Share

Mimpi

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-14 16:46:40

Nara benar-benar bermimpi indah. Saking indahnya itu mimpi, terasa seperti nyata. Seorang gadis dengan baju kaos putih kebesaran dan celana pendek yang diduga adalah dirinya sendiri sedang bermain kejar-kejaran dengan seorang pemuda tampan yang mirip Rega. Mereka bermain kejar-kejaran di bibir pantai. Anehnya, disitu ada jemuran kain yang berkibar-kibar lalu mereka berlari melewatinya. 

Seperti dalam drama Korea saja, kan? Ah, Kinara sampai senyam-senyum dalam tidurnya.

"Ayo, Ra! Kejar gue! Kalau berhasil, gue kasih hadiah." Begitu kata Rega dalam mimpinya sambil terus berlari, meminta Nara mengejarnya. 

Nara pun tak mau kalah, dengan sekuat tenaga dia berlari, tapi anehnya, makin dikejar, makin Rega menjauh darinya. Apa-apaan sih ini? 

Wajah Nara dalam tidurnya sempat merungut, karena Rega tak kunjung berhasil dia raih, padahal d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Godaan Memikat Abang Ipar   Ajakan Makan Malam Rega

    Sejenak Nara tertegun, antara kaget dan bingung hendak menjawab apa atas pertanyaan Rega. Tidak mungkin dia bilang, kalau ada penguntit yang kemarin pernah mencoba mengikutinya, kan? Yang ada, Rega malah khawatir. Tidak mungkin juga kalau dia bilang, ada pria yang naksir sama dia dan mengejarnya sampai ke rumah. "Hmm? Oh, itu nggak ada apa-apa kok. Gue cuma takut kita telat naik bus. Makanya gue nyeret lo lari-lari kayak tadi." Nara mengarang alasan, tapi kedengarannya masuk akal, dan Rega percaya. "Oh, begitu ya? Gue kira kenapa." Rega tersenyum lega dengan tarikan nafas yang mulai teratur. Sorry ya, Ga, gue terpaksa bohong. Ini demi kebaikan kita kok. Nara yang duduk di samping jendela, memilih untuk memandang ke luar, pada jalan raya yang ramai lancar di jam berangkat kerja pagi ini. Dia sedang menata hatinya yang tak enak karena sudah berbohong dengan Rega. Sumpah, tidak enak sekali berbohong dengan pacar, Nara semacam punya ketakutan tersendiri. Bagaimana kalau suatu waktu t

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Jambak-jambakan

    "Ih, gue kan udah minta maaf waktu itu. Lo nya aja yang nggak dengar.""Maaf lo bilang? Enak aja. Kesalahan lo sama gue tuh dobel tau nggak, Sa. Nggak bisa kelar dengan kata maaf doang."Nara tak main-main dengan ucapannya. Begitu melihat Elsa, dia langsung berlari sambil meneriaki nama gadis itu. Beberapa orang yang berada di sekitar melihat, tapi Nara tidak ambil pusing. Dia cuma ingin membuat perhitungan dengan Elsa. Elsa yang menyadarinya sempat berlari menghindar, tapi seolah mendapat kekuatan super, langkah Nara saat berlari jadi dua kali lebih panjang membuatnya cepat sampai pada Elsa dan langsung menjambak rambut keriting bergelombang itu. "Tapi, nggak gini juga caranya, Ra. Sakit banget tau. Mana ini rambut gue baru siap disambung, rusak deh jadinya," keluh Elsa yang kepalanya di tekan ke bawah oleh Nara dan rambutnya serasa mau lepas dari kulit kepala. Aiuuuh, sakit sekali.

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Kegalauan Rega

    Rega baru tiba di gedung belajarnya, tepatnya di lantai 3 ketika sayup-sayup dia mendengar suara keributan. Pemuda yang kesehariannya berpenampilan santai namun tetap sopan itu sontak melongo ke bawah, mencari sumber keributan tersebut. "Siapa sih yang berantem? Kurang kerjaan banget." Karena posisinya nun jauh di atas, Rega tak dapat melihat siapa yang berantem, apalagi beberapa orang tampak berkerumun. Dia pun mengangkat bahu, memilih untuk bersikap masa bodoh. Toh, tidak ada hubungan dengannya juga, kan? Lain halnya kalau yang berantem itu Nara, baru Rega rasa khawatir dan akan turun tangan melerainya. Kalau perlu, dia akan membuat lawan berantem Nara kapok biar tidak mengganggu lagi. Sampai, dua orang cewek datang dari bawah membicarakan sesuatu yang membuat Rega terasa lain. Awalnya dia tak mau ambil pusing, kini dia berakhir menguping. Eh, nggak menguping sih, karena kedua cewek itu ngobrol biasa saja, bukannya sambil bisik-bisik. "Itu yang berantem anak manajemen nggak sih?

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Ditungguin Kaisar

    “Ngapain lagi sih lo di sini? Masih nungguin Nara?”Elsa berada di parkiran kampus siang menjelang sore itu ketika mata jelinya tertangkap siluet wajah Kaisar berada dalam mobil yang jendelanya terbuka sebagian. Dari jarak beberapa meter saja, wajah Kaisar sudah terlihat begitu mempesona, membuat Elsa buru-buru menghampiri. Gadis itu penasaran tingkat dewa kenapa Kaisar masih saja nekat menemui Nara. Apa dia tak tahu Nara sudah punya pacar? Apa tidak ada gadis lain yang mau dipepet? Elsa sendiri, misalnya. Ck!“Ya iyalah, Nara. Siapa lagi? Nggak mungkin lo.” Kaisar melempar tatapan geli ke arah Elsa, seolah gadis itu adalah belut yang sangat dia benci. “Kali aja lo nungguin gue.” Elsa menyahut dengan percaya diri tanpa tersinggung ucapan Kaisar sebelumnya.“Jangan ngarep. Gue tuh sornya sama gadis kayak Nara, bukan kayak lo gini.” Alih-alih sebal karena berdebat dengan gadis nggak penting seperti Elsa ini, Kaisar malah membayangkan ada Nara yang duduk di sampingnya, tersenyum menggo

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Satu Mobil dengan Pria Sinting

    Kinara alias Nara ingin sekali membejek-bejek wajah sok mempesona pria yang tengah menyetir dengan santai di sampingnya, tapi dia urung melakukannya. Walhasil, dia hanya meremas kedua tangannya yang sudah kepalang gatal. Bagaimana tidak kesal? Untuk kedua kalinya, dia tak mampu mengelak ajakan Kaisar naik ke mobil mewahnya. Kaisar pasti mengira dia gadis murahan karena mau-mau saja diajak naik ke mobil. Habisnya, kalau tidak begitu, pria gila itu tak akan berhenti membunyikan klakson mobilnya. Cantika juga, gencar sekali mengirimi pesan membuat Nara menghela nafas berkali-kali. Gadis itu seolah sudah terpesona dengan ketampanan Kaisar. Duh, siapa sih yang tampan? Jangan ngomong ngaco deh thor. “Ra, kamu di bawa ke mana sama pria tampan itu? Kamu nggak beneran selingkuh sama dia, kan?”Cantika sedang mengetik...“Ra, jawab dong. Gue penasaran banget nih. Dia tampan, mapan juga, kamu jangan tergoda ya!”Cantika sedang mengetik...“Ra, jangan lama-lama ya. Aku tungguin kamu, kita ke t

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Menolak Diantar Pulang

    “Teman lo bilang, pacar lo dari keluarga kaya raya, tapi kenapa lo harus masuk klub malam demi mencari uang?”Dengan amat sangat terpaksa, Nara mengikuti kemauan Kaisar makan siang bersama. Mereka makan di sebuah cafe berlantai 2 yang terlihat cukup ramai. Mengambil duduk di lantai atas yang terlihat sangat rapi, nyaman dan estetik. Karyawan cafe juga tampaknya sangat ramah, dan semacam telah mengenal Kaisar. Mungkin Kaisar adalah pelanggan setia cafe ini. Ah, tapi apa peduli Nara? Hingga satu pertanyaan yang terlontar dari mulut Kaisar membuat Nara merapatkan bibirnya. Selera makannya mendadak hilang. Menaruh garpu dan pisau pemotong steak begitu saja di atas meja. Meminum jus jeruk dengan sekali teguk sampai tandas. “Teman yang mana? Nggak ada ya, teman yang menjerumuskan temannya sendiri,” ketus Nara. Dia memang kesal pakai banget sama Elsa, tapi lebih dari itu dia tak mau Kaisar menerobos masuk lebih jauh dalam hidupnya. Pakai bawa-bawa Rega dan keluarganya pula. Kaisar mengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Kebohongan Nara

    Malam harinya di rumah Nara. Nenek Ratih yang sedang menjahit pakaian yang sobek menanyakan pada cucunya itu soal lamaran pekerjaan yang dibilang Nara tadi pagi, apakah diterima atau tidak. Gadis dengan rambut dicepol asal ke atas itu mencebik bibirnya. Dalam hati dia berkata, ‘boro-boro diterima, datang melamar aja nggak.’“Kenapa ekspresinya jelek begitu? Nggak diterima ya?” tebak nenek Ratih. Menggeleng kepala. “Bukan nggak diterima, tapi belom pergi ke tempatnya.”“Kenapa begitu? Memangnya habis kuliah nggak langsung ke sana?” Karena pertanyaan nenek, Nara jadi teringat soal tadi sore di kampus. Helaan nafas keluar dari mulutnya disertai gerakan memanyunkan bibir. Gadis itu pun bangun dari duduknya, bergerak meninggalkan nenek Ratih yang kemudian memandangnya keheranan. ‘Cantika, maaf ya. Tadi itu, lo pasti kelamaan nungguin gue, kan? Kita nggak jadi ke tempat paman lo deh buat ngelamar kerjaan. Gue janji deh, besok pasti.’ Nara mengirim pesan di aplikasi hijau ke teman baikny

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Godaan Memikat Abang Ipar   Malam Minggu Tiba

    Pukul 7 malam di kamar Nara. “Duh, kok nggak ada baju yang cocok ya?” keluh Nara sambil mondar-mandir bak setrikaan di depan lemari pakaiannya. Nenek Ratih yang sejak beberapa menit lalu berdiri di pintu tanpa sepengetahuan Nara, menggeleng kepala melihat tingkah cucu perempuannya itu. “Masa baju sebanyak itu nggak ada yang cocok?”Suara nenek yang mengagetkan Nara membuat gadis yang tengah menggigit kukunya itu tergigit sama bibirnya sendiri. Terang saja dia mengaduh. Awh.Dari setengah jam lalu, satu persatu baju dalam lemari itu sudah ia coba dan padu padankan. Bahkan sampai semua baju dalam lemari itu berceceran di lantai dan tergeletak di kasur. Namun, tidak ada yang sesuai dan cantik di matanya. Untuk bertemu keluarga besar Rega, tentu saja Nara harus tampil secantik mungkin, kan? Dia tidak mau membuat Rega malu di depan keluarganya. Bagaimana ini? “Nek, gimana dong? Nggak ada yang cocok.” Nara tetap mengeluh pada nenek Ratih seraya melorotkan pundaknya padahal dia tau tak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05

Bab terbaru

  • Godaan Memikat Abang Ipar   KAISAR INGIN MENEMUI NENEK RATIH

    “Sweety, kayaknya gue harus cepat-cepat ke rumah lo deh, meluruskan masalah kita.”Sore itu, di saat Nara sedang nikmat-nikmatnya tidur karena tadi malam tak nyenyak, sebuah pesan dari Kaisar membuat matanya terbelalak sempurna. Nara melihat pesan seperti melihat setan. Sontak Nara terbangun, tidak membalas pesan Kaisar, tapi jemari lentiknya malah memulas ikon untuk menghubungi suami orang yang kini jadi kekasihnya itu. Ah, pokoknya rumit deh. Terdengar ponsel berdering samar-samar dari arah depan rumah, Nara sejenak berpikir, apa mungkin Kaisar berada di depan sana? Pria itu kan gila. Lalu, saat panggilannya diangkat, dering ponsel itu seketika berhenti. Nara semakin bergerak gelisah, melihat ke luar jendela kamar kalau-kalau yang dia pikir betulan terjadi.“Kai, jangan sekarang. Please!” Mohon Nara seraya memijat pelipisnya yang mendadak pening. Dia memang tak punya alasan yang tepat untuk meyakinkan Kaisar, tapi tidak juga ingin rahasia ini cepat terbongkar. Bagaimana reaksi n

  • Godaan Memikat Abang Ipar   MAKAN SIANG REGA BERSAMA KELUARGA

    Di kamarnya, Nara tak bisa tertidur, padahal sudah mandi, badannya yang lengket akibat permainan dengan Kaisar di mobil tadi kini kembali segar. Namun, otak dan perasaannya sekarang yang butuh penyegaran, karena terlalu sumpek memikirkan masalahnya dengan Rega dan Kaisar. Sebenarnya dengan Rega, Nara tak mempunyai masalah sedikitpun. Namun, hadirnya Kaisar membuat cintanya terhadap pemuda baik dan sopan itu oleng. Pesona Kaisar sangat sulit dielakkan.Gue harus curhat sama siapa? Siapa yang bisa mengerti perasaan gue sekarang? Apakah Cantika? Gadis itu bukan tidak pernah berpacaran setahu Nara. Nara mengusak-usak rambutnya hingga berantakan, saking kesalnya. Ia tak bisa tidur hingga azan subuh, barulah rasa kantuk itu datang membuatnya ketiduran sampai siang. Nenek Ratih saja bingung melihat cucunya tidak bangun. Beruntung hari ini minggu, tak perlu ke kampus. ———Esok harinya di kediaman orangtua Rega. Mama Dahlia, Papa Gunawan dan Kakek Widjaya sedang berada di meja makan untuk m

  • Godaan Memikat Abang Ipar   PESAN DARI KAISAR

    “Nara milik gue sekarang. Jadi gue minta, lo ikhlaskan aja dia, percuma juga saingan sama gue, karena lo sendiri yang akan sakit hati.”Kaisar membaca pesan yang dia kirim ke Rega yang sudah ada tanda centang dua, artinya Rega sudah membacanya. Senyum di bibirnya terbit, sama sekali tidak ada penyesalan. Lebih cepat Rega tahu malah lebih bagus, kan? Kaisar rupanya baru tiba di apartemen setelah mengantar Nara. Dia langsung meluru ke kamar mandi karena merasa tubuhnya lengket sisa permainan dengan Nara di mobil tadi tapi suara Luna menahan langkahnya. “Baru pulang kamu jam segini?” Kaisar menoleh pada istrinya. “Kenapa? Nggak masalah juga kan buat lo?”Kaisar tahu Luna juga sering pulang malam belakangan ini, pasti asyik bersama pria barunya. Entah siapa itu, Kaisar tak peduli, yang penting bebannya terhadap wanita itu sudah berkurang. Luna memilih caranya sendiri untuk mengatasi masalah mereka yang selalu dimintai momongan oleh kedua orangtua. Luna menggeleng pelan, memang tak mas

  • Godaan Memikat Abang Ipar   REGA MENANGIS

    Setengah jam kemudian, mobil Kaisar memasuki komplek rumah Nara. Mereka yang tadinya saling berpegangan tangan, sontak terlepas, lebih tepatnya Nara melepasnya begitu melihat ada Rega yang menunggu di depan rumah. “Kai, berhenti di sini aja.” Mobil Kaisar pun berhenti agak jauh dari depan rumah Nara. Wajah Nara berubah tegang, karena kaget mendapati Rega ada di depan rumah malam hari begini. Apa Rega menunggu gue dari tadi? Begitu batinnya. Kaisar yang melihat itu, hanya tersenyum samar. Agak tidak suka sebenarnya melihat Rega datang menemui Nara, tapi mau bagaimana lagi, status Rega kini masihlah pacar Nara. Atau, perlukah dia bilang sama Rega kalau dia juga menginginkan Nara? Baru Nara hendak keluar dari mobil, Kaisar sekali lagi menarik tangannya.“Kenapa lagi, Kai?”Tidak menjawab, Kaisar malah menunjuk bibirnya, apalagi kalau bukan minta cium sebagai salam perpisahan. Meski malu-malu, Nara pun memajukan bibirnya lalu mengecup lembut bibir Kaisar. Kini, dia tak bisa mengelak

  • Godaan Memikat Abang Ipar   MOBIL BERGOYANG-GOYANG

    Nara yang ketahuan mengintip, seketika berlari masuk ke mobil. Dia tak boleh lama-lama menatap tubuh bidang dan polos milik Kaisar, otaknya bisa memikirkan hal yang jorok. Nara membawa tubuhnya mengumpet di jok belakang mobil itu, tapi Kaisar malah ikut masuk dan duduk di sebelahnya. Suasana hening, Kaisar tidak berbicara, tapi deru nafasnya terdengar tak beraturan. Nara berniat menenggelamkan wajahnya ke dalam jaket, ketika lengan kekar milik Kaisar mengangkat tubuhnya dengan posisi menghadap ke arah Kaisar sendiri, lalu mendudukkan tubuh Nara di atas perut yang keras. Astaga! Bukan di perut, lebih tepatnya di bagian bawah pusar, tempat tonjolan itu berada. Nara merasa aneh pada bagian bawahnya, padahal dia memakai celana jeans, tapi benjolan milik Kaisar itu seakan bisa menusuk-nusuk area kewanitaannya. Apa memang saat ini Kaisar sedang on? Jangan bilang kalau dia menginginkan itu di sini, di dalam mobil yang sempit seperti ini. Keduanya kini saling bertatapan lekat. Nara yang gu

  • Godaan Memikat Abang Ipar   PANTAI DI MALAM HARI

    Tangan Nara refleks menjitak jidat Kaisar saking geramnya. Duduknya yang memang sengaja agak mepet ke pintu, sampai dicondongkan ke depan ke arah Kaisar agar tangannya bisa mencapai bagian jidat itu. PUK.Nara baru menyadari kelakuannya saat tangan Kaisar mencegahnya dari menjitak jidat itu sekali lagi lalu beralih menggenggam tangannya. Seperti ada aliran listrik, Nara rasa tangannya seolah kesetrum. Untung tidak sampai kejang-kejang. Alih-alih marah, Kaisar malah terkekeh. Pasalnya, ini kali pertama Nara melakukan skinship terlebih dahulu padanya, yah walaupun adegannya pukul-pukulan bukan peluk-pelukan. “Ngomong gitu sekali lagi, gue minta turun dari mobil.” Ancam Nara setelah sekuat tenaga mengeluarkan suara dari mulutnya. Gugup sekali rasanya, apalagi satu tangannya masih digenggaman oleh Kaisar. Hangat sekali rasanya. “Ngomong yang mana? Nggak perlu ngenalin istri gue ke mereka atau ngomong kalau lo itu istri gue?” goda Kaisar seraya memandang genit Nara. “Turunin gue sekar

  • Godaan Memikat Abang Ipar   KETAHUAN

    “Maksud kamu apa ngomong kayak tadi? Memangnya kamu tahu?” tanya Luna setelah aktivitas panas mereka selesai. Aldo tidak langsung menjawab, dia bangun memungut pakaiannya yang tercecer di lantai, setelahnya memakai kembali pakaian tersebut. “Kalau aku kasih tau, apa kamu bakal percaya?” Aldo menjawab pertanyaan Luna dengan pertanyaan. Sungguh membuat Luna kesal. Apa sebenarnya maksud Aldo? Dia benar-benar tahu atau sengaja memancing kemarahan aku? “Katakan saja, kalau kau tidak bilang, bagaimana aku akan percaya?”“Aku harap kamu jangan kecil hati begitu mengetahui faktanya.”Berkecil hati? Apa maksudnya karena wanita itu yang dipilih Kaisar sementara dia tidak? Ah, Luna makin penasaran, wanita seperti apa yang membuat luluh seorang Kaisar. “Jangan bertele-tele, Al. Kasih tahu cepat siapa orangnya!” Luna makin tak sabar, wajahnya mulai mengeras dan serius. “Dia cukup dekat dengan kalian.”“Maksud kamu dekat dengan aku dan Kaisar?” Luna makin tak paham. Siapa gadis yang dekat deng

  • Godaan Memikat Abang Ipar   BIANG MASALAH

    “Lo jangan senang dulu. Gue masuk ke mobil lo karena minta segera diantar ke tempat kerja. Waktu gue dikit lagi, gue nggak mau telat.” Judes Nara, tidak mau Kaisar berpikiran macam-macam tentangnya. Dari ekor matanya, Nara bisa melihat wajah Kaisar yang tadi memerah karena menahan marah kini mulai bisa tersenyum menyeringai. Senang banget pasti. “Makasih ya, Sweety. Gue makin sayang deh sama lo.”Nara tak membalas, hanya menghela nafas. Dia hanya ingin cepat sampai ke toko dan bekerja. Menyibukkan diri dengan pekerjaan akan membuatnya lupa dengan Kaisar sejenak. Sesampainya di toko, rupanya sedang ada kehebohan. Nara yang baru masuk tidak tahu menahu tiba-tiba jadi pusat perhatian. Apa mereka membicarakan gue? “Nara, kok kamu nggak bilang sih, alamat pengiriman bunga itu adalah alamat rumah kamu?” Pak Baskoro datang dengan berseru membuat semua orang menatap ke arah Nara, seolah meminta penjelasan. “Cie... Cie... Cie...” Suara cengcengan itu terdengar dari teman kerja satu shift

  • Godaan Memikat Abang Ipar   NARA NGAMBEK

    “Can, Nara mana? Kok lo sendirian yang ke sini?” Cantika sungguh tidak menyangka kalau dia bertemu dengan Rega di kantin. Tahu begitu, dia akan sebisa mungkin menghindar. Lalu sekarang, apa yang harus dia jawab pada Rega? Nggak mungkin kan bilang Nara dibawa pergi oleh Kaisar. Cantika jadi bingung sendiri di tempatnya, matanya bergerak gelisah, memikirkan alasan yang masuk akal. “Hmm, itu, tiba-tiba dia dapat panggilan dari Om aku yang punya toko, katanya Nara disuruh datang ke toko lebih cepat. Iya begitu.” Cantika cukup senang karena otaknya bisa diajak kerja sama di saat genting begini. Semoga saja Rega percaya. Rega menatap Cantika, ingin tidak percaya, tapi masa gadis berjilbab ini bohong? Begitu kata hati Rega. Dia pun mengangguk sekenanya. “Oh, begitu ya.” Gurat wajahnya terlihat kecewa, seolah dunia bekerja sama tak mendukung untuknya berduaan dengan Nara. “Kalau gitu, lo mau ikut makan bareng gue nggak? Daripada sendirian.” Rega menunjuk meja kosong di depannya, yang se

DMCA.com Protection Status