Beberapa bulan kemudian setelah pertemuan dengan Kekaisaran Holy Havellz, kesepakatan dengan kekaisaran telah tercapai dan aliansi rahasia telah dibentuk. Kini, hubungan antara Kerajaan Ordioth dan Kekaisaran Holy Havellz telah membaik di belakang layar. Namun, meski begitu, kesunyian selama beberapa bulan ke belakang menandakan seakan adanya badai yang menerjang."Ada surat untuk Anda dari Kekaisaran, Tuanku." Saat ini di ruangan kerja istana Kerajaan Ordioth hanya ada tiga orang yaitu; Aria, Florithe, dan juga Pharash. Yang memberitahu itu adalah Pharash yang baru saja datang dengan sihir teleportasi dari item sihir yang diberikan oleh Aria kepada Pharash untuk memudahkan NPC-nya bergerak secara bebas."Ada apa, Pharash?" Aria menjawabnya dengan nada letih, karena ia sedang disibukkan untuk mengerjakan tugasnya sebagai raja. Karena mengurus banyaknya kesepakatan kerja sama antara Kerajaan Ordioth dan beberapa kerajaan lainnya di benua. Seharusnya hanya dengan Isaias sebagai perd
Catherine yang menyusup dan melakukan kontak dengan target potensial melihatnya dengan mata dia sendiri. Sebagai seorang manusia hewan, melihat rasnya dijadikan alat pemuas nafsu membuat Catherine naik darah. Namun dia masih tetap tenang agar tidak membuat hancur rencana Tuannya. Tempat yang paling dibenci, dipimpin oleh seseorang yang cerdik. Paus Superioritas adalah orang yang cakap dalam berpolitik. Otaknya ia gunakan dengan bijak untuk mengumpulkan kekuatan, dan itu terlihat saat dirinya berhasil mendapatkan gelar uskup dalam usia menginjak 27 tahun. Daerah Paus Superioritas adalah surga bagi para petinggi dan neraka bagi para ras lain yang menjadi budak. Bahkan sekelas High-Elf yang merupakan ras langka, ditangkap dan menjadi pemuas nafsu oleh mereka."Sial! Sial! Sial! Keparat kau teokrasi! Seharusnya dari awal aku melangkahkan kakiku pada kalian sialaaaan!" Mengingat itu semua, puncak kemarahan Aria sudah tidak dapat terbendung. Dengan amarah dan tekanan yang memuncak, Aria
Dengan adanya fakta teokrasi mencoba untuk mengintervensi kerajaan dari dalam, bangsawan yang ikut terlibat dalam tindakan tersebut langsung dieksekusi dan keluarganya dijatuhi hukuman serta denda. Bagi para orang teokrasi, sebagian dari mereka dibunuh dan sebagian lainnya dijadikan sandera dan terkurung di dalam balik jeruji besi. Brimmid yang sudah mengetahui bahwa beberapa petinggi teokrasi juga mengadakan 'kudeta' di kekaisaran, langsung mengumumkan pernyataan perang terhadap teokrasi. Sebagai kerajaan yang memiliki aliansi ekonomi dan militer dengan Brimmid, sesuai dengan perjanjian yang tertulis, Kerajaan Ordioth langsung mengirimkan pasukannya ke perbatasan Teokrasi Enycth dan juga Kerajaan Brimmid. Dari apa yang Aria dapatkan, kekaisaran masih mencoba untuk memukul mundur daerah yang terkena kudeta. Keadaan mereka membaik dan menunjukkan kemajuan, karena beberapa anggota dari 11 paladin di Kekaisaran berada di titik-titik yang tidak jauh dari tempat kejadian. Tapi yang m
"Memulai? Apa maksudmu? Tanda perang dimulai belum dilepaskan." Ratu yang tidak mengerti gerak-gerik orang yang menaklukkannya hanya bisa bertanya kebingungan."Hanya orang bodoh yang menunggu dirinya tertusuk oleh sebuah panah atau tombak." Setelah mengatakan itu, Aria berhenti. Seluruh mata tertuju padanya. Memikirkan apa yang akan dilakukan oleh orang berbaju hitam di tengah-tengah perang. Aria membuka kedua lengannya, mengekspos bagian depan badannya seakan siap untuk dikorbankan. Tentu saja dia tidak akan melakukan itu. Yang ia rencanakan adalah meluncurkan sihir berskala besar. Setelah beberapa saat, banyak lingkaran sihir mengitari badan Aria dengan warna hijau yang menyala. Lingkaran itu terus berputar dan kemudian berhenti di bagian samping kanan, kiri, dan atas Aria. Sambil dikelilingi oleh lingkaran sihir itu, Aria mengatakan sesuatu kepada orang-orang yang ada di belakangnya. "Kekuatan terbesar dari seorang magic caster adalah sihirnya. Selama rapalan mereka diganggu, m
"Garban telah dikalahkan katamu!!?" Empat paus yang berada di dalam ruangan sebuah gereja yang juga menyatu sebagai kastil di wilayah paus kasih sayang, mengatakan hal yang serupa dengan nada tidak percaya. Empat paus itu duduk di meja bundar. Dari sebelah kanan, mereka adalah Ailpein Caisidei sang Paus Kebajikan, Gilleathain Kendrick sang Paus Kebaikan, Fionnghal-Taog Duffs sang Paus Ketaatan, dan Fearchar Kavanaugh sang Paus Kasih Sayang. Mereka semua ada dan menunggu di sini hanya satu alasan; mendapatkan kabar baik dari Garban Lewis, sang Paus Ketaatan, yang berharap dapat mempertahankan tembok kokoh mereka. Namun setelah keyakinan yang tinggi, apa yang mereka dengar dari salah satu bawahan mereka, yang mereka suruh untuk memberi informasi hannyalah kekalahan total. "Apa kau serius tentang itu?" ucap salah satu dari Paus di sana masih tidak mempercayainya.Sang pembawa pesan hanya bisa berlutut dan menghadap ke bawah sambil gemetar berhadapan dengan para paus. "Y-ya, tidak sal
Namaku adalah Arthur. Aku dilahirkan di desa kecil di kerajaan Brimmid. Ayahku bekerja sebagai tukang pemotong kayu di hutan sekitar desa. Sedangkan ibu, ibu hannyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Mereka sangat baik kepadaku. Ayah selalu menyemangatiku dan tidak pernah bosan untuk bisa membuatku gembira. Begitu juga dengan ibu, ibu selalu dapat menenangkanku kapanpun aku merasa butuh. Setiap aku menangis, ibu selalu ada dan memelukku. Saat umurku sudah menginjak 4 tahun, Aku melihat ibu menangis. Ibu bilang bahwa Ayah akan pergi sangat lama. Butuh waktu sekitar satu tahun hingga akhirnya aku menyadari kalau ayah telah meninggal. Aku mendengar percakapan orang-orang di desa kalau banyak monster berkeliaran di dalam hutan. Kemudian, aku tidak sengaja mendengar ayahku yang menjadi salah satu korbannya. Mereka bilang, ayah mati karena dimakan oleh sekumpulan serigala yang besar saat menebang pohon. Aku kemudian mengingat saat waktu itu, banyak orang berkumpul di depan rumah. M
Aria menuju salah satu bangunan di pusat taman Teokrasi. Bangunan itu memiliki sebuah kubah sebagai atapnya. Interiornya mewah dengan berbagai lukisan serta patung yang terbuat dari emas. Di sana, ia pergi ke salah satu ruangan dengan pintu masuk yang berbeda dari pintu lainnya yang ada di bangunan itu. Ruangan itu dipenuhi oleh buku yang tertata, namun tidak begitu rapi di rak yang seluruhnya menyatu dengan tembok. Buku-buku tebal dan berwarna dengan jumlah yang banyak, hingga beberapa diletakkan di lantai. Ketika dia masuk, dia melihat seseorang sedang membaca salah satu buku yang cukup tebal. Aria tidak menyerang itu karena ia sepertinya mengenal sosok tersebut. Intuisinya tidak salah. Dengan santai ia masuk bersama Florithe dan menyapa, "Sudah lama tidak bertemu, Arthur." Arthur yang ada di di depannya memakai pakaian putih layaknya paladin di kekaisaran, namun lebih mewah layaknya seorang prajurit. Arthur melihat ke arah Aria dan menutup bukunya, "Ya, sudah lama tidak be
Setelah membunuh karakter yang Aria pribadi benci, Aria bersama dengan Florithe keluar dari dalam gedung melewati puing-puing bangunan yang hancur, efek dari serangan pedang Arthur yang bertabrakan dengan pelindung sihir milik Aria. Matahari di sana sudah melumpuhkan warna oranye, dan bayang-bayang bangunan di sekitar taman utama mencerminkan waktunya untuk istirahat dari segala aktivitas. Tetapi taman itu sudah sunyi. Tidak ada satupun aktivitas terasa di taman utama teokrasi yang menjadi pusat dari segala acara keagamaan. Aria yang masih di sekitar gedung itu melihat ke arah matahari dengan mata yang penuh dengan keinginan kuat. Tetapi secara visual matanya hanya menatap keindahan matahari itu. Menjadikan balas dendam sebagai alasan utama ketidakbergunaan diri sendiri berjalan di atas dunia. Dan yang membuat itu semakin buruk, karena menjadikan aksi selingkuh tunangannya sebagai alasan utama. Benar-benar bodoh sekali. Angin berembus yang membuat pakaian Aria dan Florithe mengik