ujarku tak terima."Aku capek, Mbak, makanya aku tinggal tidur dia," jawabnya enteng seperti tanpa dosa."Capek katamu! Bahkan dari pagi Musda tidak kau mandikan dan juga tidak kau beri makan," ucapku sedikit berteriak. Emosiku mul

    Last Updated : 2022-06-20
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   pertemuan tidak terduga

    Pagi ini aku bangun dengan semangat, karena hari ini aku akan memulai pekerjaan pertamaku. Walaupun semalam ada kejadian tidak mengenakkan, tapi entah kenapa aku sudah tidak memikirkannya lagi. Mungkin karena sekarang aku sudah mempunyai pekerjaan dan aku pun sudah mendapat maaf dari orang tuaku sehingga semuanya jadi terasa ringan dan mudah.Ting!Terdengar bunyi notifikasi dari gawai jadulku. Aku yang sedang memakai baju buru-buru mengambilnya karena aku takut itu pesan dari pak Agus.[Jangan lupa hari ini kamu ambil laptopnya!] pesan dari pak Agus, benarkan dugaanku tadi.[Siap, Pak, nanti saya kabarin kalau sudah berangkat,] balasku.Rencananya aku akan mengajak Musda sekalian mau mengajaknya jalan-jalan. Aku dandani gadis kecilku itu membuatnya semakin terlihat cantik."Mau kemana, Sayang? Kok udah cantik aja pagi-pagi gini anak ayah," sapa Mas Arka ketika melihat Musda sudah rapi siap untuk pergi."Mau jalan-jalan sama Bunda, Yah," jawab Musda dengan gaya manjanya.Sekilas dia m

    Last Updated : 2022-06-22
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   pertengkaran dengan emak-emak komplek

    "Ii--ini semua buat saya, Pak?" tanyaku masih tidak percaya.Dua bingkisan itu ternyata berisi laptop dan juga android dengan merk apel di gigit di bagian belakangnya. "Tapi kata Bapak kemarin saya disuruh pake punya Bapak?" aku masih saja protes karena menurutku ini berlebihan, mengingat aku baru saja akan bekerja."Paman, Rada! Panggil Paman jangan Pak-Pak terus! Kamu ini susah banget dibilangin!" tegasnya karena aku terus saja memanggilnya Pak."Iya, Pak, eh, Paman … walaupun aku ini putri dari bapak Wicaksono Adi, tapi aku nggak mau ya diperlakukan istimewa!" ujarku lagi."Paman tidak memperlakukanmu istimewa, Rada, tapi ini semua dari papamu, dia tidak tega ketika melihat hpmu yang ternyata dari sebelum kamu menikah masih kamu pakai walaupun keadaannya sudah memprihatinkan begitu," ujar Paman sambil menunjuk gawai yang tengah dimainkan Musda.Aku hanya menunduk, tanpa terasa air bening itu sudah keluar dan membasahi pipiku. Aku merasa malu, setelah apa yang ku lakukan dulu papa

    Last Updated : 2022-06-22
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   dukungan warga

    Pagi ini ketika aku sedang membuatkan susu Musda di dapur, tiba-tiba Melli datang menghampiriku."Mbak, aku minta tolong, ya?" pintanya dengan wajah yang memelas."Mau minta tolong apa?" jawabku ketus."Kok ketus gitu sih, Mbak, jawabnya? Aku minta tolong baik-baik lo ini!" ujarnya tak terima.Aku mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Bersiap untuk mendengar iklan pagi ini."Mau minta tolong apa, Melli?" ujarku lagi dengan nada yang ku buat selembut mungkin."Nah, gitu donk, kalau jawab itu yang lembut jadi enak di dengarnya. Aku aja tanyanya dengan lembut kok Mbak ….""Ah, udahlah kelamaan! Mau minta tolong apa kamu?!" potongku cepat, karena aku tidak mau mendengarkan ocehannya."Mbak kan lihat nih, mukaku jadi begini, aku malu Mbak kalau harus keluar rumah," ujarnya dengan menunjukkan wajahnya. Terlihat pada beberapa bagian wajahnya lebam-lebam seperti bekas pukulan."Terus hubungannya sama aku apa?" tanyaku bingung."Emmm … untuk beberapa hari ini, aku mi

    Last Updated : 2022-06-22
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   kedatangan rombongan pak RT

    "Assalamualaikum, permisi …."Terdengar suara pak RT mengucapkan salam dari depan, aku hanya berdiam diri di dalam kamar karena sudah mendapat arahan dari bu RT melalui chat untuk tidak ikut menemui suaminya. Lagi pula aku harus segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh paman."Wa'alaikumsalam ... iya, sebentar," terdengar suara Melly menjawab salam. Tak lama terdengar pintu dibuka kemudian suara Melly yang mempersilahkan rombongan pak Rt masuk ke dalam rumah.Seperti yang sudah di bilang oleh bu RT kemarin. Aku berpura-pura tidak tahu apa-apa saat pak RT bertamu kerumah. Kebetulan mas Arka sudah berangkat bekerja dan Melly yang membukakan pintu. "Eh, ada Pak RT," sapaku pura-pura terkejut ketika melihatnya sudah duduk di kursi ruang tamu bersama satu warga lainnya. Aku hendak keluar sambil menggendong Musda."Iya, Mbak Rada, gimana kabarnya?" jawab sekaligus tanya Pak Rt padaku."Kok Mbak Rada yang di tanyain kabarnya, sih? Harusnya Bapak itu tanya ke saya, bagaimana kabar say

    Last Updated : 2022-06-24
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   terusirnya si wanita ulat bulu

    "Assalamualaikum …,"Salamku ketika tiba di teras rumah pak RT, kulihat sudah banyak warga yang berkumpul. "Waalaikumsalam …," serentak mereka menjawab berbarengan."Eh, Mbak Rada sudah datang, yuk masuk, Mbak!" ajak Bu Yuni ramah.Aku pun melangkah masuk mengikuti Bu Yuni, tapi tanpa sengaja telingaku mendengar mereka berbisik-bisik membicarakanku."Bagaimana dia itu, kenapa membiarkan selingkuhan suaminya tinggal di rumahnya! Bod*h banget jadi perempuan!""Iya, ya!Mereka berbisik sangat pelan tapi entah kenapa telingaku ini pendengarannya sangat tajam sehingga walaupun samar aku masih bisa mendengarnya.Ku hela nafas sejenak untuk menetralkan emosiku, tanpa memperdulikan omongan mereka ku lanjutkan langkahku bersama Musda.Ketika sampai di ruang tamu rumah pak RT, sudah ada para tetua komplek, mereka tampak berbincang-bincang. "Mbak Rada, silahkan duduk," suruh Pak RT sambil menunjuk kursi kosong.Kuedarkan pandanganku mencari-cari keberadaan bu Retno dan bu RT yang katanya akan

    Last Updated : 2022-06-24
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   talak tiga

    Aku berjalan beriringan bersama trio emak-emak. Musda ku gendong karena sudah tidur dari tadi pas masih dirumah pak RT. Ketika sudah sampai di halaman rumahku, tiba-tiba kami mendengar suara orang sedang berdebat dari dalam rumah. Sudah pasti itu mas Arka dengan Melly.Kami berempat saling berpandangan sejenak, lalu aku mendahului mereka masuk rumah, karena pundakku terasa pegal menggendong Musda."Assalamualaikum," ku ucap salam begitu akan memasuki rumah."Waalaikumsalam," terdengar jawaban dari dalam. Loh kok suaranya seperti aku mengenalnya, itu bukan suara mas Arka ataupun Melly.Karena penasaran aku pun bergegas masuk, dan benar saja dugaanku, kedua mertuaku sudah duduk di kursi berhadapan dengan Mas Arka dan si pelakor itu."Bapak … Ibu … kapan datang?" tanyaku kemudian menghampiri mereka dan mencium tangannya."Belum lama, Nak. Kamu dari mana malam-malam begini sama Musda sampai dia tertidur?" ujar Ibu mertua ketika melihat Musda tidur dalam gendongan."Sebentar ya, Bu, aku ti

    Last Updated : 2022-06-24
  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   harta gono gini

    "Ya sudah, tunggu apa lagi! Cepat kemasi pakaianmu dan pergi dari rumah ini!" Melly dengan percaya dirinya mengusirku.Bapak dan Ibu langsung menatapnya tak suka. Mungkin heran bagaimana mungkin anak lelaki mereka bisa tergila-gila dengan wanita seperti itu."Aku tidak akan pergi dari sini, kamu lupa, ya? bukankah kamu yang harusnya sudah pergi dari tadi!" balasku sengit, gedek sekali hatiku melihat sikapnya yang sok berkuasa itu."Iya, dasar pelakor tidak tahu malu, kamu kan yang sudah di usir warga dari sini, kenapa kamu dengan percaya diri mengusir Mbak Rada!? Kamu pikir siapa kamu!" sahut Bu Yuni berucap dengan geram."Sudahlah, Bu, tidak perlu lagi ikut campur masalah kami, Ibu ini hanya orang lain disini, kenapa nggak pulang aja sih?!" balasnya santai."Selama kamu belum pergi dari sini, kami akan terus ikut campur! Kecuali kamu bisa nunjukin bukti itu," Bu RT ikut menimpali."Iya, kok nggak punya malu, sudah jelas-jelas warga sini mengusirnya, kok malah dengan percaya dirinya m

    Last Updated : 2022-06-25

Latest chapter

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 70 Ending

    Pov. AuthorHari ini Rada berencana untuk memberitahukan pengunduran dirinya pada pak Hartono. Setelah kedatangan Rendra, perusahaan semakin maju. Walau Rendra masih baru dalam dunia bisnis, tapi rupanya dia dengan cepat dapat menyesuaikan dirinya. Rada bersyukur karena Rendra sudah cakap, itu artinya dia bisa tenang pergi dari perusahaan itu karena banyak hal yang harus diurus sebelum pernikahannya dengan Aldo.Dengan sengaja Rada berangkat kantor sedikit lebih siang dari biasanya. Jam sembilan dia baru tiba. Langsung saja Rada menuju lift yang membawa menuju lantai tiga. Dengan membawa surat pengunduran diri yang sudah disiapkannya, Rada langsung menuju ruangan pak Hartono. Sebelum masuk terlebih dahulu mengetuk pintunya.Tok! Tok! Tok!"Masuk!!" terdengar suara perintah dari dalam. Pintu terbuka perlahan, Pak Hartono sedang duduk di kursi kebesarannya dan Aldo yang ternyata berada di ruangan ini dengan duduk di depan Papanya. Serentak mereka menoleh ke arah pintu."Permisi, Pak,

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 69

    Mas Arka dan para tersangka lainnya segera dibawa polisi untuk kembali ke dalam tahanan. Namun, terlihat mas Arka berbicara dengan polisi yang membawanya. Tak lama setelahnya dia berjalan menuju ke tempatku duduk yang berdampingan dengan ibu dan bapaknya.Aku memang sengaja duduk didekat mereka untuk menenangkan hati bapak dan ibu yang pasti sedih.Mas Arka datang dan langsung bersimpuh memeluk kaki ibu. Dia menangis, menyesal dan meminta maaf pada kedua orang tuanya. Bapak dan ibu pun tak kuasa menahan tangis mereka. Kini mereka bertiga saling berpelukan dengan duduk bersimpuh. Melihat keharuan di depan mata, mau tak mau hati ini terenyuh juga melihatnya. Namun, sebisa mungkin aku menahan agar air mataku tidak jatuh. Biar bagaimanapun Mas Arka dulu pernah menjadi orang penting dalam hidupku.Aku tidak menyangka jika akhirnya dia akan seperti ini. Setidaknya di dalam penjara nanti dia bisa merenung dan memperbaiki sikapnya. Aku pun bangkit berdiri dari dudukku. Berniat pergi menyusu

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 68 hukuman Arka

    [Al, aku makan siang dengan temanku. Kebetulan dia anak dari pak Hartono. Aku harap jika nanti ada temanmu atau kamu sendiri yang melihat tidak menjadi salah paham, kami hanya teman, kok! Love u,]"Terkirim dan langsung centang dua warna biru. Itu artinya Aldo sedang memegang ponselnya. "[Ya,]" balasnya singkat.Keningku langsung mengkerut membaca balasan yang dikirim Aldo. Tidak biasanya dia membalas singkat begitu. Biasanya dia selalu panjang membalas pesanku. Apa jangan-jangan Aldo marah?"[Dia beneran hanya temanku, Al. Atau kalau nggak gimana kalau kita makan siang bersama-sama? Kamu sibuk nggak?]"Ku tunggu balasan darinya, namun tidak juga dibalasnya, bahkan pesanku dibaca saja belum."[Ini aku share lok, ya!]" Ujarku akhirnya mengirimkan lokasi tempat kami makan siang."Ehm … sibuk banget, sih! Berbalas pesan sama pacarnya, ya?" ujar Rendra tiba-tiba, membuatku sangat kaget. Rupanya sedari tadi dia memperhatikanku."Emm … bukan pacar, kok.""Ah, yang bener? Pasti pacarnya, k

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 67

    "Kasihan sekali, ya, kakaknya Melly. Dia kelihatan sangat terpukul kehilangan adiknya," ucap Mama. Saat ini kami sedang dalam perjalanan pulang dari menghadiri pemakaman Melly.Setelah tiga hari kritis, Melly akhirnya sudah tidak bisa bertahan melawan penyakitnya lagi. Penyakit yang sebenarnya masih bisa disembuhkan, namun terlambat mengetahuinya."Iya, Mam. Apalagi Melly itu adik kesayangan satu-satunya. Pasti dia sangat kehilangan," balasku."Syukurlah, kamu tidak tertular penyakit menjijikan itu. Kalau sampai itu terjadi hi …. Mama jadi ngeri!" ucap Mama sambil bergidik."Sebenarnya penyakit itu masih bisa disembuhkan, Mam. Tapi untuk kasusnya Melly, karena ketahuan sudah parah begitu jadi, yaaa … susah!" Balasku."Terus apa kabarnya Arka? Mama dengar dia tertular penyakit itu? Oh, ya, kok tadi dia nggak menghadiri pemakaman istrinya?""Nggak semudah itu, Mam, buat keluar dari sel. Selain harus ada alasan yang benar-benar darurat, tetap harus ada yang menjamin juga. Nah, mungkin ng

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 66 Melly kritis

    Keesokan harinya, Rada membawa tante Merry ke rumah sakit dimana Melly di rawat. Awalnya wanita cantik yang meski usianya tidak muda lagi itu menolak. Namun, Rada menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan Melly. Sehingga atas dasar kemanusiaan akhirnya tante Merry setuju untuk menemuinya.Sebelum ke rumah sakit, terlebih dahulu Rada menghubungi Rini. "Rin, kamu dimana? Aku mau ke rumah sakit ini sama tante Merry," ucap Rada langsung pada intinya ketika sambungan sudah terhubung."Aku lagi nggak enak badan, Da. Aku di rumah. Tapi kalau kamu mau ke rumah sakit, disana ada kakaknya Melly," jawab Rini dengan suara yang serak."Oo … gitu, ya udah aku langsung kesana aja, ya. Semoga kamu lekas sembuh," balas Rada kemudian mematikan sambungan telepon itu dan memasukkan kembali benda pipih canggih itu ke dalam tas selempangnya."Gimana?" tanya Merry yang saat ini duduk di bagian penumpang sebelah kemudi. Kebetulan sekarang waktu istirahat kantor dan Rada sengaja menjemputnya untuk membawanya k

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 65 permintaan maaf Melly

    Pov. AuthorHari itu juga Arka menjalani pemeriksaan dan tes apakah benar dia sudah tertular penyakit hiv atau tidak. Setelah semuanya selesai dia dibawa kembali ke dalam lapas.Kedua orang tuanya sangat sedih melihat anak lelaki satu-satunya berada di dalam penjara. Mereka pun berupaya untuk menemui mantan bos Arka, yaitu pak Hartono. Mereka ingin meminta keringanan hukuman untuk Arka. Mereka Pun akhirnya kembali meminta bantuan Rada untuk bertemu dengan mantan bos anaknya itu setelah sebelumnya mereka juga bertanya dimana Arka berada.Ibunya Arka yang bernama Sri itu pun mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tas yang dibawanya. Kemudian menekan layarnya, tak lama kemudian menempelkan ke telinga."Assalamualaikum, Nak, kamu sudah pulang to?" tanya Bu Sri saat panggilan terhubung."Waalaikumsalam, Belum, Bu, Rada masih di rumah sakit kok, ini masih jenguk Melly," jawab Rada karena memang saat ini dia tengah melihat keadaan Melly. Kebetulan tadi dia bertemu dengan Rini yang akan meliha

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 64 Arka menjalani tes

    Masih di pov. Arka"Ba--bapak, Ibuk!" ucapku tertahan saat dua orang tua itu masuk."Oalah Nak-nak … kamu itu kenapa kok bisa sampai seperti ini?" ibuk bertanya dengan air mata yang sudah mulai mengaliri kedua pipinya."Kamu itu memang b0d0h! Lihat bagaimana keadaanmu sekarang. Gara-gara kamu memilih wanita itu. Lihat, apa yang dia beri untukmu! Dasar kamu itu memang b0d0h!" tangan ibu dengan gemas menyentuh memar-memar pada tubuh ku membuat aku mengaduh kesakitan."Aduh, sakit, Buk, jangan sentuh yang ini, aw-aw, sakit ibu!" "Sukurin! Kamu itu emang dasar b0d0h!" Ibu terus memakiku sambil menangis. "Bapak, lihat anak kita ini huhuhu …,""Sudah, Bu, sudah, itu mungkin balasan dari Allah untuk Arka karena sudah menyia-nyiakan anak dan istrinya dulu," Bapak menenangkan ibu dengan memeluknya.Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Bapak. Bisa jadi kejadian-kejadian sial yang aku alami adalah teguran dari Allah agar aku sadar dengan sikapku selama ini."Pak, Bu, maafkan Arka, ya? Arka s

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab. 63 Arka belum menyesal

    pov. ArkaSebulan telah berlalu aku berada di dalam lapas, kasusku sudah berjalan dua kali di pengadilan, aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan di dalam sini. Namun, karena semua hal terbatas, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa badanku mulai cepat lelah dan gampang sekali berkeringat padahal aku tidak melakukah kegiatan yang menguras tenaga.'Aduh, kok sakit, ya!'Pagi ini saat aku akan membuang hajat, pusaka ku terasa nyeri, bahkan terlihat sedikit bengkak. Ku ingat-ingat selama di dalam sel aku tidak pernah memakainya dan soal kebersihannya aku selalu menjaga, lalu kenapa kok tiba-tiba sakit seperti ini.Atau jangan-jangan aku sudah tertular penyakitnya Melly. Sialan wanita itu, gara-gara dia semua harta yang aku kumpulkan dengan susah payah diambil orang untuk menutup hutangnya. Sekarang aku sudah tak punya apa-apa, untuk menyewa pengacara sudah tidak ada harta yang tersisa. Sedangkan untuk menghubungi kedua orang tuaku, aku tidak berani. Jelas mereka langsung akan memarahik

  • HANYA KARENA IBU RUMAH TANGGA, AKU DIREMEHKAN SUAMIKU!   bab 62 pov Aldo 2

    Pov. Aldo 2"Maksud Mama?" tanyaku tidak mengerti."Ya, maksud Mama? Coba kamu tes perasaannya gimana kalau lihat kamu bareng sama wanita lain. Kalau dia cemburu, itu artinya dia punya perasaan sama kamu," ucap Mama mengutarakan idenya.Hmm … boleh juga sepertinya ide Mama. Aku pun sebenarnya sudah nggak sabar untuk segera menghalalkannya. Aku tersenyum membayangkannya cemburu melihatku bersama wanita lain. Semua masalah sudah hampir beres, tinggal menunggu ketok palu hakim saja yang memutuskan para penjahat itu dikurung berapa lama disana. Sepertinya aku akan melakukan ide Mama."Al, yee … kok malah senyum-senyum sendiri!" Mama menyapukan tangannya pada wajahku. Aku hanya nyengir padanya."Mam, tapi siapa kira-kira wanita yang mau Aldo mintain tolong? Mama tau sendiri Aldo nggak punya teman wanita," aku mendesah kecewa."Aku mau, Kak!" sambar Bulan, tiba-tiba saja dia sudah berada di samping Mama."Nah, bener. Biar Bulan saja. Kan dia cantik, Rada pasti cemburu melihatmu bersamanya,"

DMCA.com Protection Status